Anda di halaman 1dari 49

Desi Reski Fajar S.

 Dosis atau takaran obat yaitu banyaknya


suatu obat yang dapat digunakan atau
diberikan kepada seorang penderita (orang
yg akan menggunakan obat) baik untuk
penggunaan luar maupun untuk penggunaan
dalam tubuh.

 Faktor-faktor yg perlu diperhatikan dalam


pemberian dosis umur, bobot badan, luas
permukaan tubuh, jenis kelamin, kondisi
penyakit, kondisi daya tangkis penderita, sifat
fisika dan kimia obat
 Dosis maksimum (DM)
pemberian obat tidak boleh melebihi dari dosis
yang telah ditetapkan karena akan
menyebabkan efek toksik. Biasanya ini berlaku
untuk dosis sekali dan dosis sehari
 Dosis Lazim (DL)
Dosis yang dijadikan sebagai pedoman dan
petunjuk penggunaan takaran obat tetapi tidak
mengikat. Dosis yg paling sering digunakan
pada suatu jenis obat dan sudah mencapai efek
terapi yg optimal
 CTM 4 mg

Dosis lazim : 6-16 mg/hari


Dosis maksimumnya : 40 mg/hari

Jika 8x2 tablet =.... Tablet/hari=..... Mg/hari


Dosis lazim ??
Dosis maksimum??
Dosis terapi
 takaran obat yang diberikan dalam keadaan
biasa dan dapat menyembuhkan penderita
 Takaran dosis terapi yang dapat memberikan
efek terapi yg efektif diperlukan persentasi
efek terapi disebut ED
ED50= dosis yang dapat menyebabkan efek
obat pada 50% hewan percobaan
ED100=...
Dosis minimum
takaran obat terkecil yang diberikan yang masih dapat
menyembuhkan dan tidak menimbulkan resistensi pada penderita

Dosis maksimum
Takaran obat terbesar yang diberikan yg dapat menyembuhkan
dan tidak menimbulkan efek toksik.
Beberapa ketentuan untuk DM:
Untuk orang lanjut usia yang keadaan fisiknya sudah mulai
menurun, dosis yang diberikan harus lebih kecil daripada dosis
maksimum seperti:
60-70 thn 4/5 dosis dewasa
70-80 thn ¾ dosis dewasa
80-90 thn 2/3 dosis dewasa
>90 thn ½ dosis dewasa

Untuk obat yang melebihi DM harus dibubuhi tanda seru dan paraf
dokter penulis resep, memberi garis bawah nama obat tersebut
dengan tinta merah dan menuliskan banyak obat dengan huruf
secara lengkap.
2. Untuk wanita hamil sebaiknya obat diberikan
dalam jumlah yang lebih kecil, bahkan beberapa
obat tidak dianjurkan untuk penggunaan pada
orang hamil karena akan menyababkan abortus.

3. Untuk wanita menyusui sebaiknya tidak


mengkonsumsi obat obatan yang dapat
menyebabkan bahaya pada bayinya karena obat
dapat diserap lewat ASI.

4. Pemberian obat untuk anak anak dibawah 20


tahun membutuhkan perhitungan khusus karena
respon anak terhadap obat berbeda beda.
Dosis toksik
Takaran obat dalam keadaan biasa yang dapat
menyebabkan keracunan sehingga perlu dilakukan
perhitungan persentase gejala keracunan pada
hewan percobaan yang diberi obat.
TD50=dosis yg dapat menyebabkan keracunan
pada 50% hewan percobaan.

Dosis letalis
akaran obat dalam keadaan biasa yang dapat
menyebabkan kematian pada penderita. Terdiri
dari:
LD50: takaran yang dapat menyebabkan kematian
pada 50% hewan percobaan
LD100: takaran yang dapat menyebabkan kematian
pada 100% hewan percobaan
1. Perhitungan dosis berdasarkan umur

a. Rumus Young (untuk anak dibawah 8 tahun)


𝑛 (𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛)
dosis= 𝑥 𝑑𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑑𝑒𝑤𝑎𝑠𝑎
𝑛 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 +12
b. Rumus Fried
𝑛 (𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛)
dosis= 𝑥
𝑑𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑑𝑒𝑤𝑎𝑠𝑎
150
c. Rumus Dilling(untuk anak diatas 8 tahun)
𝑛 (𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛)
dosis= 𝑥 𝑑𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑑𝑒𝑤𝑎𝑠𝑎
20
d. Rumus Cowling
𝑛 (𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛)
dosis= 𝑥 𝑑𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑑𝑒𝑤𝑎𝑠𝑎
24
e. Rumus Gaubius
0-1 tahun= 1/12 x dosis dewasa
1-2 tahun= 1/8 x dosis dewasa
2-3 tahun= 1/6 x dosis dewasa
3-4 tahun = ¼ x dosis dewasa
4-7 tahun = 1/3 x dosis dewasa
7-14 tahun= ½ x dosis dewasa
14-20 tahun= 2/3 x dosis dewasa
21-60 tahun = dosis dewasa

