PENGERTIAN INDUSTRI KREATIF Industri kreatif didefinisikan sebagai siklus kreasi, produksi dan distribusi barang dan jasa yang menggunakan kreatifitas dan model intelektual sebagai input utama. Industri kreatif terdiri dari seperangkat pengetahuan berbasis aktivitas untuk menghasilkan barang-barang riil dan intelektual non riil atau jasa-jasa artistik yang memiliki kandungan kreatif , nilai-nilai ekonomi dan objek pasar. Dengan kata lain, industri kreatif adalah industri yang mengombinasikan kreatifitas, keterampilan, dan kecakapan untuk menghasilkan kekayaan dan lapangan kerja. Industri kreatif dibentuk oleh budaya kreatif, yaitu budaya yang mengombinasikan kreasi, produk dan komersialisasi. Produk dari industri kreatif disebut produk komersialisasi, yaitu berupa barang dan jasa kreatif. KARAKTERISTIK UMUM INDUSTRI KREATIF Industri kreatif memiliki karakteristik umum : 1. Fluktuasi pertumbuhan nilai tambah. 2. Fluktuasi pertumbuhan jumlah perusahaan 3. Fluktuasi pertumbuhan penyerapan tenaga 4. Memiliki tingkat teknologi dan produktivitas modal yang relatif konstan Ada beberapa klasifikasi industri kreatif, yaitu berdasarkan UK DCMS model , Symbolic texts model, concentric circles model, dan WIPO copyright model. PERAN INDUSTRI KREATIF Secara ekonomi, industri kreatif berperan dan berkontribusi terhadap perekonomian nasional dan global, yaitu : a. Menciptakan iklim bisnis, b. Penciptaan lapangan kerja, c. Menumbuhkan inovasi dan kreativitas, d. Pencipta sumber daya yang terbarukan, e. Meningkatkan ekspor dan berkontribusi terhadap GNP. Secara non ekonomi, berperan dalam membangun : a. Budaya, b. Warisan budaya, c. Nilai-nilai lokal. KELEBIHAN / KEUNGGULAN INDUSTRI KREATIF Industri kreatif memiliki kelebihan / keunggulan- keunggulan yang meliputi : 1. Kebutuhan terhadap modal uang dan material relatif lebih kecil. 2. Fleksibel terhadap perubahan sehingga lebih tahan terhadap goncangan eksternal. 3. Kelincahan dalam bermain, terutama dalam distribusi dan pemasaran. Selain memiliki keunggulan, industri kreatif sangat responsif terhadap fenomena-fenomena sosial konsumen dengan cara menciptakan produk-produk yang berkarakter baru. Dengan daya respons dan fleksibilitasnya maka permintaan konsumen telah mengubah pendekatan dalam orientasi industri, dari supply driven, yaitu indistri yang merespons konsumen ke demand driven, yaitu pendekatan industri yang berorientasi untuk merangsang permintaan, dan proses produksinya tidak di suatu tempat tetapi tersebar.