Anda di halaman 1dari 42

KELAS KEMAMPUAN LAHAN

Dr. Dani Lukman Hakim, SP.


PENDAHULUAN
• Lahan: bagian bentang alam (lansekap) yang
mencakup pengertian lingkungan fisik: termasuk
iklim, topografi, hidrologi & keadaan vegetasi alam
• Pemanfaatan lahan sudah semakin intensif, sehingga
sebagian besar telah melampaui daya dukungnya.
• Ada upaya untuk mengetahui kelas kemampuan
lahan dan kelas kesesuaian lahannya.
DAYA DUKUNG LAHAN
• Menunjukkan kemampuan suatu lahan untuk
penggunaan tertentu
• Misal:
– Kebutuhan pangan,
– Kebutuhan pakan ternak,
– Ketersediaan air, dll
• Contoh:
– Lahan sawah di Kab Ciamis hanya mampu
menyediakan pangan (beras) bagi 200000 jiwa,
sehingga sisanya harus mendatangkan dari luas Kota
Malang
• Untuk mengetahui daya dukung lahan
tersebut sering digunakan analisis
kemampuan penggunaan lahan (KPL).
• KPL ini sebenarnya dikembangkan untuk
tujuan konservasi tanah, tetapi
rekomendasi penggunaannya dapat
menyiratkan berapa luas lahan yang masih
layak untuk tujuan tertentu.
INVENTARISASI
Bentuk lahan
Batuan Tabulasi dan plot
Tanah
Lereng inventarisasi faktor tunggal
Erosi dan majemuk
Upaya konservasi tanah
Penutupan lahan/ Penggunaan lahan

SISTEM SURVEI
Informasi
SUMBERDAYA Iklim dan Hidrologi
LAHAN

PENILAIAN KEMAMPUAN
PENGGUNAAN LAHAN (KPL)
Kelas Plot dan Tabulasi KPL
Sub Kelas
Satuan

DATA SOSIAL EKONOMI

Diagram kerangka
PENGGUNAAN LAHAN YANG
DIREKOMENDASIKAN UNTUK
survei sumberdaya
PERENCANAAN
PENGELOLAAN DAS TERPADU lahan
DEFINISI

Sifat Lahan Berbeda Pembatas Ber-beda2 Kemampuan Berbeda


KPL = KEMAMPUAN PENGGUNAAN LAHAN
• KPL = Sistem klasifikasi lahan yang
dikembangkan terutama untuk tujuan
konservasi tanah
• Mempertimbangkan kelestarian lahan dalam
menopang usaha pertanian secara luas :
budidaya tanaman, padang rumput,
agroforestry.
Hirarki Klasifikasi Kemampuan Lahan
(Stallings, 1957)

Ada 2 DIVISI (1) Dapat diusahakan dan (2) Tidak


DIVISI
dapat diusahakan [untuk PERTANIAN]

Ada 8 KELAS , yang pembagiannya didasarkan


KELAS
pada Faktor Pembatas Permanen

Pembagian SUB-KELAS didasarkan pada Macam


SUB-KELAS
Faktor Pembatas

Pembagian SATUAN PENGELOLAAN didasarkan SATUAN PENGELOLAAN


pada Perlakuan Pengawetan dan Pemupukan (UNIT)
STRUKTUR

Derajat
KELAS I II III IV V VI VII VIII
pembatas

Jenis pembatas
SUB KELAS e w s c g utama
E = erosi c = iklim
W = kebasahan G = gradien
S = tanah

IVs1 IVs2 IVs3 dll Kemiripan kebutuhan


SATUAN dan konservasi tanah
Kelas
• mengungkap total derajad pembatas dari
nol atau dapat diabaikan pada kelas I
sampai ekstrem pada kelas VIII. Ditulis
dengan menggunakan angka Romawi
• Contoh : kelas KPL = VI
Sub Kelas Kapabilitas Lahan:

