. Kejang Tonik
Kejang ini biasanya terdapat pada bayi baru lahir
dengan berat badan rendah dengan masa kehamilan
kurang dari 34 minggu dan bayi dengan komplikasi
prenatal berat. Bentuk klinis kejang ini yaitu berupa
pergerakan tonik satu ekstrimitas atau pergerakan
tonik umum dengan ekstensi lengan dan tungkai
yang menyerupai deserebrasi atau ekstensi tungkai
dan fleksi lengan bawah dengan bentuk dekortikasi.
Kejang Klonik
Kejang Klonik dapat berbentuk fokal, unilateral,
bilateral dengan pemulaan fokal dan multifokal yang
berpindah-pindah. Bentuk klinis kejang klonik fokal
berlangsung 1 –3 detik, terlokalisasi dengan baik,
tidak disertai gangguan kesadaran dan biasanya
tidak
MANIFESTASI KLINIS
Mekanisme dasar terjadinya kejang akibat loncatan muatan listrik yang berlebihan
dan sinkron pada otak atau depolarisasi otak yang mengakibatkan gerakan yang
berulang. Terjadinya depolarisasi pada syaraf akibat masuknya natrium dan
repolarisasi terjadi karena keluarnya kalium melalui membrane sel. Untuk
mempertahankan potensial membrane memerlukan energi yang berasal dari ATP
dan tergantung pada mekanisme pompa yaitu keluarnya Natrium dan masuknya
Kalium. Dalam keadaan normal, membran sel neuron dapat dilalui oleh ion K,
ion Na, dan elektrolit seperti Cl. Konsentrasi K+ dalam sel neuron lebih tinggi
daripada di luar sel, sedangkan konsentrasi Na+ di dalam sel lebih rendah daripada
di luar sel. Karena perbedaan jenis dan konsentrasi ion di dalam dan di luar sel
maka terdapat perbedaan potensial membrane.
Pada keadaan demam, kenaikan suhu 1 derajat celcius akan menyebabkan
metabolisme basal meningkat 10 – 15% dan kebutuhan oksigen meningkat 20%.
Jadi pada kenaikan suhu tertentu dapat terjadi perubahan keseimbangan dari
membran dan dalam waktu yang singkat terjadi difusi dari ion kalium maupun
natrium melalui membran, dengan akibat terjadinya lepas muatan listrik. Lepas
muatan listrik ini sedemikian besarnya sehingga dapat meluas ke seluruh sel
maupun ke membran sel lainnya dengan bantuan bahan yang disebut
neurotransmitter sehingga terjadi kejang.
WOC
PENATALAKSANAAN
Medis
Berikut antikonvulsan yang umum dipakai :
1. Fenobarbital—indikasi : kejang mioklonik, kejang tonik-klonik, status
epileptikus; kadar terapeutik : 1115-40 mcg/ml
2. Fenitoin ( Dilantin)—indikasi : kejang parsial, kejang tonik-klonik, status
epileptikus; kadar terapeutik : 10-20 mcg/ml
3. Karbamazepin (Tegretol)—indikasi : kejang parsial, kejang tonik-klonik;
kadar terapeutik : 4-12 mcg/ml
4. Asam valproate (Depakene)—indikasi : kejang absens atipik, kejang
mioklonik, kejang tonik-klonik, kejang atonik, dan terutama bermanfaat
untuk gangguan kejang campuran; kadar terapeutik : 40-100 mcg/ml
5. Primidon (Mysoline)—indikasi : kadang-kadang dipakai untuk
mengobati kejang tonik-klonik; kadar terapeutik : 4-12 mcg/ml
6. Etosuksimid (Zarontin)—indikasi : kejang absens.
7. Klonazepam (klonopin)—indikasi : kejang absens, kejang tonik-klonik,
spasme infantile.
Keperawatan
1. Bayi dirawat di incubator yang dapat mempertahankan
suhu tubuh bayi 36,50 sampai 37 0 c. tinggikan kaki
incubator bagian kepala kira-kira 300; tidak usah
dipakaikan baju agar mudah mengamati pernapasannya,
tetapi pakaikan popok (jangan telanjang walaupun bayi
kecil).
2. Bayi tidak boleh diangkat selama 3x24 jam pertama; bila
perlu sekali pada waktu mengangkat bayi kepalanya harus
diangkat dengan hati-hati.
3. Diberikan O2 secara rumat (1-2 L/menit) sampai keadaan
sianosis hilang. Jika sedang terjadi kejang dapat diberikan
lebih tinggi boleh sampai 4L/menit dan bila kejang berhenti
diturunkan secara rumah
Pemeriksaan diagnostik