Anda di halaman 1dari 27

OBAT INFEKSI

SALURAN
KEMIH

KELOMPOK 2
Infeksi Saluran Kemih
– Infeksi saluran kemih atau ISK merupakan istilah umum yang menunjukkan keberadaan
mikroorganisme dalam urin.
– Pertumbuhan bakteri mencapai > 100.000 unit koloni per ml urin segar pancar tengah
(midstream urine) pagi hari digunakan sebagai batasan diagnosa ISK
– ISK dapat terbatas pada kandung kemih (cystitis), namun komplikasi serius dapat terjadi
jika infeksi menyebar ke ginjal (pielonefritis akut).
– Wanita paling berisiko mengalami ISK. Sekitar setengah dari semua wanita akan
mengalami episode ISK selama masa hidup mereka, dan banyak yang akan mengalami
lebih dari satu kali.
Infeksi Saluran Kemih
ISK dapat dibagi menjadi dua kategori anatomi umum:
– Infeksi Saluran Bawah
(Uretritis dan Sistitis)
– Infeksi Saluran Atas
(Pielonefritis Akut, Abses Intrarenal dan Abses Perinephric).
TERAPI
FARMAKOLOGI ISK
Kotrimoksazol
– Merupakan kombinasi antibiotik yang terdiri dari Trimetropim dan
sulfametoksazol, menghambat reaksi enzimatik sintesis folat bakteria pada dua
tahap yang berurutan pada mikroba, sehingga kombinasi kedua obat
memberikan efek sinergi

INDIKASI KONTRINDIKASI

• Infeksi saluran kemih bagian • Pemberian pada anak dibawah


bawah tanpa komplikasi 2 tahun
• Mikroorganisme • Ibu hamil atau menyusui
penginfeksinya merupakan
famili Enterobacteriaceae
Mekanisme Kerja

– Aktivitas mikroba kombinasi trimetropim dan sulfametoksazol dihasilkan dari


kerjanya pada dua tahap jalur enzimatik untuk sintesis asam tetrahidrofolat.
– Sulfonamida menghambat penggabungan asam para-aminobenzoat (PABA) ke
dalam asam folat , dan trimetropim mencegah reduksi dihidrofolat menjadi
tetradihrofolat
Absorbsi

– Pemberian kombinasi dalam dosis oral tunggal, trimetropim diabsorbsi lebih


cepat dari pada sulfametoksazol.
– Kedua obat tersebut secara bersamaan memperlambat absorbsi
sulfametoksazol.
– Konsentrasi puncak trimetropim dalam darah biasanya 2 jam, sementara
sulfametoksazol terjadi dalam 4 jam setelah dosis oral tunggal. Waktu paruh
trimetropim dan sulfametoksazol adalah 11 jam dan 10 jam.
Distribusi

– Trimetropim dengan cepat terdistribusi dan terkonsentrasi dalam jaringan, dan


sekitar 40% terikat pada protein plasma dengan adanya sulfametoksazol.
– Volume distribusi trimetropim hampir 9 kali volume distribusi sulfametoksazol.
– Obat ini dengan mudah memasuki cairan serebrospinal dan sputum.
– Masing-masing komponen dalam konsentrasi yang tinggi juga ditemukan dalam
empedu. Kurang lebih 65% sulfametoksazol terrikat pada protein plasma.
Ekskresi

– Sekitar 60% trimetropim dan 25% hingga 50% sulfametoksazol diekskresi di


dalam urin dalam waktu 24 jam.
– 2/3 sulfonamida berada dalam bentuk tidak terkonjugasi. Metabolit
trimetropim juga diekskresikan.
– Kecepatan eksresi dan konsentrasi kedua senyawa dalam urin menurun secara
signifikan pada pasien yang mengalami uremia.
Efek samping

– Megaloblastosis, Leukopenia, Trombositopenia


– Pada kulit: Dermatitis eksfoliatif, sindrom steven-johnson, nekrolisis epidermis
toksik (muncul terutama pada pasien lanjut usia)
– Mual dan muntah
– Glositis dan stomatitis
– Sakit kepala, depresi, dan halusinasi (sulfonamida)
– Reaksi hematologis: anemia, gangguan koagulasi, granulositopenia,
agranulositosis
Obat Sediaan Dosis Umum
Kotrimoksazol Tablet Dewasa:
400 mg sulfametoksazol 800 mg sulfametoksazol
80 mg trimetropim 160 mg trimetropim
Setiap 12 jam
Tablet Dosis pada anak:
800 mg sulfametoksazol Trimetropim 8
160 mg trimetropim mg/kgBB/hari
Sulfametoksazol 40
mg/kgBB/hari
(Diberikan dalam 2 dosis)
Suspensi oral untuk anak
200 mg sulfametoksazol
40 mg trimetropim/ 5 mL
Tablet untuk pediatrik
100 mg sulfametoksazol
20 mg trimetropim
IV
400 mg sulfametoksazol
80 mg trimetropim/5 mL
Dosis

– Dosis 800 mg sulfametoksazol, 160 mg trimetropim (setiap 12 jam) selama 10 hari 


Infeksi ringan saluran kemih bagian bawah
– Terapi dosis tunggal (320 mg trimetropim ditambah 1600 mg sulfametoksazol pada
orang dewasa)  efektif pada beberapa kasus pengobatan infeksi saluran kemih akut
tanpa komplikasi, namun terapi minimal 3 hari
– Dosis kecil (200 mg sulfametoksazol ditambah 40 mg trimetropim per hari, atau 2-4 kali
jumlah tersebut yg diberikan 1 atau 2 kali per minggu)  efektif dalam menurunkan
frekuensi kekambuhan infeksi saluran urin pada wanita dewasa
Interaksi Obat

– Pemberian diuretik sebelumnya atau bersamaan  mempermudah timbulnya


trombositopenia
Kuinolon dan
Fluorokuinolon
FARMAKODINAMIK
Kuinolon
• Menghambat kerja enzim DNA girase pada kuman dan bersifat
bakterisidal

Florokuinolon
• Menghambat topoisomerase II (DNA girase) dan IV kuman
• Enzim topoisomerase II  menimbulkan relaksasi pada DNA
yang mengalami positive supercoiling (pilinan positif yang
berlebihan) pada waktu transkripsi dalam proses replikasi DNA
• Enzim IV  berfungsi dalam pemisahan DNA baru yang
terbentuk setelah proses replikasi DNA kuman selesai
farmakokinetik
 Asam nalidiksat diserap baik melalui saluran cerna tetapi diekskresi cepat melalui ginjal (tidak
bermanfaat untuk infeksi sistemik)
 Fluorokuinolon diserap dengan baik melalui saluran cerna dibanding asam nalidiksat,
ofloksasin,levofloksasin, gatifloksasin dan gatifloksasin
 Pefolksasin adalah fluorokuinolon yang absorpsinya paling baik dan masa paruh eliminasinya panjang.
 penyerapan fluorokuinolon dan sefalosporin akan terhambat jika diberikan bersama antasida.
 Fluorokuinolon hanya sedikit terikat pada protein.
 Golongan obat ini di distribusi dengan baik pada berbagai organ tubuh. Dalam urin semua
fluorokuinolon mencapai kadar yang melampaui Kadar Hambat Minimal untuk kebanyakan kuman
patogen selama minimal 12 jam.
 Golongan obat ini mampu mencapai kadar tinggi dalam jaringan prostat.
 Beberapa fluorokuinolon seperti siprofloksasin dan ofloksasin dapat
 Masa paruh eliminasinya panjang, sehingga obat cukup diberikan 2xsehari
 Fluorokuinolon dimetabolisme di hati dan ekskresi melalui ginjal.
INDIKASI KUINOLON

KUINOLON

• Asam nalidiksat & asam pipemidat  antiseptik saluran


kemih (sistitis akut tanpa komplikasi pada wanita)
Indikasi

Infeksi menular Infeksi Tulang dan


ISK Infeksi sal. cerna Infeksi sal. napas Sendi
seksual
• Siprofloksasin
• Siprofloksasin • Siprofloksasin • Siprofloksasin • Siprofloksasin (oral)  2x500-
• Norfloksasin • Ofloksasin • Ofloksasin (oral) 750 mg/hari (4-6
• Ofloksasin • Enoksasin • Levofloksasin minggu)
(oral) • Angka
• Moksifloksasin penyembuhan
• Gemifloksasin • Seftriakson 75% untuk
• Levofloksasin • sefiksim osteomielitis oleh
gram (-)
Efek Samping
Saluran cerna
• Mual, muntah, rasa tidak enak di perut

Susunan saraf pusat


• Sakit kepala, dan pusing
• Jarang : halusinasi, kejang, dan delirium
Hepatotoksisitas
• Kematian akibat hepatotoksisitas (trofafloksasin)

Kardiotoksisitas
• Sparfloksasin &grepafloksasin (fluorokuinolon)  menutup kanal kalium (HERG) pada miosit  aritmia
ventrikel  memperpanjang QTc
Efek Samping
Disglikemia
• Gatifloksasin  hiper/hipoglikemia

Fototoksisitas
• Klinafloksasin
• Sparfloksasin
Lain-lain
• Tendinitis dan sindroma hemolisis, gagal ginjal, serta trombositopeni
Kontraindikasi

– <18 tahun
– Wanita hamil

– Menyebabkan kerusakan sendi


DOSIS DAN POSOLOGI
Obat Sediaan Dosis per hari
Oral Parenteral
Asam nalidiksat Tablet 500 mg 4 kali 500-1000 mg
Asam pipemidat Tablet 400 mg 2-4 kali 400 mg
Siporofloksasin Tablet 250 mg, 500 mg 2 kali 250-500 mg
Untuk gonore 1x250 mg
Infus 200 mg, 400 mg 2 kali 200-400 mg IV

Pefloksasin Tablet 400 mg 2 kali 400 mg


Infus 400 mg/5mL, 400 2 kali 400 mg IV
mg/125mL
Ofloksasin Tablet 200 dan 400 mg 1-3 kali 100-200 mg
Suntikan 200 mg/200 mL 1-3 kali 100-200 mg
IV
DOSIS DAN POSOLOGI

Obat Sediaan Dosis per hari


Oral Parenteral
Norfloksasin Tablet 400 mg 2-3 kali 200-400
mg
Levofloksasin Tablet 250, 500 mg 1 kali 250-500 mg
Infus 500/100 mL 1x500 mg IV tiap
24 jam

Moksifloksasin Tablet 400 mg 1 kali 400 mg


Infus 400mg/mL 1x400 mg IV tiap
24 jam
Interaksi Obat
• Menurunkan ≥50% daya absorbsi kuinolon dan
Antasid dan Preparat florokuinolon
Besi (Fe) • Diberikan selang waktu 3 jam

• Siprofloksasin, pefloksasin, dan enoksasin


Teofilin menghambat metabolisme teofilin dan meningkatkan
kadar teofilin dalam darah  intoksikasi

Obat-obat yang dapat • Obat antiaritmia kelas IA (misalkan kuinidin,prokainamid)


memperpanjang dan golongan III (mmisalkan amiodaron, sotalol),
terfenadin, dan sisaprid.
interval OTc
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai