Anda di halaman 1dari 44

Pendugaan Erosi pada Lahan

• Erosi merupakan proses


alamiah yang tidak bisa
dihilangkan sama sekali.
• Tindakan yang dapat dilakukan
adalah mengusahakan supaya
erosi yang terjadi masih di
bawah ambang batas
maksimum (soil loss
tolerance), yaitu besarnya
erosi yang tidak melebihi laju
pembentukan tanah.
• Metode USLE (Universal Soil
Loss Equation)
• Metode Modifikasi USLE
(MUSLE)
• USLE memungkinkan
perencana memprediksi
laju erosi rata-rata lahan
tertentu pada suatu
kemiringan dengan pola
hujan tertentu untuk setiap
macam jenis tanah dan
penerapan pengelolaan
lahan.
• USLE dirancang untuk
memprediksi erosi jangka
panjang dari erosi lembar (sheet
erosion) dan erosi alur dibawah
kondisi tertentu.
• USLE dapat memprediksi erosi
pada lahan-lahan non
pertanian, tapi tidak dapat
memprediksi pengendapan dan
tidak memperhitungkan hasil
sedimen dari erosi parit, tebing
sungai dan dasar sungai.
A  R.K.LS.C.P
• Dimana:
A = banyaknya tanah tererosi per satuan luas per satuan waktu (ton/ha/tahun)
R = faktor erosivitas hujan dan aliran permukaan, yaitu jumlah satuan indeks
erosi hujan, yang merupakan perkalian antara energi hujan total (E) dan
intensitas hujan maksimum 30 menit (I30), tahunan (KJ/ha)
K = faktor erodibilitas tanah, yaitu laju erosi per indeks erosi hujan (R) untuk
suatu tanah yang diperoleh dari petak percobaan yang panjangnya 22,13 m
dengan kemiringan seragam sebesar 9% tanpa tanaman (ton/KJ)
LS = faktor panjang – kemiringan lereng, yaitu perbandingan antara besarnya
erosi dari tanah dengan suatu panjang lereng tertentu terhadap erosi dari
tanah dengan panjang lereng 22,1 m di bawah keadaan yang identik
C = faktor tanaman penutup lahan dan manajemen tanaman, yaitu
perbandingan antara besarnya erosi dari suatu bidang tanah dengan
vegetasi penutup dan pengelolaan tanaman tertentu terhadap besarnya
erosi dari tanah yang identik tanpa tanaman
P = faktor tindakan konservasi praktis, yaitu perbandingan antara besarnya
erosi dari tanah yang diberi perlakukan tindakan konservasi khusus (seperti
pengolahan tanah menurut kontur, penanaman dalam stripping atau
terras), terhadap besarnya erosi dari tanah yang diolah searah lereng dalam
keadaan yang identik
Besar Erosi
Hujan Erodibilitas

Sifat Tanah Pengelolaan

Intensitas Hujan
Pengelolaan Vegetasi

Pengelolaan Lahan

A = R  K  LS  P  C
• Penyebab utama erosi tanah adalah
pengaruh pukulan air hujan pada
tanah
• Erosivitas hujan bulanan dihitung
dengan persamaan:
Rm = 2,21 Pm1.36
Dimana:
Rm = erosivitas hujan bulanan, dan
Pm = hujan bulanan [cm]
• Pada lokasi-lokasi tertentu di Jawa,
untuk mendapatkan nilai R dapat
diperoleh dari peta erosivitas hujan,
dan pada umumnya peta tersebut
telah dibuat untuk DAS- DAS utama di
Jawa
350000 360000 370000 380000 390000 400000

PETA EROSIVITAS HUJAN (R)


Kalikajar
BULAN APRIL, WILAYAH
SUNGAI BOGOWONTO-LUKULO
9180000

9180000
BANJARNEGARA Selomerto
Sigaluh
Bawang
Banjarnegara
WONOSOBO
U
Sapuran
Purwonegoro
Kaliwiro Kajoran
Skala 1 : 350.000
9170000

