Anda di halaman 1dari 47

Oleh :

Andyka Prima PratamaG99151039

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU FARMASI


FAKULTAS KEDOKTERAN UNS/RSUD DR MOEWARDI
SURAKARTA
2016
Tetanus :

Suatu Toksemia akut

Ditandai spasme otot yang periodik dan berat.

Kaena toksin tetanospasmin

Oleh Clostridium tetani.

Masuk kedalam tubuh melalui luka pada kulit


DEFINISI ETIOLOGI PATOGENESIS GEJALA
KLINIS

PENEGAKAN PENGOBATAN PROGNOSIS KOMPLIKASI


DIAGNOSIS
Tetanus
• Penyakit akut yang menyerang
susunan saraf pusat
• Toksin tetanospasmin
• Clostridium tetani
• Masuk ke dalam tubuh melalui luka
• Tetanospasmin menyebabkan
spasme otot lurik.
Basil tetanus Tetanospasmin Aksi Tetanospamin
Supresi hambatan motor
Bentuk: vegetatif dan spora Bersifat sangat poten neuron dan interneuron

Gram positif anaerob tanpa 130 μg letal Neuroendokrin dan sistem


kapsul saraf vegetatif
Terikat pada ganglioside
Motil pada sistem saraf pusat. Sekali terikat pada jaringan,
toksin tidak dapat lepas/
Spora berbentuk seperti dinetralkan dengan
drumstick antitoksin tetanus
Lingkungan anaerob

Bentuk vegetative

Membentuk metaloeksotoksin tetanus.

Tetanospamin.
Manifestasi klinis
• Pengaruh eksotoksin
Gejala klinis terhadap susunan
saraf tepi dan
• Karena eksotoksin di pusat.
sinaps ganglion
spinal dan
neuromuscular
junction serta saraf
otonom.
Mekanisme Kerja

• Menghambat pelepasan asetilkolin dari terminal nerve di otot.


• Mengganggu fungsi dari refleks sinaptik di spinal cord.
• Pengikatan dari toksin oleh cerebral ganglioside.
• Menekan neuron spinal dan menginhibisi terhadap batang otak.

Hipotesis

• Absorbsi pada ujung syaraf motorik ke SSP


• Absorbsi oleh susunan limfatik ke SSP
Masa inkubasi : 3–21 hari

Makin pendek masa inkubasi makin buruk prognosanya

Terdapat hubungan antara jarak tempat invasi Clostridium tetani


dengan susunan saraf pusat dan interval antara luka dan permulaan
penyakit.
Biasanya tetanus timbul secara mendadak
GEJALA Kekakuan otot sebagian atau menyeluruh.
KLINIS Trismus - 'Lock Jaw'. (gangguan pembukaan mulut)
'Rhisus Sardonicus' (alis tertarik keatas, sudut mulut tertarik)
Opisthotonus (her)kekakuan otot penunjang: punggung, le.
Kejang umum tonik spontan ataupun dengan rangsangan minimal
Kesadaran baik
tampak gelisah dan mudah terangsang.
Gangguan vegetative
Gangguan otonom
Grade 1: Ringan Grade II: Sedang Grade III: Berat
• Masa inkubasi lebih dari 14 • Masa inkubasi 10–14 hari • Masa inkubasi < 10 hari
hari • Period of onset 3 hari atau • Period of onset 3 hari atau
• Period of onset > 6 hari kurang kurang
• Trismus positif tetapi tidak • Trismus ada dan disfagia • Trismus berat
berat ada. • Disfagia berat.
• Sukar makan dan minum • Kekakuan umum terjadi • Kekakuan umum dan
tetapi disfagia tidak ada. dalam beberapa hari tetapi gangguan pernapasan
• Lokalisasi kekakuan dekat dispnoe dan sianosis tidak asfiksia, ketakutan, keringat
dengan luka berupa spasme ada. banyak dan takikardia.
disekitar luka dan kekakuan
umum terjadi beberapa jam
atau hari.
Tetanus umum Tetanus lokal Bentuk sephalik

• Tetanus ringan • Nyeri • Varian tetanus


• Tetanus sedang • Kaku otot–otot lokal.
• Tetanus berat proksimal luka. • Luka pada mata,
• Dapat kulit kepala,
berkembang muka, telinga.
menjadi tetanus • Dapat
umum. berkembang
menjadi tetanus
umum.
• Prognosis buruk
PENEGAKAN DIAGNOSIS
• Gejala klinik: kejang, trismus, disfagia, risus
sardonicus.
• Adanya luka yang mendahuluinya.
• Kultur: C. tetani (+).
• Lab: SGOT meningkat serta dijumpai myoglobinuria.
• Human Tetanus
Imunoglobulin
• Antikonvulsan dan sedatif
PENATALAKSANAAN • Antibiotik
• Oksigen
• Trakeostomi
• Hiperbarik
Human Tetanus Imunoglobulin

• Dosis TIG : 3000-6000 IU single dose


• Intramuscular/IM
• Pemberian IM : diberikan pada multiple site

Antikonvulsan dan sedatif

• Diazepam : 0,5 mg/kgbb/kali i.v. perlahan–lahan dengan


dosis optimum 10 mg/kali diulangi setiap kali kejang.
• Fenobarbital : Dosis awal: 50 mg - 75 mg IM, lalu dosis oral
5–9 mg/kgbb/hari dibagi dalam 3 dosis.
• Largactil : 4 mg/kg.bb/hari dalam 6 dosis.
Antibiotik Oksigen Trakeostomi Hiperbarik
• Metronidazole.Dosis: • Asfiksia dan sianosis. • Spasme • 5 atm
500 mg / 6 jam atau 1 berkepanjangan dari
g / 12 jam otot respirasi
• Penisilin Prokain : Dosis: • Tidak ada
50.000 u/kgBB/hari i.m kesanggupan batuk
selama 10 hari. Dosis atau menelan
optimal 600.000 • Obstruksi laring
u/hari. • Koma.
• Tetrasiklin : 30–50
mg/kgBB/hari dalam 4
dosis.
• Eritromisin : 50
mg/kgBB/hari dalam 4
dosis, selama 10 hari.
1. Ringan: bila tidak adanya kejang umum

2. Sedang: bila sekali muncul kejang umum

3. Berat: bila kejang umum yang berat sering terjadi.

Case Fatality Rate (CFR) : 44-55%, Tetanus neonatorum > 60%.


KOMPLIKASI
• Laringospasm
• Kekakuan otot-otot pernafasan
• Akumulasi sekresi berupa pneumonia dan atelektase
• Kompressi fraktur vertebra
• Laserasi lidah akibat kejang.
• Rhabdomyolisis
• Gagal ginjal.
IDENTITAS
• Nama : Tn. P
• Umur : 51 tahun
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Alamat : Plupuh, Sragen
• Suku : Jawa
• Agama : Islam
• Status Perkawinan : Menikah
• Pekerjaan : Petani
• No. RM : 01 34 96 73

KELUHAN UTAMA
• Demam
Riwayat Penyakit Sekarang :
• Pasien datang ke poli penyakit dalam RSDM, karena merasa demam dan
tidak enak badan. Pasien merasakan hal ini 2 hari sebelum masuk rumah
sakit. Pasien mengaku demam dirasakan terus menerus, namum suhunya
tidak terlalu tinggi. Pasien mengaku sudah meminum obat penurun
demam yang dibeli di warung namun demam tidak membaik. Pasien juga
merasakan lehernya kaku serta mulutnya tidak dapat dibuka lebar. Saat
pagi harinya, pasien mengaku sedang bekerja di ladang dan bercocok
tanam dengan menggunakan pacul. Pasien kemudian bercerita bahwa
pacul tersebut sempat mengenai pergelangan kaki kirinya, dan
menimbulkan luka dalam namun oleh pasien hanya dibersihkan dengan
menggunakan air bersih saja, kemudian pasien kembali bekerja.
Kemudian pada sore harinya, pasien merasa tidak enak badan, demam,
serta tidak dapat membuka mulut lebar. Pasien belum pernah
memeriksakan diri ke dokter setelah kejadian tersebut.
Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat Penyakit Keluarga

• Riwayat hipertensi : disangkal • Riwayat merokok : disangkal


• Riwayat sakit jantung : disangkal • Riwayat minum jamu : disangkal
• Riwayat DM : disangkal • Riwayat minum : disangkal
• Riwayat alergi/asma : disangkal minuman keras
• Riwayat batuk lama : disangkal • Riwayat olah raga : disangkal
teratur
Pemeriksaan Fisik
• Keadaan Umum : Tampak sakit sedang, sesak
napas
• Kesadaran : CM
• Tensi : 130/90 mmHg
• Nadi : 90x/menit
• Respirasi : 24x/menit, reguler
• Suhu : 38ºC
Mata : konjungtiva pucat -/-
Bunyi jantung I-II reguler, bising
sklera ikterik -/-
(-), batas jantung normal,
Mulut : sariawan (-),
Gallop (-)
stomatitis (-), sianosis (-)
bibir pecah-pecah (-)
Paru Posterior Pharynx Hiperemis (-)
I : Statis : permukaan dada ka = ki;
Dinamis : Pengembangan dada Leher : JVP tidak ↑, KGB
Ka=ki
Tidak membesar
P: Fremitus raba kanan = kiri
P: sonor / sonor
Thoraks: Retraksi (-),
A: RBK (-/-) SDV (+/+)
venektasi (-)
Paru Anterior
I : Statis : permukaan dada ka = ki;
Dinamis : Pengembangan dada Abdomen
Ka=ki
P: Fremitus raba kanan = kiri
Supel, NT (-) di epigastrium,
P: sonor / sonor hepar dan lien tidak teraba,
A: SDV (+/+), RBK (-/-) timpani (+), peristaltik (+)

Terdapat luka pada Oedem tangan (-/-)


ekstremitas bawah bagian kiri, Oedem kaki (-/-)
vulnus laserasi dengan ukuran Akral dingin (-/-)
5x3x2 cm. (-/-)
Clubbing finger (-/-)
Pemeriksaan Neurologis
Kesadaran GCS : E4V5M6
Fungsi Luhur Dbn
Fungsi Otonom dbn
Fungsi Sensorik Dbn
Fungsi Koordinasi Dbn
N. Cranialis N.I, II : dbn
N.III, IV, VI : pupil isokhor (3mm/3mm), refleks cahaya (+/+) gerak N.XII :
bola mata normal, doll’s eye intak, dev konjugae (-) Dbn
N.V : dbn
N.VII : dbn
N. VIII, IX , X : dbn
Meningeal Signs dbn
Fungsi Koordinasi dbn
Fungsi Motorik Kekuatan Tonus Reflek Fisiologis Reflek Patologis
5 5 N N +2/+2 +2/+2 - -
5 5 N N +2/ +2 +2/+2 - -
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• -

DIAGNOSIS KERJA
• Suspek Tetanus

PLANNING
• Cek darah rutin, gula darah, kolestrol, ureum, kreatinin,
elektrolit
• EKG
• Cek kultur mikrobiologi
Terapi
• TIG merupakan pilihan utama dan hendaknya diberikan
segera dengan dosis 3000-6000 unit intramuskuler
• Antibiotik : Metronidazole dosis: 500 mg / 6 jam atau 1 g
/ 12 jam.
• Debridement luka.
• Tempatkan dalam ruang isolasi agar tidak terpapar
rangsang baik cahaya maupun suara.
Penulisan Resep

Pro: Tn P (51 Tahun)


R/ Normal saline 0,9% solution No I
Povidone iodine 10% solution No I
Lidocain 2% inj amp No I
Kasa steril No I
Cum disposable syringe cc 3 No.I
Cum disposable syringe cc 5 No.I
∫imm
___________________________∂
Pro Tn P (51 thn)
PROGNOSIS
•Ad vitam : dubia ad bonam
•Ad sanam : dubia ad malam
•Ad fungsionam: dubia ad bonam
Anti tetanus serum (ATS)
• Pemberian ATS sudah mulai
ditinggalkan karena waktu paruh
pendek, sering menimbulkan
hipersensitifitas, dan serum sickness
syndrome.
Tetanus Imunoglobulin/TIG
• TIG merupakan pilihan utama dalam
penanganan tetanus yang dapat menetralisasi
toksin yang beredar di sirkulasi dan toksin
pada luka yang belum terikat. TIG diberikan
dengan dosis 3000-6000 unit IM, biasanya
dengan dosis terbagi karena volume besar.
Bentuk Sediaan Obat
• Injeksi : 250 IU/1 ml

Nama Paten : Tetagam P

Dosis : Single dose 3000-6000 IU

Mekanisme Kerja
• tmax = 2-3 hari
• t ½ = 3-4 minggu
Bentuk Sediaan Obat
• Tablet : 2mg; 5mg
• Lar rectal : 5mg/2,5ml
• Injeksi : 5mg/ml
Nama Paten : Valium, Stesolid rectal tube

Dosis : 3x/hari, 2-5 minggu

Mekanisme Kerja
• tmax = 1,5-2jam
• t ½ = 20-50 jam
• volum distribusi = 0,95-2 l/kg
Metabolisme : Diazepam dimetabolisme di hati dan teriikat pada
reseptor di daerah spinal cord, serebelum, sistem limbik dan korteks
serebral.

