A. Pengkajian
1. Identitas Pasien
pukul 16.00 wib dan didapatkan data identitas pasien. Pasien bernama Ny.S yang
jenis kelamin perempuan, pekerjaan sebagai ibu rumah tangga dengan tingkat
pendidikan terakhir SD. Pasien masuk ke rumah sakit umum daerah Dr. M. Yunus
Bengkulu pada tanggal 09 desember 2014 melalui IGD dengan diagnosis dispepsia
dengan riwayat DM tipe II. Selama dirumah sakit penanggung jawab dari Ny.S yaitu
2. Riwayat Keperawatan
a. Keluhan utama
Pasien datang ke rumah sakit umum daerah Dr. M. Yunus Bengkulu pada
tanggal 09 desember 2014, pasien mengeluh nyeri, demam, dan muntah bewarna
hitam.
mengatakan nyeri pada ulu hati.Keadaan ini dirasakan pasien ±1 hari yang
lalu.Pasien mengatakan nyeri seperti terbakar pada daerah ulu hati.Nyeri dirasakan
1
2
hilang timbul dengan skala nyeri 6. Pasien mengatakan nyeriakan bertambah jika
perut terasa kosong dan setelah makan. Rasa nyeri timbul disertai dengan mual,
mengalami penyakit seperti yang dirasakan pasien saat ini, yaitu nyeri pada ulu
hati, namun tidak terlalu parahsehingga tidak sampai dibawa ke rumah sakit,
pasien mengatakan biasanya pasien hanya minum obat yang dibelinya diwarung
penyakit yang serupa dengan yang dialami oleh pasien saat ini, tetapi penyakit ibu
pasien tidak terlalu parah sehingga ibu pasien tidak sampai dibawa ke rumah sakit.
riwayat penyakit keturunan yang sama dengan pasien yaitu DM tipe II, selain itu
didalam keluarganya tidak ada yang memiliki penyakit menular seperti TBCdan
hepatitis.
e. Pola kebiasaan
perubahan pola kebiasaan. Sebelum sakit pasien pasien makan sebanyak 2x sehari,
tidak nafsu makan, karena mual muntah, pasien biasa makan setengah porsi.
Setelah sakit pasien makan sebanyak 3x, nafsu makan pasien kurang, karena
3
pasien mengalami mual dan muntah, pasien biasa hanya menghabiskan 4-5 sendok
makan, makanan yang diberikan dari rumah sakit berupa makanan lunak. Sebelum
Pada pola eliminasi pasien, pasien sebelum sakit biasa berkemih 4-5 kali,
pasien tidak mengalami gangguan pada saluran kemih, sedangkan Bab pasien
biasanya pada pagi hari, pasien tidak pernah mengalami konstipasi, ketika
dirumah sakit pasien biasa berkemih 2-3 kali, dengan jumlah ±500 cc pasien juga
Pada pola personal higiene pasien biasa mandi, sikat gigi, dan cuci rambut 3
kali sehari dengan waktu yang bersamaan, ketika dirumah sakit pasien hanya dilap
oleh keluarga biasanya pada pagi hari, dirumah sakit pasien belum pernah cuci
rambut. Pada pola istirahat tidur dirumah pasien biasa tidur pada malam hari
selama ±8 jam, dan pasien juga mengatakan jarang tidur siang, ketika dirumah
sakit pasien tidur malam ±8 jam, akan tetapi kadang kadang sering terbangun pada
malam hari, pasien juga sering tidur siang ketika dirumah sakit ±2-3 jam. Pasien
ketika sebelum sakit pasien biasa melakukan aktivitas ringan di rumah seperti
memasak, mencuci, ketika dirumah sakit pasien hanya tiduran diatas tempat tidur
saja.Pada pengkajian status pasien baik sebelum sakit maupun ketika dirumah
3. Pemeriksaan Fisik
pemeriksaan secara umum. Pasien terlihat lemah, berat badan pasien ketika ditimbang
50 kg, tinggi badan 163 cm, tekanan darah 140/90 mmHg, frekwensi nafas 24x/m,
4
penglihatan posisi mata terlihat simetris antara kiri dan kanan, kelopak mata tidak
terlihat adanya edema, pergerakan bola mata simetris antara kiri dan kanan,
konjungtiva mata pasien terlihat anemis dan sclera anikterik, serta ketika bola mata
pasien diberikan respon cahaya pupil pasien terlihatt mengecil, dari hasil pemeriksaan
telinga terlihat lengkap, ada 2 simetris antara kiri dan kanan, kondisi telinga bersih ,
fungsi pendengaran pasien normal dan pasien tidak menggunakan alat bantu
pendengaran.
