Anda di halaman 1dari 24

GAMBARAN TINGKAT KEPATUHAN DOKTER DALAM MELAKSANAKAN INFORMED

CONSENT PADA PASIEN YANG DILAKUKAKAN TINDAKAN MEDIS DI RUMAH SAKIT


UMUM DAERAH PESANGGRAHAN TAHUN 2018

Nama : Aqmarina Ajrina


NIM : 2015730013
Dosen Pembimbing : dr. Atthariq Wahab, MPH
Dosen Penguji 1 :
Dosen Penguji 2 :

Fakultas Kedokteran dan Kesehatan


Universitas Muhammadiyah Jakarta…. November 2018
LATAR BELAKANG

Indonesia merupakan negara berkembang yang pada saat ini melaksanakan berbagai macam pembangunan yang merupakan cita-cita
bangsa Indonesia yang dijelaskan dalam UUD 1945 alinea ke-empat. Pembangunan yang dimaksu dalam hal ini adalah pembangunan
nasional yang dilaksanakan secara menyeluruh keseluruh golongan di Indonesia. Hal ini di definisikan bahwa pembangunan yang
dibangun dalam bentuk fisik dan mental.

Kesehatan merupakan hal penting dalam pembangunan nasional karena kebutuhan mendasar bagi individu adalah kesehatan. Dalam hal ini
pemerintah sudah memiliki solusi untuk meningkatkan kesehatan bagi masyarakat Indonesia dengan meningkatkan pelayanan kesehatan di
Indonesia salah satunya adalah rumah sakit. Dalam meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit harus melakaksanakan akreditasi minimal 3
tahun sekali.

Salah satu hal yang dinilai atau di evaluasi dalam akreditasi yaitu menelaah rekam medis. Rekam medis yang dimaksud kali ini adalah
informed consent tindakan medis. Informed consent merupakan persetujuan tindakan medis yang diberikan oleh pasien kepada dokter.
Informed consent merupakan suatu bentuk untuk menghargai sesama manusia. Dalam hal ini penulis ingin mengetahui gambaran tingkat
kepatuhan dokter dalam melaksanakan informed consent yang dinilai berdasarkan lengkap atau tidak lengkap pengisian informed consent.
RUMUSAN MASALAH

“Bagaimana rekam medis mengenai gambaran tingkat kepatuhan dokter


dalam melaksanakan informed consent pada pasien yang akan dilakukan
tindakan medis di RSUD Pesanggrahan yang dilihat dari lengkap atau
tindak lengkapnya pengisian informed consent”
TUJUAN PENELITIAN

TUJUAN KHUSUS
TUJUAN UMUM • Mengetahui presentase kelengkapan pengisian
• Menggambarkan kelengkapan pengisian
informed consent di RSUD Pesanggrahan
informed consent tindakan medis pada
• Mengetahui gambaran tingkat kepatuhan
berkas rekam medis di RSUD
dokter dalam melaksanakan informed consent
Pesanggrahan.
pada pasien di RSUD Pesanggrahan
MANFAAT PENELITIAN
MANFAAT PRAKTIS MANFAAT TEORITIS
• Bagi Rumah Sakit • Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini dapat mengetahui gambaran Dapat dijadikan sarana pembanding atau
presentase kelengkapan pengisian informed consent pengembangan wacana serta bahan diskusi dalam
berdasarkan rekam medis, dan mendapat evaluasi proses belajar dan mengajar maupun dibidang
hasil penelitian agar dapat membangun peningkatan penelitian.
pelaksanaan pengisisan informed consent sehingga • Bagi Peneliti Lain
rumah sakit dapat meningkatkan kualitas pelayanan Sebagai referensi untuk dasar atau acuan dalam
dan membantu pihak rumah sakit untuk pengembangan penelitian
meningkatkan mutu akreditasi.
• Bagi Peneliti
Mendapatkan wawasan, pengetahuan dan
pengalaman secara langsung dari rumah sakit dengan
menerapkan teori yang peneliti peroleh dalam masa
preklinik, agar peneliti siap untuk terjun dalam dunia
klinik.
LANDASAN TEORI
 Definisi:
• Informed Consent merupakan suatu bentuk persetujuan yang akan diberikan oleh pasien setelah mendapat informasi terkait
tindakan yang akan dilakukan oleh petugas kesehatan.
• Persetujuan tindak medis merupakan kesaksian tertulis, verbal, dan atau tersirat bahwa seseorang mengerti dan menyetujui
untuk menjalani prosedur yang sudah direncanakan serta kemungkinan modifikasi terhadap prosedur yang direncanakan
tersebut yang diantaranya meliputi indikasi, perkiraan hasil akhir tindakan, kemungkinan komplikasi yang akan ditimbulkan,
dan terapi alternatif yang akan diberikan serta biaya atau keuntungan masing-masing dalam konteks spesifik pasien.