Indikasi : Obat anti cemas, sedatif-hipnotic, dan obat anti kejang,


ansietas atau insomnia, tambahan pada putus alkohol akut, status
epileptikus, kejang demam, spasme otot

Efek Samping

• Rasa kantuk, kelelahan dan ataksia, trombosis vena dan flebitis pada tempat penyuntikan
• SSP : kebingunagn, depresi, disarthria, sakit kepala, hipoaktiviti, melantur berbicara,
sinkop, tremor, vertigo, mual, inkontinensia, perubahan libido, retensi urin
• Kardiovaskuler : bradikardia, kolaps kardiovaskuler, hipotensi
• Kulit : urtikaria, ruam kulit
Bentuk sediaan obat :
Tablet : 250 mg, 500 mg; Injeksi : 500 mg/100 ml; Capsul : 375 mg; Topikal Gel : 0.75%; Vaginal Gel : 0,75%

Dosis :
• Dewasa : 500 mg/6 jam atau 1 g /12 jam
Mekanisme kerja :
• Obat ini memiliki metabolisme yang cepat. Obat ini diekskresi melalui urin dalam bentuk asal dan
bentuk metabolit hasil oksidasi dan glukoronidasi.
Indikasi :

• Obat ini untuk amubiasis, tikomoniasis dan infeksi bakteri anaerob. Obat ini juga untuk profilaksis
pasca bedah daerah abdomen, infeksi pelvik dan pengobatan endokarditis yang disebabkan
B.fragilis

Efek samping :

• Sakit kepala, mual, mulut kering dan rasa kecap logam, pusing, vertigo, ataksia, parestesia pada
ekstremitas, urtikaria, disuria.
Simpulan
• Tetanus merupakan suatu toksemia akut yang disebabkan oleh neurotoksin
yang dihasilkan oleh Clostridium tetani ditandai dengan spasme otot yang
periodik dan berat.
• Toksin tetanospamin menyebar dari saraf perifer secara ascending
bermigrasi secara sentripetal atau secara retrogard mcncapai CNS.
Penjalaran terjadi didalam axis silinder dari sarung parineural. Teori
terbaru berpendapat bahwa toksin juga menyebar secara luas melalui
darah (hematogen) dan jaringan/sistem lymphatic
• Tujuan terapi ini berupa mengeliminasi kuman tetani, menetralisirkan
peredaran toksin, mencegah spasme otot dan memberikan bantuan
pemafasan sampai pulih. Merawat dan membersihkan luka sebaik-baiknya,
berupa: membersihkan luka, irigasi luka, debridement luka (eksisi jaringan
nekrotik),membuang benda asing dalam luka serta kompres dengan H202
,dalam hal ini penata laksanaan, terhadap luka tersebut dilakukan 1 -2 jam
setelah ATS dan pemberian Antibiotika. Sekitar luka disuntik ATS.
Saran
• Melakukan pemeriksaan laboratorium darah dan kultur agar
memastikan jenis kuman.
• Melakukan edukasi pada pasien mengenai penanganan
segera yang harus dilakukan.
• Edukasi pada pasien dan keluarga mengenai penyakit,
terapi, dan prognosis.
__, 2006, MIMS Indonesia Petunjuk Konsultasi. Jakarta. Info master
Arief Mansjoer, Kuspuji Triyanti, Rakhmi Savitri, et al, eds. Kapita Selekta Kedokteran, edisi 3, jilid I.
Jakarta: Penerbit Media Aesculapius, 2001
Brook, I., 2002. Pediatric Anaerobic Infections : Diagnosis and Management 3th edition, Marcell-Dekker, Inc.
: New York, p. 531-544
Guilfoile, P., 2008. Deadly Diseases and Epidemics Tetanus, Chelsea House, An imprint of Infobase
Publishing: New York .
Harsono. Buku Ajar Neurologis Klinis . Edisi pertama. Yogyakarta. Gadjah
Mada University Press. 2006
Ritarwan K. 2004. Tetanus. Medan : Fakultas Kedokteran USU/RSU H. Adam Malik
Sidharta P. 2009. Neurologi Klinis dalam Praktek Umum. Jakarta: Penerbit Dian Rakyat
Sudomo A. 2004. Buku Ajar Ilmu Penyakit Saraf. Surakarta: BEM FK UNS Press
WHO. 2010. Current recommendations for treatment of tetanus during humanitarian emergencies
http://www.who.int/diseasecontrol_emergencies/who_hse_gar_dce_2010_en.pdf
Tetagam (Human Tetanus Immunoglobulin)
Metronidazole
Diazepam

Anda mungkin juga menyukai