Anda di halaman 1dari 36

Cara Mengambil Data

 Buka di Browser ke
alamat data.unnur.ac.id
 Login dng user name
mahasiswa
password mahasiswa
 Buka folder shared
 Pilih dan download slide
yg anda inginkan.
 Dr. Sumanto, M.A, Hubungan Industrial,
Yogyakarta, CAPS (Center of Academic
Publishing Service), 2014.
 Gary Dessler, Manajemen Sumber Dya Manusia,
Jakarta, Indeks, 2009.
 R.A Noe, John R. Hollenback, Barry Gerhart,
Patrick M. Wright, MSDM, Mencapai Keunggulan
Bersaing, Jakrta, Salemba Empat, 2010.
 R. Wayne Mondy, MSDM, Jilid 2 Edisi 10,
Jakarta, Erlangga, 2009.
 Beberapa Buku Lain.
OUTLINE

1 RUANG LINGKUP HUB. INDUSTRIAL


2 PERKEMBANGAN HUB. INDUSTRIAL
3 PENDUDUK DAN ANGKATAN KERJA
4 TEORI HUB. INDUSTRIAL 1
5 TEORI HUB. INDUSTRIAL 2
6 SEJARAH HUB. INDUSTRIAL DI INDONESIA
7 REVIEW
8 UTS
9 ORGANISASI PEKERJA DI INDONESIA
10 HUBUNGAN INDUSTRIAL PANCASILA
11 PENYELESAAN PERSELISIHAN HUB INDUSTRIAL
12 HUBUNGAN KERJA
13 PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA
14 STUDI KASUS
15 REVIEW
16 UAS
 Dimulai sejak revolusi industri (pertengahan abad
18)  karena sebelum revolusi industri hubungan
antara pekerja dan pengusaha masih bersifat
kekeluargaan.
 Setelah revolusi industri terjadi perubahan besar 
jmlh produksi meningkat sehingga hubungan
pekerja dan pengusaha semakin kompleks.
 Mulailah orang mempelajari dan menganalisa
hubungan tsb  hal ini merupakan cikal bakal
berkembanganya “Hubungan Industrial”
 Sejarah Hi dibagi menjadi 2 : mulai revolusi industri
s/d akhir abad 19 dan perkembangan mulai
permulaan abad 20.
 Perkembanagn Liberalisme yg dikembangkan oleh A.
Smith (ahli ekonomi klasik Inggris) dng teori “Free
Fight Liberalism” melahirkan pandangan :
1) Pekerja & pengusaha memiliki hubungan bersifat
konflik (kepentingan)  pengusaha ingin untung
besar sedang pekerja ingin upah tinggi.
2) Konflik akan berusaha mencari ttk temu, terjadi
adu kekuatan secara bebas dan lahirlah HI yg
liberal  pekerja banyak dirugikan krn pekerja
terlalu lemah  pekerja menghimpun diri 
lahirlah serikat pekerja pertama di Inggris pd abad
19.
 Pandangan FW Taylor yg mengembangkan
“Scientific Management” memandang pekerja sbg
benda mati/ alat produksi dan mengembangkan
penelaahan waktu dan gerak utk menentukan dasar
suatu pekerjaan.
 Pandangan yg lebih modern berkembang pd tahun
1930-an dng penelitian yg menghasilkan
“Hawthorne” :
1) Perilaku individu tdk sepenuhnya mempengaruhi
penampilan kerja.
2) Organisasi informal mempunyai pengaruh
terhadap produktivitas.
3) Perusahaan sautu sitem sosial.
 Di Indonesia hubungan HI pd awal kemerddekaan
diwarnai orientasi ppolitik.
 Saat itu seluruh tenaga & pikiran tertuju utk
mempertahankan kemerdekaan polarisasi HI tdk
terasa.
 Polarisasi HI mulai terasa pd th 1947 saat
terbentuknya serikat buruh SOBSI.
 Terdapat pola perubahan HI pd masa Orla, Orba,
dan masa reformasi.
 Pd masa Orba terjdi gerak balik perkembangan
HI, spt jaman kolonial dimana pemerintah terlibat
jauh dlm penataan HI.
 Dng kata lain masa Orla HI riuh rendah dng gejolak
politik & masa Orba diwarnai sepi dr aspek politik.
 Gerakan buruh dijauhkan dr aspek politik  bahkan
dibatasi dlm wadah tunggal HIP (Hubungan
Industrial Pancasila) yg merupakan bagian dr
restrukturisasi gerakan buruh di Indonesia oleh
pemerintah Orba.
 Hal tsb dilakukan utk menghindari ancaman
aktivitas politik buruh thdp stabilitas Sospol yg
dibutuhkan utk pembangunan nasional saat itu.
 Utk mencapai tujuan tsb  Orba menjalankan 2
langkah yaitu penataan aspek kelembagaan dan
penataan aspek ideologi.
 Pd masa Reformasi  perubahan nyata bahwa
buruh bebas mendirikan serikat buruh pd tingkat
perusahaan sesuai UU No. 21/ 2000.

