Anda di halaman 1dari 9

Laporan Pendahuluan

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TB PARU

Disusun oleh :

DITA ANDRIANI DAUD SUYADI


NIM. 18315035

PROGRAM STUDI PROFESI (NERS) STIKES YATSI


TANGERANG BANTEN
2019
A. Definisi TB Paru
Tuberculosis adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan olehMycobacterium
tuberculosis. Kuman batang tahan aerobic dan tahan asam inidapat merupakan organisme
patogen maupun saprofit (Silvia A Price, 2005).Tuberculosis (TB) adalah penyakit
infeksius,yang terutamamenyerang parenkim paru, dengan agen infeksius
utamaMycobacteriumtuberculosis(Smeltzer & Bare, 2001).
B. Etiologi
Penyebab dari penyakit tuebrculosis paru adalah terinfeksinya paruoleh micobacterium
tuberculosis yang merupakan kuman berbentuk batangdengan ukuran sampai 4 mycron
dan bersifat anaerob. Sifat ini yangmenunjukkan kuman lebih menyenangi jaringan yang
tinggi kandunganoksigennya, sehingga paru-paru merupakan tempat prediksi
penyakittuberculosis. Kuman ini juga terdiri dari asal lemak (lipid) yang membuatkuman
lebih tahan terhadap asam dan lebih tahan terhadap gangguan kimiadan fisik. Penyebaran
mycobacterium tuberculosis yaitu melalui dropletnukles, kemudian dihirup oleh manusia
dan menginfeksi (Depkes RI, 2002).

C. Patofisiologi
Mycobacterium ke pernafasan melalui udara (airborn) yaitu melalui inshalasi dropet
yang mengandung kuman-kuman basil tuberkel yang berasal dari orang yangterinfeksi.
Basil tuberkel yang terhirup cenderung bertahan di saluran hidung ataucabang besar
bronkus dan tidak menyebabkan penyakit. Setelah berada dalam ruangan alveolus
biasanya di bagian lobus atauparu-paru (bagian atas lobus bawah) basil tuberkel ini
membangkitkan reaksi peradangan. leukosit polimortonuklear pada tempat tersebut akan
memfagosit namun tidak membunuh organisme tersebut. Setelah hari-hari pertama masa
leukosit diganti oleh makrofag. Alveoli yang terserang akan mengalami konsolidasi dan
timbul gejala pneumonia akut. Pneumonia seluler ini dapat sembuh dengan sendirinya,
sehingga tidak ada sisa yang tertinggal atau proses dapat juga berjalan terus dan bakteri
terus difagosit atauberkembang biak. Makrofag yang mengadakan infiltrasi menjadi lebih
panjang dan sebagian bersatu sehingga membentuk sel tuberkel epiteloid yang
dikelilingioleh limfosit, nekrosis bagian sentral lesi memberikan gambaran yangre latif
padat dan seperti keju-lesi nekrosis kaseosa dan jaringan granulasi disekitarnya terdiri
dari sel epiteloid dan fibrosis(jaringan parut). Lesi primer paru-paru ini dinamakan fokus
gholi dan dapat menyerang kelenjar getah bening regional. Lesi primer dyang
mengalami pengapuran dinamakan komplet ghon. Respon lain yang dapat terjadipada
daerah nekrosis adalah pencairan dimana bahan cairan lepas ke dalam bronkus dengan
menghasilkan materi tuberkel yang dilepaskan daridinding kavitis akan masuk ke dalam
percabangan bronkiolus. Proses ini dapat terulang kembali di bagian lain dari paru-paru
atau basil dapat terbawa sampai ke laring, telinga tengah atau usus. Penyakit dapat
menyebar melalui getah bening atau pembuluh darah.Organisme atau lobus dari kelenjar
betah bening akan mencapai aliran darah dalam jumlah kecil, yang kadang-kadang dapat
menimbulkan lesi padaberbagai organ lain. Jenis penyebaran ini dikenal sebagai
penyebaran limfohematogen yang biasanya sembuh sendiri, penyebaran ini terjadi
apabila fokusnekrotik merusak pembuluh darah sehingga banyak organisme masuk
kedalam sistem vaskuler dan tersebar ke organ-organ tubuh lainnya (Price &
Wilson,2005).
Pathway
D. Manifestasi klinis
Tanda dan gejala tuberculosis menurut Perhimpunan Dokter Penyakit Dalam(2006)
dapat bermacam-macam antara lain :
1. Demam
Umumnya subfebris, kadang-kadang 40-410C, keadaan ini sangatdipengaruhi oleh
daya tahan tubuh pasien dan berat ringannya infeksikuman tuberculosis yang masuk.
2. Batuk
Batuk terjadi karena adanya iritasi pada bronkus. Batuk ini diperlukan
untukmembuang produk radang. Sifat batuk dimulai dari batuk kering
(nonproduktif). Keadaan setelah timbul peradangan menjadi produktif
(menghasilkan sputum atau dahak). Keadaan yang lanjut berupa batukdarah
haematoemesis karena terdapat pembuluh darah yang cepat.Kebanyakan batuk darah
pada TBC terjadi pada dinding bronkus.
3. Sesak nafas
Pada gejala awal atau penyakit ringan belum dirasakan sesak nafas. Sesaknafas akan
ditemukan pada penyakit yang sudah lanjut dimanainfiltrasinya sudah setengah
bagian paru-paru.
4. Nyeri dada
Gejala ini dapat ditemukan bila infiltrasi radang sudah sampai pada pleura,sehingga
menimbulkan pleuritis, akan tetapi, gejala ini akan jarangditemukan
5. Malaise
Penyakit TBC paru bersifat radang yang menahun. Gejala malaise seringditemukan
anoreksia, berat badan makin menurun, sakit kepala, meriang,nyeri otot dan keringat
malam. Gejala semakin lama semakin berat danhilang timbul secara tidak teratur.

