Anda di halaman 1dari 25

Text Book Reading

Chapter II
Airway Management
Nama : Pramuliansyah Haq
Stambuk : 111 2017 2068
Pembimbing : dr. Haizah Nurdin, Sp.An, KIC

Fakultas Kedokteran
Universitas Muslim Indonesia
2019
Tujuan
• Kenali tanda-tanda jalan napas terancam.
• Jelaskan teknik manual penanganan jalan napas dan untuk
ventilasi masker
• Jelaskan metode jalan napas tambahan yang tepat
• Jelaskan persiapan untuk intubasi endotrakeal, termasuk
mengenali jalan napas yang berpotensi untuk sulit dilakukan
intubasi
• Menjelaskan metode alternatif untuk membangun jalan napas
ketika intubasi endotrakeal tidak berhasil dicapai
II. PENILAIAN
• Merupakan langkah awal yang sangat penting
• Melihat
• Mendengar
• Merasakan aliran udara
Metode Manual Pemeliharaan Jalan
Napas
• ekstensi leher
• Elevasi (manuver jaw thrust) mandibula
• Pembukaan mulut
• Jika diduga ada cedera tulang servikal, ekstensi leher tidak
disarankan dilakukan. Setelah tulang servikal diimmobilisasi,
elevasi manual dari mandibula dan pembukaan mulut dapat
dilakukan.
• Jalan napas tambahan bisa dengan menggunakan
Oropharyngeal airway (OPA) atau Nasopharyngeal airway
(NPA)
• Selama metode manual airway, oksigen konsentrasi tinggi
harus tersedia
Manual Mask Ventilasi
• Menggunakan unit resusitasi
bag-mask pada pasien
dengan:
• Pasien apnea
• Volume tidal tidak memadai
perfusi jaringan
• Mengurangi kerja
pernapasan
• Hipoksemia
A. Ketika Dicurigai Ada Trauma Servikalis
• Jika memungkinakan, OPA dan NPA dapat dipasang untuk
menjaga patensi airway
• Operator berada pada area sekitar kepala pasien
• Dasar mask pertama kali ditempatkan pada lipatan antara
bibir bawah dan dagu
• Puncak mask ditempatkan di atas hidung
• Mask distabilkan dengan ibu jari dan telunjuk
Lanjutan
• Jari ketiga, empat dan lima ditempatkan di sepanjang sisi
mandibula
• Dengan hati-hati mengangkat sedikit mandibula
Ketika Dicurigai Trauma Tulang
Servikalis
• Operator di sekitar kepala penderita
• OPA atau NPA dimasukkan
• Collar neck sangat dianjurkan untuk menstabilkan servikalis
• Operator melanjutkan sesuai langkah yang dijelaskan pada
topik sebelumnya
Alternatif Metode Dua Tangan
• Berguna bila pasien memiliki wajah besar, berjenggot, cedera
leher atau ketika segel masker-wajah sulit dicapai
• Langkah sama seperti yang dibahas pada topik sebelumnya
Assisted Dengan Cara Kompesi Bag
Mask
• Total volume bag sebagian besar bag dewasa adalah 1 – 1,5
liter
• Jika menggunakan metode 1 tangan, maka tangan kanan
digunakan untuk memompa mask
• Evaluasi setiap kebocoran gas
• Jika pasien apnea tapi masih ada nadi, kompresi dilakuan 10-
12 kali permenit
• Jika pasien sudah bernapas spontan maka kompresi harus
mengikuti irama napas pasien
SOAP ME: Mnemonic untuk
Persiapan untuk Manajemen
Airway
• Suction
• Gunakan alat penghisap (Yankauer atau kateter) untuk membersihkan sekresi,
sesuai kebutuhan.
• Periksa perangkat dan tubing untuk kekuatan hisap yang memadai.

• OIxygen
• Yakinkan oksigen terhubung dan berfungsi.
• Siapkan perangkat bag-valve-mask dengan katup PEEP.
• Lanjutkan aliran tinggi tambahan oksigen dengan kanula nasal atau masker wajah.
• Airways
• Siapkan endotrakeal tube dengan ukuran yang tepatmdengan stylet. Pertimbangkan
ukuran 7-7,5 untuk wanita, dan ukuran 7,5-8 untuk laki-laki. Periksa adanya kebocoran
• Pertimbangkan jalan napas tambahan.
• OPA atau NPA
• Masker laring
• Double-lumen esophageal-tracheal