9170000
Legenda :
Sungai
MAGELANG
Sadang
Kepil Batas Luar WS Bogowonto - Lukulo
Karang Gayam
Wadaslintang Garis Pantai
Bruno
Batas Kabupaten
Waduk Batas Kecamatan
9160000

9160000
Wadaslintang Salaman
Waduk
Pejagoan Bener Kelas Jalan
Jalan Kolektor
Karanganyar DAS
Gebang
Jalan Arteri
Sruweng Lukulo Kemiri
Alian Pituruh Jalan Lokal
KEBUMEN DAS
Prembun Jalan Kereta Api
Wawar Loano Batas Poligon Thiesen
9150000

9150000
Samigaluh Erosivitas Hujan Bulan Januari (Cm/ Bulan)
Kebumen
PURWOREJO 0 - 100
Kutowinangun Bayan 100 - 200
200 - 250
Kutoarjo 250 - 300
Purworejo
Petanahan > 300
Butuh Kaligesing
Klirong Girimulyo
Banyuurip 250000 300000 350000 400000 450000 500000
Bulupesantren
Ambal DAS DAS Inzet
9140000

9140000
Cokroyasan

9 250000

9250000
Bogowonto
Mirit

KULON PROGO

9200000
9 200000
Grabag Jawa Tengah
Ngombol Bagelen Kokap

9 150000

9150000
Purwodadi D I.
Samudera Yogyakarta
Indo
n esi

9100000
9 100000
a
9130000

9130000
250000 300000 350000 400000 450000 500000

0 8 16 24 Km Temon Sumber :
1. Peta Rupa Bumi Indonesia, Skala 1 : 25.000,

mU
Tahun 1999.
2. Data Hujan Balai PSDA Probolo.
350000 360000 370000 380000 390000 400000 mT 3. Hasil Analisis.
• Faktor erodibilitas tanah ditentukan oleh tekstur,
struktur, permeabilitas dan bahan organik tanah,
didapat dari Tabel Jenis Tanah dan Nilai Faktor
Erodibilitas Tanah (K) .
No. Jenis Tanah Faktor K
(erodibilitas)
1 Latosol coklat kemerahan dan litosol 0,43
2 Latosol kuning kemerahan dan litosol 0.36
3 Komplek mediteran dan litosol 0,46
4 Latosol kuning kemerahan 0,56
5 Grumusol 0,20
6 Aluvial 0,47
7 Regusol 0,40

K  2,713  10 12  O M  3,25S  2  2,5
4 1,14  P  3 
 100 

• M adalah persentase pasir


sangat halus dan debu
(diameter 0,05 – 0,1 dan 0,02 –
0,05 mm) x (100 – presentase
tanah liat)
• O = persentase bahan organik
• S = kode struktur tanah yang
dipergunakan dalam klasifikasi
tanah
• P = kelas permeabilitas tanah
350000 360000 370000 380000 390000 400000
PETA ERODIBILITAS TANAH (K)
0 8 16 24 Km WILAYAH SUNGAI
BOGOWONTO-LUKULO
U
9180000

9180000
Skala 1 : 350.000
BANJARNEGARA Legenda :
Sungai
WONOSOBO 0.56 Batas Luar WS Bogowonto - Lukulo
Garis Pantai
Batas Kabupaten
0.43 Batas Kecamatan
9170000

9170000
0.43 Waduk
Kelas Jalan
MAGELANG Jalan Kolektor
0.43 0.56 Jalan Arteri
Jalan Lokal
Jalan Kereta Api
Waduk
Jenis Tanah
9160000

9160000
Wadaslintang Aluvial Kelabu
Latosol Kuning Merah
Regosol
Aluvial Glei Kelabu
Aluvial Hidromorf
DAS
0.47 Aluvial Kelabu Coklat
Lukulo 0.36 Aluvial Kelabu Kekuningan
KEBUMEN DAS Latosol Merah Kuning
Wawar Latosol Podsolik
0.40 Latosol
9150000

9150000
0.43 Latosol Coklat
0.47 PURWOREJO Campuran Latosol dan Litosol
0.43 Podsolik Merah Kekuningan
Regosol Coklat
0.47 Campuran Regosol dan Grumusol
0.47 Regosol Kelabu
0.56
0.47 250000 300000 350000 400000 450000 500000

DAS DAS Inzet


9140000

9140000
Cokroyasan Bogowonto

9 250000

9250000
0.47
0.43 KULON PROGO
0.47

9200000
9 200000
Jawa Tengah

9 150000

9150000
No. Jenis_t ana Faktor_ k
D I.
Samudera
Indo 0.56 Yogyakarta
1 Latosol Cokla t Keme rahan 0,43
ne si

9100000
9 100000
2 Latosol Kunin g Keme rahan 0,36 a 0.40
9130000

9130000
3 Komplek Medit eran 0,46 250000 300000 350000 400000 450000 500000

4 Latosol Kunin g Keme rahan 0,56

5 Grumoso l 0,20 Sumber :


0.47
1. Peta Rupa Bumi Indonesia, Skala 1 : 25.000,

mU
6 Aluvial 0,47

7 Regosol 0,40
0.40 Tahun 1999.
2. Peta Tanah SI DPU
350000 360000 370000 380000 390000 400000 mT 3. Hasil Analisis.
• Faktor L dan S, masing-
masing adalah faktor
panjang dan kemiringan
lereng tanah.
• Nilai LS biasanya
merupakan satu kesatuan
dari faktor bentuk lahan
dalam memperkirakan laju
erosi yang akan terjadi.
z

LS    0,006541S 2  0,0456S  0,065


 L
 22 
z

LS    65,41Sin 2 S  4,56SinS  0,065


 L
 22 
• L = panjang lereng (m) yang
diukur dari tempat mulai
terjadinya aliran air di atas
permukaan tanah sampai
tempat mulai terjadinya
pengendapan
• S = kemiringan lereng (derajad)
• Z = konstanta yang besarnya
tergantung dari besarnya S, z =
0,5 jika S ≥ 5%, z = 0,4 jika 5% >
S ≥ 3%, z = 0,3 jika 3% > S ≥ 1%,
z = 0,2 jika S < 1%.
Kelas lereng Kemiringan Penilaian
lereng
I 0-8 0,4
II 8 - 15 1,4
III 15 - 25 3,1
IV 25 - 40 6,8
V > 40 9,5
350000 360000 370000 380000 390000 400000 PETA FAKTOR (LS)
KEMIRINGAN LERENG WILAYAH
SUNGAI BOGOWONTO-LUKULO
6.80
9180000

9180000
U
BANJARNEGARA

WONOSOBO

1.40 1.40
9.50 1.40 0.40 1.40
0.40 Skala 1 : 350.000
9170000

9170000
Legenda :
6.80 Sungai
9.50
1.40 9.50 Batas Luar WS Bogowonto - Lukulo
3.10 MAGELANG Garis Pantai
3.10 9.50
1.40 9.50 1.40 Batas Kabupaten
Batas Kecamatan
Waduk Waduk
9160000

9160000
Wadaslintang
0.40 3.10 Kelas Jalan
1.40 6.80 Jalan Kolektor
6.80 Jalan Arteri
9.50
DAS Jalan Lokal
Lukulo 1.40 1.40 1.40 3.10 Jalan Kereta Api
KEBUMEN DAS
Wawar Kelas Kemiringan Lereng Dan Nilai LS
> 40 % LS : 9,5
9150000

9150000
PURWOREJO 25 - 40 % LS : 6,8
3.10 15 - 25 % LS : 3,1
8 - 15 % LS : 1,4
1.40 0-8% LS : 0,4

0.40 250000 300000 350000 400000 450000 500000


DAS 6.80
DAS Inzet
9140000

9140000
Cokroyasan Bogowonto

9250000
9 250000
1.40
KULON PROGO

9 200000

9200000
3.10 Jawa Tengah

9150000
9 150000
Samudera D I.
Indo Yogyakarta
ne si

9 100000

9100000
a
9130000

9130000
250000 300000 350000 400000 450000 500000

0 8 16 24 Km Sumber :

mU
1. Peta Rupa Bumi Indonesia, Skala 1 : 25.000,
Tahun 1999.
mT 2. Hasil Analisis.
350000 360000 370000 380000 390000 400000
• Indeks faktor penggunaan lahan
dan teknik pengelolaan lahan
sering dinyatakan sebagai satu
kesatuan parameter, yaitu faktor
CP.
• Faktor C dan P dipengaruhi oleh
jenis tanaman (tataguna lahan)
dan tindakan pengelolaan lahan
(teknik konservasi) yang dilakukan,
seperti misalnya penanaman
mengikuti kontur, strip cropping,
dan pembuatan teras.
• Pada kondisi tidak ada usaha
pengendalian erosi, nilai P sama
dengan 1 (satu), dan kurang dari
satu untuk lahan dengan
penanganan secara mekanis.
• Penggunaan lahan dapat ditentukan
dari Peta Rupa Bumi Indonesia (skala
1:25.000) yang dibuat oleh
Bakosurtanal, dimana penampakan
peta dikatagorikan sebagai :
permukiman, sawah, perkebunan,
kebun campuran, belukar, hutan,
tegalan/ladang, dan tanah kosong.
Faktor P
Tingkat
Pengelolaan Kemiringan Kemiringan Kemiringan Kemiringan
0 - 2% 2 - 15% 5 - 40% > 40 %
Sangat rendah 0.620 0.60 0.790 0.880
Sedang 0.220 0.290 0.460 0.620
Tinggi 0.890 0.125 0.191 0.273
Optimal 0.023 0.039 0.060 0.087
Faktor P
Tingkat
Pengelolaan Kemiringan Kemiringan Kemiringan Kemiringan
0 - 2% 2 - 15% 5 - 40% > 40 %

Sangat rendah 0.500 0.565 0.635 0.712

Sedang 0.104 0.146 0.192 0.260

Tinggi 0.010 0.023 0.044 0.075

Optimal 0.003 0.004 0.005 0.007


Laju Kemiringan Kemiringan Kemiringan
Tipe Hutan
Pengambilan 0-2% 2 - 15 % 15 - 40 %

Tinggi 0.0005 0.001 0.0015


Alam
Rendah 0.0002 0.0005 0.001

Tinggi 0.001 0.002 0.003


Produksi
Rendah 0.001 0.001 0.002

Semak 0.001 0.0015 0.002


Tingkat Kemiringan Kemiringan Kemiringan
Pengelolaan 0-2% 2 - 15 % 15 - 40 %

Dibiarkan 0.02 0.05 0.07

Diperbaiki 0.005 0.01 0.02


Konservasi dan Pengelolaan Tanaman Nilai CP
Hutan :
a. tak terganggu 0.01
b. tanpa tumbuhan bawah, dengan serasah 0.05
c. tanpa tumbuhan bawah, tanpa serasah 0.5
Semak/belukar :
a. tak terganggu 0.01
b. sebagian berumput 0.1
Kebun :
a. kebun talun 0.02
b. kebun pekarangan 0.2
Perkebunan
a. penutupan tanah sempurna 0.01
b. penutupan tanah sebagian 0.07
350000 360000 370000 380000 390000 400000
PETA FAKTOR (CP) WILAYAH
SUNGAI BOGOWONTO-LUKULO
9180000

9180000
U
BANJARNEGARA

WONOSOBO

Skala 1 : 350.000
9170000

9170000
Legenda :
Sungai
Batas Luar WS Bogowonto - Lukulo
MAGELANG
Garis Pantai
Batas Kabupaten
Batas Kecamatan
Waduk
Waduk
9160000

9160000
Wadaslintang
Kelas Jalan
Jalan Kolektor
Jalan Arteri
DAS Jalan Lokal
Lukulo Jalan Kereta Api
KEBUMEN DAS Tata Guna Lahan dan CP
Wawar Hutan CP : 0,002 - 0,008
9150000

9150000
Perkebunan CP : 0,05
PURWOREJO Belukar CP : 0,1
Kota CP : 0,05
Permukiman CP : 0,05
Sawah CP : 0,01 - 0,5
Tegalan CP : 0,28