E. Komplikasi TB paru
Menurut Suriadi (2006) kompliki dari TB Paru antara lain:
1. Meningitisa
2. Spondilitis
3. Pleuritis
4. Bronkopneumoni
5. Atelektasi
F. Pemeriksan diagnostik
Pemeriksaan penunjang pada pasien tuberculosis paru yaitu:
1. Kultur sputum: positif untuk mycobacterium tuberculosis pada tahapakhir penyakit.
2. Ziehl-Neelsen (pemakaian asam cepat pada gelas kaca untuk usapan cairan dahak)
positif untuk basil asam bila 2 pemeriksaan positif.waktu pengambilan dahak adalah
sewaktu (S), pagi (S) dan sewaktu (S).
3. Tes kulit (mantoux, potongan vollmer): reaksi positif (area indurasi 10mm atau
lebih besar, terjadi 48-72 jam setelah injeksi intra dermal antigen) menunjukkan
infeksi masa lalu dan adanya antibodi tetapi tidak secara berarti menunjukkan
penyakit aktif.
4. Elisa/Wostern Blot: dapat menyatakan adanya HIV.
5. Foto thorak: dapat menunjukkan infiltrasi lesi awal pada area paru atassimpangan
kalsium lesi sembuh primer atau effuse cairan.
6. Histologi atau kultur jaringanparu: positif untuk mycobacteriumtuberculosis,
7. Biopsi jarum pada jaringan paru: positif untuk granulana Tb, adanyasel raksasa
menunjukkan nekrosis,
8. AGDA: dapat normal tergantung lokasi, berat dan kerusakan sisa padaparu.
9. Pemeriksaan fungsi paru: penurunan kapasitas vital, peningkatan ruang mati,
peningkatan rasio udara dan kapasitas paru total dan penurunan saturasi oksigen
sekunder terhadap infiltrasi parenkim/fibrosis,kehilangan jaringan paru dan penyakit
pleural (TB paru kronis luas).

G. Penatalaksanaan
Tuberkulosis paru diobati terutama dengan agenantituberkulosis selama periode 6 sampai
12 bulan. Lima medikasi garisdepan digunakan adalah Isoniasid ( INH ), Rifampisin (
RIF ), Streptomisin( SM ), Etambutol ( EMB ), dan Pirazinamid ( PZA ).
Kapremiosin,kanamisin, etionamid, natrium para-aminosilat, amikasin, dan siklisin
merupakan obat – obat baris kedua (Smeltzer & Bare, 2001).

H. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Pengkajian tergantung pada tahap penyakit dan derajat yang terkena
a. Aktivitas atau istirahat
Gejala: kelelahan umum dan kelemahan, mimpi buruk, nafaspendek karena kerja,
kesulitan tidur pada malam hari,menggigil atau berkeringat.
Tanda: takikardia. takipnea/dispnea pada kerja, kelelahan otot,nyeri dan sesak
(tahap lanjut).
b. Integritas EGO
Gejala: adanya faktor stress lama, masalah keuangan
rumah,perasaantidakberdaya/tidakadaharapan.
Tanda: menyangkal (khususnya selama tahap dini) ansietasketakutan, mudah
terangsang
c. Makanan/cairan
Gejala : kehilangan nafsu makan. tidak dapat mencerna penurunanberat badan.
Tanda: turgor kulit buruk, kering/kulit bersisik, kehilanganotot/hilang lemak
subkutan.
d. Nyeri atau kenyamanan
Gejala: nyeri dada meningkat karena batuk berulang.
Tanda: berhati-hati pada area yang sakit, perilaku distraksi, gelisah.
e. Pernafasan
Gejala: batuk produktif atau tidak produktif, nafas pendek, riwayattuberculosis
terpajan pada individu terinfeksi.
Tanda: peningkatan frekuensi pernafasan (penyakit luas ataufibrosis parenkim
paru pleura) pengembangan pernafasan tidak simetri (effuse pleura) perkusi
pekak dan penurunan fremitus (cairan pleural atau penebalan pleural secara
bilateral atau unilateral), krekels di atas apek paru selama inspirasi cepat setelah
batuk pendek. karakteristik sputum: hijau, puluren, mukoid kuning atau bercak
darah ke trakeal (penyebaran bronkogenik).
f. Keamanan
Gejala: adanya kondisi penekanan imun. contoh: AIDS, kanker dan lainnya.
Tanda: demam rendah atau sedikit panas akut
g. Interaksi sosial
Gejala: perasaan isolasi/penolakan karena penyakit menular,perubahan bisa
dalam tanggungjawab/perubahan kapasitasfisik untuk melaksanakan peran.
2. Diagnosa Keperawatan dan rencana asuhan keperawatan
No Diagnosa NOC NIC
1 Bersihan jalan nafas Status Respirasi: Manajemen Jalan nafas
tidak efektif b.d sekresi patensi jalan nafas: - Auskultasi suara nafas, retraksi
mukus berlebihan - RR rentang dada, penggunaan otot bantu
normal nafas dan adanya
- Bernafas ringan suara nafas tambahan
(tidak ada - Keluarkan sekresi dengan
penggunaan otot mendorong batuk atau dengan
bantu nafas, nafas pengisapan untuk
cuping hidung membersihkan jalan napas.
dan retraksi) - Atur asupan cairan
- Jumlah sputum - Kolaborasi dalam pemberian
menurun warna agen antituberkulosis
normal (bening) - Kolaborasi dalam pemberian
bronkodilator (nebulizer) jika
diperlukan.

Peningkatan Batuk
- Bantu pasien untuk posisi
duduk dengan kepala sedikit
diangkat, bahu rileks, dan lutut
fleksi untuk meningkatkan
status pernapasan.
- Instruksikan pasien batuk
efektif

2 Pola nafas tidak efektif Status respirasi: Managemen respirasi


b.d inflamasi paru dan ventilasi - Pantau status pernapasan dan
nyeri - RR normal oksigenasi untuk menentukan
- Pola nafas perubahan status.
normal (tidak ada - Posisi untuk meminimalkan
dipsnea dan upaya pernapasan (mis.,
orthopnea) Angkat kepala tempat tidur
- Ekspansi dada untuk mengurangi kebutuhan
simetris oksigen.
- Dorong pernapasan dalam
yang lambat, perubahan
posisi, dan batuk untuk
- Pantau kelelahan otot
pernapasan untuk
memberikan dukungan
tambahan jika diperlukan.
- Kolaborasi dalam pemberian
oksigen tambahan untuk
- Kolaborasi dalam pemberian
obat-obatan (mis.,
Bronkodilator)
3 Peningkatan suhu tubuh Termoregulasi Pengaturan suhu tubuh
b.d proses inflamasi - Suhu tubu dalam - Catat suhu tubuh pasien dan
rentang normal Atur suhu ruangan sesuai
36 – 37.5 oC suhu tubuh
- TTV dalam - Monitor tanda – anda vital
rentang normal - Pantau nilai leukosit
- Hindari penggunaan baju
tebal dan selimut sat demam
- Berikan cairan yang cukup 3
liter/hari jika tidak ada
komplikasi
- Pertahankan pemberian
cairan IV sesuai order
- Berikan komres hangat pada
dahi dan lipatan – lipatan
tubuh
- Anjurkan pasien untuk
meningkatkan asupan nutrisi
kalori-protein dengan makan
sedikit tapi sering saat
periode sesak nafas
- Kolaborasi dalam pemberian
antipiretik sesuai order

Daftar Pustaka

Brunner & Sudarth.(2004). Keperawatan Medikal Bedah Volume 1 dan 3. Jakarta: EGC
Lewis, S.L., Dirksen, S.R., Heitkemper, M.M., Bucher, L., & Harding, M.M.
(2017). Medical-Surgical Nursing: Assessment and Management of Clinical
Problems (10th ed.). St. Louis: Elsevier.
Nanda. (2017). Nanda-I diagnosa keperawatan: definisi dan klasifikasi 2018 – 2020. Jakarta:
EGC

Anda mungkin juga menyukai