4
Fisiologi Payudara
5
Definisi dan Insidensi
Kanker adalah suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan
mekanisme normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak
normal, cepat dan tidak terkendali.
Ca mammae terjadi karena pembelahan sel-sel tubuh tidak teratur sehingga
pertumbuhan sel tidak dapat dikendalikan dan tumbuh menjadi benjolan.
Kanker payudara merupakan kanker tersering pada perempuan dan menjadi
penyebab utama kematian akibat kanker di dunia (14% dari semua
kematian kanker perempuan). Insiden tertinggi dijumpai dinegara-negara
maju seperti Amerika Utara, Eropa Barat dan Utara, Australia.
6
Faktor Risiko
8
Metastasis Hematogen Kanker Payudara
Anamnesis
Letak benjolan, sejak kapan mulai timbul, kecepatan tumbuhnya, gejala
penyerta seperti ada tidaknya nyeri, jenis dan jumlah cairan yang keluar
dari puting, perubahan bentuk dan besar payudara, hubungannya dengan
haid, perubahan pada kulit, dan retraksi puting susu.
Faktor risiko yang perlu diketahui antara lain: riwayat keluarga yang
terkena kanker payudara dan atau kanker ovarium, riwayat obstetri dan
ginekologi, terapi hormonal, riwayat operasi/aspirasi benjolan di payudara
sebelumnya.
11
PEMERIKSAAN FISIK
Inspeksi
Pasien duduk tegak , tangan diangkat lurus keatas Bentuk
payudara, warna kulit, dimpling, retraksi papil, kulit jeruk.
Palpasi
- Berbaring dengan bantal tipis di punggung Palpasi
benjolan (jumlah, ukuran, bentuk, batas, mobile/tidak,
nyeri/-), memijat halus puting susu keluar cairan/darah)
- Duduk Perabaan KGB aksila, supraklavikula.
12
SADARI
Penilaian terhadap kondisi pasien kanker biasanya menggunakan skala karnofsky
dan skala ECOG (The Eatern Cooperative Oncology Group).
Skala Karnofsky
Skala Penilaian
0% Meninggal
10% Sekarat, proses fatal berlangsung cepat
20% Sangat sakit, wajib rawat inap, wajib mendapat terapi suportif
30% Hendaya berat, memerlukan layanan rawat inap, walaupun tidak akan meninggal
dalam waktu dekat
40% Hendaya, memerlukan bantuan serta asuhan medis
50% Cukup memerlukan bantuan serta asuhan medis
60% Sesekali memerlukan bantuan namun mampu memenuhi sebagian besar kebutuhan
pribadi
70% Mampu merawat diri sendiri, tidak mampu menjalankan aktivitas normal
80% Mampu melakukan aktivitas normal, namun ada beberapa gejala penyakit
90% Mampu melakukan aktivitas normal, dengan sedikit tanda dan gejala penyakit
100% Normal, tidak ada keluhan
15
skala ECOG (The Eatern Cooperative Oncology Group)
Skala Deskripsi
0 Aktif secara penuh, bisa melakukan aktivitas sebagaimana sebelum
terkena penyakit tanpa hambatan
1 Terbatas dalam melakukan aktivitas berat tetapi masih bisa rawat
jalan dan bisa melakukan pekerjaan yang ringan
2 Bisa rawat jalan dan mampu untuk merawat diri sendiri tetapi tidak
mampu melakukan pekerjaan dan <50% waktu harus berbaring
3 Hanya mampu merawat diri sendiri dan >50% waktu harus berbaring
16
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Mammografi
Seperti sel payudara normal, beberapa sel kanker payudara memiliki reseptor hormon
estrogen dan progesteron atau tidak memiliki reseptor hormon sama sekali.
Kanker payudara yang memiliki reseptor estrogen ER (+), reseptor progesteron PR (+),
cenderung memiliki prognosis yang lebih baik karena masih peka terhadap terapi
hormonal.
Satu dari lima kanker payudara memiliki sejenis protein pemicu pertumbuhan yang
disebut human epidermal growth factor receptor 2 (HER2/neu)
Kanker payudara yang memiliki ER(-), PR(-), dan HER2/neu (-) yang disebut sebagai
triple negative, cenderung bersifat agresif dan memiliki prognosis yang buruk
20
Large-needle (core-needle) biopsy
BIOPSI mengambil bagian sentral atau inti jaringan
dengan jarum yang besar. Mudah dilakukan
diklinik dan cost-effective
Open biopsy
Fine-needle dapat berupa biopsy insisional
aspiration biopsy atau biopsi eksisional. Pada bio
(FNAB) dilanjutkan de psi insisional mengambil
ngan pemeriksaan sebagian massa payudara yang
sitologi merupakan dicurigai, dilakukan bila tidak
cara praktis dan lebih tersedianya core-needle biopsy
murah daripada
biopsi eksisional
dengan resiko yang
rendah.
Klasifikasi
Berdasarkan histopatologis kanker payudara
22
Grading & Staging
Berdasarkan AJCC (American Joint Committee on Cancer)
Tumor Varian Keterangan
Primer (T)
Tx Tumor primer tidak dapat dinilai
T0 Tidak ada bukti tumor primer
Tis Karsinoma in situ
Tis (DCIS) Karsinoma duktal in situ
Tis (LCIS) Karsinoma lobuler in situ
Tis (Paget) Penyakit paget pada puting payudara tidak berkaitan dengan karsinoma invasif dan/atau
karsinoma in situ. Karsinoma parenkim payudara yang berkaitan dengan penyakit Paget
dikategorikan berdasarkan ukuran dan karakteristik penyakit parenkimnya.