dan jelas. Pemeriksaan sistem pernafasan, tidak terdapat sumbatan jalan nafas, pada
saat auskultasi suara nafas vasikuler, pasien tidak mengalami batuk, dan tidak terdapat
darah 140/90 mmHg, pasien tidak mengalami nyeri dada dan pada saat dilakukan
auskultasi suara 1 dan 2 terdengar dan tidak terdapat suara tambahan, pada sirkulasi
perifer pasien terlihat sianosis, dan cafillary refill pasien dapat kembali lebih dari 3
pasien terlihat pucat.Pemeriksaan sistem saraf pusat, pasien mengeluh sakit kepala,
gigi terdapat carries, tidak terdapat stomatis, lidah terlihat kotor, pasien terlihat
muntah 2x, nyeri pada ulu hati, nyeri hilang timbul skala nyeri 6. Pada saat dilakukan
5
palpasi pada abdomen terjadi distensi, dan tidak ada nyeri lepas tekan pada bagian
abdomen.Perkusi resonan, suara bising usus terdengar 6 –8 x/menit, dan pasien tidak
pemeriksaan tidak terjadi perubahan pola kemih, pasien mengatakan tidak merasakan
sakit pinggang, frekwensi Bak 2-3 kali dalam dengan jumlah ± 500cc sehari. Pada
warna kulit pasien merata, temperatur suhu tubuh 38,3°C, keadaan kulit pasien bersih.
dalam pergerakan karena pasien terpasang infus pada tangan sebelah kiri, pasien juga
tidak merasa sakit pada tulang, sendi, maupun kulit, keadaan tonus otot pasien baik,
pasien dapat melakukan aktivitas ringan, dengan kekuatan tonus otot ekstermitas atas
4. Pemeriksaan Laboratorium
5. Penatalaksanaan Medis
a. Obat parentral
1) IVFD NaCl : Gttxx/menit
2) Ranitidine : 2x 1amp
3) Cefotaxime : 2x 1amp
4) Keterolac : 2x 1amp
b. Obat oral
1) Dexanta sirup : 3x 1 sdm
2) Paracetamol 500 mg: 3x 1 tablet
3) Metformin 500 mg : 3x1tablet
B. Analisa Data
C. Diagnosa Keperawatan
konsentrasi Hb
D. Rencana Keperawatan
Diagnose Perencanaan
No Hari/ Tgl Rasional
keperawatan Tujuan dan kriteria hasil Intervensi
1 Rabu Ketidak NOC : NIC
10-12-14 efektifan Integritas jaringan: Status pernapasan : pertukaran
perfusi kulit dan membran gas
jaringan mukosa 1. Auskultasi suara napas 1. Adanya suaran napas tambahan
perifer Menunjukkan Integritas 2. Monitor respirasi dan status o2 menujukan abnormalitas fungsi
berhubungan jaringan: kulit dan 3. Monitor pola napas dan irama 2. Meninjau pernafasan abnormal.
dengan membran mukosa, napas. 3. Irama yang irregular menunjukkan
penurunan dibuktikan dengan 4. Catat pergerakan dada, gangguan pola napas.
konsentrasi indikator : kesimetrisan dan penggunaan 4. Menandakan gangguan pernafasan.