f. Rumus Bastedo
𝑛 (𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛)
dosis= 𝑥 𝑑𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑑𝑒𝑤𝑎𝑠𝑎
30
2. Perhitungan dosis berdasarkan bobot badan
a. Rumus Clark (Amerika)
𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑏𝑎𝑑𝑎𝑛 𝑎𝑛𝑎𝑘(𝑝𝑜𝑛)
dosis= 𝑥 𝑑𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑑𝑒𝑤𝑎𝑠𝑎
150
b. Rumus Thremich-fier (Jerman)
𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑏𝑎𝑑𝑎𝑛 𝑎𝑛𝑎𝑘(𝑘𝑔)
dosis= 𝑥 𝑑𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑑𝑒𝑤𝑎𝑠𝑎
70
c. Rumus Black Belanda
𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑏𝑎𝑑𝑎𝑛 𝑎𝑛𝑎𝑘 (𝑘𝑔)
dosis= 𝑥 𝑑𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑑𝑒𝑤𝑎𝑠𝑎
62
d. Rumus Juncker & Glaubius (Paduan umur
dan bobot badan)
Dosis = % kalo dosis dewasa
 Perhitungan dosis berdasarkan luas
permukaan tubuh
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑚𝑢𝑘𝑎𝑎𝑛 𝑡𝑢𝑏𝑢ℎ 𝑎𝑛𝑎𝑘
dosis= 𝑥 𝑑𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑑𝑒𝑤𝑎𝑠𝑎
1,75

dosis=
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑚𝑢𝑘𝑎𝑎𝑛 𝑡𝑢𝑏𝑢ℎ 𝑎𝑛𝑎𝑘
𝑥 100𝑥 𝑑𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑑𝑒𝑤𝑎𝑠𝑎
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑚𝑢𝑘𝑎𝑎𝑛 𝑡𝑢𝑏𝑢ℎ 𝑑𝑒𝑤𝑎𝑠𝑎
R/ Efedrin HCL 0,2
Syrupus simpleks
10 ml
m.f.pot 100 ml
s. 2 d.d 1 Cth Ket:
DM sekali : 0,05
DM Sehari : 0,15

Pro: Rico (18 kg)


Siapkan kertas
selembar
 Resep adalah permintaan tertulis dari seorang
dokter kepada Apoteker untuk menyiapkan
dan/atau membuat, meracik, serta
menyerahkan obat kepada pasien.
 Yang berhak menulis resep adalah dokter
umum, dokter gigi dan dokter hewan.
 Apoteker tidak berhak mengganti resep
kecuali dengan seizin dokter yang menulis
resep.
1. Nama, alamat, no. Izin praktek dokter,
2. Tanggal penulisan resep (inscriptio)
3. Tanda R/ pada bagian kiri setiap penulisan
resep (invocatio)
4. Nama setiap obat dan komposisinya
(praescriptio/ordonatio)
5. Aturan pemakaian obat yang tertulis (signatura)
6. Tanda tangan atau paraf dokter penulis resep
(subscriptio)
7. Jenis hewan serta nama pemiliknya untuk resep
dokter hewan
8. Tanda seru dan/ atau paraf dokter untuk resep
yang melebihi dosis maksimalnya.
Klinik shafia medika
Jl. Tamalanrea no. 2a makassar
Makassar, 15 Januari
2017

R/ Omeprazole No. X
s. 2 dd 1
R/ PCT No. X
s. 3 dd 1

Pro : Tn. Mahmud


Umur : 29 tahun
Alamat : Jl. Perintis kemerdekaan
 KETENTUAN LAIN DALAM RESEP :
1. Resep dokter hewan hanya ditujukan untuk penggunaan pada hewan.
2. Resep yang mengandung narkotika harus ditulis tersendiri yaitu
- Tidak boleh ada iterasi/iter
- Ditulis nama pasien tidak boleh m.i
- Alamat dan signatura yang jelas
- Tidak boleh ditulis s.u.c
3. Untuk pasien yang segera memerlukan obat maka dokter menulis di
bagian kanan atas resep : cito, statim, urgent or PIM
4. Apabila dokter tidak ingin resepnya yang mengandung obat keras tanpa
sepengetahuannya diulang, dokter akan menulis tanda N.I
5. Resep p.p adalah resep pro paurere artinya resep untuk orang miskin,
ditandai agar apotek dapat meringankan masalah harga obatnya, bila dapat
gratis
6. Yang berhak meracik obat or melayani resep :
- Apoteker
- AA dibawah pengawasan Apoteker
 Dokter yang berpraktek di poliklinik, di kop
resepnya tidak ditulis SIP‐nya tetapi nama RS
tempat dia bekerja.

 Jika dalam resep tidak tertulis satuan pada dosis


obat, maka artinya dalam gram.

 Apoteker wajib memberi informasi yang berkaitan


dengan penggunaan obat yang diserahkan
kepada pasien antara lain cara penggunaan obat,
dosis dan frekuensi pemakaian, lamanya obat
digunakan, indikasi dan kontraindikasi serta
kemungkinan efek samping yg terjadi.
Resep yang telah dibuat disimpan menurut urutan tanggal dan nomor
penerimaan/pembuatan resep

Resep yang mengandung narkotika harus dipisahkan dari resep lainnya,


tandai garis merah dibawah nama obatnya

Resep yang telah disimpan melebihi 3 tahun dapat dimusnahkan dengan


cara dibakar

Pemusnahan resep dilakukan oleh Apoteker pengelola bersama dengan


sekurang-kurangnya seorang petugas apotik

Dalam pemusnahan resep harus dibuat berita acara pemusnahan rangkap


4 dan ditandatangani oleh Apoteker pengelola Apotik dan seorang
petugas apotik yang ikut memusnahkan.

Dalam acara pemusnahan ini harus disebutkan;


a. Hari dan tanggal pemusnahan
b. Tanggal yang terawal dan terakhir dari resep
c. Berat resep yang akan dimusnahkan dalam kilogram
1. Obat pokok ditulis dulu (remidium
cardinale)
2. Bahan atau obat tambahan yang menunjang
kerja bahan/obat utama (remidium
adjuvantia)
3. Zat tambahan untuk memperbaiki warna,
rasa, dan bau dari zat utama (Corrigens)
4. Bahan tambahan yang dipakai sebagai
bahan pengisi atau memberi bentuk untuk
memperbesar volume obat
(constituens/vehiculum/exipiens)
 Skrining administratif :
1. Nama pasien, umur, jenis kelamin, berat badan
2. Nama dokter, nomor SIP, nomot telepon, alamat dan paraf
3. Tanggal penulisan resep

 skrining farmasetik:
1. Bentuk dan kekuatan sediaan
2. Stabilitas
3. Kompatibilitas (ketercampuran obat)

 Skrining pertimbangan klinis:


1. Ketepatan indikasi dan dosis obat
2. Aturan, cara dan lama penggunaan obat
3. Duplikasi atau polifarmasi
4. Reaksi obat yang tidak diinginkan
5. Kontraindikasi
6. interaksi
 Lakukan skrining resep pada resep berikut:
1. Pada nama obat (Forres) tidak disebutkan
potensi sediaan obat
2. Pada nama obat Lansoprazol tidak
disebutkan potensi sediaan obat
3. Tidak ada tanda tangan dokter penulis resep
4. Data berat badan pasein tidak ada
1. Potensi sediaan obat yang tidak disebutkan
dengan jelas
2. Cara pemberian obat tidak disebutkan
dengan jelas
Menurut Ilmu Resep
Lansia 60-70 th= 4/5 x dosis dewasa

a. Lansoprazol
 Dosis lazim 15-30 mg/hari
 Pasien 62 th

 4/5 x 15 mg= 12 mg
 4/5 x 30 mg= 24 mg
 Bentuk sediaan tablet potensi yang tersedia
15 mg dan 30 mg, jadi pemakaian 1 x 1
tablet 15 mg
b. Forres
• Maksimal dewasa: 150 mg dalam dosis terbagi
• Pasien 62 th= 4/5 x 150 mg= 120 mg
• Pada resep pemakaian maksimal 2 x 1 tablet 50
mg= 100 mg < 120 mg ( tidak OD)

c. Hexilon
• Maksimal dewasa: 24 mg/hari
• Pasien 62 th= 4/5 x 24 mg= 19,2 mg/ hari
• Pada resep pemakaian 2 x 1 tablet 8 mg= 16
mg < 19,2 mg (tidak OD)
1. Diminum setelah makan untuk pemakaian
obat hexilon dan forres
2. Hexilon dan forres diminum bersama tidak
menimbulkan interaksi obat
3. Lansoprazole diminum sebelum makan ( jam
) pada waktu kondisi perut kosong
4. Hexilon digunakan untuk antiinflamasi
5. Forres digunakan untuk mengatasi efek
samping dari obat forres dan hexilon berupa
gangguan GI
Dr. Widodo, Sp.D
Jl. Kemerdekaan No. 40 B Yogyakarta
SIK : KP. 01.04.1.5.870

