Arteri koriokapilaris : untuk 1/3 lapisan luar, lapisan pleksiform luar, lapisan inti
luar, lapisan fotoreseptor, lapisan pigmen retina
Cabang-cabang arteri centralis retinae : untuk 2/3 bagian retina
FISIOLOGI RETINA
PREVALENSI
Retinoskisis lebih sering ditemukan pada usia diatas 40 tahun dan banyak ditemukan pada wanita.
Terjadi pada sekitar 5% populasi usia di atas 20 tahun dan pada penderita hypermertopia.
Terdapat pada sekitar 4% populasi
ditemukan bilateral pada sekitar 30% individu yang terkena
PATOGENESIS
Retinoskisis diyakini berkembang dari degenerasi mikrokistoid melalui proses
penggabungan degenerative kavities, yang menyebabkan terjadinya pemisahan
neurosensory retina menjadi lapisan dalam (inner) dan lapisan luar (outer), dengan
pemisahan neuron dan hilangnya fungsi penglihatan pada area yang terkena.
DIAGNOSIS
GEJALA
Photopsia dan floater jarang ditemui..
Pasien biasanya tidak menyadari bila terdapat gangguan penglihatan atau asimptomatik.
Biasanya gejala dirasakan oleh pasien dan ditemukan bila sudah didapati perdarahan retina.
TEMUAN KLINIS
Early retinoskisis biasanya melibatkan inferotemporal retina perifer, menunjukan
microkistoid degenerasi besar-besaran dengan elevasi retina yang halus dan
immobile berbentuk dome shaped atau seperti kubah.
Elevasi yang ditemukan bersifat convex, halus, tipis, dan relative immobile.
Terdapat lembaran tipis di bagian dalam kavitas.
Progress dari lesi bersifat mengelilingi sampai seluruh retina perifer terkena.
Bentuk tipikal biasanya berada pada anterior ekuator dan bentuk retikular
menyebar di bagian posterior.
Permukaan lapisan dalam dapat ditemukan snow flake serta sclerosis pembuluh
darah.
Kerusakan mungkin ditemukan pada satu atau kedua lapisan. Kerusakan lapisan
dalam biasanya kecil dan bulat sedangkan lapisan luar biasanya lebih besar
dengan sudut tergulung dan berada di belakang ekuator.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
PERIMETRI
Untuk mendeteksi scotoma absolut pada retinoskisis. Terdapat dua metode dasar penyajian objek dalam
pemeriksaan :
Perimetri statik. Yaitu lokasi yang berbeda dalam lapang pandang diuji satu-persatu. Sebuah
objek sulit misalnya cahaya lemah disajikan pada lokasi tertentu. Jika tidak terlihat, intensitas
cahaya ditingkatkan secara bertahap sampai dapat terdeteksi yang disebut sensitivitas ambang
pada lokasi tersebut. Hal ini dilakukan pada lokasi lain sehingga sensitivitas cahaya berbagai
titik dalam lapang pandang digabungkan dan membentuk gambaran lapang pandang.
Perimetri kinetik. Dimulai dengan uji sensitivitas seluruh lapang pandang dengan objek uji
yang tetap. Objak itu digerakan perlahan dari perifer ke pusat sampai pertama kali terlihat dan
dilakukan hal serupa dari berbagai arah akan tercipta batas-batas peta yang disebut isopter.
Isopter membentuk batas daerah terlihatnya objek, diluar batas itu objek tidak terlihat.
OCT (OPTICAL COHERENCE TOMOGRAPHY)
akan terdapat gambaran perpisahan pada lapisan pleksiform luar. OCT
merupakan pencitraan sayat-lintang lanjut yang digunakan untuk mengamati dan
menilai struktur intraocular dengan prinsip analog dengan ultrasonografi, tetapi alat
ini menggunakan cahaya dengan panjang gelombang 820 nm sebagai
pengganti suara.
FOTOKOAGULASI LASER ARGON
pada lapisan retina bagian luar yang diarahkan melalui robekan lapisan bagian dalam, menghasilkan
respon abu-abu yang sama dengan yang terdapat pada daerah retina normal didekatnya. Laser yang
digunakan pada terapi oftalmologis adalah laser termal.
KOMPLIKASI
bila tidak terdapat kerusakan pada kedua lapisan dan tidak memerlukan pemeriksaan rutin, perlu
melakukan pemeriksaan setiap 1 sampai 2 tahun sekali.
bila terjadi kerusakan pada kedua lapisan atau menyebar ke bagian posterior dari ekuator.
Photography dan pemeriksaan lapang pandang perlu di lakukan dengan OCT (optical coherence
tomography) bila terdapat perluasan di bagian posterior. Retinopexy atau perbaikan dengan
pembedahan diindikasi bila terdapat perluasan ke arah fovea saat kemungkinan komplikasi ablatio
retina disangkal.
Bila terjadi pendarahan vitreous, vitrectomy disarankan untuk dilakukan.
PROGNOSIS
Riwayat perkembangan penyakit pada kasus ini hampir tidak pernah berkembang dari tempat
pertama kali ditemukan. Kebanyakan orang dengan retinoskisis dapat beraktivitas dengan baik
dan tanpa dilakukan intervensi.
RETINOSKISIS JUVENILIS TERKAIT X
PREVALENSI
Terjadi pada 1 dalam setiap 15,000 sampai 30,000 dari kasus makular degenerasi pada anak-anak. Kasus
ini lebih sering ditemukan pada anak laki-laki dan jarang terjadi pada perempuan.
Sering terjadi pada uisa 5 sampai 10 tahun.
PATOLOGI
Terjadi mutasi pada gen RS1→ produksi asam amino protein 224 (retinoschisin) menurun → pemisahan
lapisan berukuran kecil pada retina.
DIAGNOSIS
GEJALA
Terjadi pada anak berusia 5 sampai 10 tahun dengan kesulitan untuk membaca, jarang disertai
juling atau nystagmus terjadi pada bayi yang terkait dengan retinoschisis perifer lanjutan,
seringkali dengan pendarahan vitreous. Perempuan karier umumnya ditemukan tanpa gejala.
TEMUAN KLINIS
Muncul striae “spoke like” yang memancar seperti jari-jari ban dari foveola
Bintik keputihan “drusen-like” dan variasi pigmen mungkin terlihat. Makula
kadang normal
Terlihat defek berbentuk oval ,vitreous veil, Jaringan dendritik berwarna perak di perifer
•Komplikasi termasuk perdarahan vitreous dan intra-schisis, neovaskularisasi, eksudasi subretinal,
dan jarang terjadi rhegmatogenous atau transial ablasi retina dan ruptur traumatis dari foveal schisis.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Riordan EP, Whitcher JP. Vaughan & Asbury Oftalmologi Umum. 17th ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;2015.
Kanski JJ, Bowling B. Kanski Clinical Ophtalmology. 8th ed. China: Elsevier:2016.
Kellog Eye Center Michigan Medicine. Retinoschisis. (https://www.umkelloggeye.org/conditions-treatments/retinoschisis) Accesed on 7 may
2018.
Jones WL, Cavallerano AA, Morgan KM, Semes LP, Sherman JP, Vandervort RS, Woolbridge RP. Optometric Clinical Pratice Guidline “Care
of the Patient with Retinal Derachment and Related Peripheral Vitreoretinal Disease. American Optometric Associaton;2004.
Lister Hill National Center for Biomedical Communications United States National Library of Medicine. X linked Juvenile Retinoschisis.
Unites States National Institutes of Health;2018.
Zhang L, Reyes R, Lee W, Chen CL, Chan L, Sujirakul T, Chang S, Tsang SH. Rapid Resolution of Retinoshcisis with Acetazolamide.Doc
Ophthamol 2015;131(1).63-70.