 menunjukkan jenis pembatas utama yang


meliputi:
• erosi = e,
• kebasahan = w;
• karakteristik tanah (s) dan
• gradien (g).
 Contoh: Subkelas = VIe
Satuan
– Pengelompokan beberapa satuan peta
inventarisasi yang mempunyai kemiripan yang
sama
– Mempunyai hasil potensial yang hampir sama,
– Memerlukan upaya konservasi tanah yang
sama
– Contoh : VIe1, VIe2, dsb
Asumsi-1
• KPL adalah suatu penilaian bersifat interpretasi
berdasarkan sifat fisik lahan yang permanen
• Bila petani telah atau bisa mengatasi sendiri
masalah tersebut, lahan dinilai dengan tingkat
pembatas yang masih tersisa setelah mengalami
perbaikan
• Tingkat pengelolaan lahan di atas rata-rata
• Telah diterapkan upaya konservasi tanah yang
memadai untuk pemeliharaan
Asumsi-2
• KPL bukan suatu penilaian produktivitas terhadap
tanaman tertentu, meski nisbah masukan dan
keluaran bisa membantu menetapkan KPL
– Misal : pada tingkat pengelolaan yang sama, tingkat
produksi pada KPL III >KPL IV
• KPL bisa berubah karena reklamasi : drainase,
irigasi, pengendalian banjir, dll.
• Tidak dipengaruhi oleh faktor-2 seperti: lokasi,
jarak dari pasar, fasilitas prosesing, pemilikan
lahan atau penampilan individu petani.
PEMBATAS FISIK
• Karakteristik Lahan yang mempunyai akibat
merugikan terhadap keragaan (performance)
lahan
• Ditunjukkan dalam Sub Kelas Kemampuan
Penggunaan Lahan
• Pembatas fisik dapat berupa:
– Pembatas permanen
– Pembatas berubah (dapat dihilangkan atau
diperbaikii melalui praktek-2 usaha tani)
Pembatas Permanen
• Sifat-2 jenis batuan
• Sifat tanah : kedalaman perakaran, adanya lapisan
penghambat dalam tanah, tekstur, kapasitas
menahan air, jenis mineral liat, dll
• Iklim yang kurang cocok
• Bahaya alam (gunung api, banjir, dsb)
• Kebasahan tanah berlebih setelah drainase
• Erosi dan gerakan massa
• Kemiringan lereng
Pembatas Berubah
• Kekurangan hara
• Kebasahan tanah atau kerentanan terhadap banjir
• Keberadaan batu pada permukaan lahan atau di
zona perakaran tanaman
• Erosi : lapis, alur atau jurang
• Catatan : tergantung dari tingkatannya
• Kata kunci: pantas, layak dan ekonomis perlu
dipertimbangkan sewaktu memutuskan
kepraktisan dalam menghilangkan atau
memodifikasi pembatas.
KELAS KPL
• Delapan kelas: I - VIII
• Disusun dalam urutan sesuai dengan
– peningkatan faktor pembatas atau ancaman untuk
digunakan, atau
– penurunan dalam aneka penggunaan lahan
Kelas I-IV
• Ditetapkan atas kesesuaiannya untuk budidaya tanaman
tanpa teras.
• Sesuai untuk budidaya tanaman pertanian pada teras, dan
mempunyai pembatas fisik yang meningkat untuk
tanaman pertanian tanpa teras
– Kelas I: Tidak memiliki pembatas  sawah irigasi
– Kelas II: Pembatas fisik ringan, sedikit upaya konservasi  sawah
irigasi atau yang lainnya
– Kelas III: Pembatas fisik sedang, perlu upaya konservasi  sesuai
untuk segala bentuk usaha tani
– Kelas IV: Pembatas fisik berat, perlu upaya konservasi tanah
intensif  kurang cocok untuk usaha tani non teras
• Juga sesuai untuk padang rumput, agroforestry atau hutan
Kelas V
• Tidak sesuai untuk budidaya tanaman
pertanian tanpa teras
• Sesuai untuk budidaya tanaman pertanian
dengan teras, agroforestry, padang rumput
atau hutan
Kelas VI
• Hanya sesuai untuk budidaya tanaman
pertanian dimana kedalaman tanah,
kedalaman regolit dan lereng memungkinkan
tanaman pertanian atau agroforestry pola
kayu-tanaman semusim pada teras bangku
• Sesuai untuk silvopasture, padang rumput dan
hutan
Kelas VII
• Tidak sesuai untuk tanaman pertanian atau
agroforestry pola kayu-tanaman semusim
• Sesuai untuk agroforestry pola kayu-rumput,
padang rumput atau hutan
Kelas VIII

1. Memiliki faktor pembatas yang berat


2. Tidak sesuai untuk segala bentuk
tanaman pertanian, padang rumput
atau hutan produksi
3. Hanya sesuai untuk kasawan
perlindung DAS (Hutan Lindung)
Pembatas dan Ancaman semakin meningkat

