Anda di halaman 1dari 25

CRITICAL THINKING

IN NURSING

By: Ns. Febi Ratnasari, S.Kep., M.Kep


Keperawatan diperhadapkan pada isu :
 Perkemb.tuntutan msy.
 Perkemb.IPTEK
 Tingkat pendidikan
 Peningkt.sosek msy.
 Status kes.msy semakin baik

Mendorong perawat mengamb.kpts akurat


WHAT IS CRITICAL THINKING?
DEFINISI BERPIKIR KRITIS

Kemampuan untuk menganalisis fakta,


mencetuskan dan menata gagasan,
mempertahankan pendapat, membuat
perbandingan, menarik kesimpulan, mengevaluasi
argumen dan memecahkan masalah
(Chance,1986)
DEFINISI BERPIKIR KRITIS

Sebuah proses yang sadar dan sengaja yang


digunakan untuk menafsirkan dan mengevaluasi
informasi dan pengalaman dengan sejumlah sikap
reflektif dan kemampuan yang memandu keyakinan
dan tindakan (Mertes,1991)
DEFINISI BERPIKIR KRITIS

Proses intelektual yang dengan aktif dan


terampil mengkonseptualisasi, menerapkan,
menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi
informasi yang dikumpulkan atau dihasilkan dari
pengamatan, pengalaman, refleksi, penalaran, atau
komunikasi, untuk memandu keyakinan dan
tindakan (Scriven & Paul, 1992)
DEFINISI BERPIKIR KRITIS

Proses kognitif dan mental yg mencakup penilaian dan


analisis rasional thd informasi atau ide serta
merumuskan kesimpulan dan keputusan. (brunner
dan Suddrath, 1997)

Keputusan  berdasarkan pengetahuan/kemampuan


mensintesa informasi.
MENGAPA BERPIKIR KRITIS?
 Berpikir kritis memungkinkan anda
memanfaatkan potensi anda dalam melihat
masalah, memecahkan masalah, menciptakan,
dan menyadari diri

Prof. Bhisma Murti


MENGAPA BERPIKIR KRITIS PENTING,
SEHINGGA PERLU DIPELAJARI?
 Berpikir kritis meningkatkan keterampilan verbal dan
analitik. Berpikir jernih dan sistematis dapat meningkatkan cara
mengekspresikan gagasan, berguna dalam mempelajari cara
menganalisis struktur teks dengan logis, meningkatkan kemampuan
untuk memahami
 Berpikir kritis meningkatkan kreativitas. Untuk menghasilkan
solusi kreatif terhadap suatu masalah tidak hanya perlu gagasan baru,
tetapi gagasan baru itu harus berguna dan relevan dengan tugas yang
harus diselesaikan. Berpikir kritis berguna untuk mengevaluasi ide
baru, memilih yang terbaik, dan memodifikasi bisa perlu
MENGAPA BERPIKIR KRITIS PENTING,
SEHINGGA PERLU DIPELAJARI?
 Berpikir kritis penting untuk refleksi diri. Untuk memberi struktur
kehidupan sehingga hidup menjadi lebih berarti (meaningful life), maka
diperlukan kemampuan untuk mencari kebenaran dan merefleksikan nilai
dan keputusan diri sendiri. Berpikir kritis merupakan meta-thinking
skill, ketrampilan untuk melakukan refleksi dan evaluasi diri terhadap
nilai dan keputusan yang diambil, lalu – dalam konteks membuat hidup
lebih berarti - melakukan upaya sadar untuk menginternalisasi hasil
refleksi itu ke dalam kehidupan sehari-hari.
 Penerapan profesionalisme
 Pengetahuan tehnis dan keterampilan tehnis dlm memberikan askep.
 mengembangkan kemampuan : Analisa, kritis, ide advokasi (Freely)
BERPIKIR KRITIS ≠ MENGHAFAL,
MENGUMPULKAN INFORMASI

 Berpikir kritis tidak sama dengan


mengakumulasi informasi. Seorang dengan daya
ingat baik dan memiliki banyak fakta tidak
berarti seorang pemikir kritis
 Seorang pemikir kritis mampu menyimpulkan
dari apa yang diketahuinya, dan mengetahui
cara memanfaatkan informasi untuk
memecahkan masalah, and mencari sumber-
sumber informasi yang relevan untuk dirinya
BERPIKIR KRITIS ≠ MENGKRITIK,
MENGECAM. MENDEBAT
 Berpikir kritis tidak sama dengan sikap argumentatif
atau mengecam orang lain
 Berpikir kritis bersifat netral, objektif, tidak bias.
Meskipun berpikir kritis dapat digunakan untuk
menunjukkan kekeliruan atau alasan-alasan yang
buruk, berpikir kritis dapat memainkan peran
penting dalam kerja sama menemukan alasan yang
benar maupun melakukan tugas konstruktif
 Pemikir kritis mampu melkukan introspeksi tentang
kemungkinan bias dalam alasan yang dikemukakannya
KETERAMPILAN INTI BERPIKIR KRITIS

Prof. Bhisma Murti


KETERAMPILAN INTI BERPIKIR KRITIS

 Interpretasi – kategorisasi, dekode, mengklarifikasi


makna
 Analisis – memeriksa gagasan, mengidentifikasi argumen,
menganalisis argumen
 Evaluasi – menilai klaim (pernyataan), menilai argumen
 Inferensi – mempertanyakan klaim, memikirkan alternatif
(misalnya, differential diagnosis), menarik kesimpulan,
memecahkan masalah, mengambil keputusan
 Penjelasan – menyatakan masalah, menyatakan hasil,
mengemukakan kebenaran prosedur, mengemukakan
argumen
 Regulasi diri – meneliti diri, mengoreksi diri
METODA BERFIKIR KRITIS
1. Debate  perdebatan/argumentasi.
2. Individual decision individu berdebat dg.dirinya dlm proses
pengb.kpts.
3. Group discussion
4. Persuasi  mempengaruhi perbuatan/keyakinan/sikap dan nilai2 dg
berbagai alasan/argumen/bujukan
5. Propagandasengaja u/ mempengaruh. Dapat baik/buruk
6. Coercion  mengancam/menggunakan kekuatan u/memaksakan
kehendak.
7. Kombinasi.
PROSES BERFIKIR KRITIS

1. Memahami tulisan
2. Mengevaluasi isi dan bagian isi
3. Mempertanyakan-menjawab-bertanya-menjawab-dst
4. Membangun pertanyaan mencari jawaban
5. Titik awal upaya pencarian
AKTIFITAS MENTAL DALAM BERFIKR KRITIS

1. Mengajukan pertanyaan
2. Mengumpulkan info yg relevan
3. Memvalidasi info yg tersedia
4. Menggunakan pengalaman dan pengetahuan yang lalu u/ menjelaskan
5. Mempertahankan suatu sikap fleksibel
6. Mempertimbangkan pilihan yg tersedia
7. Merumuskan suatu keputusan
BERFIKIR KRITIS DALAM KEPERAWATAN

 Perawat setiap hari mengambil keputusan.


 Perawat harus menggunakan keterampilan kritisa,
yaitu ;
 Menggunakan pengetahuan dari berbagai
subjek dan lingkungan
 Perawat menangani perubahan
 Perawat penting membuat keputusan.
Berfikir kritis dlm kep.  komponen dasar dalam
pertanggunggugatan profesional dan kualitas
askep.

Ciri perawat berfikir kritis : Percaya


diri/kontektualperspektif/kreatifitas/fleksibilitas/
Ingin tahu/intuisi/keterbukaan/tekun/refleksi.
Pemikir kritis dalam kep.
 Menganalisa keterampilan kognitif
 Menerapkan standar
 Memilah/mengorganisir permasalahan
 Mencari info/mengidentifikasi fakta
 Alasan yg logis
 Memperkirakan
 Transformasi pengetahuan/menggunakan pength.yg telah dimiliki dalam
mendekati fenomena.
Penerapan Konsep Berfikir kritis dalam keperawatan :
1. Penggunaan bahasa dalam keperawatan
2. Argumentasi dalam keperawatan
3. Pengambilan keputusan
4. Penerapan dalam proses keperawatan.
Penggunaan bahasa dalam kep.
 Perawat menggunakan bahasa verbal dan non verbal 
mengekspresikan ide/fikiran/info/fakta/perasaan/keyakinan dan sikap
thd.klien/sesama perawat/profesi lain.
 Penggunaan bahasa :
1. Memberi info yg dapat diklarifikasi,mis.info pentingnya kompres pada
klien demam
2. Mengekspresikan perasaan dan sikap, mis.pengumuman jam besk
efektif memberikan kesempatan klien istirahat.
3. Melaksanakan perencanaan kep/ide dalam tindakan kep, mis.info diet
rendah kolesterol, info makanan yang dianjurkan/dihindari.
4. Mengajukan pertanyaan dalam rangka mencari info, mengekspresikan
keraguan dan keheranan, mis.mengapa Tn.A tiba-tiba syok?.
5. Mengekspresikan pengandaian, mis. Bila diberikan digitalis, gejala
serangan jantung tidak muncul.
PENERAPAN PROSES KEPERAWATAN
Berfikir kritis pada semua langkah proses kep.:

1. Pengkajian. 4. Pelaksanaan/implementasi
 Mengumpulka data, validasi data, katagori
data keperawatan :
 berfikir kritis  menggunakan teori dalam  Mengimplementasikan ilmu dalam
mensintesa.
situasi nyata.
2. Perumusan diagnosa kep.
 Tahap pengambilan kpts yg paling kritikal 5. Evaluasi keperawatan
 menetapkan masalah klien yang tepat Perawat mengkaji efektifitas tindakan
 perlu argumentasi secara rasional.
3. Perencanaan / intervensi kep.
 terpenuhinya kebutuhan dasar
 Menggunakan pengetahuan dan alasan.
 Diperlukan pengetahuanperawat
u/mensintesa
 Keyakinan bahwa tindakan keperawatan
yang ditetapkan mampu menyelesaikan
masalah
RINGKASAN DAN KESIMPULAN
1. Berpikir kritis merupakan keterampilan penting untuk
keberhasilan studi, bekerja, dan hidup di era informasi dan
teknologi
2. Definisikan berpikir kirits dan bedakan dengan konsep
berpikir yang serupa
3. Identifikasi karakteristik dan perilaku yang berhubungan
dengan berpikir kritis, dan definisikan secara operasional
(berpikir kritis meliputi aspek kognitif, afektif, konatif, dan
perilaku)
4. Berpikir kritis dan komponennya dapat dikembangkan dan
digunakan dengan baik ketika mempelajari suatu
pengetahuan
SELAMAT BERPIKIR KRITIS UNTUK
MENGOPTIMALKAN POTENSI ANDA!
(BEBASKAN DIRI ANDA DARI KEBIASAAN MEMBEBEK
DAN MENELAN INFORMASI MENTAH-MENTAH)

Prof. Bhisma Murti

Anda mungkin juga menyukai