Hb 1. Suhu otot tambahan, retraksi otot
2. Sensasi supraklavikular dan interkostal.
3. Elastisitas 5. Observasi sianosis khusus 5. Menunjukan kurang suplay O2
4. Ketebalan kulit perfusi membran mukosa
jaringan. 6. Pantau area adanya penurunan 6. Penurunan ventilasi menunjukan
Dengan level: ventilasi adanya gangguan
1. Gangguan ekstrem
2. Berat Ketidak efektifan pompa jantung:
3. Sedang 1. Monitor irama dan jumlah 1. Peningkatan denyut jantung
4. Ringan denyut jantung menadakan distres pernafasan.
5. Tidak ada 2. Auskultasi suara jantung dan 2. Adanya bunyi tambahan
46
2. Hipertermia. diberikakan
3. Dehidrasi. 5. Tingkatkan intake cairan dan 5. Mencegah terjadinya kekurangan
4. Mengantuk. nutrisi caira dan nutrisi
Dengan level: 6. Selimuti pasien untuk 6. Mencegah terjadi kehilangan suhu
1. Gangguan Ekstrem mencegah hilangnya tubuh
2. Berat kehangatan tubuh
3. Sedang 7. Berikan anti piretik jika perlu 7. Mencegah terjadinya menggigil.
4. Ringan
5. Tidak ada gangguan Pemantauan Tanda Vital
Nilai yang di harapkan 4 1. Monitor TD, nadi, suhu, dan 1. Mengetahui status vital sign pasien
sampai 5 RR 2. Membandingkan apakah ada
2. Monitor VS saat pasien perbedaan VS pasie pada posisi
Termoregulasi: berbaring, duduk, atau berdiri yang berbeda
Menunjukkan 3. Monitor kualitas dari nadi 3. Melihat status kerja jantung
termoregulasi, yang 4. Monitor suhu, warna, dan 4. apakah ada tanda yang
dibuktikan oleh indicator: kelembaban kulit memperburuk akibat peningkatan
1. Berkeringat saat suhu
panas 5. Monitor sianosis perifer 5. Mengetahui status O2 dalam darah
2. Denyut nadi radialis 6. Identifikasi penyebab dari 6. Membuat intervensi yang sesuai
3. Frekwensi perubahan vital sign dengan keadaan pasien
pernafasan.
Dengan level: Terapi Demam
1. Gangguan Ekstrem 1. Kompres pasien pada lipat paha 1. Menjaga suhu tubuh pasien agar
2. Berat dan aksila tetap stabil
3. Sedang 2. Berikan anti piretik 2. Menurunkan suhu tubuh
4. Ringan 3. Berikan pengobatan untuk 3. Mengurangi peningkatan suhu
5. Tidak ada mengatasi penyebab demam tubuh
gangguan 4. Kolaborasi pemberian cairan 4. Mengganti cairan tubuh yang
Nilai yang di harapkan 4 intravena hilanh akibat peningkatan suhu
48
sampai 5 tubuh.
5. Berikan pengobatan untuk 5. Mencegah pasien agar tidak
mencegah terjadinya menggigil menggigil
3 Rabu Nyeri Pengendalian Nyeri: Manajemen Nyeri
10-12-14 berhubungan Memperlihatkan 1. Lakukan pengkajian nyeri 1. Mengetahui perkembangan nyeri
dengan pengendalian nyeri, yang secara komprehensif termasuk dan tanda-tanda nyeri sehingga
iritasi dibuktikan dengan lokasi, karakteristik, durasi, dapat menentukan intervensi yang
mukosa indikator: frekuensi, kualitas dan faktor akan diberikan
lambung 1. Mengenali faktor presipitasi
penyebab dan 2. Observasi reaksi nonverbal dari 2. Membantu dalam membuat
menggunakan ketidaknyamanan diagnosa dan kebutuhan terapi
tindakan untuk 3. Evaluasi pengalaman nyeri 3. Mengetahui cara penangan nyeri
memodifikasi faktor masa lampau yang biasa dilakukan oleh pasien.
tesebut 4. Tingkatkan istirahat 4. Mengurangi nyeri pasien.
