Anda di halaman 1dari 25

• Mayunda N

• Puput wahyu
• Putri
• Ratih Fameli
• Retno Mukti W
• Ribkha P
Pengertian,,
 Preeklampsia adalah timbulnya hipertensi
disertai proteinuria akibat kehamilan, setelah
kehamilan 20 minggu atau segera setelah
persalinan.
 Eklampsia adalah kelainan akut pada wanita
hamil, dalam persalinan atau nifas yang
ditandai dengan timbulnya kejang atau koma.
Sebelumnya wanita hamil menunjukan gelaja2
preeklampsia.
Jenis jenis preeklampsia
 Preeklampsia ringan adl timbulnya hipertensi disertai
proteinuria dan/edema setelah umur kehamilan 20
minggu atau segera setelah persalinan. Gejala ini dpt
timbul sebelum umur kehamilan 20minggu pd
penyakit trofoblas.
 Preeklampsia berat adl suatu komplikasi kehamilan
yang ditandai dengan timbulnya hipertensi 160/110
mmHg atau lebih disertai proteinuria dan/ edema
pada kehamilan 20 minggu atau lebih.
Gejala Preeklampsia
 Tekanan darah ≥ 160mmHg/ 110mmHg
 Peningkatan kadar enzim hati/ ikterus
 Trombosit < 100.000/mm3
 Oliguaria < 400ml/24 jam
 Proteunaria > 3g/liter
 Nyeri epigastrium
 Skotoma dan gangguan virus lain atau nyeri frontal yang
berat
 Pendarahan retina
 Edema polmonum
 Koma
Terapi Farmakologi Preeklampsia
 Aspirin 100mg
Pemberian sblm 16 minggu kehamilan dapat menurunkan
kejadian preeklampsia sebesar 52% dibandingkn dgn pemberian
setelah 16 minggu kehamilan.
 Antioksidan
Menguragi agregasi platelet dan meningkatkan fungsi endotheil
 Kalsium
Dosis yg di anjurkan 1,5-2 elemen kalsium/hari
 Asam folat
Sejak trisemester 1 hingga trisemester 3 kehamilan, menurunkan
terjadinya preeklampsia sebesar 65%
 ISDN
Dapat menurunkan tekanan darah dan memperbaiki sirkulasi
darah uteriplasenta.
Obat obat antikonvulsan
Adalah untuk mencegah kejang dan mengakhiri aktivitas
klinik dan elektrik kejang
 Magnesium sulfat (MgSO4)
merupakan antikonvulsan yg efektif dan membantu mencegah
kejang kambuh dan aliran darah ke fetus. MgSO4 berhasil
mengontrol kejang eklamptik pada >95% kasus, selain itu zai
ini memberikan keuntungan fisiologi untuk fetus dengan
meningkatkan aliran darah ke uterus’
 Fenitoin
Dpt mengatasi kejang eklamptik namun di duga menyababkan
bradikardia dan hipotensi. Fenitoin bekerja menstabilkan
aktivitas neuron dengan menurunkan flux ion di seberang
membran depolarisasi.
Lanjutan,,
Keuntungan fenitoin adl dapat dilanjutkan secara oral untuk
beberapa hari sampai resiko kejang eklamptik berkurang.
 Diazepam
Digunakan untuk menanggulangi kegawat daruratan pada
kejang eklamptik. Mempunyai waktu paruh yg pendek dan
efek depresi SSP yg signifikan’
 Hidralazin
Vasodilator arteriolar langsung yg menyebabkan takikardi
dan peningakatan cardiac output. Hidralazid membantu
meningkatkan aliran darah ke uterus dan mencegah
hipotensi. Hidralazin dimetabolisir di hati, dapat mengontrol
hipertensi pd 95% pasien dgn eklamapsisa
 Labelatol
Merupakan beta-blocker non selektif, tersedia dalam
preparat IV dan per oral. Digunakan sebagai pengobatan
alternatif dri hidralazin. Aliran darah ke uteroplasenta tidak
dipengaruhi oleh pemberian labelatol IV.
 Nifedipin
Merupakan CCB yg mempunyai efek vasodilatasi kuat
arteriolar.
 Clonidin
Mrpkn Agonis Selektif Reseptor 2 ( 2-agonis) obat ini
merangsang adrenoreseptor 2 di SSP dan perifer, tetepi efek
antihipertensinya terutama akibat perangsangan reseptor 2 di
SSP.
Faktor resiko preeklampsia
 Usia
 Paritas
 Riwayat preeklampsi sebelumnya
 Kehamilan multipel
 Penyakit terdahulu
 Jarak antara kehamilan
 Indeks massa tubuk (IMK)
 Usia kehamilan
EKLAMPSIA
 Adalah kejang yang dialami wanita hamil dalam
persalinan atau masa nifas yang disertai gejala-
gejalan preeklampsia ( hipertensi, edema dan
proteinuria).
 Eklampsia dibedakan menjadi 3 :
1) Eklampsia antepartum = terjadi selama kehamilan
2) Eklampsia intrapartum = terjadi sewaktu
persalinan
3) Eklampsia persalinan = terjadi setelah persalinan
Serangan kejang eklampsia
1) Tingkat invasi ( tingkat permulaan) : mata terpaku,
kepala dipalingkan ke satu sisi, muka
memperlihatkan kejang-kejang halus. Tingkat ini
berlangsung beberapa detik.
2) Tingkat kontraksi ( tingkat kejang tonis) : seluruh
badan kaku, kadang-kadang terjadi epistotonus
yang lamanya 5-20 detik.
3) Tingkat konvulsi ( tingkat kejang klonis) : kejang
hilang timbul, penderita dapat terlempar dari
tempat tidur, ludah berbuih, lama kejang +/- 1
menit.
4) Tingkat koma : setelah kejang klonis penderita
mengalami koma, lamanya bervariasi, setelah
sadar penderita tidak ingat sama sekali.
Terapi farmakologi eklampsia
 Pemberiaan MgSO4, sebagai anti kejang pada
eklampsia
 Pemberian obat suportif : anti hipertensi,
kardiotonik, antipiretik, antibiotik, dan anti
nyeri yang sesuai indikasi.
 Pemberian Diazepam, Phenytoin dan Natrium
amobarbital. Ketiga obat tsb dapat diberikan
jika kejang-kejang kembali terjadi, meskipun
sudah diberikan MgSO4.
Penatalaksanaan preeklampsia
Patofisiologi Eklampsia
Penatalaksanaan eklampsia
HELLP SINDROM
 Adalah preeklampsia-eklampsia disertai timbulnya
hemolisis, peningkatan enzim hepar, disfungsi hepar
dan trombosithopenia.
 H ( hemolisis) : kondisi dimana hancurnya sel darah
merah sehingga menggangu distribusi oksigen ke
seluruh tubuh.
 EL ( Elevated Liver Enzim) : gangguan fungsi hati
yang mengakibatkan peningkatan kadar enzim yg
dihasilkan oleh hati.
 LP ( Low Platelet Count) : kondisi dimana kadar
trombosit rendah sehingga berakibat pada pendarahan
yg sulit di hentikan.
Epidemiologi
 HELLP SINDROM terjadi pada 2-12%
kehamilan. Sebaga perbandingan
preeklampsia terjadi 5-7% kehamilan.
Sindrom Hellp berkembang dari 4-12%
wanita preeklampsia atau eklampsia.
Tanpa preeklampsia diagnosis ini sering
terlambat.
Faktor- faktor yang menigkatkan
resiko sindrom HELLP pada ibu
hamil :
 Menderita Hipertensi
 Usia > 35th
 Obesitas
 Memiliki riwayat sindrom HELLP
 Penderita DM
 Menderita penyakit ginjal
Gejala gejala HELLP Sindrom
 Sakit kepala
 Rasa mual dan muntah
 Kelelahan atau tidak enak badan
 Perut tidak nyaman terutama stlh makan
 Sakit perut di sisi kanan atas
 Nyeri pd bahu saat menarik nafas dalam
 Terjadi mimisan atau pendarahan
 Gangguan penglihatan
 Hipotensi
 Proteinuria
 Edema serebral
 Obesitas
Kriteria diagnosis sindrom HELLP
Hemolisis
 Kelainan asupan darah tepi
 Total bilirubin > 1,2 mg/dl
 Laktat dehidrogenesis (LDH) > 600 U/L
Peningkatan fungsi hati
 Serum aspartat aminotranferase (AST) > 70 U/L
 LDH > 600 U/L
Jumlah trombosit yang rendah < 100.000/mm
Terapi sindrom HELLP
1. Istirahat total
2. Transfusi darah untuk mengobati anemia dan
kadar trombosit yang rendah
3. Magnesium sulfat untuk mencegah kejang
4. Obat hipertensi untuk mengontrok tekanan
darah
5. Kortikostreroid untuk membantu paru-paru bayi
supaya cepat matang.
6. Tes biofisik, sonogram tes non stres dan
evaluasi gerakan janin guna memantau kondisi
janin pasca melahirkan.

Anda mungkin juga menyukai