Tanggal, 14 Mei 2007


R/. PCT 500 mg No. V
Amoxicillin 500 mg No. V Pertanyaan :
CTM No. V
SL qs 1. Lakukan analisis skrining
M.f. pulv No. X
S 3 dd pulv I
resep?
2. Lakukan analisa rasionalitas
obat
Pro : Doni ( 8 Th )
Alamat : Gandekan lor No. 45 A
Penulisan dalam resep:

 dengan dtd, berarti penimbangan setiap


bahan diresep di kalikan jumlah obat
yang diminta.
 tidak dengan dtd, berarti setiap bahan di
resep ditimbang sesuai dengan jumlah
yang tertera. Untuk pemakaian sekali;
jumlah yang tertera diresep dibagi
dengan jumlah obat yang diminta.
Narkotika di satu sisi merupakan obat atau
bahan yang bermanfaat di bidang pengobatan
atau pelayanan kesehatan dan pengembangan
ilmu pengetahuan dan di sisi lain dapat pula
menimbulkan ketergantungan yang sangat
merugikan apabila disalahgunakan atau
digunakan tanpa pengendalian dan pengawasan
yang ketat dan saksama
 Narkotika adalah zat atau obat yang berasal
dari tanaman atau bukan tanaman, baik
sintetis maupun semisintetis, yang dapat
menyebabkan penurunan atau perubahan
kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi
sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat
menimbulkan ketergantungan, yang
dibedakan ke dalam golongangolongan
sebagaimana terlampir dalam Undang-
Undang ini
 Narkotika adalah zat atau obat yang berasal
dari tanaman atau bukan tanaman, baik
sintetis maupun semisintetis, yang dapat
menyebabkan penurunan atau perubahan
kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi
sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat
menimbulkan ketergantungan, yang
dibedakan ke dalam golongangolongan
sebagaimana terlampir dalam Undang-
Undang ini
 Narkotika hanya dapat disalurkan oleh Industri
Farmasi, pedagang besar farmasi, dan sarana
penyimpanan sediaan farmasi pemerintah sesuai
dengan ketentuan dalam Undang-Undang ini.

Industri Farmasi, pedagang besar farmasi, dan


sarana penyimpanan sediaan farmasi pemerintah
wajib memiliki izin khusus penyaluran Narkotika
dari Menteri.
 Industri Farmasi tertentu hanya dapat
menyalurkan Narkotika kepada:
a. pedagang besar farmasi tertentu;
b. apotek;
c. sarana penyimpanan sediaan farmasi
pemerintah tertentu
d. rumah sakit.
 Harus terbuat dari kayu atau bahan yang kuat
 Harus mempunyai kunci yang kuat
 Dibagi 2 masing-masing dengan kunci yang
berlainan
 Ukuran lemari 40x80x100 cm, namun jika
ukurannya kurang dari itu maka lemari
tersebut harus dibuat pada tembok/ditanam
ditembok
Copi resep=salinan resep=apograph=Exemplum atau
Afschrift

Dalam membuat salinan resep harus sesuai dengan


resep aslinya.

Selain itu juga harus mencantumkan:


a. Nama dan alamat apotik
b. Nama dan no. SIK Apoteker pengelola apotik
c. Tanda tangan/paraf Apoteker pengelola apotik
d. Tanda det=detur untuk obat yang sudah
diserahkan, ne det=ne detur untuk obat yangbelum
diserahkan
e. No. Resep dan tanggal pembuatan
f. Salinan resep harus ditanda tangani oleh Apoteker.
Apabila berhalangan dapat digantikan oleh
Apoteker pendamping atau Apoteker pengganti
dengan mencantumkan nama terang dan status
yang bersangkutan
g. Resep harus dirahasiakan dan disimpan di Apotik
dengan baik selama waktu 3 tahun
h. Resep atau salinan resep hanya boleh
diperlihatkan kepada dokter penulis resep atau
yang merawat penderita yang bersangkutan,
petugas kesehatan atau petugas lain yang
berwewenang menurut peraturan perundang-
undangan yang berlaku
i. Apoteker pengelola apotik, Apoteker pendamping
atau Apoteker pengganti diizinkan untuk menjual
obat keras yang disebut Daftar obat wajib Apotik
(OWA) yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan.
 Resep Asli  Copy resep
 Pada etiket harus dicantumkan :
1. Nama dan alamat apotik
2. Nama dan no. SIK Apoteker Pengelola
Apotik (APA)
3. Nomor dan tanggal pembuatan
4. Nama pasien
5. Aturan pemakaian
6. Tanda lain yang diperlukan misalnya:
kocok dahulu, tidak boleh diulang tanpa
resep dokter
 Pada etiket harus dicantumkan:
1. Nama apotik dan alamat
2. Nama dan Nomor SIK APA
3. Nama dan jumlah obat
4. Aturan pemakaian
5. Tulisan “Obat luar”
6. Tanda lain yang diperlukan misalnya: obat
gosok, obat kumur, obat batuk, kocok
dahulu

Anda mungkin juga menyukai