Kebebasan memilih semakin berkurang dan


alternatif penggunaan lahan makin terbatas
Kelas

Lahan

I
Kemampuan

II

V
III

VI
IV

VII

VIII
Cagar Alam

Hutan Alam

Penggembala
an terbatas

Penggembala
an Sedang

Penggembala
an Intensif

Bercocok
tanam
terbatas

Bercocok
tanam sedang

Bercocok
tanam intensif
Intensitas Penggunaan Lahan Bertambah Tinggi

Sangat
intensif
DIVISI Kelas Kemampuan Lahan
Kemampuan Lahan (derajat hambatan)

1. Sesuai untuk I Tidak ada atau sedikit faktor pembatas dan resiko kerusakannya.
bercocok tanam Sifat tanah sangat baik ditinjau dari berbagai kepentingan. Bisa
tanaman pertanian, untuk aneka penggunaan pertanian dengan resiko kerusakan
dengan derajat sangat kecil.
pengelolaan dan II Memiliki sedikit faktor pembatas. Sifat tanah umumnya sangat
konservasi yang baik untuk aneka penggunaan, pertanian tetapi sudah diperlukan
berbeda. perhatian terhadap resiko kerusakan lahan.
III Memiliki sifat-sifat baik dengan faktor pembatas kemiringan yang
agak curam. Bisa digunakan untuk pertanian, namun perlu
perhatian serius dan upaya2 konservasi yang baik karena resiko
erosi cukup besar.
IV Memiliki faktor pembatas tetap sangat besar dan resiko
kerusakan juga besar. Bisa untuk pertanian terbatas dan harus
disertai upaya konservasi tanah yang intensif.
2. Tidak sesuai untuk V Merupakan lahan datar sampai cekung, dengan pembatas
bercocok tanam, banyaknya batuan di permukaan dan/atau tergenang air, dan
sedapat mungkin mungkin pembatas lainnya. Sebaiknya selalu tertutup vegetasi
selalu tertutup seperti hutan atau semak.
vegetasi permanen VI Terletak pada lereng agak curam dan tanahnya dangkal.
sehingga tidak boleh untuk tanaman semusim. Lahan ini masih
bisa untuk tanaman pakan ternak atau padang penggembalaan.
VII Terletak pada lereng sangat curam, telah tererosi berat, tanahnya
kasar dan dangkal, atau pada rawa2. Sebaiknya hanya untuk
Faktor Pembatas untuk Kategori Kelas
1. Tekstur Tanah (t)
Ditentukan dari tekstur lapisan atas (horison A atau
sampai kedalaman 15-25 cm dari permukaan)

Pengelompokan kelas tekstur berdasarkan sistem USDA :

Kelas
Deskripsi
Tekstur
t1 Halus (liat dan liat berdebu)
t2 Agak halus (liat berpasir, lempung liat berdebu, lempung
berliat, lempung liat berpasir)
t3 Sedang (debu, lempung berdebu, lempung)
t4 Agak kasar (lempung berpasir)
t5 Kasar (pasir berlempung dan pasir)
2. Kelas Lereng (l)
Penentuan batas kemiringan lereng yang boleh
diusahakan berbeda-beda di negara satu dengan lainnya

Pengelompokan kelas lereng berdasarkan sistem USDA :

Kelas
Kriteria Deskripsi
Lereng
l0 Datar 0-3%
l1 Landai/berombak 8-15%
l2 Agak miring/bergelombang 8-15%
l3 Miring berbukit 15-30%
l4 Agak curam 30-45%
l5 Curam 45-65%
l6 Sangat curam > 65%
3. Drainase (d)
• Menggambarkan tata air pada suatu daerah
• Kondisi drainase diamati dari kenampakan profil tanah

Pengelompokan kelas drainase :

Kelas
Kriteria Deskripsi
Drainase
d0 Baik Peredaran udara baik, seluruh profil tanah berwarna terang seragam
dan tidak terdapat bercak-bercak.
d1 Agak baik Peredaran udara baik, tidak terdapat bercak kuning, kelabu atau
coklat pada lapisan tanah atas ataupun bawah.
d2 Agak buruk Peredaran udara pada lapisan tanah atas baik (tidak terdapat bercak
kuning, kelabu atau coklat). Sebaliknya, peredaran udara pada
lapisan tanah bawah buruk (terdapat bercak kuning, kelabu atau
coklat).
d3 Buruk Pada tanah atas bagian bawah dan sepanjang lapisan bawah
terdapat bercak kuning, coklat atau kelabu.
d4 Sangat buruk Seluruh lapisan permukaan tanah berwarna kelabu , atau terdapat
bercak kelabu atau coklat dan kuning.
4. Kedalaman Efektif (k)
Merupakan kedalaman tanah di mana masih ditemukan akar tanaman
dan tanah masih menyimpan cukup air dan hara. Pada umumnya
dibatasi oleh kerikil, lapisan kedap air atau bahan induk lainnya.

Pengelompokan kelas kedalaman efektif berdasarkan


sistem USDA :

Kedalaman
Kriteria Deskripsi
Efektif
k0 (1) Dalam > 90 cm
k1 (2) Sedang 50 – 90 cm
k2 (3) Dangkal 25 – 50 cm
k3 (4) Sangat dangkal < 25 cm
5. Erosi Tanah (e)
Penilaian didasarkan pada gejala-gejala erosi yang sudah
terjadi
Pengelompokan kelas erosi tanah berdasarkan sistem
USDA :
Kelas
Kriteria Deskripsi
Erosi Tanah
e0 Tidak ada erosi Tidak ada lapisan atas yang hilang
e1 Ringan < 25% tanah lapisan atas hilang
e2 Sedang 25 – 75% tanah lapisan atas hilang
e3 Berat > 75% lapisan tanah atas hilang dan
< 25% lapisan tanah bawah hilang
e4 Sangat berat > 25% lapisan tanah bawah hilang
6. Permeabilitas Tanah (p)
Permeabilitas tanah adalah kemampuan tanah untuk
melalukan (mengalirkan) air dan udara.
Pengelompokan kelas permeabilitas tanah berdasarkan
sistem USDA :
Kelas
Deskripsi
Perbeabilitas Kriteria
(cm/jam)
Tanah
p1 Sangat lambat < 0,125
p2 Lambat 0,125 – 0,5
p3 Agak lambat 0,5 – 2,0
p4 Sedang 2,0 – 6,25
p5 Agak cepat 6,25 – 12,5
p6 Cepat 12,5 – 25,0
p7 Sangat cepat > 25,0
7. Faktor Khusus (Bahan Kasar, Batuan
dan Banjir)

Faktor khusus merupakan penghambat yang tidak selalu


dijumpai di semua daerah, melainkan hanya ditemukan
pada lahan tertentu saja.
Faktor-faktor khusus yang mempengaruhi kemampuan
lahan adalah :
• Adanya bahan kasar di dalam tanah (b)
• Adanya batuan/kerikil di permukaan tanah (b)
• Adanya ancaman bahaya banjir (O)
7.a. Bahan Kasar di Permukaan (b)
Bahan kasar dipermukaan diidentifikasi sampai
kedalaman 20 cm dari permukaan tanah. Yang
diidentifikasi adalah :
1. Kerikil (2 mm – 7,5 cm jika bulat , atau sampai 15 cm
jika gepeng)
2. Batuan kecil (7,5 mm – 25 cm jika bulat, atau 15 – 40 cm
jika gepeng) kelas bahan kasar berdasarkan sistem
Pengelompokan
USDA :
Kelas
Kriteria Deskripsi
Bahan Kasar
b0 Tidak ada /sedikit 0 – 15% dari volume tanah
b1 Sedang 15 – 50% dari volume tanah
b2 Banyak 50 – 90% dari volume tanah
b3 Sangat banyak > 90% dari volume tanah
7.b. Batuan di atas Permukaan (b)

Pengelompokan kelas batuan di atas permukaan tanah


berdasarkan sistem USDA :
Kelas
Kriteria Deskripsi
Bahan Kasar
b0 Tidak ada /sedikit 0 – 15% dari volume tanah
b1 Sedang 15 – 50% dari volume tanah
b2 Banyak 50 – 90% dari volume tanah
b3 Sangat banyak > 90% dari volume tanah
7.c. Ancaman Bahaya Banjir (o)
Bahaya banjir diidentifikasi terhadap frekuensi dan
besarnya banjir yang terjadi dalam setahun

Pengelompokan kelas bahaya banjir berdasarkan sistem


USDA :
Kelas
Kriteria
Bahan Banjir
O0 Dalam waktu 1 tahun tidak pernah mengalami banjir untuk
waktu 24 jam
O1 Banjir lebih dari 24 jam terjadinya tidak teratur dalam jangka
waktu kurang dari satu bulan
O2 Selama satu bulan dalam setahun secara teratur menderita
banjir lebih dari 24 jam
O3 2 – 5 bulan dalam setahun secara teratur menderita banjir lebih
dari 24 jam
O4 6 bulan atau lebih dilanda banjir secara teratur lebih dari 24 jam
Kriteria Klasifikasi Kelas Kemampuan Lahan

No
Faktor Kelas Kemampuan Lahan
Pembatas I II III IV V VI VII VIII
1 Tekstur tanah
Lapisan Atas t2/t3 t1/t4 t1/t4 = = = = =

Lapisan Bawah t2/t3 t1/t4 t1/t4 = = = = =

2 Lereng l0 l1 l2 l3 = l4 l5 l6
3 Drainase d0/d1 d2 d3 d4 == = = =

4 Kedalaman k0 k0 k1 k2 = k3 = =
Efektif
5 Tingkat Erosi e0 e1 e1 e2 = e3 e4 =

6 Batuan/Kerikil b0 b0 b0 b1 b2 = = b3
7 Bahaya Banjir O0 O1 O2 O3 O4 = = =

Keterangan :
= Dapat mempunyai nilai faktor penghambat dari kelas yang lebih rendah
== Permukaan tanah selalu tergenang air
APAKAH LAHAN SUDAH
DIGUNAKAN SESUAI DENGAN
KEMAMPUANNYA?
No Kriteria KELAS
penilaian
I II III IV V VI VII VIII

1 Kemiringan (%) 0-3 3-8 8-25 25-35 35-45 45-65 65-85 >85

2 Ked eff. Tanah >90 60-90 30-60 15-30 10-15 - <10


(cm)
3 Batuan - - - - 1-10 10-20 20-60 >60
singkapan (%)
4 Batuan dlm 15-50 50-90 - - >90
tanah (%)
5 Tekstur tanah - - Ber- Ber- - - - pasir
liat pasir
6 Drainase baik Agak Kuran Agak jelek Sanga Amat
baik g baik jelek t jelek jelek
ARAHAN PENGGUNAAN
LAHAN
N Kriteria KELAS
o penilaian
I II III IV V VI VII VIII

1 Tnm semusim S1 S2 S3 N1 N2 N2 N2 N2
tanpa terras
2 Tanm semusim S1 S1 S2 S3 N1 N2 N2 N2
berteras
3 Padangan S1 S1 S1 S1 S2 S3 N1 N2
(rerumputan)
4 Agroforestry S1 S! S1 S2* S3* N1* N2 N2
(tnm semusim)
5 Agroforestry S1 S1 S1 S1 S2 S3 N1 N2
(tnm rumput)
6 Hut produksi S1 S1 S1 S1 S2 S3 N1 N2

Hutan Lindung S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1
Klasifikasi Penggunaan Lahan
Keputusan Presiden No 32 Tahun 1990

a. Kawasan Lindung
b. Kawasan Penyangga
c. Kawasan Budidaya Tanaman Tahunan
d. Kawasan Budidaya Tanaman Semusim
e. Kawasan Pemukiman

Faktor Pembatas:
a. Kemirngan lahan (%)
b. Faktor Jenis Tanah menurut kepekaan terhadap
erosi
c. Faktor curah hujan harian rata-rata
KELAS KEMAMPUAN LAHAN DAS BRANTAS HULU
KELAS KEMAMPUAN LAHAN : III – VIII

Sekitar 62.64 % luas total Sub DAS


Brantas Hulu adalah kelas VII

Faktor pembatas maksimal yang


ditemukan antara lain :
1. Lereng, KELAS KEMAMPUAN LAHAN
2. Tingkat bahaya erosi, III VI

3. Keadaan batuan, IV VII


4. Bahaya banjir. V VIII

KELAS
KEMAMPUAN LUAS_Ha LUAS_Ha
LAHAN
III 48,317 0,28%
IV 2400,33 13,84%
V 614,805 3,54%
VI 3101,651 17,88%
VII 10864,522 62,64%
VIII 314,163 1,81%
LUAS TOTAL 17343,788 100,00%

Anda mungkin juga menyukai