 Pemerintah juga telah meratifikasi beberapa


konvensi ILO (International Labour Organization)
tmsuk konvensi n0 87 th 1948 ttg kebebasan
berserikat dan perlindungan hak utk berorganisasi.
 Dibagi dlm 6 periode sbb :
1. Masa Penjajahan Hindia Belanda (sebelum
1879).
2. Masa munculnya Gerakan SB (1879-1945).
3. Masa Revolusi (17 Agustus 1945 – 1959).
4. Masa Demokrasi Terpimpin (5 Juli 1959 – 1965)
5. Masa Orde Baru (30 September 1965 – 1998)
6. Masa Reformasi s/d sekarang
 Sejarah HI di Indonesia dimulai dng perbudakan
atau “buruh” pd jaman itu.
 Upah yg mereka terima  makanan, pakaian &
perumahan.
 Upah berupa uang biasanya tdk mereka terima.
 Orang lain atau badan disebut “majikan” yg
menguasai hidup mati para budak (Soepomo, 1987)
 Setelah dikuasai Hindia-Belanda mulai membuat
regulasi perbudakan  Namun tdk sampai
menghapusnya.
 Th 1930 terjadi peralihan status dr budak ke buruh.
 Statistik Hindai-Belanda menyebut bahwa penduduk
yg hidup di sektor buruh sekitar 6 juta orang.
 Setengah dr buruh tadi telah bersentuhan dng
teknologi (tambang, transportasi, perbengkelan).
 Sisanya bekerja di sektor industri kecil, buruh
lepas, buruh musiman yg terdiri dr buruh tani, tani
miskin, dsb (Cahyono, 2003).
 Produksi yg paling menonjol saat itu adalah tebu.
 Hindia- Belanda saat itu adalah mitra dagang VOC
(Vereenigde Osst-Indische Compagnie)  dng
kekuatan keuangannya ingin mempertegas posisinya
sbg koloni.
 Mendirikan 2 lembaga keuangan  sbg upaya
menghambat perdagangan Inggris (saat itu Inggris
 Inggris memiliki 100 kapal yg berlabuh di Batavia,
sementara Belanda hanya 43 kapal (Polak, 1961)
 Utk merealisasikan niatnya Daendels
memberlakukan kerjapaksa (rodi) poenale sanctie
 pidana bagi buruh yg menolak bekerja atau
melarikan diri utk dipaksa kembali bekerja dng
bantuan polisi.
 Rodi yg terkenal  pembangunan jalan Anyer –
Panarukan.
 Dng aturan tsb buruh selama kontrak kerja
kehilangan kemerdekaannya krn tdk dpt
mempersingkat kontrak atau membatalkannya
(Soepomo, 1999).
 Lahirnya gerakan buruh di Indonesia dilatar
belakangi adanya tindakan kesewenang-wenangan
majikan terhadap para buruhnya.
 Utk mengatasi kekurangan TK Belanda
mendatangkan buruh dari Cina dan Keling.
 Sebelum th 1879  muncul gerakan buruh guru
Bahasa Belanda yg dipengaruhi gerakan sosial di
Belanda (waktu itu hanya menampung buruh kulit
putih).
A. 1879
- Gerakan SB dimulai sejak abad 19  th 1879
NIOG (serikat pekerja guru Hindia-Belanda)  yg
diikuti munculnya beberapa SB.
- SB saat itu hanya diikuti warga kulit putih yg
berpangkat menengah dan tinggi (tdk menerima
pribumi).
- Menginspirasi pribumi melakukan hal yg ama

B. 1905 – Lahir serikat pekerja Pos.


C. 1906 – lahir serikat pekerja perkebunan
D. 1907 – Lahir serikat pegawai pemeriintah
E. 1908 – Lahir Boedi Oetomo yg bergerak dibidang
pendidikan & kebudayaan Juga lahir SB perkerata
apian.
F. 1909  lahir Federasi kaum buruh Tionghoa.
G. 1911  lahir Perkkumpulan bumi Putera Pabean
H. 1912  lahir Serikat dagang Isalam (SDI) yg
bergerak di bidang perekonomian dan
perdagangan.
I. 1913  lahir serikat pekerja kereta api
J. 1914  lahir persatuan pegawai pegadaian
Bumiputera
K. 1915  lahir serikat pekerja pegawai swasta.
l. 1916  lahir serikat pekerja Opium Regie Bond
m. 1917  lahir serikat pekerja pabrik gula.
n. 1918 lahir personil pabrik bond; serikat tani,
dan perserikatan kaum buruh umum  ketiganya
diketuai oleh Suryopranoto.
o. 1919  lahir persatuan pergerakan kaum bburuh
p. 1920  terjadi pemogokan 72 pabrik gula sseluruh
Jawa.
q. 1921  harga komoditi gula Hindia Belanda jatuh
 rugi besar.
r. 1922  pemogokan di pelabuhan Surabaya.
s. 1923  pemogokan pegawai kereta api
t. 1924  serikat pekerja Indonesia bersama serikat
pekerja Filipina, India, Jepang dan Tiongkok
diundang enghadiri Konferensi Pekerja angkutan
laut di Kanton.
u. 1930  SKBI (serikat kaum buruh Indonesia)
dibubarkan krn dicurigai turut aktif dlm
perjuangan kebangsaan.
v. 1932  lahir 2 organisasi yaitu PVPN & PSPI
(persatuan serikat pekerja Indonesia) yg didirikan
dr. Soetomo.
w. 1937  direktur ILO berkunjung ke Indonesia.
w. 1937  direktur ILO berkunjung ke Indonesia.
x. 1938  lahir gerakan politik yg bekerjasama dng
SB  melindungi kepentingan pekerja,
memberantas pengangguran, dsb.
y. 1940  dikeluarkannya peraturan ttg
perlindungan & jaminan terhadap kaum pekerja.
 1945  15 Sep lahir BBI (barisan buruh Indonesia)
 1946  BBI lebur menjadi GASBI (gabungan serikat
buruh Indonesia)  bulan Nov dilebur menjadi
SOBSI (sentral organisasi buruh Indonesia).
 1948  SOBSI pecah akibat perbedaan pendapat
adanya perjanjian Renvile
 1950  lahir sekitar 150 SP nasional, ratusan SP
lokal dan 7 federasi SP.
 1957  presiden Sukarno mengeluarkan 2 konsepsi
Kabinet Karya dan Dewan nasional. Kabinet karya
menampung para anggota parlemen dan Parpol.
Buruh sbg golongan fungsional masuk sbg anggota
dewan.
 1956  dlm perjuangan merebut Irian Barat
beberapa perusahaan Belanda diambil alih.
 Saat itu sudah ada UU no 21 tahun 1954  ttg
perjanjian perburuhan antara serikat buruh dan
majikan.
 Perselisihan masih terbatas pd masalah normatif
(tingkat upah).
 Dekrit Presiden  kembali ke UUD 45  DPR
diganti menjadi DPR Gotong Royong  tdk
mengenal adanya oposisi.
 1960  pemerintah menganjurkan dibentuknya
OPPI (organisasi persatuan pekerja Indonesia) 
utk mempersatukan seluruh SP yg ada  usaha
ini gagal krn ditentang SOBSI (berafiliasi ke PKI).
 1961  dlm gerakan Trikora  dibentuk Sekber
Buruh
 30 Sep 1965  pemberontakan G30S/ PKI 
SOBSI dibubarkan.
 Orba membentuk MPBI (majelis permusyawaratan
buruh Indonesia).
 1972  terbentuknya FBSI
 1974  pemerintah merumuskan HIP
 1984  FBSI bersama SP negara2 Asean
membentuk ATUC (Asean trade union council)
 1985  FBSI  berubah menjadi SPSI
 SPSI  berubah menjadi FSPSI
 Masa Reformasi  21 Mei – sekarang
 Gerakan Reformasi  timbul sbg akibat adanya
krisis ekonomi, Sospol yg diakibatkan berbagai
sebab yg kompleks (hutang LN, kredit perbankan
yg tak terkendali, pemusatan kekuatan eksekutif,
merajalelanya KKN, ekonomi biaya tinggi,
konglomerasi, semangat prvatisasi, liberalisasi
ekonomi pasar, makin tiingginya kesadaran akan
HAM, an tuntutan demokratisasi.
 Tgl 21 Mei 1998  presiden Soeharto berhenti
digantikan BJ Habibi  membentuk kabinet
Reformasi, Sidang Istimewa MPR  menghasilkan
12 Tap yg bersifat Reformis, termasuk pokok2
reformasi pembangunan, pembersihan KKN,
 pengajuan jadual Pemilu, HAM, perimbangan
keuangan pusat dan daerah, politik ekonomi,
demokrasi ekonomi.
 SB tumbuh dng subur  konsekuensi
diratifikasinya Konvensi ILO ttg Kebebasan
Berserikat dan perlindungan Berorganisasi.
 Th 1998  SBSI (Serikat buruh Sejahtera
Indonesia) diakui pemerintah  ketuanya Mochtar
Pakpahan  dibebaskan bulan Mei setelah
bertahun-tahun mendekam di penjara.
 18 Juni 1998  ILO mendeklarasikan prinsip2 dan
hak2 mendasar di tempat kerja  sbg jawaban
atas tantangan globalisasi pasar kerja dan
perdagangan yg menjadi fokus perdebatan Int’l.
 Di lain pihak perusahaan belum mampu
menyesuaikan standar perburuhan yg baru  krn
situasi ekonnomi belum memungkinkan
(pertumbuhan ekonomi yg rendah, tingginya biaya
siluman, yg tdk terkait dng proses produksi, jmlh
TK yg melimpah, dsb).
 Hal ini digabarkan oleh Antonio Gramsi sbb :
lapisan tertinggi adalah negara/ pemerintah
beserta aparat2nya  kemudian para kapitalis 
pekerja/ buruh  paling bawah petani.
 Vicius circle  petani memproduksi pangan 
menghidupi pekerja & masyarakat lain  pekerja
berkarya utk kepentingan kapitalis  dlm
meningkatkan produksi kapitalis mengeksploitasi
 para pekerjanya  perlu dukungan negara/
pemerintah  imbalannya kapitalis membayar
pajak utk membiayai para aparatnya yg secara
umum terdiri dr 4 macam yaitu : hukum, militer,
pendidikan, dan agama.
 Aparat hukum  menerbitkan perundang-
undangan utk menekan & mengendalikan rakyat.
 Militer  membuat rakyat tenang & menerima
kebijakan pemerintah.
 Melalui pendidikan  pemerintah melakukan
hegemoni kultural dan kesadaran masyarakat.
 Melalui agama menggiring utk sabar dan pasrah.
 Utk keluar dr situasi tsb  banyak negara
termasuk Indonesia mengadopsi konsep negara
sejahtera (welfare state) yg lahir sbg respons atas
depresi ekonomi 1935 dan PD II (Briggs, 1961).
 Landasan filosofinya berbeda dng kapitalisme
laissez-faire.
 Negara sejahtera  kesejahteraan individu
merupakan sesuatu yg sangat penting dan tdk
mungkin tergantung dng operasi pasar.
 Paradigma filosofis ini menyatakan bahwa
kemiskinan dan ketidakmampuan seseorang
memenuhi kebutuhannya bukanlah dalil atas
kegagalannya.
 Secara teori negara sejahtera dpt dilaksanakan
melalui 6 langkah sbb :
1) Regulasi
2) Nasionalisasi
3) Gerakan buruh
4) Kebijakan fiskal
5) Pertumbuhan yg tinggi
6) Full employment

 Filosofi tsb pd dasarnya menuntut negara lebih


aktif dibanding dng paham kapitalisme yg laissez-
fare atau bahkan teori Keynes.
 Oleh karena negara sejahtera bicara sesuatu yg
“abstrak” ttg “kesejahteraan”  sampai
sekarang para pakar ekonomi belum ada
kesepakatan ttg definisi negara sejahtera.
 Sehingga penerapan negara sejahtera menjadi
bermacam-macam.
 Ketidak seimbangan antara pasar TK dan
kesempatan kerja  UMP atau UMK  baru
mengacu pada KHM (kebutuhan hidup minimum)
belum kpd KHL (kebutuhan hidup layak).
 Gambaran ini menunjukkkan bahwa faktor
dominan pasar TK di Indonesia masih masalah
upah belum bergeser ke faktor selera,
pengalaman, dan faktor non material lainnya.
 Faktor non upah yg mempengaruhi pasar TK
antara lain :
 Sumber pendapatan lain (misal mahasiswa yg
memperoleh beasiswa dan sambil bekerja)
 Faktor non keuangan (lingkungan pekerjaan,
lokasi pekerjaan, dsb)
 Pengalaman kerja (lulusan keuangan akan lebih
senang bekerja sbg staf bendahara)
 Selera Pekerja (di lapangan atau di balik meja)
 Pertumbuhan perekonomian di Indonesia masih
dinikmati oleh warga kaya.
 Bahkan 1% orang kaya di Indonsia menguasai
50,3% kekayaan Indonesia.
 Laporan Bank Dunia yg berjudul Ketimpangan yg
Semakin Lebar” konsentrasi kekayaan segelintir
orang sbg penyebab adanya ketimpangan.
 Dibanding negara lain Indonesia berada pd urutan
ke-3 atau 50,3% di atasnya Thailand (50,5%) dan
Rusia (66,2%), terendah Belgia (17,3%).
 Ketimpangan dpt menyebabkan pelambatan
ekonomi dan kemungkinan terjadinya konflik sosial.
 Padahal pertumbuhan ekonomi Indonesia rata-rata
6% tertinggi di Asia Tenggara.
 Imbal hasil tinggi tsb berasal dr aset keuangan dan
properti.
 Salah satu penyebab ketimpangan adalah “situasi
Pasar TK”  segelintir TK terampil mendpt
penghasilan yg tinggi  TK kurang terampil terjebak
pd produktivitas dan upah yg rendah.
 Situasi ini juga disebabkan kompleksitas kemajuan
teknologi, ketersediaan lapangan kerja, peluang
pelatihan, dan iklim investasi.
 Ketidaksetaraan kesempatan kerja sejak lahir
mejadi penyebab lainnya  sebagian warga mendpt
awal hidup yg baik, spt kesehatan, pendidikan,
rumah, dan air bersih. Bank Dunia menyatakan 
32% anak tdk dpt mengakses 2 dr 3 hal yaitu
pendidikan, rumah layak, dan air bersih  bahkan
18% anak Indonesia hidup di rumah tak layak, tanpa
air bersih dan tak bersekolah.
 Anak orang kaya tumbuh dlm situasi yg baik.
Mereka akan lulus Dik tinggi, bekerja dng gaji
baik, dan dpt warisan aset dr orang tuanya.
 Ketimpangan dpt terjadi juga disebabkan
guncangan spt bencana alam atau kekeringan
panjang  guncangan ini akan menggerus
aset dan pendapatan.
 Ketimpangan dapat diukur dari koefisien Gini
(ukuran ketimpangan distribusi)  tahun 2009
(0,37) menjadi 0,41 di tahun 2013. Atau tingkat
konsumsi  tahun 2002 nilai konsumsi 10%
warga kaya di Indonesia setara dng konsumsi
42% warga termiskin. Sedang Th 2014
konsumsi 10% warga kaya = 54% warga
miskin.
 Pemerintahan SBY  terdapat 12 program
utama pengurangan kemiskinan 1) BLT
(bantuan langsung tunai) , 2) Raskin (beras utk
rakyat miskin) 3) bantuan sekolah/ pendidikan,
4) bantuan kesehatan gratis, (5) pembangunan
perumahan rakyat, (6) pemberian kredit mikro,
(7) bantuan utk petani dan peningkatan
produksi pangan, (8) bantuan utk nelayan dan
program utk sektor perikanan, (9) peningkatan
kesejahteraan PNS termasuk prajurit TNI dan
Polri, (10) peningkatan kesejahteraan buruh,
(11) bantuan utk penyandang cacat (jaminan
sosial), (12) pelayanan publik yang cepat dan
murah.
Selanjutnya……..yeee

Anda mungkin juga menyukai