Anda di halaman 1dari 37

Laporan Kasus

Epilepsi
IDENTITAS
 Nama : An. E
 Usia : 14 tahun
 Agama : Islam
 Pekerjaan : Pelajar
 Alamat : Rawamangun
ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan dengan
alloanamnesis dengan orang tuan dan
kakak pasien

 Keluhan utama : kejang kelojotan


seluruh tubuh SMRS
Riwayat Penyakit
Sekarang
13 tahun SMRS
Os kejang demam (+) saat berusia 7 bulan
Berobat ke dokter diberikan obat kejang

10 tahun SMRS
OS kejang kelojotan seluruh tubuh, mata mendelik ke atas saat berusia 2 tahun tanpa disertai
dengan demam
Berobat ke dokter

3 tahun SMRS
OS kejang dengan gejala yang sama seperti kejang sebelumnya, dalam beberapa tahun terakhir
OS memang sering kejang dengan frekuensi 1-2x/tahun
Jarang minum obat, obat kejang orang tua tidak ingat

SMRS
OS datang ke RS karena kejang seperti sebelumnya

UGD
 Kejang
◦ kejang kelojotan dari tangan kemudian dalam waktu
singkat ke seluruh tubuh, mata OS mendelik ke atas
◦ Selama ±10 menit.
◦ Sebelum kejang pasien merasa mual, tidak pernah
mencium bebauan, mendengar suara atau melihat
kilatan.
◦ Saat kejang pasien tidak sadar, mata mendelik ke atas,
dan mulut berbusa, tetapi tidak diikuti oleh gerakan
mengunyah ataupun tertawa.
◦ Setelah kejang, pasien merasa lemas, tampak bingung
dan akhirnya tertidur. Pasien muntah 2x di UGD setelah
kejang. Muntahan tidak menyembur, isi makanan, warna
kekuningan
◦ Kejang terjadi bisa kapan saja, tanpa alasan yang jelas
 Riwayat penyakit Dahulu:
Riwayat infeksi telinga (-), Trauma (-), kejang demam (+)
usia 7 bulan. Riwayat Epilepsi sejak usia 10 tahun
(kejang 1-2x tiap tahun, bebas kejang antara 4bulan –
1tahun)
 Riwayat Penyakit Keluarga : Epilepsi (-)

 Riwayat Pengobatan :
mendapat obat untuk kejang tetapi pasien tidak minum
teratur
 Riwayat Kehamilan dan Persalinan :
Selama kehamilan ibu tidak pernah sakit, OS lahir aterm,
pervaginam tanpa ada komplikasi, trauma jalan lahir (-)

 Riwayat Tumbuh Kembang :


OS berhenti sekolah kelas 3 SD karena tidak bisa mengikuti
pelajaran. Berdiri dan berjalan sesuai usia (12bulan), kesulitan
berbahasa, kosakata tidak seperti anak usia 14 tahun, sosial tidak
ada masalah. Menurut Orang tua IQ OS rendah.
Keadaan : Sakit Ringan
Kesadaran : Compos Mentis
GCS : 15 (E4 V5 M6)
Tanda-tanda Vital : :
◦ TD : 120/80 mmHg
◦ Pulse : 82 kali/menit (isi cukup, kuat
angkat, reguler)
◦ RR : 20 kali/ menit (reguler)
◦S : 37,0 ⁰ C
Kesan Gizi : Baik
Kooperatif : Pasien kooperatif

Status Generalis
Next...
 Status Generalis
◦ Mata : konjungtiva anemis(-),sclera ikterik(-).
◦ Mulut : lembab, stomatitis (-)
◦ Leher : pembesaran KGB (-), JVP normal
◦ Thorax : bentuk dan pergerakan dada simetris
◦ Pulmo : vesikuler,wheezing -/-, rhonki -/-
◦ Cor : BJ I, II murni reguler, murmur (-),
gallop (-)
◦ Abdomen : datar, rata, BU (+) Normal
◦ Ekstremitas :edema (-), akral hangat, sianosis (-).
Status Neurologis (saraf cranial)
Nervus Pemeriksaan Dextra Sinistra
I (olfaktorius) Daya pembau Normosmia Normosmia
II (ophtalmikus) Penglihatan Emetrop Emetrop
Lapang pandang Baik Baik
Reflek Cahaya + +
III (Occulomotor) Ptosis - -
IV (trochlear) Gerak bola mata Baik Baik
VI (abdusens) Pupil Isokor, ukuran Isokor, ukuran 2mm
diplopia 2mm -
-
V (Trigeminal) Kekuatan Baik Baik
menggigit Baik Baik
Membuka rahang - -
Chvostek sign Baik Baik
VII (fascial) M.frontalis Baik Baik
M. Orbikulari okuli Baik Baik
M. Buccinator Baik Baik
M. Orbikularis oris Baik Baik
M. Platisma Baik Baik
VIII (akustikus) Tes Rinne Tidak dinilai Tidak dinilai
Tes Weber Tidak dinilai Tidak dinilai
Tes Schwabach Tidak dinilai Tidak dinilai
Nervus IX Uvula Simetris
(Glossopharingeus), Daya kecap +
X (vagus) Refleks muntah +
Suara +
Menggembungkan +
pipi +
Refleks menelan
XI (aksesorius) M.Sterno Baik Baik
kleidomastoideus Baik Baik
M.Trapezius baik baik
Status Neurologis
 Motorik
555 555 Refleks
meninges
555 555 Brudzinsky I -
Brudzinsky II -
 Sensorik Lasegue sign -
Keseimbangan dan koordinasi
+ +
Romberg sign Baik
+ + Fukuda Baik

Jari ke jari Baik

Jari ke hidung Baik


Next...
 Reflek Fisiologi
Refleks Dextra Sinistra
fisiologis
Triseps + +
Biseps + +
Patella + +
Achilles + +

 Reflek patologi Refleks patologis Dextra Sinistra


Babinski - -
Chaddock - -
Oppenheim - -
Gordon - -
Kaku kuduk - -
Kernig sign - -
RESUME
 Anak laki-laki, 14 tahun, datang dg keluhan kejang
kelojotan dari tangan dalam waktu singkat ke seluruh
tubuh dan mata mendelik ke atas, 3x, selama ±10 menit.
Preiktal mual, iktal tidak sadar, mata mendelik ke atas,
dan mulut berbusa, postiktal lemas, tampak bingung,
muntah 2x dan akhirnya tertidur. Kejang pertama terjadi
10 tahun SMRS, 3 tahun terakhir kejang makin sering, 1-
2x / tahun karena jarang minum obat. Terdapat riwayat
kejang demam saat berusia 7 bulan. Riwayat epilepsi
dalam keluarga disangkal. Riwayat gangguan tumbuh
kembang (+)
 Pada pemeriksaan fisik, ditemukan hasil-hasil dalam batas
normal, dan pada pemeriksaan neurologis GCS 15
(E4V5M6), defisit neurologik fokal tidak ada.
 Usulan Pemeriksaan
◦ Pemeriksaan elektroensefalografi (EEG)
◦ CT-Scan dan pemeriksaan Magnetic
Resonance Imaging untuk mencari etiologi
Hasil EEG
 Perekaman dilakukan dalam keadaan sadar, tanpa
premedikasi dan menggunakan elektroda khusus. Latar
belakang berupa irama alfa 10-11 spd amplitudo sedang,
bereaksi dengan buka dan tutup mata.
 Tampak gelombang tajam diikuti gelombang lambat di T2,
PG2, FB, T4 dengan fase reversal di F8. Tampak 2x
gelombang tajam di T1, PG1, T5, T3, F7.
 Selama hiperventilasi dan stimulasi fotik tak tampak
perubahan yang berarti.
 Kesan : EEG abnormal berupa aktifitas epileptiform di
temporal depan kanan dan dicurigai juga di temporal
depan kiri.
 Klinis :
◦ Bangkitan umum sekunder (Secondary
generalized seizure) berulang, retardasi
mental ringan
 Topis :
◦ Lobus temporalis kanan dan kiri
 Patologis :
◦ Epilepsi et causa Idiopatik
 Etiologi :
◦ Cetusan listrik neuronal yang abnormal

Diagnosis
 Edukasi
◦ Memberikan penjelasan kepada pasien
mengenai penyakit yang dialaminya dan
memberikan anjuran meminum obat secara
teratur serta memeriksakan anjuran
pemeriksaan yang sudah ditentukan, dalam hal
ini EEG dan CT scan kepala.

 Medikamentosa
◦ Tegretol (Carbamazepin) 2x 200mg.
◦ Asam Folat 1x1 tablet

Tatalaksana
 Ad vitam : bonam
 Ad functionam : dubia ad malam
 Ad sanactionam : dubia ad malam

Prognosis
Pembahasan
Kejang berulang
Tanpa provokasi
Mendadak Bangkitan Epilepsi
Penurunan kesadaran
sementara

Tangan  seluruh tubuh


Parsial kompleks umum tonic
clonic
Aura  merasa mual Secondary
Automatisme (-) generalized
EEG  abnormal lobus
temporal kanan dan kiri

Demam (-)
Jantung baik
HT (-) Idiopatik
Riwayat trauma (-)
 Pengobatan
◦ karbamazepin 2 x 200 mg
 Sesuai dengan epilepsi parsial dan prinsip
pengobatan epilepsi
 Absorbsi cepat, konsentrasi puncak 2-6 jam
 Waktu paruh 13-17 jam.
 Blokade channel Na
◦ asam folat 1 x 1.
 melindungi membran sel otak.
 Prognosis ad vitam : bonam
◦ epilepsi bukanlah penyakit yang mengancam
nyawa
 Prognosis ad functionam :dubia ad
malam
◦ pasien telah mengalami epilepsi pada usia
anak sehingga mengakibatkan terganggunya
fungsi dari otak dan tumbuh kembangnya.
 Prognosis ad sanasionam : dubia ad
malam
◦ gambaran EEG menunjukkan hasil yang
abnormal
Tinjauan Pustaka
 Bangkitan (seizure) berulang sebagai akibat
dari adanya gangguan fungsi otak secara
intermiten yang disebabkan oleh lepas
muatan listrik abnormal dan berlebihan di
neuron-neuron secara paroksismal, tanpa
provokasi, dan didasari oleh berbagai faktor
etiologi.

 Sindrom epilepsi adalah sekumpulan gejala


dan tanda klinik epilepsi yang terjadi secara
bersama-sama yang berhubungan dengan
etiologi, umur, awitan (onset), jenis
bangkitan, faktor pencetus, dan kronisitas.
Definisi
Mekanisme penurunan
inhibisi

 Defek pada (GABA)-A Mekanisme


peningkatan eksitasi
inhibition
 Defek pada (GABA)-B  Peningkatan
inhibition aktivasi reseptor
 Defek pada aktivasi NMDA
 Peningkatan
neuron GABA sinkronisasi
 Defek buffering antarneuron akibat
kalsium intraseluler interaksi ephaptic
 Peningkatan
sinkronisasi atau
aktivasi akibat
eksitatorik kolateral
Patofisiologi berulang
Klasifikasi ILAE 1981 untuk
jenis bangkitan epilepsi
 Bangkitan parsial
◦ Bangkitan parsial sederhana
 Motorik
 Sensorik
 Otonom
 Psikis
◦ Bangkitan parsial kompleks
 Bangkitan parsial sederhana yang diikuti dengan gangguan
kesadaran
 Bangkitan parsial sederhana yang disertai gangguan kesadaran
saat awal bangkitan
◦ Bangkitan parsial yang menjadi umum sekunder
 Parsial sederhana yang menjadi umum tonik klonik
 Parsial kompleks menjadi umum tonik klonik
 Parsial sederhana menjadi parsial kompleks kemudian menjadi
umum tonik klonik
 Bangkitan umum
◦ Lena (absence)
◦ Mioklonik
◦ Klonik
◦ Tonik
◦ Tonik-klonik
◦ Atonik
 Tak tergolongkan
Klasifikasi ILAE 1981 untuk jenis
bangkitan epilepsi
Bangkitan parsial

Bangkitan umum sekunder

Bangkitan umum
 Berkaitan dengan lokasi kelainan (localized related)
◦ Idiopatik (primer)
◦ Simtomatik (sekunder)
◦ Kriptogenik
 Epilepsi umum dan berbagai sindrom epilepsi
berurutan sesuai dengan peningkatan umur
◦ Idiopatik (primer)
◦ Kriptogenik atau simtomatik berurutan sesuai
dengan peningkatan usia
◦ Simtomatik
 Epilepsi dan sindrom yang tak dapat ditentukan
fokal atau umum
 Sindrom khusus

KLASIFIKASI BERDASARKAN ILAE


1989 UNTUK SINDROM EPILEPSI
 Idiopatik
◦ penyebabnya tidak diketahui, umumnya
mempunyai predisposisi genetik.
 Kriptogenik
◦ dianggap simtomatik tetapi penyebabnya
belum diketahui
◦ sindrom West, sindrom Lennox-Gastaut, dan
epilepsi mioklonik
◦ Gambaran klinik sesuai dengan ensefalopati
difus
 Simtomatik
◦ kelainan/lesi pada susunan saraf pusat (SSP)

Etiologi
 Anamnesis  deskripsi kejang
◦ Pola/bentuk bangkitan
◦ Lama bangkitan
◦ Gejala sebelum, selama, dan pascabangkitan
◦ Frekuensi bangkitan
◦ Faktor pencetus
◦ Ada/tidaknya penyakit lain yang diderita sekarang
◦ Usia pada saat terjadinya bangkitan pertama
◦ Riwayat pada saat dalam kandungan,
persalinan/kelahiran dan perkembangan bayi/anak
◦ Riwayat terapi epilepsi sebelumnya
◦ Riwayat penyakit epilepsi dalam keluarga