T1 Diameter terbesar tumor ≤2 cm
T1 mic Diameter terbesar mikroinvasi ≤ 1 mm
T1a Diameter terbesar tumor >1 mm tetapi ≤5 mm
T1b Diameter terbesar tumor >5 mm tetapi ≤10 mm
T1c Diameter terbesar tumor >10 mm tetapi ≤20 mm
T2 Diameter terbesar tumor >2 cm tetapi ≤5 cm
T3 Diameter terbesar tumor >5 cm
T4 Tumor berukuran berapapun dengan ekstensi langsung ke (a) dinding dada atau (b) kulit
(Ulkus atau nodul kulit)
T4a Ektensi ke dinding dada, tidak termasuk m. pektoralis
T4b Edema (termasuk peau d’orange) atau ulserasi kulit payudara, atau nodul satelit di payudara
ipsilateral
T4c Gabungan T4a dan T4b 23
25
Penatalaksanaan
Pembedahan
26
MRM adalah tindakan pengangkatan
tumor payudara dan seluruh payudara
Mastektomi Radikal Modifikasi termasuk kompleks puting-areola,
(MRM) disertai diseksi kelenjar getah bening
aksilaris
Indikasi: Kanker payudara stadium I, II,
IIIA dan IIIB. Bila diperlukan pada
stadium IIIb, dapat dilakukan setelah
terapi neoajuvan untuk pengecilan
tumor.
29
Terapi Sistemik
Pada dasarnya terapi sistemik berfungsi sebagai terapi paliatif, namun dapat juga
sebagai terapi adjuvan maupun neoadjuvan. Pengobatan sistemik kanker payudara
meliputi terapi hormonal, kemoterapi dengan zat sitotoksik dan terapi biologi.
30
HORMONAL Terapi hormonal terdiri atas obat-obatan anti estrogen
(tamoksifen, toremifen), analog LHRH, inhibitor aromatase
selektif (anastrazol, letrozol), zat progestasional (megestrol
asetat), zat androgen dan prosedur oovorektomi. Terapi
hormonal standar yang berperan sebagai terapi adjuvan
adalah tamoksifen selama 5 tahun untuk pasien
pramenopause dan penghambat aromatase untuk pasien
pasca menopause.
31
Penggunaan obat pembunuh sel kanker. Obat ini
KEMOTERAPI bisa dimasukkan melalui infus vena, suntikan,
dalam bentuk pil atau cairan.
1. Kemoterapi adjuvan, kemoterapi yang
diberikan pasca mastektomi untuk
membunuh sel-sel tumor yang walaupun
asimtomatik mungkin tertinggal atau
menyebar secara mikroskopik
2. Kemoterapi neoadjuvan, kemoterapi yang
diberikan sebelum pembedahan untuk
memperkecil ukuran tumor sehingga dapat
diangkat dengan lumpektomi atau
mastektomi simpel.
3. Kemoterapi untuk kanker payudara stadium
lanjut
32
Prognosis
33
Pencegahan & Skrining
34
Obat profilaksis yang sampai saat ini diakui adalah tamoksifen.
Tamoksifen (antagonis estrogen)
Mamografi dapat digunakan sebagai skrining kanker payudara,
terutama pada perempuan yang berada dalam masa pascamenopause
atau berusia diatas 50 tahun
Jika terjadi peningkatan densitas payudara pada mamografi, risiko
kanker payudara meningkat.
35
Identitas
Nama : Ny. S. P
TTL : 18-09-1974
Jenis kelamin : Perempuan
RM : 440775
Suku : Papua
Anamnesis
KU : benjolan pada payudara kiri
RPS :
Pasien datang dengan keluhan benjolan pada payudara kiri sejak bulan
Oktober 2018. Awalnya benjolan sebesar kepalan tangan dan makin
membesar. Pasien tidak merasakan nyeri maupun sakit sehingga pasien
menganggap hal itu normal. Pada bulan Januari 2019 akhirnya pasien
memeriksakan diri ke dr. Sp.B
pada bulan Februari 2019 pasien melakukan biopsy pada tumor.
pasien sudah menjalani kemoterapi pertama pada bulan Maret dan akan
menjalani kemoterapi kedua namun karena pasien memiliki tekanan darah
tinggi dan anemia maka pasien belum kemo.
demam (-) sesak (-) batuk (-)
Anamnesis
RPD : Hipertensi (+) tidak terkontrol, DM (-), Penyakit jantung (-), Penyakit
ginjal (-)
RPK : Riwayat keluarga dengan keluhan yang sama disangkal, Hipertensi (-),
DM (-), Penyakit jantung (-), Penyakit ginjal (-)
Pasien merupakan seorang ibu rumah tangga. Pasien memiliki tiga anak. Anak
pertama berumur 25 tahun, anak kedua berumur 23 tahun dan anak terakhir
berumur 20 tahun.
Pasien menggunakan KB suntik 3 bulan setelah anak ke-3 lahir, namun hanya
2x suntik setelah itu pasien berhenti menggunakan KB.
Pasien mengaku mendapat haid dengan siklus yang teratur, tidak nyeri saat
haid.. Pasien tidak memiliki kebiasaan minum beralkohol maupun merokok.
Pemeriksaan Fisik
Hb 9,4
Htc 27,6
WBC 10,46
PLT 157
Diagnosis
Ca mammae sinistra
Hipertensi urgensi
Anemia
Terapi