Epilepsi
IDENTITAS
Nama : An. E
Usia : 14 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Pelajar
Alamat : Rawamangun
ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan dengan
alloanamnesis dengan orang tuan dan
kakak pasien
10 tahun SMRS
OS kejang kelojotan seluruh tubuh, mata mendelik ke atas saat berusia 2 tahun tanpa disertai
dengan demam
Berobat ke dokter
3 tahun SMRS
OS kejang dengan gejala yang sama seperti kejang sebelumnya, dalam beberapa tahun terakhir
OS memang sering kejang dengan frekuensi 1-2x/tahun
Jarang minum obat, obat kejang orang tua tidak ingat
SMRS
OS datang ke RS karena kejang seperti sebelumnya
UGD
Kejang
◦ kejang kelojotan dari tangan kemudian dalam waktu
singkat ke seluruh tubuh, mata OS mendelik ke atas
◦ Selama ±10 menit.
◦ Sebelum kejang pasien merasa mual, tidak pernah
mencium bebauan, mendengar suara atau melihat
kilatan.
◦ Saat kejang pasien tidak sadar, mata mendelik ke atas,
dan mulut berbusa, tetapi tidak diikuti oleh gerakan
mengunyah ataupun tertawa.
◦ Setelah kejang, pasien merasa lemas, tampak bingung
dan akhirnya tertidur. Pasien muntah 2x di UGD setelah
kejang. Muntahan tidak menyembur, isi makanan, warna
kekuningan
◦ Kejang terjadi bisa kapan saja, tanpa alasan yang jelas
Riwayat penyakit Dahulu:
Riwayat infeksi telinga (-), Trauma (-), kejang demam (+)
usia 7 bulan. Riwayat Epilepsi sejak usia 10 tahun
(kejang 1-2x tiap tahun, bebas kejang antara 4bulan –
1tahun)
Riwayat Penyakit Keluarga : Epilepsi (-)
Riwayat Pengobatan :
mendapat obat untuk kejang tetapi pasien tidak minum
teratur
Riwayat Kehamilan dan Persalinan :
Selama kehamilan ibu tidak pernah sakit, OS lahir aterm,
pervaginam tanpa ada komplikasi, trauma jalan lahir (-)
Status Generalis
Next...
Status Generalis
◦ Mata : konjungtiva anemis(-),sclera ikterik(-).
◦ Mulut : lembab, stomatitis (-)
◦ Leher : pembesaran KGB (-), JVP normal
◦ Thorax : bentuk dan pergerakan dada simetris
◦ Pulmo : vesikuler,wheezing -/-, rhonki -/-
◦ Cor : BJ I, II murni reguler, murmur (-),
gallop (-)
◦ Abdomen : datar, rata, BU (+) Normal
◦ Ekstremitas :edema (-), akral hangat, sianosis (-).
Status Neurologis (saraf cranial)
Nervus Pemeriksaan Dextra Sinistra
I (olfaktorius) Daya pembau Normosmia Normosmia
II (ophtalmikus) Penglihatan Emetrop Emetrop
Lapang pandang Baik Baik
Reflek Cahaya + +
III (Occulomotor) Ptosis - -
IV (trochlear) Gerak bola mata Baik Baik
VI (abdusens) Pupil Isokor, ukuran Isokor, ukuran 2mm
diplopia 2mm -
-
V (Trigeminal) Kekuatan Baik Baik
menggigit Baik Baik
Membuka rahang - -
Chvostek sign Baik Baik
VII (fascial) M.frontalis Baik Baik
M. Orbikulari okuli Baik Baik
M. Buccinator Baik Baik
M. Orbikularis oris Baik Baik
M. Platisma Baik Baik
VIII (akustikus) Tes Rinne Tidak dinilai Tidak dinilai
Tes Weber Tidak dinilai Tidak dinilai
Tes Schwabach Tidak dinilai Tidak dinilai
Nervus IX Uvula Simetris
(Glossopharingeus), Daya kecap +
X (vagus) Refleks muntah +
Suara +
Menggembungkan +
pipi +
Refleks menelan
XI (aksesorius) M.Sterno Baik Baik
kleidomastoideus Baik Baik
M.Trapezius baik baik
Status Neurologis
Motorik
555 555 Refleks
meninges
555 555 Brudzinsky I -
Brudzinsky II -
Sensorik Lasegue sign -
Keseimbangan dan koordinasi
+ +
Romberg sign Baik
+ + Fukuda Baik
Diagnosis
Edukasi
◦ Memberikan penjelasan kepada pasien
mengenai penyakit yang dialaminya dan
memberikan anjuran meminum obat secara
teratur serta memeriksakan anjuran
pemeriksaan yang sudah ditentukan, dalam hal
ini EEG dan CT scan kepala.
Medikamentosa
◦ Tegretol (Carbamazepin) 2x 200mg.
◦ Asam Folat 1x1 tablet
Tatalaksana
Ad vitam : bonam
Ad functionam : dubia ad malam
Ad sanactionam : dubia ad malam
Prognosis
Pembahasan
Kejang berulang
Tanpa provokasi
Mendadak Bangkitan Epilepsi
Penurunan kesadaran
sementara
Demam (-)
Jantung baik
HT (-) Idiopatik
Riwayat trauma (-)
Pengobatan
◦ karbamazepin 2 x 200 mg
Sesuai dengan epilepsi parsial dan prinsip
pengobatan epilepsi
Absorbsi cepat, konsentrasi puncak 2-6 jam
Waktu paruh 13-17 jam.
Blokade channel Na
◦ asam folat 1 x 1.
melindungi membran sel otak.
Prognosis ad vitam : bonam
◦ epilepsi bukanlah penyakit yang mengancam
nyawa
Prognosis ad functionam :dubia ad
malam
◦ pasien telah mengalami epilepsi pada usia
anak sehingga mengakibatkan terganggunya
fungsi dari otak dan tumbuh kembangnya.
Prognosis ad sanasionam : dubia ad
malam
◦ gambaran EEG menunjukkan hasil yang
abnormal
Tinjauan Pustaka
Bangkitan (seizure) berulang sebagai akibat
dari adanya gangguan fungsi otak secara
intermiten yang disebabkan oleh lepas
muatan listrik abnormal dan berlebihan di
neuron-neuron secara paroksismal, tanpa
provokasi, dan didasari oleh berbagai faktor
etiologi.
Bangkitan umum
Berkaitan dengan lokasi kelainan (localized related)
◦ Idiopatik (primer)
◦ Simtomatik (sekunder)
◦ Kriptogenik
Epilepsi umum dan berbagai sindrom epilepsi
berurutan sesuai dengan peningkatan umur
◦ Idiopatik (primer)
◦ Kriptogenik atau simtomatik berurutan sesuai
dengan peningkatan usia
◦ Simtomatik
Epilepsi dan sindrom yang tak dapat ditentukan
fokal atau umum
Sindrom khusus
Etiologi
Anamnesis deskripsi kejang
◦ Pola/bentuk bangkitan
◦ Lama bangkitan
◦ Gejala sebelum, selama, dan pascabangkitan
◦ Frekuensi bangkitan
◦ Faktor pencetus
◦ Ada/tidaknya penyakit lain yang diderita sekarang
◦ Usia pada saat terjadinya bangkitan pertama
◦ Riwayat pada saat dalam kandungan,
persalinan/kelahiran dan perkembangan bayi/anak
◦ Riwayat terapi epilepsi sebelumnya
◦ Riwayat penyakit epilepsi dalam keluarga
Diagnosis
Pemeriksaan fisik dan neurologik
Pemeriksaan penunjang
◦ Elekstroensefalografi (EEG)
Diagnosis, prognosis, pertimbangan penghentian obat,
menentukan letak fokus, bila ada perubahan bangkitan
◦ Brain imaging (MRI dan CT Scan)
Untuk mengetahui kelainan struktural
◦ Pemeriksaan laboratorium
Darah. LCS (bila curiga infeksi), lain-lain sesuai indikasi
Diagnosis
Pada neonatus dan bayi Pada dewasa
◦ Jittering ◦ Sinkope, dapat sebagai
◦ Apneic spell vasovagal attack,
sinkope kardiogenik,
sinkope hipovolumik,
Pada anak sinkope hipotensi dan
◦ Breath holding spells sinkope saat miksi
◦ Sincope (micturition syncope)
◦ Migren ◦ Transient Ischemic
◦ Bangkitan Attack
psikogenik/konversi ◦ Vertigo
◦ Prolonged QT syndrome ◦ Transient Global
◦ Night Terror Amnesia
◦ Tics ◦ Narkolepsi
◦ Hypercyanotic attack ◦ Bangkitan panik,
(pada Tetralogii Fallot) psikogenik
◦ Sindrom Menier
◦ Tics
Diagnosis Banding
Medikamentosa: Obat Anti Epilepsi (OAE)
◦ Pemilihan OAE didasarkan atas jenis bangkitan epilepsi,
efek samping OAE, interaksi antarobat epilepsi.
◦ OAE akan diberikan setelah dokter menetapkan diagnosis
pasti, menjelaskan tujuan pengobatan dan memberi
informasi kemungkinan efek samping yang akan timbul
◦ Terapi dimulai dengan monoterapi sesuai dengan jenis
bangkitan ataupun jenis sindrom epilepsi
Bedah
◦ dipertimbangkan untuk pasien dengan epilepsi terus-
menerus, refrakter terhadap dosis maksimal
antikonvulsan terutama pada pasien dengan lokasi onset
yang jelas
◦ untuk menghilangkan jaringan epileptogenik
Terapi
Jenis Bangkitan OAE Lini Pertama OAE Lini Kedua OAE Lain yang dapat OAE yang
dipertimbangkan sebaiknya dihindari