2. Menggunakan 5. Kontrol lingkungan yang dapat 5. Menghindari faktor yang akan
tindakan pencegahan. mempengaruhi nyeri seperti membuat nyeri pasien semakin
3. Melaporkan nyeri suhu ruangan, pencahayaan dan bertambah
dapat dikendalikan. kebisingan
Dengan level: 6. Kurangi faktor presipitasi nyeri 6. Menghindari nyeri bertambah
1. Tidak pernah 7. Ajarkan tentang teknik non 7. Membantu pasien mengurangi
2. Jarang farmakologi, Kompres hangat nyeri
3. Kadang-kadang 8. Berikan analgetik untuk 8. Membantu pasien mengurangi
4. Sering mengurangi nyeri nyeri dengan tidakan non obat.
5. Selalu 9. Kolaborasikan dengan dokter 9. Menentukan tindakan yang akan
Nilai yang di harapkan 4 jika ada keluhan dan tindakan diberikan selanjutnya
sampai 5 nyeri tidak berhasil
E. Implementasi Keperawatan
Tabel 3.5 Implementasi keperawatan
(Implementasi hari pertama)
Nama : Ny. S Umur : 56 th
Ruangan : kenanga No. reg : 63 72 73
No.
Hari/ Tgl Implementasi Respon hasil
diagnosa
Rabu I 1. Mengamati tanda-tanda oksigen yang 1. Setelah dilakukan pemeriksaan,
10/12/2014 disebabkan hipoventilasi didapatkan pernafasan pasien terlihat
2. Memonitor kecepatan, irama, kedalaman cepat dan dangkal
danupayapernafasan 2. Setelah dilakukan pemeriksaan Frekwensi
pernafasan pasien 24x/m, nafas cepat dan
dangkal
3. mengelolaoksigen sesuai order 3. Pasien tampak menerima pemasangan
oksigen.
4. Memberikan cairan IV line 4. Pasien tidak merasa terganggu dengan
pemasangan infus
5. Mendengarkan suara nafas setelah 5. Setelah dilakukan pemeriksaan suara nafas
tindakan untuk catatan hasil pasien terdengar vesikuler
6. Monitor untuk dispnea dan 6. Setelah dilaukan pemeriksaan pasien
peristiwayang terlihat sesak, sesak akan bertambah parah
meningkatkandanmemperburuk ketika pasien merasakan nyeri.
pernafasan 7. TD: 130/90 mmHg, N : 80x/ m
7. memonitor vital sign P :24x/ m. S : 37,4°C
Rabu II 1. Memonitor suhu sesering mungkin 1. Setelah dilakukan pengukuran suhu tubuh
10/12/2014 pasien didapatkan suhu pasie 38, 3°C
54
Rabu III 1. melakukan pengkajian nyeri secara 1. P :Nyeri dirasakan pasien ketika perut
10/12/2014 komprehensif termasuk lokasi, sedang kosong dan setelah makan
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas Q :Nyeri dirasakan pasien seperti terbakar
dan faktor presipitasi R: Nyeri dirasakan pasien pada
epigastrium
S: Skala nyeri 6
T:Nyeri dirasakan pasien tidak tentu
waktunya
55
Rabu IV 1. Mengkaji adanya alergi makanan 1. Setelah dikaji pasien mengatakan tidak
10/12/2014 ada makanan yang membuat alergi
2. Memonitor adanya penurunan BB 2. Setelah dilakukan pengukuran berat badan
didapatkan berat badan pasien 50 kg
3. Memonitor turgor kulit 3. Setelah dilakukan pemeriksaan turgor
kulit pasien didapaykan Turgor kulit
pasien tidak elastis
4. Memonitor mual dan muntah 4. Setelah dilakukan pengkajian pada pasien
pasien mengatakan perutnya tersa mual
56
Rabu V 1. Bantu klien untuk mengidentifikasi 1. Setelah dilakukan pengkajian pada pasien,
10/12/2014 aktivitas yang mampudilakukan pasien mengatakan dirinya tidak mampu
melakukan aktivitas berat.
2. Bantu untuk mengidentifikasi dan 2. Setelah dilakukan pemeriksaan pasien
mendapatkan sumber yang diperlukan mengatakan semua aktivitas dibantu oleh
untuk aktivitas yang diinginkan keluarga.
3. Bantu klien untuk membuat jadwal 3. Setelah dibuatkan jadwal harian,
latihan diwaktu luang diharapkan pasien dapat
melaksanakannya.