250000 300000 350000 400000 450000 500000


DAS DAS Inzet
9140000

9140000
Cokroyasan Bogowonto

9250000
9 250000
KULON PROGO

9 200000

9200000
Jawa Tengah

9150000
9 150000
Samudera D I.
Indo Yogyakarta
ne si

9 100000

9100000
a
9130000

9130000
250000 300000 350000 400000 450000 500000

0 8 16 24 Km Sumber :

mU
1. Peta Rupa Bumi Indonesia, Skala 1 : 25.000,
Tahun 1999.
mT 2. Hasil Analisis.
350000 360000 370000 380000 390000 400000
• Dari peta dan data di atas,
selanjutnya dilakukan
overlay peta untuk
mendapatkan peta unit
lahan.
• Overlay peta unit lahan
dapat dilakukan dengan
bantuan GIS (software Arc-
View).
R2
R1 K1
K2

R3 R4 K3

PETA EROSIVITAS HUJAN, R PETA ERODIBILITAS TANAH, K

R2K1

R1K1 R2K2
R1K2

R1K3 R4K3

R3K3
R4K3

PETA HASIL OVERLAY R & K


R2K1

R1K1 R2K2
R1K2
LS1 LS2 LS3
R1K3 R4K3

R3K3
R4K3

PETA LERENG, LS PETA HASIL OVERLAY R & K

R2K1LS1 R2K1LS2
R2K2LS2

R1K1LS1 R2K2LS3
PETA HASIL OVERLAY R1K1LS2

R, K & LS R1K3LS1 R1K2LS2

R4K3LS2
R3K3LS1

R4K3LS3
R3K3LS2 R1K3LS2 R4K3LS2 R4K3LS3
R2K1LS1 R2K1LS2
R2K2LS2

CP1 R1K1LS1 R2K2LS3


CP2 PETA HASIL R1K1LS2

OVERLAY R1K3LS1 R1K2LS2

CP4 CP3 R, K & LS R3K3LS1


R4K3LS2

R4K3LS3

PETA TATA GUNA LAHAN, CP R3K3LS2 R1K3LS2 R4K3LS2 R4K3LS3

PETA HASIL
OVERLAY
R, K , LS, & CP
HASIL
HASIL OVERLAY R, K, LS DAN CP

R R2K1LS1CP2

K R2K1LS1CP1 R2K1LS2CP2
LS
CP

R1K1LS1CP1 R2K2LS2CP2
R1K1LS1CP2
R1K1LS2CP2
R2K2LS3CP2

R1K1LS1CP3
R1K2LS2CP2
R1K3LS1CP4 R1K1LS2CP3 R4K3LS2CP2
R1K3LS2CP3 R1K2LS2CP3

R4K3LS2CP2
R4K3LS3CP2
R1K3LS2CP3

R3K3LS1CP3 R4K3LS3CP2
R3K3LS1CP4 R4K3LS2CP3

R3K3LS2CP3 R4K3LS3CP3
R4K3LS3CP3
• Besarnya erosi yang terjadi
dapat memberikan
gambaran tingkat erosi
(kekritisan) yang terjadi
pada suatu DAS, apakah
dalam tingkatan yang
membahayakan atau
belum.
Kelas Bahaya Tanah hilang, A, dalam
Keterangan
Erosi [ton/ha/tahun]
I < 15 Sangat ringan
II 15 – 60 Ringan
III 60 – 180 Sedang
IV 180 – 480 Berat
V > 480 Sangat Berat
350000 360000 370000 380000 390000 400000 PETA BAHAYA EROSI
(EKSISTING) WILAYAH
SUNGAI BOGOWONTO-LUKULO
9180000

9180000
U
BANJARNEGARA

WONOSOBO

Skala 1 : 350.000
9170000

9170000
Legenda :
Sungai
Batas Luar WS Bogowonto - Lukulo
MAGELANG
Garis Pantai
Batas Kabupaten
Batas Kecamatan
Waduk Waduk
9160000