Diagnosis
 Pemeriksaan fisik dan neurologik
 Pemeriksaan penunjang
◦ Elekstroensefalografi (EEG)
 Diagnosis, prognosis, pertimbangan penghentian obat,
menentukan letak fokus, bila ada perubahan bangkitan
◦ Brain imaging (MRI dan CT Scan)
 Untuk mengetahui kelainan struktural
◦ Pemeriksaan laboratorium
 Darah. LCS (bila curiga infeksi), lain-lain sesuai indikasi

Diagnosis
 Pada neonatus dan bayi  Pada dewasa
◦ Jittering ◦ Sinkope, dapat sebagai
◦ Apneic spell vasovagal attack,
sinkope kardiogenik,
sinkope hipovolumik,
 Pada anak sinkope hipotensi dan
◦ Breath holding spells sinkope saat miksi
◦ Sincope (micturition syncope)
◦ Migren ◦ Transient Ischemic
◦ Bangkitan Attack
psikogenik/konversi ◦ Vertigo
◦ Prolonged QT syndrome ◦ Transient Global
◦ Night Terror Amnesia
◦ Tics ◦ Narkolepsi
◦ Hypercyanotic attack ◦ Bangkitan panik,
(pada Tetralogii Fallot) psikogenik
◦ Sindrom Menier
◦ Tics

Diagnosis Banding
 Medikamentosa: Obat Anti Epilepsi (OAE)
◦ Pemilihan OAE didasarkan atas jenis bangkitan epilepsi,
efek samping OAE, interaksi antarobat epilepsi.
◦ OAE akan diberikan setelah dokter menetapkan diagnosis
pasti, menjelaskan tujuan pengobatan dan memberi
informasi kemungkinan efek samping yang akan timbul
◦ Terapi dimulai dengan monoterapi sesuai dengan jenis
bangkitan ataupun jenis sindrom epilepsi
 Bedah
◦ dipertimbangkan untuk pasien dengan epilepsi terus-
menerus, refrakter terhadap dosis maksimal
antikonvulsan terutama pada pasien dengan lokasi onset
yang jelas
◦ untuk menghilangkan jaringan epileptogenik

Terapi
Jenis Bangkitan OAE Lini Pertama OAE Lini Kedua OAE Lain yang dapat OAE yang
dipertimbangkan sebaiknya dihindari

Bangkitan umum tonik Sodium Valproate Clobazam Clonazepam


klonik Lamotrigine Levetiracetam Phenobarbital
Topiramate Oxcarbazepine Phenytoin
Carbamazepine Acetazolamide
Bangkitan lena Sodium Valproate Clobazam Carbamazepine
Lamotrigine Topiramate Gabapentin
Oxcarbazepine
Bangkitan mioklonik Sodium Valproate Clobazam Carbamazepine
Topiramate Topiramate Gabapentin
Levetiracetam Oxcarbazepine
Lamotrigine
Piracetam
Bangkitan tonik Sodium Valproate Clobazam Phenobarbital Carbamazepine
Lamotrigine Levetiracetam Phenytoin Oxcarbazepine
Topiramate

Bangkitan atonik Sodium Valproate Clobazam Phenobarbital Carbamazepine


Lamotrigine Levetiracetam Acetazolamide Oxcarbazepine
Topiramate Phenytoin

Bangkitan fokal Carbamazepine Clobazam Clonazepam


dengan/tanpa umum Oxcarbazepine Gabapentin Phenobarbital
sekunder Sodium Valproate Levetiracetam Acetazolamide
Topiramate Phenytoin
Lamotrigine Tiagabinee
Dosis obat anti epilepsi untuk
dewasa
Obat Dosis awal Dosis rumatan Jumlah dosis Waktu Paruh Waktu tercapainya
(mg/hari) (mg/hari) per hari Plasma (Jam) Steady State (Hari)
Carbamazepine 400-600 400-1600 2-3x 15-35 2-7

Phenytoin 200-300 200-400 1-2x 10-80 3-15

Asam valproat 500-1000 500-2500 2-3x 12-18 2-4

Phenobarbital 50-100 50-200 1 50-170

Clonazepam 1 4 1 atau 2 20-60 2-10

Clobazam 10 10-30 2-3x 10-30 2-6

Oxcarbazepine 600-900 600-3000 2-3x 8-15

Levatiracetam 1000-2000 1000-3000 2x 6-8 2

Topiramate 100 100-400 2x 20-30 2-5

Gabapentin 900-1800 900-3600 2-3x 5-7 2

Lamotrigine 50-100 20-200 1-2x 15-35 2-6


 Didiskusikan dengan pasien atau
keluarganya setelah bebas bangkitan
selama minimal 2 tahun
 Gambaran EEG normal
 Bertahap, umumnya 25% dosis semula,
setiap bulan dalam jangka waktu 3-6
bulan.
 Penghentian dimulai dari satu OAE yang
bukan utama.

Syarat penghentian OAE

Anda mungkin juga menyukai