Anda di halaman 1dari 29

ASKEP PASIEN DENGAN

BRONKITIS
PENGERTIAN
• Bronkhitis adalah suatu penyakit
yang ditandai oleh inflamasi
bronkus atau gangguan
respiratorik dengan gejala
dominan batuk
ETIOLO
GI

• Penyebab bronkhitis menurut Wong (2003)


adalah:
– Faktor Presipitasi
• Virus : Respiratory Sincytial Virus (RSV)
• Bakteri : Haemophilus Influenza, Stretokokus Pneumoniae
– Faktor Predisposisi
• Polusi Udara: Zat – zat kimia dapat juga menyebabkan
bronkitis yaitu zat – zat pereduksi : O2, zat – zat
Pengoksida, S : Hidroksida, Ozon karbon monoksida
• Asap rokok.: Menimbulkan inhibisi aktivitas sel rambut
getar, makrofag alveolar dan surfaktan.
• Alergi
• Perubahan cuaca
KLASIFIKASI

KLASIFIKASI

Bronkitis Bronkitis
Akut Kronis
BRONKITIS AKUT

• Bronkitis akut adalah suatu


peradangan dari bronkioli,
bronkus dan trakea.
(Suparman, 2001).
PATOFISIOLOGI
• Serangan bronkhitis akut dapat timbul dalam serangan
tunggal atau dapat timbul kembali sebagaieksaserbasi akut
dari bronkhitis kronis. Pada umumnya, virus merupakan awal
dari serangan bronkhitis akut pada infeksi saluran napas
bagian atas. Dokter akan mendiagnosis bronkhitiskronis jika
pasien mengalami batuk atau mengalami produksi sputum
selama kurang lebih tiga bulan dalam satu tahun atau
paling sedikit dalam dua tahun berturut-turut. Serangan
bronkitis disebabkan karena tubuh terpapar agen infeksi
maupun non infeksi (terutamarokok). Iritan (zat yang
menyebabkan iritasi) akan menyebabkan timbulnya respons
inflamasiyang akan menyebabkan vasodilatasi, kongesti,
edema mukosa, dan bronkospasme. Tidak sepertiemfisema,
bronkhitis lebih memengaruhi jalan napas kecil dan besar
dibandingkan alveoli.Dalam keadaan bronkhitis, aliran
udara masih memungkinkan tidak mengalami hambatan.
TANDA DAN GEJALA

Mula-mula batuk kering tidak produktif.


Telah 2 – 3 hari batuk mulai berdahak dan
menimbulkan suara ronki.
Suara tidak nyaman pada subterna (nyeri pada
dada depan).
Batuk biasanya menghilang setelah 2 – 3
minggu.
Pemeriksaan auskultasi akan ditemui suara-
suara pernapasan yang semakin kasar.
KOMPLIKASI

1. Komplikasi Kronik
2. Emphisema
3. Pneumonia
4. Kegagalan Nafas
PEMERIKSAAN PENUNJANG

 Foto Thorax
 Laboratoratorium
 Tes Fungsi Paru
 Bronchogram
 Sputum
 EKG
PENATALAKSANAAN

 Pemberian O2 jika diperlukan.

 Obat penekan batuk tidak diberikan pada

batuk banyak lendir, lebih baik diberi banyak


air.

 Pemberian antibiotik.
ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
1. Riwayat penyakit masalalu
2. Pemeriksaan fisik
3. Faktor pertumbuhan dan psikososial
4. Pengetahuan klien dan keluarga
DIAGNOSA KEPERAWATAN
 Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan
dengan bronchospasme, edema mukosa, akumulasi
mukus.
Tujuan: Jalan nafas bersih dan patent setelah
mendapat tindakan keperawatan
KH: frekuwensi nafas dbn ( sesuai usia ) suara
nafas bronchovesikular.
Intervensi:
a) Jelaskan pd keluarga ttng tindakan yg dpt mengurangi sekret.
R/ :pengetahuan memadai memudahkan keluarga dan klien
kooperatif dlm tindakan kep.

b) Anjurkan kpd keluarga untuk memberikan minum minum


lebih banyak dan hangat kpd klien.
R/ : peningkatan hidrasi cairan akan mengencerkan
sekret.

c) Lakukan postural drainase


R/: mempermudah pengaliran sekret
 Resiko gangguan keseimbangan cairan kurang dr keb
b/d pengurangan intake oral
Tujuan; tdk terjadi gangguan keseimbangan cairan
selama masa perawatan
KH; produksi urin dlm batas normal ( 0,5 – 2
ml/kgBB/jam), ubun2 besar datar,mata tdk
cowong, turgor kulit baik.
Intervensi:
a) Jelaskan pd klien dan keluarga ttng manfaat dr pemberian
mnum yg adekuat
R/ :pengetahuan yg memadai memungkinkan keluarga dan
klien kooperatif
b) Anjurkan kpd keluarga untukj memberikan mnum yg cukup.
R/: intake yg cukup mencegah timbulnya defisit cairan
c) Obs intake dan output.
R/: mengetahui sejak dini status cairan.
d) Obs ttv, KU, produksi urin
R/: gangguang keseimbangan cairan tubuh dpt mengakibatkan
peubahan ttv, produksi urin.
 Hipertermi b/d bakterimia
a) jelaskan pd keluarga ttg tindakan kep yg akan di lakukan
R/: pengetahuan yg memadai akan memungkinkan klien
kooperatif
b) Berikan kompres air hangat.
R/: penurunan panas dapat dilakukan dg cara konduksi
melalui kompres.
c) Anjurkan klien dan keluarga untuk mnum lebih banyak.
R/: hidrasi cairan yg cukup dapat menurunkan suhu tubuh.
BRONKITIS KRONIK

• Bronkitis kronik didefinisikan


sebagai suatu gangguan paru
obstruktif yang ditandai oleh
produksi mukus berlebihan di
saluran napas bawah selama
paling kurang 3 bulan berturut-
turut dalam setahun untuk 2
tahun berturut-turut.(William.
2011)
PATOFISIOLOGI
• Mukus yang berlebihan terjadi akibat displasia sel-sel
pengbasil mukus di bronkus. Selain itu, silia yang melapisi
bronkus mengalami kelumpuhan atau disfungsional serta
metaplasia. Peru bahan-peru bahan pada sel-sel
penghasil mulcus dan sel-sel silia ini mengganggu sistem
eskalator mukosiliaris dan menyebabkan penumpukan
mukus kental dalam jumlah besar yang sulit dikeluarkan
dari saluran napas. Mukus berfungsi sebagai tempat
persemaian mikroorganisme penyebab infeksi dan
menjadi sangat purulen. Timbul peradaDgan yang
menyebabkan edema dan pembengkakkan jaringan.
Ventilasi, terutarna ekshalasi/ekspirasi, terhambat. Timbul
hiperkapnia karena ekspirasi menjadi memanjang dan sulit
dilakukan akibat mukus yang kental dan adanya
peradangan. Penurunanan ventilasi menyebabkan
penurunan V/Q yang mengakibatkan vasokonstriksi
hipoksik paru dan hipertensi paru. Walaupun alveolus
normal, vasokonstriksi hipoksik dan buruknya ventilasi
menyebabkan berkurangnya pertukaran oksigen dan
hipoksia.
KOMPLIKASI

1. Pneumoni, sinusitis.
2. Mudah terserang infeksi
3. Atelaktasis
4. Abses metastasis
5. Haemaptoe.
6. Kor pulmonak kronik
PEMERIKSAAN PENUNJANG

 Radiologis
 Pemeriksaan fungsi paru
 Analisa gas darah
PENATALAKSANAAN

 dilakukan thorak foto untuk menyingkirkan


kemungkinan kolaps paru segmental dan
lobaris, Untuk terapi disesuaikan dengan
penyebab, karena bronkitis biasanya
disebabkan oleh virus maka belum ada obat
kausal. Obat yang diberikan biasanya untuk
mengatasi gejala simptomatis (antipiretika,
ekspektoran, antitusif, roburantia). Bila ada unsur
alergi maka bisa diberikan antihistamin. Bila
terdapat bronkospasme berikan bronkodilator.


 Penatalaksanaannya adalah istirahat yang
cukup, kurangi rokok (bila merokok), minum
lebih banyak daripada biasanya, dan
tingkatkan intake nutrisi yang adekuat.
 Bila pengobatan sudah dilakukan selama 2
minggu tetapi tidak ada perbaikan maka
perlu dicurigai adanya infeksi bakteri
sekunder dan antibiotik boleh diberikan.
Pemberian antibiotik adalah 7-10 hari, jika
tidak ada perbaikan maka perlu benda
asing dalam saluran pernafasan dan
tuberkulosis.
ASUHAN KEPERAWATAN
• PENGKAJIAN
Aktivitas istirahat
Sirkulasi
Integritas ego
Makan/ cairan
Hyegene
Pernafasan
Keamanan
Interaksi sosial
DIAGNOSA KEPERAWATAN
 Bersihan jalan nafas tdk efektif d/b peningkatan produksi
sekret
Tujuan:mempertahankan jalan nafas
KH:suara nafas bronkofesikuler, RR dlm dbn, suara
nafas bersih
Intervensi:
a) Auskultasi bunyi nafas.
R/; brp derajat spasme bronkus trjadi dg obstruksi jalan nafas
dpt dimanifestasikan dg adanya bunyi nafas
b) Kaji/ pantau frekuwensi pernafasan.
R/; tachipnoe biasanya ada pd derajat dan dpt ditemukan slma
proses infeksi
c) Obs karakteristik batuk.
R/; batuk dapat menetap tetapi tdk efektif.
d) Tingkatkan masukan cairan sesuai umur dan BB.
R/; hidrasi dapat membantu menurunkan kekentalan sekret.

 Gangguan pertukaran gas b/d obstruksi jalan nafas oleh


sekresi, spasme bronkus.
Tujuan; menunjukan perbaikan ventilasi dan
oksigenasi jaringan yg adekuat dan bebas gejala
distres pernafasan.
KH; GDA dlm dbn ( PaO2; 20-100 mmHg, PaCO2; 34-
44 mmHg), kapilery refill kembali dlm 2 detik, tidak
sianosis, RR dbn
• Bayi; 40-60
• 1- 11 bln; 30
• 2th; 25
• 4-12 th : 19-23
• 14-18th ; 20-24
 Intervensi
a) Kaji frekuwensi dan kedalaman nafas.
R/; mengevaluasi derajat stress
b) Tinggikan kepala tempat tidur dan nafas dlm.
R/; pengiriman oksigen dpt diperbaiki dg posisi dan latihan
nafas untuk menurunkan kolaps jalan nafas
c) Auskultasi bunyi nafas.
R/; bunyi nafas makin redup krn penurunan aliran udara

 Pola nafas tdk efektif b/d bronkokonstriksi, mukus.


Tujuan; perbaikan pola nafas
KH; tdk ada pernafasan cuping hidung, tdk ada
retraksi dinding dada, RR dbn.
Intervensi
a) Pertahankan polusi lingkungan minimum.
R/; pencetus tipe reaksi alergi
b) Kaji pola nafas.
R/; pola nafas yg teratur
c) Ajarkan pasien nafas diafragmatik dan nafas bibir pd umur
6th lebih.
R/; memperpanjang waktu ekspirasi.
THE END

Anda mungkin juga menyukai