 Dasar Hukum:
• UU No 29 Tahun 2004 Pasal 40 tentang praktek kedokteran telah mengatur persetujuan tindakan kedokteran. Yaitu:” setiap
tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang akan dilaksanakan oleh dokter atau dokter gigi terhadap seorang pasien harus
mendapatkan persetujuan dari pasien.
• PERMENKES RI No. 290/MENKES/Per/III/2008 Pasal 1,2,3 berisi mengenai persetujuan tindakan kedokteran
• PERMENKES No. 290 Tahun 2008 Pasal 19 menjelaskan mengenai pelanggaran informed consent yang berisi tentang
persetujuan tindakan kedokteran. Yaitu:” Dokter yang melakukan tindakan tanpa informed consent dapat dikenakan sanksi
berupa teguran tertulis, teguran lisan, sampai dengan pencabutan surat ijin praktek”
 Fungsi
• Proteksi atau perlindung dari pasien.
• Mencegah terjadinya penipuan atau paksaan dari petugas kesehatan.
• Untuk evaluasi kepada profesi medis untuk mengadakan introspeksi terhadap diri sendiri.

 Tujuan
• Memberikan perlindungan hukum terhadap pasien, hal tersebut dilakukan agar pasien terhindar dari segala tindakan kedokteran yang
dilakukan tanpa sepengetahuan pasien dan melindungi pasien dari malpraktek dokter dalam melakukan tindakan medis atau
kedokteran.
• Memberikan perlindungan hukum kepada seorang dokter yang telah melakukan tindakan medis sesuai dengan standar praktik
kedokteran jika ada kegagalan dalam melakukannya.

 Bentuk Persetujuan
• Implied Consent (dianggap diberikan)
• Expressed Consent (dinyatakan)
• Memiliki risiko dan efek samping besar
• Dilakukan bukan dalam rangka terapi
• Memiliki dampak yang bermaksa bagi pasien
• Bagian dari penelitian
 Pemberi Informasi dan Penerima Informasi
• Pemberi informasi tindakan medis dan penerima persetujuan tindakan medis merupakan suatu tanggung jawab dokter yang memberi
perawatan atau pelaku pemeriksaan tindakan medis untuk memastikan bahwa persetujuan tindakan medis tersebut diperoleh secara
benar dan layak.

 Pemberi Persetujuan
• Kitab UU Hukum Perdata menyatakan “seseorang yang memiliki umur 21 tahun atau lebih dari 21 tahun atau telah menikah dianggap
sebagai orang dewasa dan oleh karenanya dapat memberikan persetujuan tindakan medis.”
• UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak menyatakan “setiap orang yang berusia 18 tahun atau lebih dari 18 tahun diartikan
sebagai orang yang sudah dianggap bukan anak-anak. Dengan demikian mereka dapat diperlakukan sebagaimana orang dewasa yang
berkompeten, dan oleh karenanya dapat memberikan persetujuan tindakan medis.”

 Kelengkapan Pengisian Formulir


• Penjelasan informasi tindakan kedokteran yang diberikan harus dicatat dan didokumnetasikan. Dalam dokumen tersebut juga
diharuskan terdapat waktu,tanggal,nama, tandatangan pemberi penjelasan dan tanda tangan penerima penjelasan yang harus diisi secara
lengkap.

 Penolakan Pemeriksaan Tindakan


• Pasien yang memiliki kompetensi untuk menolak atau tidak setuju oleh suatu pemeriksaan atau tindakan kedokteran, meskipun
keputusan dari pasien terkesan tidak logis. Kalau hal-hal seperti ini terjadi dan jika konsekuensi penolakan tersebut berakibat serius
maka keputusan tersebut harus didiskusikan bersama-sama dengan pasien, tidak bermaksud untuk mengubah pendapat pasien akan
tetapi untuk membantu mengklarifikasi situasinya.
 Penundaan persetujuan
• Pasien dapat menunda tindakan medis apabila memiliki alasan yang jelas. Jika dalam hal penundaan memiliki waktu yang cukup lama,
persetujuan tersebut harus di cek kembali apakah persetujuan tersebut masih berlaku atau tidak.

 Pembatalan Persetujuan yang Diberikan


• Pembatalan persetujuan dilakukan dengan membuat surat atau pernyataan tertulis mengenai pembatalan tindakan medis yang akan
dilakukan. Bila suatu tindakan kedokteran menimbulkan teriakan atau tangisan karena nyeri yang dirasakan pasien, hal itu tidak perlu
diartikan bahwa persetujuannya dapat dibatalkan.

 Lama Persetujuan Berlaku


• Sebuah teori telah menyatakan bahwa suatu persetujuan akan tetap sah sampai persetujuan tersebut dicabut kembali oleh pemberi
persetujuan atau pasien. Namun, jika informasi baru muncul, misalnya tentang adanya efek samping yang ditimbulkan akibat tindakan
kedokteran atau alternatif tindakan yang baru yang akan dilakukan, maka pasien harus diberitahu dan persetujuannya dikonfirmasikan
lagi kepada pasien.

 Definisi Kepatuhan
• Milgram: “bahwa kepatuhan itu timbul bukan karena adanya suatu keinginan dari pelaksana perintah untuk menyesuaikan diri, tapi
kepatuhan timbul lebih karena kebutuhan untuk menjadi apa yang lingkungan harapkan atau reaksi yang timbul untuk merespon
tuntutan lingkungan sosial yang ada di sekitar.”

 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan


• Kepribadian
• Kepercayaan
• Lingkungan
 Tingkat Kepatuhan Dokter Dalam Melaksanakan Informed Consent Dari Perspektif Agama Islam

• Profesi yang mulia yang ditentukan dengan 2 syarat yaitu: dilakukan dengan sungguh-sungguh penuh keikhlasan dan menjaga akhlak
mulia dalam berprilaku. Selain itu dokter juga diberi amanah oleh Allah SWT untuk selalu menjaga kesehatan pasien dan kesehatan
dirinya
“Nabi saw bersabda : Mohonlah kepada Allah kesehatan , sebab tidak ada sesuatupun yang dianugerahkan kepada hamba-Nya
yang lebih utama dari kesehatan . ( HR Ahmad al- Turmudzi , dan Ibn Majah ).”

• Dokter memiliki sifat ikhlas,ramah, sabar, tenang dan teliti.


“Maka disebabkan rahmat dari Allah SWT lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras
lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. (QS.Ali ‘Imran : 159)”
“Tetapi orang yang bersabar dan memaafkan sesungguhnya (perbuatan) yang demikian itu termasuk hal-hal yang diutamakan.
(QS. Al- Syura : 43)”
“Nabi bersabda : Sesungguhnya Allah SWT menyukai bila seseorang di antara kalian mengerjakan pekerjannya dengan teliti
(HR. al-Baihaqi)”
 Kerangka Teori
 Kerangka Konsep

Kepatuhan Dokter Informed Consent

Variabel tidak diteliti hanya melihat gambaran kepatuhan dilihat dari lengkap atau
tidak lengkap pengisian informed consent

 Hipotesis Oprasional
• Tingkat kepatuhan dokter dalam melaksanakan informed consent
pada pasien yang akan dilakukan tindakan medis di RSUD
Pesanggrahan mencapai 60 %
METODELOGI PENELITIAN

 Jenis dan Desain Penelitian


• Penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Berdasarkan waktunya, maka penelitian ini merupakan penelitian cross sectional.

 Tempat dan Waktu Penelitian.


• Tempat: RSUD Pesanggrahan yang berlokasi di Jl. Cenek, RT.5/RW.3, Pesanggrahan, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota
Jakarta 12320
• Waktu: November 2018

 Populasi dan Sampling


• Populasi pada penelitian ini adalah seluruh rekam medis yang berisi informed consent pada pasien yang dilakukan tindakan medis di
RSUD Pesanggrahan yang tercatat pada bulan Agustus 2018 sampai Oktober 2018.
• Rumus populasi menggunakan rumus Lemeshow untuk populasi tidak diketahui, dan menghasilkan 96.04 sampel minimal.
• Sampel penelitian diambil dari keseluruhan populasi yang diteliti. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode total sampling yang
memiliki kriteria inklusi sebagai berikut:
Kriteria Inklusi
- Tertulis Formulir Persetujuan Tindakan Medis
- Terdapat nomer rekam medis pasien
- Terdapat nama pasien yang dilakukan tindakan medis

 Teknik Pengumpulan Data


• Pengumpulan data dengan menggunakan data sekunder rekam medis pasien di RSUD Pesanggrahan
GAMBARAN UMUM RSUD PESANGGRAHAN

• RSUD Pesanggrahan dirintis tahun 2015, sebelumnya RSUD Pesanggrahan merupakan Puskesmas Kecamatan
Pesanggrahan
• RSUD Pesanggrahan merupakan jenis RSUD tipe D (PERGUB No.1024 tanggal 17 Juni 2014)
• Izin opresional RSUD Pesanggrahan terhitung tanggal 1 April 2015 s/d 31 Maret 2020 (Keputusan Badan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu Prov. DKI Jakarta Nomer: 4/2.11/31/-1.77/2015)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sub Variabel Lengkap Tidak Lengkap
Identitas pasien 99.3% 0.7%
Identitas dokter 95.6% 4.4%
Diagnosis pasien 94.8% 5.2%
Tindakan 94.8% 5.2%
Tata cara 94.1% 5.9%
Tujuan 94.1% 5.9%
Risiko&Komplikasi 94.1% 5.9%
Prognosis 94.1% 5.9%
Alternative Penatalaksanaan 88.1% 11.9%
Hal lain yang digunakan untuk menyelamatkan pasien 85.2% 14.8%
Pernyataan penjelasan 95.6% 4.4%
Pernyataan penerimaan informasi 93.3% 6.7%
Tandatangan dokter 95.6% 4.4%
Tandatangan pasien 98.5% 1.5%
Tandatangan saksi RS 93.3% 6.7%
Tandatangan saksi pasien 54.1% 45.9%
Kelengkapan 88.1% 11.9%
RENTANG NILAI KUALITAS
PENGISIAN DATA
(ARIKUNTO,1992)
Kriteria Rentang Nilai (%)
Baik 76-100
Cukup 56-75
Kurang baik 40-55
Tidak baik 0-39
Sub variabel Penelitian sebelumnya Hasil penelitian
(100 sampel) (135 sampel)
Identitas pasien 96% 99.3%
Identitas dokter 75% 95.6%
Diagnosis pasien 87.5% 94.8%
Tindakan 40.6% 94.8%
Tata cara - 94.1%
Tujuan - 94,1%
Risiko&Komplikasi - 95.5%
Prognosis - 94.1%
Alternative penatalaksanaan - 88.1%
Hal lain yang digunakan untuk menyelamatkan pasien - 85.2%
Pernyataan penjelasan - 95.6%
Pernyataan penerimaan informasi - 93.3%
Tandatangan dokter 90.6% 95.6%
Tandatangan pasien 90.6% 98.5%
Tandatangan saksi RS - 93.3%
Tandatangan saksi pasien 54.2% 54.1%
Kelengkapan - 88.1%
Jenis Tindakan Jumlah Persentase Unit Jumlah Persentase(
(%) %)
Pembiusan 48 35.6 Anastesi 48 35.6
Bedah 43 31.9
Herniotomi 4 3.0 Gigi-mulut 6 4.4
Eksisi-biopsy 8 5.9 Bedah kepala 8 5.9
Appendektomi 10 7.4 leher
Odontekmi 6 4.4 Obgyn 17 12.6
Rawat inap 13 9.6
Eksisi 15 11.1
anak
Tonsilektomi 7 5.2 Total 135 100
Infus 11 8.1
Bilas lambung 1 0.7
Sesiocesarea 11 8.1
Pasang NGT 1 0.7
Hemorroidektomi 2 1.5
Insisi kista 1 0.7
Sirkumsisi 2 1.5
Post kuretase 1 0.7
Insisi 1 0.7
masepsalisasi
Kuretase 2 1.5
Dilatasi dan 1 0.7
kuretase
Induksi 1 0.7
persalinan
Oprasi prostat 1 0.7
Parasintesis 1 0.7
Total 135 100
KETERBATASAN PENELITIAN

• Cross Sectional.
• Hasil penelitian hanya dalam bentuk presentase.
• Waktu singkat.
KESIMPULAN DAN SARAN

• KESIMPULAN • SARAN
- Presentase tingkat kepatuhan dokter dalam - Rumah sakit
melaksanakan informed consent yang dilihat dari Pengisian informed consent tidak hanya terisi lengkap
lengkap atau tidak lengkapnya formulir informed oleh unit atau departemen yang melakukan tindakan invasive
consent memiliki nilai presentase 88.1% yang dapat dan Diharapkan agar rumah sakit dapat menyampaikan dengan
diartikan memiliki nilai yang baik menurut rentang nilai baik kepada seluruh petugas kesehatan agar terdapat
Arikunto,1992. keseragaman dalam menentukan pengisian formulir informed
consent
- Terdapat ketidakseragaman untuk pengisian formulir
informed consent karena adanya perubahan SK. - Peneliti selanjutnya
Menggali faktor-faktor yang menyebabkan ketidakpatuhan
pengisian informed consent tindakan medis dengan menggunakan
proses wawancara kepada tenaga medis yang membantu dokter
dalam melaksanakan tindakan medis atau dokter pelaksana
tindakan medis.
LAMPIRAN
LAMPIRAN
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai