Kelompok 4 :
Liza Ika Wulandari
Bunga Kumala Sari
Chika Wahyu Sasqiautami
Putri Wahyuni M
Sinta Agustina
Nuraulia H.W
Definisi
Cedera kepala adalah suatu gangguan traumatik dari
fungsi otak yang disertai atau tanpa disertai perdarahan interstiil
dalam substansi otak tanpa diikuti terputusnya kontinuitas otak.
Cedera kapala merupakan cedera yang meliputi trauma kulit
kepala, tengkorak, dan otak
Trauma atau cedera kepala juga di kenal sebagai cedera
otak adalah gangguan fungsi normal otak karena trauma baik
trauma tumpul maupun trauma tajam. Defisit neurologis terjadi
karena robeknya substansia alba, iskemia, dan pengaruh massa
karena hemoragik, serta edema serebral di sekitar jaringan otak.
Klasifikasi Cedera Kepala
• Menurut patofisiologi
1. Cedera primer
Cedera primer, terjadi pada waktu benturan, mungkin karena memar
pada permukaan otak, laserasi substansi alba, cedera robekan atau
hemoragi.
2. Cedera sekunder
Cedera sekunder dapat terjadi sebagai kemampuan autoregulasi
serebral dikurangi atau tidak ada pada area cedera. Konsekuensinya
meliputi hyperemia (peningkatan volume darah) pada area peningkatan
permeabilitas kapiler, serta vasodilatasi arterial, semua menimbulkan
peningkatan isi intrakranial dan akhirnya peningkatan tekanan
intrakranial (TIK). Beberapa kondisi yang dapat menyebabkan cedera
otak sekunder meliputi hipoksia, hiperkarbia dan hipotensi.
• Menurut jenis cedera
1. Cedera Kepala terbuka
Dapat menyebabkan fraktur pada tulang tengkorak dan
jaringan otak
2. Cedera kepala tertutup
Disamakan dengan keluhan geger otak ringan dan oedem
serebral yang luas
Menurut berat ringannya berdasarkan GCS
(Glosgow Coma Scale)
Ringan Sedang Berat
GCS = 13 – 15 GCS = 9 – 12 GCS = 3 – 8
Dapat terjadi Kehilangan kesadaran Kehilangan kesadaran
kehilangan kesadaran dan atau amnesia lebih dan atau terjadi
atau amnesia tetapi dari 30 menit tetapi amnesia lebih dari 24
kurang dari 30 menit. kurang dari 24 jam. jam.
Tidak ada kontusio Dapat mengalami Diikuti kontusio
tengkorak, tidak ada fraktur tengkorak serebral, laserasi, atau
fraktur cerebral, Muntah hematoma intrakranial.
hematoma. Kejang Tanda neurologist fokal
Mengeluh nyeri kepala
dan pusing
Dapat menderita
abrasi, laserasi, atau
hematoma kulit kepala
Tak ada fraktur
tengkorak
Etiologi
Penyebab cedera kepala dapat dibedakan berdasarkan
jenis kekerasan yaitu jenis kekerasan benda tumpul dan benda
tajam. Benda tumpul biasanya berkaitan dengan kecelakaan lalu
lintas (kecepatan tinggi, kecepatan rendah), jatuh, pukulan benda
tumpul, Sedangkan benda tajam berkaitan dengan benda tajam
(bacok) dan tembakan.
Menurut penelitian Evans di Amerika (1996), penyebab
cedera kepala terbanyak adalah 45% akibat kecelakaan lalu lintas,
30% akibat terjatuh, 10% kecelakaan dalam pekerjaan,10%
kecelakaaan waktu rekreasi,dan 5% akibat diserang atau di pukul.
Manifestasi Klinis
Cedera kepala ringan Cedera kepala sedang Cedera kepala berat
Pre Hospital :
1. Airway : Pada pemeriksaan airway usahakan jalan nafas stabil,
dengan cara kepala miring, buka mulut, bersihkan muntahan
darah, adanya benda asing. Perhatikan tulang leher, immobilisasi,
cegah gerakan hiperekstensi, hiperfleksi ataupun rotasi.
2. Breathing : Setelah jalan nafas bebas, sedapat mungkin
pernafasannya (Breathing) diperhatikan frekuensinya normal
antara 16 – 18 X/menit, dengarkan suara nafas bersih, jika tidak
ada nafas lakukan nafas buatan
3. Circulation : Pada pemeriksaan sistem sirkulasi (Circulation),
periksa denyut nadi/jantung, jika (tidak ada) lakukan resusitasi
jantung,
Hospital :
Penanganan medis pada kasus cedera kepala yaitu :
1. Pemeriksaan kembali airway, breathing, dan circulation
2. Jika sudah stabil tentukan saturasi oksigen, minimal saturasinya diatas
90%, jika tidak, usahakan untuk dilakukan intubasi dan support
pernafasan.
3. Monitor terhadap gas darah dan pertahankan PCO2 antara 28 – 35
mmHg
4. Bila shock (tensi < 90 mm Hg nadi >100x per menit) berikan infus
cairan RL
5. Periksa kesadaran, pemeriksaan kesadaran memakai glasgow coma
scale. Jika penderita sadar tentukan adanya gangguan sensoris
maupun fungsi misal adanya aphasia.
6. Perhatikan bagian tubuh yang terluka, apakah ada jejas atau lebam
pada tubuh akibat benturan
7. Lakukan pemeriksaan neurologis
8. Pemberian pengobatan seperti : antiedemaserebri, anti kejang dan
natrium bikarbonat
9. Setelah fungsi vital stabil, kemudian lakukan pemeriksaan diagnostik
Penanganan Non Medis
Edema pulmonal
Kejang
Kebocoran cairan serebrospinalis
Hipoksia
Gangguan mobilitas
Hidrosefalus
Oedem otak
Dipnea
Pencegahan
Pencegahan Primer Pencegahan Sekunder Pencegahan Tersier
Pencegahan primer yaitu Pencegahan sekunder Pencegahan tersier
upaya pencegahan yaitu upaya pencegahan bertujuan untuk mengurangi
sebelum peristiwa saat peristiwa terjadi yang terjadinya komplikasi yang
terjadinya kecelakaan lalu dirancang untuk lebih berat, penanganan
lintas seperti untuk mengurangi atau yang tepat bagi penderita
mencegah faktor-faktor meminimalkan beratnya cedera kepala akibat
yang menunjang terjadinya cedera yang terjadi. kecelakaan lalu lintas untuk
cedera seperti pengatur Dilakukan dengan mengurangi kecacatan dan
lalu lintas, memakai sabuk pemberian pertolongan memperpanjang harapan
pengaman, dan memakai pertama, yaitu : hidup. Upaya rehabilitasi
helm. 1. Memberikan jalan terhadap penderita cedera
nafas yang lapang kepala akibat kecelakaan lalu
(Airway). lintas perlu ditangani
2. Memberi nafas/ nafas melalui:
buatan (Breathing) Rehabilitasi secara fisik
3. Menghentikan Rehabilitasi psikologis
perdarahan dan
(Circulations). Rehabilitas sosial.
Patoflowdiagram
Asuhan Keperawatan
Definisi
Tekanan intrakranial (TIK) didefiniskan sebagai tekanan dalam
rongga kranial dan biasanya diukur sebagai tekanan dalam
ventrikel lateral otak.