Anda di halaman 1dari 33

BST – CBD – MINICEX

P3A0 partus maturus spontan

Oleh,
Aristia Ayu Puspitasari
1315243

Preceptor: Dr. Aloysius Suryawan, dr., Sp.OG(K)FM

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
SMF OBSTETRI-GINEKOLOGI
RUMAH SAKIT IMMANUEL
BANDUNG
2017
Identitas Pasien
• Nama :
• Umur :
• Pendidikan :
• Pekerjaan :
• Menikah :
• Nama suami :
• Pekerjaan :
• Alamat :
• Tinggi Badan : cm
• Berat Badan : kg
• BMI : kg/m2
• DPJP :
• Tanggal Masuk :
• Tanggal Periksa :
Anamnesis

Keluhan Utama:
• HPHT : 5 Juli 2016
• Taksiran lahir : 12 April 2017
• Menarche : Usia 13 tahun
• Siklus haid : Teratur, 28 hari, lamanya 5-7 hari, nyeri (-)
• Gerak janin : Mulai dirasakan usia 4 bulan
• Riwayat ANC : Rutin ke Sp.OG setiap bulan
• Riwayat KB :-
• RPD : Hipertensi, asma, DM (-)
• RPK : Hipertensi, asma, DM (-)
• R.Operasi :-
Riwayat Persalinan
Perkawinan hamil ke Lama Jenis persalinan JK BBL (gr) Usia sekarang Keadaan
kehamilan
1
Pemeriksaan Fisik
• Keadaan umum : baik
• Kesan sakit : sedang
• Kesadaran : Compos mentis
• Tanda vital :
• TD : 120/70 mmHg
• N : 90 x /m
• S : 36,50C
• R : 24 x/menit

Status Generalis
• Kepala : Conjunctiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, oedem palpebra -/-
• Leher : KGB tidak teraba membesar
• Thorax : Pulmo : VBS kanan=kiri, ronkhi -/-, wheezing-/-
Cor : Bunyi jantung murni, reguler, murmur (-)
• Abdomen : cembung gravida, nyeri tekan (-), bising usus (+) normal
• Ekstremitas : oedem -/- , akral hangat, CRT < 2 “, refleks fisiologis +/+
Status Obstetrikus
• Pemeriksaan Luar: • Pemeriksaan dalam:
• TFU : 27 cm • v/v : tak
• LP : 96 cm • Portio : tebal, lunak
• LJ : memanjang • Pembukaan : 8 cm
• His : (+) 3-4x/10’, 20-30” • Ketuban : utuh
• DJJ : 11-12-12 • Presentasi : kepala
• TBBJ : 2480 gr • Hodge : II

• Leopold I : Lunak, <bundar, <melenting


• Leopold II : letak janin memanjang, puki
• Leopold III: keras, bundar, melenting
• Leopold IV: divergen
Diagnosis
• G3P2A0 Parturien Aterm Kala I Fase Aktif
• Janin intrauterine, tunggal, hidup, presentasi kepala
USULAN PEMERIKSAAN PENUNJANG

• Hematologi Rutin
Penatalaksanaan
• Observasi Tanda-Tanda Vital Ibu
• Observasi DJJ
• Rencana partus spontan
Tindakan
• Partus spontan
• Episiotomi
Diagnosis Akhir
Penatalaksanaan Selanjutnya
• Observasi Tanda-Tanda Vital Ibu Post Partus
• Periksa TFU dan kontraksi uterus
• Observasi Lochia
• Observasi Luka Di Perineum
• Observasi Perdarahan
• Medikamentosa:
• Antibiotik
• Analgetik
Prognosis
• Quo ad vitam : ad bonam
• Quo ad functionam : ad bonam
• Quo ad sanationam : ad bonam
CASE BASED DISCUSSION
PERSALINAN NORMAL
Definisi
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput
ketuban keluar dari uterus ibu. Persalinan normal adalah persalinan
yang terjadi pada usia kehamilan cukup bulan (>37 minggu) tanpa
adanya penyulit.
Persalinan dan kelahiran dikatakan normal jika:
• Usia kehamilan cukup bulan (37-42 minggu)
• Persalinan terjadi spontan
• Presentasi belakang kepala
• Berlangsung tidak lebih dari 18 jam
• Tidak ada komplikasi pada ibu maupun janin
Persalinan dimulai (inpartu) sejak uterus berkontraksi dan meyebabkan
perubahan pada serviks dan berakhir dengan lahirnya plasenta secara
lengkap.

Tanda dan gejala inpartu:


• Penipisan dan pembukaan serviks
• Kontraksi uterus yang mengakibatkan perubahan serviks (frekuensi 3-
4x dalam 10 menit)
• Cairan lendir bercampur darah pada vagina
Kala I
Kala I persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus yang teratur
dan meningkat hingga serviks membuka lengkap.
• Fase Laten
• Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan
serviks secara bertahap
• Berlangsung hingga serviks membuka < 4cm
• Pada umumnya fase laten berlangsung hampir atau hingga 8 jam
• Fase Aktif
• Frekuensi dan lama kontraksi uterus akan meningkat secara bertahap.
Kontraksi dianggap adekuat jika terjadi ≥ 3x dalam waktu 10 menit dengan
durasi ≥ 40 detik.
• Dari pembukaan 4 cm hingga 10 cm, akan terjadi dengan kecepatan rata-rata
1 cm / jam pada primigravida dan > 1 hingga 2 cm / jam untuk multigravida
• Terjadi penurunan bagian terbawah janin
Kala II
Persalinan kala dua dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap
dan berakhir dengan lahirnya bayi.

3 faktor yang berperan dalam proses kelahiran bayi:


• Power = His ibu dan kekuatan ibu mengedan
• Passage = Jalan lahir
• Passager = Bayi
Kala II
• His menjadi lebih kuat, lebih sering, dan lebih lama. Selaput ketuban
mungkin baru pecah spontan pada awal kala 2.
• Bagian terbawah janin (pada persalinan normal: kepala) turun hingga
dasar panggul
• Ibu timbul perasaan/refleks ingin mengejan makin berat
• Perineum meregang, anus terbuka
• Kepala dilahirkan terlebih dahulu, selanjutnya dilahirkan badan dan
anggota badan
• Kemungkinan diperlukan pemotongan jaringan perineum (episiotomi)
• Lama kala 2 pada primigravida ±1,5 jam, multipara ±30 menit
Kala III
Kala tiga dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya
plasenta dan selaput ketuban.

Pada kala tiga, miometrium berkontraksi mengikuti penyusutan volume


rongga uterus setelah lahirnya bayi. Penyusutan ini menyebabkan
berkurangnya ukuran pelekatan plasenta sehingga plasenta akan
terlipat, menebal dan kemudian lepas dari dinding uterus.
Tanda lepasnya plasenta:
• Perubahan bentuk dan tinggi uterus
• Tali pusat memanjang
• Semburan darah mendadak dan singkat

Manajemen Aktif Kala III


• Pemberian suntikan oksitosin dalam 1 menit pertama setelah bayi lahir
• Melakukan penegangan tali pusat terkendali
• Masase fundus uteri segera setelah plasenta lahir
Kala IV
Persalinan kala empat dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir 1
jam setelah itu.

Yang harus diperhatikan pada 1 jam post partum:


• Kontraksi uterus harus baik
• Tidak ada perdarahan pervaginam atau dari alat genital lain
• Plasenta dan selaput ketuban sudah lahir lengkap
• Luka di perineum harus dirawat dan tidak ada hematoma
PARTOGRAF
• Informasi Tentang Ibu

• Kondisi Janin
• Denyut Jantung Janin  1 kotak kecil = 30 menit
• Warna dan adanya air ketuban  dinilai setiap kali melakukan
pemeriksaan dalam

•U : selaput ketuban utuh


•J : Ketuban sudah pecah dan air ketuban jernih
•K : ketuban sudah pecah dan air ketuban keruh
• Moulage (penyusupan tulang kepala janin)
• Penyusupan adalah indikator penting mengenai seberapa jauh kepala bayi
dapat menyesuaikan diri dengan bagian keras panggul ibu. Tulang kepala yang
saling tumpang tindih menunjukkan adanya CPD (Cephalo-Pelvic
Disproportion)
• 0 : tulang kepala janin terpisah, sutura dengan mudah dapat dipalpasi
• 1 : tulang kepala janin hanya saling bersentuhan
• 2 : tulang kepala janin saling tumpah tindih, tetapi masih dapat dipisahkan
• 3 : tulang kepala janin tumpang tindih & tidak dapat dipisahkan
• Kemajuan Persalinan

• Pembukaan cervix  dicatat ketika fase aktif persalinan, pencatatan dimulai sejajar
dengan garis waspada dan diberi tanda “X”
• Penurunan bagian terbawah  dicatat dengan memberi tanda “O”.
• Garis waspada dan garis bertindak
• Garis waspada dimulai pada pembukaan 4 cm dan berakhir pada titik dimana pembukaan
lengkap diharapkan terjadi jika laju pembukaan 1 cm per jam.
• Jika pembukaan cervix mengarah ke sebelah kanan garis waspada maka harus
dipertimbangkan adanya penyulit. Pertimbangkan melakukan tindakan intervensi yang
diperlukan (rujuk, drip oksitosin)
• Garis bertindak tertera sejajar dengan garis waspada, dipisahkan oleh 8 kotak atau 4 jalur ke
sisi kanan
• Jika pembukaan cervix di sebelah kanan garis bertindak, maka tindakan untuk menyelesaikan
persalinan harus dilakukan
• Jam dan Waktu

• Terdapat kotak untuk mencatat waktu aktual saat pemeriksaan


dilakukan. Setiap kotak sedang menyatakan waktu satu jam sejak
dimulainya fase aktif persalinan
• Kontraksi Uterus

• Terdapat lima lajur kotak dengan tulisan “kontraksi tiap 10 menit” ,


setiap kotak menyatakan satu kontraksi. Setiap 30 menit, raba dan
catat jumlah kontraksi dalam 10 menit dan lamanya kontraksi
dalam satuan detik
• Obat-obatan dan cairan yang diberikan

• Catat semua pemberian obat-obatan tambahan dan cairan IV dalam kotak


yang sesuai dengan kolom waktunya
• Kondisi Ibu

• Nadi dicatat tiap 30 menit, tekanan darah dicatat setiap 4 jam, dan
temperatur tubuh dicatat setiap 2 jam dalam kotak waktu yang
sesuai
• Volume urin, protein, aseton  ukur dan catat jumlah produksi urin
ibu sedikitnya setiap 2 jam. Jika memungkinkan saat ibu berkemih,
lakukan pemeriksaan adanya aseton atau protein dalam urin.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai