Metode: Data dari 90 pasien yang menjalani reseksi kolorektal elektif antara
Oktober 2006 sampai September 2009 dianalisis secara retrospektif. Semua pasien
menerima MBP. Pasien dalam kelompok A diberi antibiotik oral (dengan total 480 mg
gentamisin, 4 gr metronidazole terbagi dalam dua dosis dan 2 mg bisacodyl PO),
sedangkan pasien dalam kelompok B tidak menerima antibiotik oral. Kriteria eksklusi
adalah tindakan operasi emergensi, operasi laparoskopi, kemoradioterapi pra operasi,
kolonoskopi intraoperatif sebelum dilakukan pembuatan anastomosis, atau riwayat
penggunaan antibiotik dalam 10 hari sebelum tindakan. SSI, durasi rawat inap dan
total biaya rumah sakit dievaluasi.
Semua operasi dilakukan oleh salah satu dari dua ahli bedah konsultan senior.
Instrumentasi bedah, fasilitas ruang operasi, dan tim keperawatan sebanding untuk
kedua kelompok. Eksisi mesorektal total untuk kanker rektum atau mobilisasi fleksura
lien untuk reseksi anterior dilakukan secara rutin. Keputusan untuk menjahit atau
menjepit colon dibuat oleh ahli bedah senior pada saat operasi. Secara keseluruhan,
anastomosis di bawah promontorium dijepit dua kali. Tindakan penjepitan ini termasuk
menutup sisa bagian distal oleh TA atau Roticulator® (AutoSuture, Covidien, USA) dan
menggabungkan ujung usus menggunakan stapler Premium CEEA ™ (AutoSuture,
Covidien, USA). Jika anastomosis dilakukan dengan menggunakan tangan, maka
dilakukan juga penjahitan kontinu tunggal terbalik diikuti oleh penjahitan terputus
tunggal pada lapisan kedua. Rongga perut diirigasi dengan 2 liter saline hangat
sebelum dilakukan penutupan. Dinding perut direkatkan dengan jahitan kontinu PDS 1-
0, dan kemudian kulit ditutup dengan jahitan terputus polipropilen 3-0.
Durasi rawat inap di rumah sakit dihitung mulai dari periode dari hari operasi
sampai pasien keluar rumah sakit. Kematian di rumah sakit didefinisikan sebagai
kematian karena sebab apa pun dalam 30 hari rawat inap. Biaya rumah sakit dihitung
dari total jumlah biaya untuk perawatan rumah sakit harian (biaya tempat tidur), obat-
obatan, dan persediaan medis.
Analisis Statistik
Analisis data dilakukan dengan SPSS untuk Windows, versi 11.5 (SPSS Inc.,
Chicago, USA). Usia, durasi operasi, hari buang air besar pertama, dan durasi rawat
inap dinyatakan sebagai mean ± SD. Rata- rata usia dibandingkan dengan uji t tidak
berpasangan. Selain itu, uji Mann-Whitney U digunakan untuk membandingkan durasi
operasi, stadium tumor, waktu untuk buang air besar pertama, dan durasi rawat inap.
Data kategorik dianalisis dengan uji eksak Fisher dan uji chi square. Nilai p kurang dari
0,05 dianggap signifikan secara statistik. Berdasarkan studi percontohan dan
pengalaman klinis, sampel dengan jumlah total setidaknya 86 kasus (43 untuk
antibiotik oral pra operasi, 43 tanpa antibiotik oral pra operasi) diperlukan untuk
mendeteksi setidaknya perbedaan dalam 4 hari masa rawat inap dan 30% perbedaan
pada angka kejadian infeksi luka dengan kekuatan 85% pada tingkat signifikansi 5%.
