Anda di halaman 1dari 17

Obstructive Sleep Apnea (OSA)

Pembimbing
-

Disusun oleh:
-
Apnea (Yunani) = tanpa napas

Central Obstructive Campuran


Apnea Sleep Apnea
Aliran udara Terhenti Terhenti Central 
Gerakan dada Terhenti Tetap ada obstructive

Apnea  tidak adanya aliran udara selama 10 detik atau lebih.


Hypopnea  berkurangnya aliran udara sebesar 30% selama 10
detik atau lebih, dengan atau tanpa desaturasi.
Obstructive Sleep Apnne (OSA)

 Salah satu bentuk gangguan napas saat tidur


 Keadaan apne dan hipoapnea akibat adanya sumbatan total
(apnea) atau sebagian (hipoapnea) jalan napas yang terjadi
secara berulang pada saat tidur sehingga menyebabkan
aliran udara menjadi terhambat.
 Ditandai oleh episode henti napas (apnea) minimal 10 detik/
episode, terjadi berulang kali, dapat mencapai 20-60 kali per
jam, dan disertai dengan penurunan saturasi oksigen lebih
dari 4%.
Epidemiologi
 Prevalensi OSA meningkat 2-3 kali pada usia diatas 65
tahun dibandingkan dengan usia 30-64 tahun
 Laki-laki : wanita = 2-3:1. Berhubungan dengan pola
distribusi lemak pada pria, yaitu pada daerah leher
 Prevalensi OSA pada perempuan meningkat 3x lipat
setelah menapause.
 Ras Afrika-Amerika memiliki risiko lebih tinggi
dibandingkan ras kulit putih. Ras Asia diketahui memiliki
risiko OSA yang lebih tinggi terkait dengan BMI, lingkar
leher, serta postur tubuh yang lebih pendek.5
Faktor Predisposisi
Ukuran
Obesitas Umur
lingkar leher

Kelainan
Jenis
Hormon saluran
kelamin
napas

Minum
Merokok
alkohol
Patofisiologi
 Terdorongnya lidah dan palatum ke belakang hingga menempel pada
dinding faring posterior menyebabkan oklusi nasofaring dan orofaring.
 Relaksasi otot dilator faring (menstabilkan jalan napas) selama tidur
 Tidur berbaring (supine)  menyebabkan kolapsnya saluran napas akibat
pergerakan mandibula, palatum mole dan lidah ke arah belakang.
 Aktivasi kemoreseptor oleh hipoksemia dan hiperkapnia selama apnea
mengakibatkan hiperventilasi disertai proses terbangun mendadak yang
tidak disadari.
 Obesitas  peningkatan deposit lemak disekeliling leher dan ruang
parafaring menyebabkan penyempitan dan kompresi salur napas atas dan
mengganggu otot dilator yang mempertahankan patensi salur napas atas.
Gambaran Klinis
Gejala Klinis Insidensi (%)

Suara dengkur 95

Mengantuk 75

Restless sleep 99

Mental abnormal 58

Perubahan personaliti 48

Impotensi 40

Sakit kepala siang hari 35

Nokturia 30

Enuresis Tidak diketahui

Nocturnal choking Tidak diketahui


Diagnosis

• Berapa lama menderita penyakit ini dan seberapa


berat dengkurannya.
• Apakah dengkuran terdengar di ruangan yang
sama atau di ruangan lain.
• Apakah mendengkur terjadi pada posisi tertentu,
terutama posisi berbaring telentang;
Anamnesis • Apakah terjadi henti pernapasan sehingga
membuat pasien merasa tercekik
• Apakah terdapat hidung tersumbat
• Adakah faktor yang memperberat.
• Apakah terdapat gangguan dalam berkonsentrasi
atau lebih mengantuk pada siang hari.
• Penggunaan obat-obatan, alkohol, merokok
Diagnosis

• Hidung untuk menilai patensi dari


saluran pernapasan.
• Rhinoskopi anterior  menilai adanya
septum deviasi, nasal valve kolaps,
Pemeriksaan hipertrofi konka inferior atau polip
hidung.
Fisik • Orofaring  menilai tonsil, palatum
uvula, dilihat ukurannya.
• Nasoendoskopi yang fleksibel
(fiberoptik)  menilai secara rinci dari
kavum nasi, nasofaring, dan orofaring.
Diagnosis

• Polisomnografi
• Untuk konfirmasi diagnosis OSA, beratnya
apnea, pemilihan terapi dan evaluasi respon
terapi.
• Terdiri dari elektroensefalogram (EEG),
Pemeriksaan elektromyogram (EMG), elektrookulogram
(EOG), parameter respirasi, electrocardiogram
Penunjang (ECG), saturasi oksigen dan mikrofon untuk
merekam dengkuran (selama 6 jam 10 menit)
• Efisiensi tidur, posisi tidur, frekuensi dan
penyebab pasien terbangun, timbulnya
gangguan pernafasan saat tidur, fluktuasi
saturasi oksigen dan aritmia jantung spesifik.
Kategori beratnya apnea tidur berdasarkan AHI terdiri dari:
• Apnea tidur ringan dengan AHI 5–15, saturasi oksigen 86% dan
keluhan ringan
• Apnea tidur sedang dengan AHI 15–30, saturasi oksigen 80–85% dan
keluhan mengantuk dan sulit konsentrasi
• Apnea tidur berat dengan AHI 30, saturasi oksigen kurang dari 80%
dan gangguan tidur.