9160000
Wadaslintang
Kelas Jalan
Jalan Kolektor
Jalan Arteri
DAS Jalan Lokal
Lukulo Jalan Kereta Api
KEBUMEN DAS Kelas Bahaya Erosi
Wawar < 15 (ton/Ha/Tahun)
9150000

9150000
15 - 60 (ton/Ha/Tahun)
PURWOREJO 60 - 180 (ton/Ha/Tahun)
180 - 480 (ton/Ha/Tahun)
> 480 (ton/Ha/Tahun)

250000 300000 350000 400000 450000 500000

Inzet

9 250000

9250000
DAS DAS
9140000

9140000
Cokroyasan Bogowonto

9200000
9200000
Jawa Tengah
KULON PROGO

9 150000

9150000
DI.
Yogyakarta

9100000
9100000
Samudera
Indo 250000 300000 350000 400000 450000 500000
n es i
a
9130000

9130000
Sumber :
1. Curah Hujan Bulanan (Cm/Bulan)
0 8 16 24 Km
2. Peta Jenis Tanah.

mU
3. Peta Kemiringan Lereng.
4. Peta Tata Guna Lahan.
350000 360000 370000 380000 390000 400000 mT 5. Hasil Analisis
• Williams (1975) melakukan
modifikasi USLE dengan
mengganti faktor R dengan
faktor aliran.
• MUSLE sudah
memperhitungkan baik erosi
maupun pergerakan sedimen
pada DAS berdasar pada
kejadian hujan tunggal (single
event).
SY  aVQ .QQ  .K .C.P.LS
b

• SY = yil sedimen tiap kejadian hujan


(ton)
• VQ = volume aliran (m3)
• QQ = puncak debit (m3/det)
• a dan b = koefisien, masing-masing
dapat diambil 11,8 dan 0,56, akan
tetapi pada umumnya besarnya
koefisien ini bervariasi, dan harus
ditetapkan untuk tiap lokasi dengan
cara mengkalibrasi dengan
sedimentasi waduk yang ada atau
data lain yang lebih dapat dipercaya.
• Pendugaan erosi tanah dapat
dilakukan di laboratorium
dengan bantuan alat
pembangkit hujan (rainfall
simulator).
• Kepadatan tanah, kondisi
penutup, kemiringan dan
panjang lereng dapat
disimulasikan berdasarkan
keadaan yang diinginkan.
• Keuntungan: dimungkinkan
dilakukan pengamatan
secara detil mekanisme dan
proses terjadinya erosi.
• Kerugian: perilaku erosi
tanah di laboratorium tidak
sama dengan apa yang
terjadi di lapangan.
• Pengamatan di lapangan
dilakukan menggunakan
sistem petak (plot) dengan
ukuran, kemiringan,
panjang lereng, dan jenis
tanah tertentu (diketahui).
• Aliran air dan sedimen yang
keluar petak diamati.
Petak Percobaan

Talang

Tangki Pertama
Pengendalian Erosi Lahan

Saluran Pembagi

Tangki Kedua
• Volume air dapat dihitung
dengan cara menjumlahkan
volume air di bak pertama dan
volume air di bak kedua
dikalikan dengan jumlah
keluaran yang ada di bak
pertama.
• Berat sedimen dapat diketahui
dari besarnya sedimen yang
mengendap di dasar bak.
• Volume sedimen di bak
pertama dan kedua diukur,
misal Vs1 dan Vs2 kemudian
diambil sampel sedimen
secukupnya dan dioven
sampai kering untuk
menghitung berat jenis gs.
• Berat keseluruhan sedimen:
• Ws = (Vs1 + Vs2) gs
• Erosi tanah Ws terjadi selama
satu kali kejadian hujan, sehinga
untuk mengetahui jumlah tanah
tererosi selama periode waktu
tertentu dilakukan dengan
menjumlahkan seluruh tanah
tererosi tiap kejadian hujan
denga jalan menjumlahkan
seluruh tanah tererosi tiap
kejadian hujan selama periode
yang dikehendaki.

Anda mungkin juga menyukai