Hasil
Selama masa studi, 121 pasien dengan lesi setelah reseksi kolorektal dihadirkan
ke klinik bedah pada penelitian ini. Dari jumlah tersebut, 90 pasien (45 di Kelompok A
dan 45 di Kelompok B) dengan kanker kolorektal (n=85) dan kolitis ulserativa (n=5)
setuju untuk berpartisipasi dan sesuai untuk penelitian ini. Pasien pada Kelompok A
adalah 27 pria dan 18 wanita dengan usia rata-rata 58 ± 17 tahun (kisaran 19-85
tahun) dan pasien Kelompok B adalah 27 pria dan 18 wanita dengan usia rata-rata 59
± 12 tahun (kisaran 28-87 tahun). Dua kelompok tidak memperlihatkan perbedaan
dalam hal usia, rasio jenis kelamin, atau adanya penyakit yang menyertai (Tabel 2).
Tabel 3 menunjukkan rincian operasi pasien di kedua kelompok. Kelompok A
dan B tidak menunjukkan perbedaan mengenai stadium atau area tumor,
rectosigmoidal junction menjadi lokalisasi yang paling umum untuk kedua kelompok.
Kedua kelompok juga memiliki persamaan dalam hal prosedur operasional,
penggunaan stapler, dan tingkat transfusi darah pra operasi ataupun pasca operasi.
Waktu operasi di Kelompok A (146 ± 41 menit, kisaran 75-240 menit) lebih rendah
daripada Kelompok B (166 ± 39 menit, kisaran 75-300 menit, p = 0,012).
Tabel 4 menunjukkan hasil klinis dan operasi dari kedua kelompok. Angka
morbiditas yang dihitung menurut definisi Clavien / Dindo adalah 26% (12 pasien) di
Kelompok A. Empat dari 12 pasien ini diklasifikasikan sebagai Grade 1 (33%), 2 pasien
sebagai Grade 2 (16%), 3 pasien sebagai Grade 3a (2%) dan 1 pasien sebagai Grade
3b (8%). Angka morbiditas adalah 37% di Kelompok B yang terdiri dari 17 pasien, 4 di
antaranya merupakan Grade 1 (44%), 5 pasien merupakan grade 2 (29%), 1 pasien
merupakan grade 3a, 6 pasien merupakan grade 3b (35%) ) dan 1 pasien merupakan
grade 4a (5%).
SSI didiagnosis pada 16 pasien dalam kelompok A (35%) dan 32 pasien pada
kelompok B (71%). Perbedaan dalam tingkat SSI antara kelompok signifikan secara
statistik (p <0,001). Angka kebocoran anastomosis masing-masing adalah 2% dan 11%
pada Kelompok A dan B, dan perbedaan ini tidak mencapai signifikansi secara statistik
(p = 0,203).
SSI Deep Incisional Drainase purulen dari sayatan dalam tetapi bukan
i.
dari komponen organ / ruang dari lokasi bedah.
Infeksi terjadi dalam 30 hari
setelah operasi jika tidak ada Sayatan dalam secara spontan timbul atau secara
implana yang tertinggal atau sengaja dibuka oleh ahli bedah ketika pasien memiliki
dalam 1 tahun jika implan sudah ii. setidaknya satu dari tanda atau gejala berikut: demam (>
terpasang dan infeksi tampaknya 38 C) , nyeri terlokalisir, atau nyeri tekan, kecuali situs
berhubungan dengan operasi kultur-negatif
dan infeksi melibatkan jaringan
lunak yang dalam (misalnya Abses atau bukti infeksi lain yang melibatkan insisi
lapisan fasia dan otot) ) dari insisi dalam ditemukan pada pemeriksaan langsung, selama
iii.
dan setidaknya satu dari yang operasi ulang, atau dengan pemeriksaan histopatologis
berikut: atau radiologis.
SSI Organ / Ruang Drainase purulen dari drain yang ditempatkan melalui
i.
luka tusukanb ke organ / ruang.
Infeksi terjadi dalam 30 hari
setelah operasi jika tidak ada Organisme yang diisolasi dari kultur cairan atau jaringan
ii.
implana yang tertinggal atau yang diperoleh secara aseptik dalam organ / ruang.
dalam 1 tahun jika implan sudah
terpasang dan infeksi tampaknya Abses atau bukti infeksi lain yang melibatkan organ /
terkait dengan operasi dan infeksi iii. ruang yang ditemukan pada pemeriksaan langsung, selama
melibatkan bagian anatomi operasi ulang, atau dengan pemeriksaan histopatologis
(misalnya organ atau ruang), atau radiologis.
selain insisi, yang dibuka atau
dimanipulasi selama operasi dan iv. Diagnosis SSI organ/ruang dari dokter bedah atau
setidaknya satu dari yang berikut: dokter umum
hal tersebut dianggap sebagai infeksi kulit atau jaringan lunak, tergantung pada
kedalamannya.
Diadaptasi dari Horan TC et al. CDC definitions of nosocomial surgical site infections,
1992: a modification of CDC definitions of surgical wound infections.
Tabel 2. Karakteristik demografis dan penyakit yang menyertai pasien yang menjalani
reseksi kolorektal elektif. Kelompok A (n = 45) menerima antibiotik oral profilaksis
beberapa jam sebelum operasi, kelompok B (n = 45) tidak menerima antibiotik oral.
Variabel Kelompok A Kelompok B p
Jenis kelamin (L/P) 18/27 18/27 1.00
Usia [tahun] 58 ± 17 59 ± 12 0.801
[19e85] [28e87]
Penyakit yang 27 (60%) 28 (62%) 0.985
menyertai
Diabetes mellitus 11 (24.4%) 10 (22.2%)
Penyakit 5 (11.1%) 6 (13.3%)
atherosklerosis
vaskular
Hipertensi 9 (20.0%) 9 (20.0%)
Penyakit pulmonar 2 (4.4%) 3 (6.7%)
Tabel 3. Prosedur operasi dilakukan, tahap tumor, dan kejadian transfusi darah pada
pasien yang menjalani reseksi kolorektal elektif. Kelompok A (n = 45) menerima
antibiotik oral profilaksis beberapa jam sebelum operasi, kelompok B (n = 45) tidak
menerima antibiotik oral. Perbedaan yang mencapai signifikansi statistik dilambangkan
dengan huruf tebal.
Pada pasien yang tidak mengalami infeksi luka, durasi rawat serupa antara kedua
kelompok: 7,5 ± 2,1 hari (kisaran, 5-15 hari) untuk Kelompok A dan 7,8 ± 2,2 hari
(kisaran 4-13 hari) untuk Kelompok B (p = 0,648). Namun, usia yang lebih tua memiliki
hubungan dengan insiden infeksi luka yang lebih tinggi: usia rata-rata pasien yang
mengalami infeksi luka adalah 62 ± 12 tahun (kisaran 23-85 tahun), sedangkan usia
rata-rata mereka yang tidak ada infeksi luka adalah 56 ± 16 tahun (kisaran 19-87
tahun) (p = 0,057). Kolitis pseudomembran yang terrkait antibiotik, superinfeksi bakteri,
atau resistensi bakteri tidak ditemukam pada pasien penelitian.
Durasi rawat inap lebih pendek pada Kelompok A [rata-rata 8,1 ± 2,4 (kisaran 5-
16) hari], pibandingkan dengan Kelompok B [rata-rata 14,2 ± 10,9 (kisaran 4-50) hari, p
<0,001)]. Rata-rata ± SD total biaya rumah sakit lebih rendah pada Kelompok A ($
2699 ± 0,892) dibandingkan dengan Kelompok B ($ 4411 ± 4995, p ¼ 0,029).
Pembahasan
Dua dosis gentamisin oral dan metronidazole dapat diberikan beberapa jam
sebelum operasi untuk pasien reseksi kolorektal elektif yang berfungsi sebagai
persiapan usus secara mekanik, untuk mengurangi infeksi luka, dan mengurangi durasi
waktu rawat di rumah sakit dan juga tentunya dapat mengurangi total biaya rumah
sakit. Untuk menguji hasil dari penelitian ini dengan cara yang lebih akurat, dilakukan
blind study secara acak untuk membandingkan persiapan usus mekanik dengan dan
tanpa pemberian antibiotik oral profilaksis harus dilakukan pada pasien yang akan
menjalani operasi reseksi kolorektal.