Anda di halaman 1dari 14

KEPERAWATAN ANAK

“ TETANUS
NEONATORUM “

DISUSUN OLEH KELOMPOK 6 :


 NURMAULIDINA SYAIFUL
 RISDAYANTI
 WIDYASWARA
 NIRWANA
 SITI AISYAH
 ANDI ILHAM
 IRWAN UMAR
DEFINISI TETANUS NEONATORUM

Tetanus Neonatorum adalah penyakit tetanus


pada bayi baru lahir dengan tanda klinik yang khas,
setelah 2 hari pertama bayi baru hidup, menangis
dan menyusu secara normal, pada hari ketiga atau
lebih timbul kekakuan seluruh tubuh dengan
kesulitan membuka mulut dan menetek di susul
dengan kejang-kejang.
ETIOLOGI

Penyakit ini disebabkan oleh karena clostridium


tetani yang bersifat anaerob dimana kuman tersebut
berkembang tanpa adanya oksigen. Tetanus pada
bayi ini dapat disebabkan karena tindakan
pemotongan tali pusat yang kurang steril, untuk
penyakit ini masa inkubasinya antara 5 – 14 hari
PATOFISIOLOGI

Virus yang masuk dan berada dalam lingkungan


anaerobit berubah menjadi bentuk vegetatif dan berbiak
sambil menghasilkan toksin dalam jaringan yang
anaerobit ini terdapat penurunan potensial oksidasi
reduksi jaringan dan turunnya tekanan oksigen jaringan
akibat adanya pus, nekrosis jaringan, garam kalsium
yang dapat diionisasi. Secara intra aksonal toksin
disalurkan ke sel syaraf yang memakan waktu sesuai
dengan panjang aksonnya dan aktifitas serabutnya.
Belum terdapat perubahan elektrik dan fungsi sel syaraf
walaupun toksin telah terkumpul dalam sel. Dalam sum-
sum tulang belakang toksin menjalar dari sel syaraf
lower motorneuron keluksinafs dari spinal
inhibitorineurin. Pada daerah inilah toksin menimbulkan
gangguan pada inhibitoritransmiter dan menimbulkan
kekakuan
MANIFESTASI KLINIS

 Tanda dan gejalanya meliputi :


 Kejang sampai pada otot pernafasan
 Leher kaku
 Dinding abdomen keras
 Mulut mencucu seperti mulut ikan.
 Suhu tubuh dapat meningkat.
KOMPLIKASI & PEMERIKSAAN PENUNJANG

KOMPLIKASI PEMERIKSAAN PENUNJANG


 Bronkopneumonia  Pemeriksaan
 Asfiksia akibat obstruksi laboratorium didapati
sekret pada saluran peninggian leukosit
pernafasan  Pemeriksaan cairan otak
 Sepsis neonatorum. biasanya normal
 Pemeriksaan
elektromiogram dapat
memperlihatkan adanya
lepas muatan unit motorik
secara terus-menerus
PENATALAKSANAAN & PENGOBATAN

 Netralisasi tosin yang masih ada di dalam darah sebelum


kontak dengan sistem saraf, dengan serum antitetanus
 Membersihkan luka tempat masuknya kuman untuk
menghentikan produksi toksin
 Pemberian antibiotika penisilin atau tetrasiklin untuk
membunuh kuman penyebab
 Pemberian nutrisi, cairan dan kalori sesuai kebutuhan
 Merawat penderita ditempat yang tenang dan tidak
terlalu terang
 Mengurangi serangan dengan memberikan obat pelemas
otot dan sesedikit mungkin manipulasi pada penderita.
PENCEGAHAN

 Imunisasi aktif
Vaksinasi dasar dalam bentuk toksoid diberikan
bersama vaksin pertusis dan difteri ( vaksin DPT ).
 Imunisasi pasif
Diberikan serum antitetanus (ATS Profilaksis) pada
penderita luka yang beresiko terjadi infeksi tetanus,
bersama – sama dengan TT
ASUHAN KEPERAWATAN

 Pengkajian keperawatan
1. Pengkajian
2. Riwayat kehamilan prenatal
Ditanyakan apakah ibu sudah diimunisasi TT
3. Riwayat natal ditanyakan
Siapa penolong persalinan karena data ini akan membantu membedakan
persalinan yang bersih/higienis atau tidak. Alat pemotong tali pusat, tempat
persalinan.
4. Riwayat postnatal
Ditanyakan cara perawatan tali pusat, mulai kapan bayi tidak dapat menetek
(incubation period). Berapa lama selang waktu antara gejala tidak dapat menetek
dengan gejala kejang yang pertama (period of onset).
5. Riwayat tetanus pada anak
Ditanyakan apakah sudah pernah imunisasi DPT/DT atau TT dan kapan terakhir
6. Riwayat psiko-sosial
a) Kebiasaan anak bermain di mana
b) Hygiene sanitasi
ASUHAN KEPERAWATAN

7. Pemeriksaan Fisik
Pada awal bayi baru lahir biasanya belum ditemukan gejala dari
tetanus, bayi normal dan bisa menetek dalam 3 hari pertama. Hari
berikutnya bayi sukar menetek, mulut “mecucu” seperti mulut ikan.
Risus sardonikus dan kekakuan otot ekstrimitas. Tanda-tanda
infeksi tali pusat kotor. Hipoksia dan sianosis.
Pada anak keluhan dimulai dengan kaku otot lokal disusul dengan
kesukaran untuk membuka mulut (trismus).
- Pada wajah : Risus Sardonikus ekspresi muka yang khas akibat
kekakuan otot-otot mimik, dahi mengkerut, alis terangkat, mata
agak menyipit, sudut mulut keluar dan ke bawah.
- Opisthotonus tubuh yang kaku akibat kekakuan otot leher, otot
punggung, otot pinggang, semua trunk muscle.
- Pada perut : otot dinding perut seperti papan. Kejang umum,
mula-mula terjadi setelah dirangsang lambat laun anak jatuh dalam
status konvulsius.
- Pada daerah ekstrimitas apakah ada luka tusuk, luka dengan
nanah, atau gigitan binatang
DIAGNOSA KEPERAWATAN

 Ketidakefektifan jalan nafas b.d. terkumpulnya liur


di dalam rongga mulut (adanya spasme pada otot
faring).
 Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d.
peningkatan kebutuhan kalori yang tinggi, makan
tidak adekuat.
INTERVENSI

 Ketidakefektifan jalan nafas b.d. terkumpulnya liur di dalam rongga mulut


(adanya spasme pada otot faring)
Tujuan : kelancaran lalu lintas udara (pernafasan) terpenuhi secara maksimal.
Kriteria hasil :
- Tidak terjadi aspirasi
- Bunyi napas terdengar bersih
- Rongga mulut bebas dari sumbatan
Intervensi :
- Berikan O2 nebulizer
- Ajarkan pasien tehnik batuk yang benar.
- Ajarkan pasien atau orang terdekat untuk mengatur frekuensi batuk.
- Ajarkan pada orang terdekat untuk menjaga kebersihan mulut.
- Berikan perawatan kebersihan mulut.
- Lakukan penghisapan bila pasien tidak dapat batuk secara efektif dengan
melihat waktu.
INTERVENSI

 Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d. Peningkatan kebutuhan kalori yang
tinggi, intake yang tidak adekuat.
Tujuan : nutrisi dan cairan dapat dipertahankan sesuai dengan berat badan dan
pertumbuhan normal.
Kriteria hasil :
- Tidak terjadi dehidrasi
- Tidak terjadi penurunan BB
- Hasil lab. tidak menunjukkan penurunan albumin dan HbTidak menunjukkan tanda-
tanda malnutrisi
Intervensi:
- Catat intake dan output secara akurat.
- Berikan makan minum personde tepat waktu.
- Berikan perawatan kebersihan mulut.
- Gunakan aliran oksigen untuk menurunkan distress nafas.
- Berikan formula yang mengandung kalori tinggi dan protein tinggi dansesuaikan
dengan kebutuhan.
- Ajarkan dan awasi penggunaan makanan sehari-hari.
- Tegakkan diet yang ditentukan dalam bekerja sama dengan ahli gizi.
KESIMPULAN

Dari uraian di atas, penulis dapat menarik kesimpulan


yaitu:
 Tetanus Neonatorum merupakan tetanus yang terjadi pada
bayi yang dapat disebabkan adanya infeksi melalui tali pusat
yang tidak bersih.Penyakit ini disebabkan oleh karena
clostridium tetani yang bersifat anaerob dimana kuman
tersebut berkembang tanpa adanya oksigen dan pemotongan
tali pusat yang tidak steril.
 Tanda dan gejala meliputi , Kejang sampai pada otot
pernafasan, Leher kaku, Dinding abdomen keras,
Mulut mencucu seperti mulut ikan dan Suhu tubuh dapat
meningkat. Komplikasi dari penyakit Tetanus Neonatorum
seperti Bronkopneumonia, Asfiksia akibat obstruksi sekret
pada saluran pernafasan, Sepsis neonatorum.Pemeriksaan
penunjangnya adalah pemeriksaan laboratorium didapati
peninggian leukosit, pemeriksaan cairan otak biasanya
normal dan pemeriksaan elektromiogram.

Anda mungkin juga menyukai