“ TETANUS
NEONATORUM “
Imunisasi aktif
Vaksinasi dasar dalam bentuk toksoid diberikan
bersama vaksin pertusis dan difteri ( vaksin DPT ).
Imunisasi pasif
Diberikan serum antitetanus (ATS Profilaksis) pada
penderita luka yang beresiko terjadi infeksi tetanus,
bersama – sama dengan TT
ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian keperawatan
1. Pengkajian
2. Riwayat kehamilan prenatal
Ditanyakan apakah ibu sudah diimunisasi TT
3. Riwayat natal ditanyakan
Siapa penolong persalinan karena data ini akan membantu membedakan
persalinan yang bersih/higienis atau tidak. Alat pemotong tali pusat, tempat
persalinan.
4. Riwayat postnatal
Ditanyakan cara perawatan tali pusat, mulai kapan bayi tidak dapat menetek
(incubation period). Berapa lama selang waktu antara gejala tidak dapat menetek
dengan gejala kejang yang pertama (period of onset).
5. Riwayat tetanus pada anak
Ditanyakan apakah sudah pernah imunisasi DPT/DT atau TT dan kapan terakhir
6. Riwayat psiko-sosial
a) Kebiasaan anak bermain di mana
b) Hygiene sanitasi
ASUHAN KEPERAWATAN
7. Pemeriksaan Fisik
Pada awal bayi baru lahir biasanya belum ditemukan gejala dari
tetanus, bayi normal dan bisa menetek dalam 3 hari pertama. Hari
berikutnya bayi sukar menetek, mulut “mecucu” seperti mulut ikan.
Risus sardonikus dan kekakuan otot ekstrimitas. Tanda-tanda
infeksi tali pusat kotor. Hipoksia dan sianosis.
Pada anak keluhan dimulai dengan kaku otot lokal disusul dengan
kesukaran untuk membuka mulut (trismus).
- Pada wajah : Risus Sardonikus ekspresi muka yang khas akibat
kekakuan otot-otot mimik, dahi mengkerut, alis terangkat, mata
agak menyipit, sudut mulut keluar dan ke bawah.
- Opisthotonus tubuh yang kaku akibat kekakuan otot leher, otot
punggung, otot pinggang, semua trunk muscle.
- Pada perut : otot dinding perut seperti papan. Kejang umum,
mula-mula terjadi setelah dirangsang lambat laun anak jatuh dalam
status konvulsius.
- Pada daerah ekstrimitas apakah ada luka tusuk, luka dengan
nanah, atau gigitan binatang
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d. Peningkatan kebutuhan kalori yang
tinggi, intake yang tidak adekuat.
Tujuan : nutrisi dan cairan dapat dipertahankan sesuai dengan berat badan dan
pertumbuhan normal.
Kriteria hasil :
- Tidak terjadi dehidrasi
- Tidak terjadi penurunan BB
- Hasil lab. tidak menunjukkan penurunan albumin dan HbTidak menunjukkan tanda-
tanda malnutrisi
Intervensi:
- Catat intake dan output secara akurat.
- Berikan makan minum personde tepat waktu.
- Berikan perawatan kebersihan mulut.
- Gunakan aliran oksigen untuk menurunkan distress nafas.
- Berikan formula yang mengandung kalori tinggi dan protein tinggi dansesuaikan
dengan kebutuhan.
- Ajarkan dan awasi penggunaan makanan sehari-hari.
- Tegakkan diet yang ditentukan dalam bekerja sama dengan ahli gizi.
KESIMPULAN