Seseorang dikatakan menderita OSA jika terdapat :


 Keadaan mengantuk berat sepanjang hari yang tidak dapat dijelaskan
karena sebab lain.
 Dua atau lebih keadaan seperti tersedak sewaktu tidur, terbangun
beberapa kali ketika tidur, tidur yang tidak menyebabkan rasa segar,
perasaan lelah sepanjang hari dan gangguan konsentrasi.
 Hasil PSG menunjukkan AHI ≥ 5 (jumlah total apnea ditambah terjadi
hipopnea perjam selama tidur).
 Hasil PSG negatif untuk gangguan tidur lainnya.
Penatalaksanaan

Non bedah Bedah


Non bedah

CPAP (continuous positive pressure)


• Untuk menurunkan gejala mendengkur, apnea-hipopnea dan daytime
hypersomnolence.
• The American College of Chest Physicians merekomendasikan CPAP pada
pasien dengan AHI >30 dan juga pasien dengan AHI 5–30 yang disertai gejala.
• Kelemahan CPAP  ada rasa tidak nyaman pada saat penggunaan, ada rasa
claustrophobia, sakit kepala, rinitis, iritasi wajah dan hidung serta aerofagia
Pengaturan pola hidup
• Menurunkan berat badan  meningkatkan volume dan fungsi saluran napas
atas.
• Menghindari konsumsi minuman beralkohol, obat penenang, nikotin dan kafein
pada malam hari dapat memperbaiki tonus otot saluran napas atas dan
mekanisme pernapasan sentral.
Untuk memperbaiki
Bedah volume dan bentuk
saluran napas atas

 Indikasi:
• AHI >20x/jam,
• saturasi O2 <90%,
• tekanan esofagus di bawah -10 cmH2O,
• adanya gangguan kardiovaskuler (seperti aritmia dan hipertensi
• gejala neuropsikiatri,
• gagal dengan terapi non-bedah
• adanya kelainan anatomi yang menyebabkan obstruksi jalan
napas. baik untuk OSA
• eksisi pada margo inferior palatum mole termasuk uvula dan
Uvulopalatopharyngoplasty tonsil
(UPPP) • dapat menurunkan AHI dan meningkatkan saturasi oksigen.
• kurang efektif pada pasien usia lanjut dan IMT yang tinggi.

• memperbaiki obstruksi retroglosal


• AHI >30 yang disebabkan oleh obstruksi pada dasar lidah
Genioglosus advancement
• Keberhasilan teknik ini dalam memperbaiki AHI dan saturasi
oksigen mencapai angka 66-85%.

• pasien yang tidak mengalami kemajuan pasca-UPPP dan


genioglosus advancement setelah dievaluasi selama enam
Teknik maksila-mandibular bulan dengan PSG.
osteotomi • angka keberhasilan 97-100% dalam menurunkan AHI dan
meningkatkan saturasi oksigen darah.

• mirip seperti UPPP, namun menggunakan laser (CO2,


argon)
Laser-assisted uvuloplasty
• LAUP tidak direkomendasikan pada pasien yang memiliki
(LAUP) obstruksi pada daerah tonsil, penebalan mukosa faring,
hipertrofi tonsil dan AHI >30.
Komplikasi

 Neuropsikologis: kantuk berlebihan pada siang hari, kurang


konsentrasi dan daya ingat, sakit kepala, depresi.
 Kardiovaskuler: takikardi, hipertensi, aritmia, blokade
jantung, angina, penyakit jantung iskemik, gagal jantung
kongestif, stroke.
 Respirasi: hipertensi pulmonum, cor pulmunale.
 Metabolik: diabetes, obesitas.
 Genito-urinari: nokturia, enuresis, impotensi.
 Hematologis: polisitemia.
Kesimpulan
 Obstructive sleep apnea (OSA) adalah kelainan yang
merupakan bagian dari sleep-disorder breathing syndrome yang
kompleks. Beberapa faktor predisposisi OSA antara lain
obesitas, ukuran lingkar leher, umur, jenis kelamin, hormon dan
kelainan anatomi saluran napas. Obstructive sleep apnea juga
dapat dipicu dengan kebiasaan merokok dan minum alkohol.
OSA sering tidak terdeteksi karena terjadi saat pasien tidur.
 Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan
fisik, serta pemeriksaan penunjang. Polisomnografi merupakan
pemeriksaan baku emas dalam menegakkan diagnosis OSA.
Penggunaan continuous positive pressure (CPAP) adalah terapi
non-bedah OSA yang dianggap paling efektif untuk menurunkan
gejala mendengkur, apnea-hipopnea dan daytime
hypersomnolence. Tujuan terapi bedah pada OSA adalah untuk
memperbaiki volume dan bentuk saluran napas atas. Indikasi
harus jelas dan dipersiapkan dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai

  • Dimanaakankucari PDF
    Dimanaakankucari PDF
    Dokumen61 halaman
    Dimanaakankucari PDF
    Agung Satria
    Belum ada peringkat
  • Obstructive Sleep Apnea (OSA)
    Obstructive Sleep Apnea (OSA)
    Dokumen17 halaman
    Obstructive Sleep Apnea (OSA)
    Regina Renatan
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen3 halaman
    Bab I
    Regina Renatan
    Belum ada peringkat
  • Forensik Skenario 1
    Forensik Skenario 1
    Dokumen38 halaman
    Forensik Skenario 1
    Regina Renatan
    Belum ada peringkat
  • Obstructive Sleep Apnea (OSA)
    Obstructive Sleep Apnea (OSA)
    Dokumen17 halaman
    Obstructive Sleep Apnea (OSA)
    Regina Renatan
    Belum ada peringkat
  • Forensik Skenario 1
    Forensik Skenario 1
    Dokumen38 halaman
    Forensik Skenario 1
    Regina Renatan
    Belum ada peringkat
  • Herpes Zoster Otikus
    Herpes Zoster Otikus
    Dokumen9 halaman
    Herpes Zoster Otikus
    Regina Renatan
    Belum ada peringkat
  • Herpes Zoster Otikus
    Herpes Zoster Otikus
    Dokumen9 halaman
    Herpes Zoster Otikus
    Regina Renatan
    Belum ada peringkat
  • Bronkiektasis
    Bronkiektasis
    Dokumen1 halaman
    Bronkiektasis
    Regina Renatan
    Belum ada peringkat
  • sss20102011 Slide Herpes Zoster Otikus PDF
    sss20102011 Slide Herpes Zoster Otikus PDF
    Dokumen16 halaman
    sss20102011 Slide Herpes Zoster Otikus PDF
    Ikmal Shahrom
    Belum ada peringkat
  • Bagaimana Implan Koklea Bekerja
    Bagaimana Implan Koklea Bekerja
    Dokumen12 halaman
    Bagaimana Implan Koklea Bekerja
    Fathoni Enggartyasta
    Belum ada peringkat
  • Bronkiektasis
    Bronkiektasis
    Dokumen1 halaman
    Bronkiektasis
    Regina Renatan
    Belum ada peringkat
  • Penatalaksanaan Obstructive Sleep Apnea PDF
    Penatalaksanaan Obstructive Sleep Apnea PDF
    Dokumen9 halaman
    Penatalaksanaan Obstructive Sleep Apnea PDF
    Nabila Rizkika
    Belum ada peringkat
  • Blok 18
    Blok 18
    Dokumen11 halaman
    Blok 18
    Regina Renatan
    Belum ada peringkat
  • Blok 18
    Blok 18
    Dokumen11 halaman
    Blok 18
    Regina Renatan
    Belum ada peringkat
  • PBL Blok 7
    PBL Blok 7
    Dokumen16 halaman
    PBL Blok 7
    Regina Renatan
    Belum ada peringkat
  • Blok 16
    Blok 16
    Dokumen13 halaman
    Blok 16
    Regina Renatan
    Belum ada peringkat
  • PBL 15
    PBL 15
    Dokumen24 halaman
    PBL 15
    Regina Renatan
    Belum ada peringkat
  • Blok 16
    Blok 16
    Dokumen13 halaman
    Blok 16
    Regina Renatan
    Belum ada peringkat
  • Blok 14
    Blok 14
    Dokumen18 halaman
    Blok 14
    Regina Renatan
    Belum ada peringkat
  • Blok 14
    Blok 14
    Dokumen18 halaman
    Blok 14
    Regina Renatan
    Belum ada peringkat
  • PBL Blok 6
    PBL Blok 6
    Dokumen21 halaman
    PBL Blok 6
    Regina Renatan
    Belum ada peringkat
  • PBL Blok 7
    PBL Blok 7
    Dokumen20 halaman
    PBL Blok 7
    Regina Renatan
    Belum ada peringkat
  • Tinjauan Pustaka TIA
    Tinjauan Pustaka TIA
    Dokumen7 halaman
    Tinjauan Pustaka TIA
    Regina Renatan
    Belum ada peringkat
  • PBL Blok 6
    PBL Blok 6
    Dokumen25 halaman
    PBL Blok 6
    Regina Renatan
    Belum ada peringkat
  • PBL 18
    PBL 18
    Dokumen17 halaman
    PBL 18
    Regina Renatan
    Belum ada peringkat
  • PBL 15
    PBL 15
    Dokumen24 halaman
    PBL 15
    Regina Renatan
    Belum ada peringkat
  • PBL 16
    PBL 16
    Dokumen17 halaman
    PBL 16
    Regina Renatan
    Belum ada peringkat
  • PBL Blok 7
    PBL Blok 7
    Dokumen8 halaman
    PBL Blok 7
    Regina Renatan
    Belum ada peringkat