• Position
• Sesuaikan tinggi tempat untuk kenyamanan operator
• Menempatkan pasien dalam posisi sniffing. Sejajarkan saluran pendengaran eksternal
dengan kedudukan sternum.
• Pertimbangkan mengangkat punggung dan bahu pasien obesitas.
• Monitoring dan Obat
• pemantauan terus-menerus tanda-tanda vital, termasuk oksimetri dan CO2
end-tidal
• Pertimbangkan obat induksi (pertimbangkan obat induksi kerja cepat)
• Hipnotis
• Agen blok neuromuskuler
• Postintubation sedasi dan analgesia
• Equipment
• Laryngoscope (s) dengan blade melengkung atau lurus (MAC 3,4; Miller 2,3)
• Laringoskop yang dilengkapi dengan kamera
• Dapat menggunakan Bougie atau Exchange catheter
• detektor CO2 end-tidal, jika monitoring end-tidal CO2 tidak tersedia
• Pengikat endotrakeal tube atau tape untuk mengamankan tabung
endotrakeal
Penekanan Krikoid
• Sellick Manuver
• Dapat digunakan selama ventilasi masker dan proses intubasi
• Pedoman baru sudah tidak menyarankan kecuali sebagai
bantuan jika visualisai glotis sulit selama intubasi
V. Jalan Napas Tambahan
• Sekitar 5% populasi manusia sulit atau bahkan tidak dapat
menggunakan ventilasi mask untuk mencapai ventilasi
adekuat
• Prediktor kesulitan diantaranya jenggot, tidak adanya gigi,
riwayat obstructive sleep apnea, obesitas dan usia tua
>55tahun
Laringeal Mask Airway
• Tabung yang ujungnya berbentuk mangkuk yang dipasangkan
di di faring di belakang lidah
• Tersedia LMA disposible dan reusable
• Dapat dijadikan alternatif apabila ventilasi mask tidak berhasil
• Sebagai saluran untuk intubasi
B. Esofagus-trakea Double-Lumen
Airway
• Alat ini biasanya digunakan pada kondidi darurat
• Dirancang agar dapat digunakan pada blind intubasi
• Cuff distal cukup dimasukkan kedalam esofagus
VI. INTUBASI ENDORAKEAL
• Laringoskopi dengan Intubasi Orotrakea merupakan metode utama
intubasi
• Kecepatan, ketepatan dan angka keberhasilan tinggi
• Indikasi:
• perlindungan jalan nafas
• Obstruksi yang telah dibebaskan
• Penyediaan ventilasi mekanis dan terapi oksigen
• kegagalan pernapasan
• Syok
• Hiperventilasi untuk hipertensi intrakranial
• Pengurangan kerja pernapasan
• Sarana suction/pulmonary toilet
Persiapan
• Penilaian anatomi jalan napas untuk memprediksikan
kesulitan intubasi
• Jaminan ventilasi dan oksigenasi maksimal
• Dekompresi lambung
• Pemberian analgesia, sedasi, dan pelumpuh otot
Persiapan Farmakologis Untuk
Intubasi
• Analgesia : dapat menggunakan anestesi topikal seperti
lidokain semprot yang diaplikasikan pada jalan napas tempat
intubasi, dosis tidak lebih dari 4mg/kgBB maksimal 300mg
• Sedasi, sedasi kerja cepat dan durasi singkat menjadi pilihan
utama kebanyakan orang
• Obat yang dapat digunakan
• Fentanyl (0,5 – 2mg bolus/kgBB)
• Midazolam (0,1 – 0,3 mg/kgBB)
• Etomidate (0,1 – 0,3 mg/kgBB)
• Lidocain (1-1,5 mg/kgBB) 2-3 menit sebelum laringoskopi
• Ketamin (1 – 4 mg/kgBB)
• Propofol (1 – 2 mg/kgBB)
Agen Neuromuskular Block
• Seringkali intubasi dapat dilakukan cukup dengan anestesi
lokal atau dengan agen sedasi saja
• Setelah agen neuromuskular blok diberikan maka intubasi
harus segera terpasang, jika gagal maka harus dilanjutkan
dengan mask bag sambil meminta bantuan expert
• Agen short acting lebih dipilih
Lanjutan
• Suksinilkolin (1 – 1,5 mg/kgBB)
• Onset cepat, durasi singkat, kontraindikasi pada cedera mata,
cedera kepala atau hiperkalemia
• Vecuronium (0,1 – 0,3mg/kgBB); Rocurorium (0,6 –
1mg/kgBB); atau Cisatracurium (0,1 – 0,2mg/kgBB) onset lebih
lambat dan durasi lebih lama
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai