KURANG DI ULP UNIVERSITAS RIAU PERTUMBUHAN • perubahan yang bersifat kuantitatif, yaitu bertambahnya jumlah, ukuran, dimensi pada tingkat sel, organ, maupun individu. Anak tidak hanya bertambah besar secara fisik, melainkan juga ukuran dan struktur organ-organ tubuh dan otak. Pertumbuhan fisik dapat dinilai dengan ukuran berat PERKEMBANGAN • penyempurnaan fungsi sosial dan psikologis dalam diri seseorang dan berlangsung sepanjang hidup manusia. Menurut para ahli perkembangan merupakan serangkaian perubahan progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman, terdiri atas serangkaian perubahan yang bersifat kualitatif dan kuantitatif ASPEK PERTUMBUHAN ASPEK PERKEMBANGAN • badan, tinggi badan • Motorik kasar (panjang badan), lingkar • Motorik halus kepala, lingkar lengan • Bahasa atas, dan lingkar dada • Sosialisasi GIZI KURANG • Gizi kurang dapat dilihat sebagai suatu proses kurang makan yang terjadi pada balita ketika kebutuhan normal terhadap satu atau beberapa nutrien tidak terpenuhi atau nutrien-nutrien tersebut hilang dengan jumlah yang lebih besar daripada yang didapat TIPE KEADAAN GIZI KURANG • Berat badan kurang (underweight) • Marasmus • Kwashiokor • Kwashiokor marasmus • Perlisutan tubuh (wasting) • Tubuh pendek (stunting) • Defisiensi energi yang kronis PENILAIAN STATUS GIZI • BB (berat badan) dan U (umur) membentuk indikator BB menurut U yang disimbolkan dengan BB/U
• TB/ U ( Tinggi badan menurut Umur
berdasarkan Z-Score) • 1) Normal : > -2 SD • 2) Rendah : <-2 SD KASUS PENGKAJIAN • Nama pasien : An. H • Ruangan : ULP Universitas Riau • Umur : 3 tahun 2 bulan • TB : 88 cm • BB : 10,8 kg • Jenis kelamin : laki-laki TTV : Suhu : 36,5 ᵒ C Nadi : 90 x /menit FP : 20 x/menit • Alergi makanan : tidak ada • Alergi obat : tidak ada • Riwayat penyakit :keluarga An. H mengatakan tidak ada penyakit yang diderita oleh keluarga • Faktor resiko dalam keluarga : tidak ada • Pola tidur :10 jam/hari : 2 jam tidur siang, 8 jam tidur malam hari • Pola eliminasi : BAK 6-7 x/hari, BAB 1 x/hari • Pola makan : 3x sehari, setiap makan hanya ½ porsi dan tidak habis. Makanan : nasi, mie, ayam, sayur, telur. Menurut pengasuh An.H, An.H memilih-milih makanan. • Cairan : minum + 1000 cc/hari, air putih, susu. • Pengkajian perkembangan • Sosial : An. H mampu berbagi mainan dengan temannya, mau bermain bersama teman-teman. An. H sering berbagi makanan dengan temannya dan memakan makanan temannya, An.H terkadang memukul teman. • Bahasa : An. H banyak bertanya pada perawat, dapat berbicara lebih dari 6 kata, • Motorik kasar : An.H sudah bisa naik turun tangga tanpa bantuan, memakai baju dengan bantuan, mulai bisa naik sepeda roda tiga, dapat melempar bola ke arah perut perawat dengan jarak 1,5 meter. • Motorik halus : An. H sudah bisa menggambar lingkaran, mencuci tangannya sendiri, menggosok gigi sendiri, dapat membuat garis lurus sepanjang 2,5 cm, dapat meletakkan 4 kubus satu persatu diatas kubus lain tanpa menjatuhkan kubus lainnya. • Kepala : Kepala simetris, tidak ada pembengkakan, kulit kepala bersih rambut hitam, tipis, persebaran rambut merata, tidak ada nyeri. • Mata : Jarak kantus dalam + 2,5 cm, alis mata normal, tidak ada nyeri, bengkak dan rabas pada kelopak mata, konjungtiva berwarna merah muda, sclera berwarna putih, pupil berespons terhadap cahaya • Telinga : Telinga simetris, tidak ada nyeri pada aurikel, tidak ada nyeri pada mastoid, cerumen ada, tidak ada gangguan pendengaran • Hidung : Tidak ada polip, hidung simetris, tidak ada nyeri, sekret berwarna kuning, • Mulut : Tidak ada nyeri, tidak ada lesi, gigi karies. • Leher : Tidak ada pembengkakan kelenjar getah bening, leher simetris, tidak ada nyeri saat melakukan ROM leher dan kepala, trachea berada digaris tengah, • Dada : (paru-paru) • Dada tampak bundar, thoraks bergerak secara simetris, tidak ada retraksi otot-otot bantu pernapasan, taktil fremitus ada, bunyi nafas vesikuler • (jantung) • Tidak ada sianosis, tidak ada edema, bunyi jantung S1 dan S2, tidak ada bunyi tambahan pada jantung, bunyi perkusi pekak pada sela iga kiri kedua sampai kelima. • Perut : Abdomen rata, tidak ada inflamasi pada umbilicus, bising usus 10 x/menit, bunyi perkusi pada abdomen timpani, tidak ada nyeri tekan saat dilakukan palpasi. • Punggung : Tidak ada kelainan pada tulang belakang, tidak ada tahanan atau nyeri yang dirasakan ketika an.H membungkuk atau ketika fleksi leher kanan dan kiri. • Ekstremitas : Kekuatan ekstremitas atas sama, genu valgum pada ekstremitas bawah, tidak ada nyeri atau tahanan saat pelurusan lutut, kekuatan ekstremitas bawah sama. • Kulit dan kuku : Tidak ada sianosis, tidak ada edema, CRT< 3 detik, kuku utuh, kuku pendek dan bersih, kulit kering, bersisik. • Reproduksi : Penis tidak ada lesi, belum di sirkumsisi, tidak ada pembengkakan, tidak ada nyeri. • Anorektal : Tidak ada kemerahan dan ruam di area anus, tidak ada polip, tidak ada hemoroid. • Neurology : • Olfaktorius (I) : An. H dapat membedakan bau susu dan bau jeruk • Optikus (II): An. H dapat melihat warna dan cahaya • Okulomotorius (III): An. H dapat mengikuti cahaya atau mainan yang terang melalui 6 posisi pandangan utama • Troklearist (IV) : An. H dapat menggerakkan mata ke arah bawah dan ke arah dalam • Trigeminus (V) : refleks berkedip ada, dapat merasakan sentuhan di pipi • Abdusent (VI) : An. H mampu menggerakkan mata secara lateral • Facialis (VII) : mampu mengindentifikasi rasa dari minuman, mampu tersenyum, menggembungkan pipi, memperlihatkan gigi. • Akustikus (VIII) : mampu mendengarkan music atau suara perintah • Glosofaringeust (IX) : mampu mengidentifikasi rasa larutan pada lidah • Vagus (X) : mampu menelan • Aksesorist (XI) : dapat memutar kepala kesamping dengan melawan tahanan, mampu mengangkat bahu ketika bahunya ditekan ke bawah • Hipoglosust (XII) : mampu mengucapkan kata “R” menjatuhkan spatel lidah ke sisi lidah • Refleks patella : tungkai bawah ekstensi DATA ETIOLOGI MASALAH KEPERAWATAN DS = Asupan makan tidak Resiko gangguan Pengasuh An. H adekuat pertumbuhan mengatakan An. H jarang menghabiskan makanan. Nutrisi dalam tubuh Makan hanya ½ porsi kurang atau beberapa sendok, lalu meminta susu. Minum susu 2 x 250 ml/hari Perubahan nutrisi kurang An. H mengatakan tidak dari kebutuhan tubuh mau makan, mau main saja dan minum susu. DO = Pertumbuhan dan BB:10,8 kg perkembangan TB: 88 cm terganggu Gizi kurang : Badan pendek : DATA ETIOLOGI MASALAH KEPERAWATAN
DS= Daya tahan tubuh yang Resiko infeksi
Pengasuh An. H mengatakan belum adekuat an. H sakit flu dari dua hari yang lalu Pengasuh An. H mengatakan flu ditularkan melalui teman- Virus ISPA menyebar teman nya yang berada di melalui airbone tempat penitipan yang sama dengan An. H DO= Ada sekret di hidung berwarna Bakteri dan virus masuk kuning kedalam tubuh anak Anak-anak berada di satu ruangan yang sama dengan anak yang sakit An. H terkadang makan Resiko infeksi makanan yang telah jatuh di lantai DIAGNOSA KEPERAWATAN • Resiko gangguan pertumbuhan berhubungan dengan asupan makanan tidak adekuat • Resiko infeksi berhubungan dengan daya tahan tubuh yang belum adekuat PEMBAHASAN • Dari proses pengkajian didapatkan bahwa An. H dengan usia 3 tahun 2 bulan. Pada usia tersebut, digolongkan menjadi usia prasekolah. Hasil pengkajian diperoleh bahwa, An. H senang bermain dengan teman-temannya yang ada di ULP. Hal ini sesuai dengan teori dalam Suriadi dan Yualiani (2010) yang menyatakan bahwa pada usia prasekolah, interaksi dengan teman sebaya dilakukan dengan cara aktivitas yang menyenangkan seperti bermain. PEMBAHASAN • Salah satu yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak prasekolah adalah nutrisi (Wong, 2008). Hasil pengkajian diperoleh bahwa An. H susah untuk menghabiskan makanan dan memilih makanan yang ingin dimakan. Menurut penelitian Afridawaty (2018), mayoritas usia 3-4 tahun atau usia prasekolah mengalami kesulitan makan atau tidak mau makan. Kesulitan untuk makan dan memilih-milih makanan (picky eater) pada anak prasekolah cenderung memiliki status gizi kurang (Hardiani, Fillah dan Wijayanti, 2018). Hal ini sesuai dengan hasil pengkajian yang didapatkan bahwa BB dan TB An.H tidak sesuai dengan standar antroprometri menurut Kemenkes tahun 2010. • Menurut teori dalam Engel (2002), salah satu hasil pemeriksaan fisik yang ditemukan pada anak dengan gizi kurang adalah rambut berwarna kuning jagung, tipis, gampang patah dan persebaran tidak merata. Hal ini berbeda dengan hasil pengkajian yang diperoleh oleh kelompok. Kelompok menemukan bahwa rambut An. H berwarna hitam, tipis dengan persebaran yang merata. • Diagnosa 1: Resiko gangguan pertumbuhan • Dari hasil implementasi yang dilakukan dari 30 April 2019- 2 Mei 2019, didapatkan hasil evaluasi An. H mengatakan mau makan buah, dan mau makan makanan yang telah disiapkan. Dari evaluasi subjektif dan objektif didapatkan hasil bahwa An.H telah mencapai kriteria hasil yang diharapkan sehingga dapat disimpulkan masalah resiko gangguan pertumbuhan telah teratasi. Tindakan selanjutnya yang dilakukan adalah pengajaran promosi kesehatan kepada keluarga dan klien. • Diagnosa 2: Resiko infeksi • Dari hasil implementasi yang dilakukan dari tanggal 30 April 2019-2 Mei 2019, didapatkan hasil evaluasi An.H masih menggunakan peralatan makan bersama dengan anak yang berada di ULP. Berdasarkan evaluasi secara subjektif dan objektif, didapatkan bahwa An.H belum mencapai kriteria hasil yang diharapkan, salah satu nya adalah menghindari paparan ancaman kesehatan yaitu menggunakan alat makan bersama. Kesimpulan yang diperoleh, untuk masalah resiko infeksi belum teratasi. Tindakan selanjutnya yang diberikan adalah memberikan promosi kesehatan kepada pengasuh yang berada di ULP dan keluarga An.H. SARAN Institusi unit layanan pediatrik Diharapkan makalah ini, dapat digunakan sebagai bahan informasi bagi unit layanan pediatric dalam menyusun asuhan keperawatan dan memperhatikan resiko penyebaran infeksi yang ada di tempat tersebut. Masyarakat Diharapkan hasil dari makalah ini dapat meningkatkan pengetahuan serta pemahaman kepada orangtua agar memperhatikan serta menerapkan strategi yang baik dalam pemberian nutrisi untuk anak. Mahasiswa Diharapkan hasil dari makalah ini dapat menjadi pembelajaran terkait asuhan keperawatan gizi kurang pada anak prasekolah dan mengasah berpikir kritis dalam memberikan asuhan keperawatan pada anak. TERIMA KASIH