57
F. Evaluasi
Tabel 3.6 EvaluasiHari Pertama
Nama : Ny. S Umur : 56 th
Ruangan : kenanga No. reg : 63 72 73
Kamis II S:
11/12/2014 pasien mengatakan tubuhnya tidak terasa panas.
Keluarga pasien mengatakan suhu tubuh nya masih terasa panas.
59
O:
Akral tubuh pasien terasa hangat
TD: 130/90 mmHg
N : 80x/ m
P : 24x/m
S : 36,9°C
A: Termoregulasi: 3 (sedang)
P: intervensi 1, 3, dan 9 dilanjutkan
Kamis III S:
11/12/2014 pasien mengatakan perutnya masih terasa nyeri
P: Nyeri dirasakan pasien ketika perut kosong dan sehabis makan
Q: Nyeri yang dirasakan pasien seperti perih
R: Nyeri yang dirasakan pasien pada bagian epigastrium
S: Nyeri skala 3
T: Nyeri yang dirasakan oleh pasien tidak tentu waktunya
O:
Pasien tampak meringis kesakitan
Pasien tampak memegangi perut bagian atas.
Pasien terlihat lemas
TD: 130/90 mmHg. N : 80x/ m
P : 22x/m. S : 36,9°C
A:
Pengendalian nyeri: 2 (jarang)
Tingkat nyeri : 3 (sedang)
P: Intervensi 3,8, dan 9 dilanjutkan
Kamis IV S:
11/12/2014 Pasien mengatakan tidak nafsu makan.
Pasien mengatakan mual dan muntah dirasakan pada pagi hari.
60
Keluarga pasien mengatakan makanan yang diberikan dari rumah sakit tidak dihabiskan
O:
pasien tampak lemah,
Makanan yang disediakan dari rumah sakit tampak tidak dihabiskan
BB pasien: 50 kg
Pasien tampak pucat
Hb : 10,3 gr/dl
A:
Status nutris, energi: 2 (sedikit adekuat)
Status nutrisi, makanan dan cairan: 3 (cukup adekuat)
P: intervensi 2,4,7 dan 8 dilanjutkan
Kamis V S:
11/12/2014 Pasien mengatakan dirinya masih terasa lemah.
Pasien mengatakan dapat pergi kekamar mandi dengan batuan keluarga
Pasien mengatakan hanya bisa melalukan aktivitas ringan diats tempat tidurnya.
O:
Pasien tampak terbaring diatas tempat tidur
Pasien terpasang infuse
Pasien tampak lemah
Hb : 9,8 gr/dl
Pasien terlihat pucat
A:
Toleransi aktivitas: 3 (sedang)
Penghematan energi: 4 (jarang)
P: intervensi 4, 7, dan 8 dilanjutkan
61
O:
Pasien tampak tidak meringis kesakitan
Pasien tampak lebih tenang dan rileks
Pasien terlihat sudah bertenaga
Pasien tampak bisa pergi ke kamar mandi sendiri
TD : 120/80 mmHg, N: 87x/m
S: 36,5°C P: 19x/m
A:
Pengendalian nyeri : 5 (selalu )
Tingkat nyeri : 4 (nyeri ringan)
P: Intervensi dihentikan
Sabtu IV S:
13/12/2014 Pasien mengatakan tidak merasakan mual lagi
Pasien mengatakan dalam sehari ini tidak menagalami muntah lagi.
Keluarga pasien mengatakan nafsu makan pasien sudah mulai meningkat.
O:
pasien tampak lebih bersemangat,
Makanan yang disediakan dari rumah sakit tampak dihabiskan.
BB pasien: 51 kg
Pasien tidak terlihat pucat.
Pasien tidat terlihat adanya sianosis pada ujung jari.
A:
Status nutrisi, energi: 4 (adekuat)
Status nutrisi, makanan dan cairan: 4 (adekuat)
P: Intervensi Dihentikan.
Jum’at V S:
13/12/2014 Pasien mengatakan dirinya sudah dapat melakukan aktivitas yang ringan seperti makan
sendiri, pergi kekamar mandi sendiri tanpa bantuan keluarga.
66