Anak Laki Laki Usia 1 tahun 3 bulan dengan Kejang Demam Kompleks
• Ibu Pasien mengatakan : Anak • Keluarga pasien tidak ada yang pernah
tidak pernah mengalami kejang kejang
sebelumnya • Riwayat epilepsi : disangkal
• Riwayat demam :disangka • Riwayat demam : disangkal
• Riwayat batuk lama :disangkal
• Riwayat TB : disangkal
• Riwayat kontak dengan
penderita TB :disangkal • Riwayat merokok dalam keluarga : disangkal
• Riwayat TB :disangkal
RIWAYAT SOSIAL EKONOMI
Anak tinggal bersama ibu dan bapak sejak lahir. Ibu pasien bekerja
sebagai ibu rumah tangga dan ayah pasien bekerja sebagai wiraswasta
dengan penghasilan ±Rp 3.000.000/bulan. Pembiayaan pengobatan
menggunakan JKN non PBI.
Kesan : sosial & ekonomi cukup
RIWAYAT PERINATAL
Ibu G1P0A0 hamil 37 minggu rutin Bayi laki-laki lahir dari ibu G1P0A0, 22 Pemeliharaan postnatal
ANC 1 bulan sekali di bidan, selama tahun, usia kehamilan 37 minggu, dilakukan dibidan dan anak
kehamilan ibu tidak mengalami spontan, ditolong bidan puskesmas, dalam keadaan sehat.
masalah atau kelainan BBL = 2900 g
PBL = 47 cm
Kotiledon lengkap, Perdarahan (-).
Riwayat Imunisasi
Imunisasi dasar lengkap & sesuai usia.
Dilakukan berdasarkan alomanamnesa dengan ibu pasien
Kesan : BB sedang
0,19
Kesan : BB sedang
- 1,16
Kesan : Gizi Baik
RIWAYAT PERKEMBANGAN
Denver II
Personal sosial : menirukan
gerakan
Motorik halus : mencoret-coret
Bahasa : berkata 2 kata
Motorik kasar : jalan dengan baik
PEMERIKSAAN FISIK
KU : Baik, compos mentis Status Presentatus
Tanda Vital
HR : 94 TD : (tidak RR : 22
T : 39,8oC
kali/menit dilakukan) kali/menit
Kesan : Febris
Status Internus
Tidak Ada Kelainan Normocephal, distribusi rambut
Kepala merata, tidak mudah dicabut, jejas (-)
• Inspeksi : simetris saat statis dan Inspeksi :Iktus kordis tidak tampak
dinamis, retraksi (-) Palpasi :Iktus kordis teraba di sela
• Palpasi : tidak dilakukan iga IV batas kiri bawah sternum, tidak kuat
angkat, tidak melebar.
• Perkusi : sonor pada seluruh lapang Perkusi : Tidak dilakukan
• Auskultasi : suara dasar vesikuler + /+ Auskultasi : Bunyi jantung I-II
Suara tambahan hantaran, normal, irama reguler, gallop (-), bising (-).
ronkhi-/-, wheezing -/-
Dalam Batas Normal
STATUS INTERNUS
ABDOMEN ANGGOTA GERAK
III, IV, Gerakan ekstraokular pergerakan mata bayi mengikuti sinar penlight respon (+)/(+)
VI
V Trigeminal Tidak dilakukan
VII Fasial Wajah simetris saat tersenyum (+)
VIII Akustik Reflek mengedip terhadap suara (+)/(+)
IX, X Menelan Reflek menelan (+)
XI Aksesorius Tidak dapat dilakukan
XII Hipoglossal Tidak dapat dilakukan
PEMERIKSAAN PENUNJANG : DARAH RUTIN SERIAL
DD/INTRAKRANIAL MENINGITIS
ENSEFALITIS
MENINGOENSEFALITIS
FEBRIS H.1
DD/ INFEKSI VIRAL : DD, DHF, ISPA
Diagnosis utama : KDK
Diagnosis Komorbid : febris h.1
Diagnosis komplikasi :-
Diagnosis gizi : berat badan normal,
02 Agustus 2019 demam(-), kejang (-), KU: sadar, sakit sedang KDK (terapi dilanjutkan)
sesak (-), sakit perut (-), Tanda vital:
pusing (-), ruam (-), HR: 113x/menit
RR: 20x/menit
mimisan (-), gusi
T: 37,4oC
berdarah (-) SpO2 : 98%
Status internus dbn
Gangguan neurologis (-)
Trombosit : 120.000
Tanggal S O A P
03 Agustus 2019 demam(-), kejang (-), KU: sadar, sakit sedang KDK (terapi dilanjutkan)
sesak (-), sakit perut (-), Tanda vital:
pusing (-), ruam (-), HR: 115x/menit
mimisan (-), gusi RR: 19x/menit
berdarah (-) T: 37,5oC
SpO2 : 98%
Status internus dbn
Gangguan neurologis (-)
Trombosit : 163.000
04 Agustus 2019 demam(-), kejang (-), KU: sadar, sakit sedang KDK BOLEH PULANG
sesak (-), sakit perut (-), Tanda vital:
pusing (-), ruam (-), HR: 100x/menit
RR: 20x/menit
mimisan (-), gusi
T: 36,8oC
berdarah (-) SpO2 : 98%
Status internus dbn
(Tidak ada keluhan) Gangguan neurologis (-)
Suhu
41
40 39.8
39.4
39
38 38.2 37.9
37 36.8 Suhu
36.4
36
35
34
Febris Febris Febris Febris Febris Febris
H2 H3 H4 H5 H6 H7
Trombosit
200000 190000
150000 157000 163000
120000
100000
Trombosit
50000
0
Febris Febris Febris Febris
H2 H3 H4 H5
PEMBAHASAN
DEFINISI
Kejang demam ialah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal di atas 380C) yang disebabkan
oleh suatu proses ekstrakranium. Kejang demam terjadi pada 2-4% anak berumur 6 bulan – 5 tahun. Bila anak berumur
kurang dari 6 bulan atau lebih dari 5 tahun mengalami kejang didahului demam, pikirkan kemungkinan lain misalnya infeksi
SSP, atau epilepsi yang kebetulan terjadi bersama demam tidak termasuk dalam kejang demam.
KLASIFIKASI
Kejang demam diklasifikasikan menjadi dua :Kejang Demam Sederhana ( Simple Febrile Seizure)
Kejang demam yang berlangsung singkat, kurang dari 15 menit dan umumnya akan berhenti sendiri. Kejang berbentuk umum tonik dan
atau klonik, tanpa gerakan fokal. Kejang tidak berulang dalam 24 jam.
Kejang Demam Kompleks (Complex Febrile Seizure)
Kejang demam dengan salah satu ciri berikut ini :
Kejang lama > 15 menit, Kejang fokal atau parsial satu sisi atau kejang umum didahului kejang parsial, Berulang atau lebih dari 1 kali dalam
24 jam.
Pada pasien ini kejang ± 5 menit, kejang 2 kali, saat seluruh badan kaku (tonik), mata melirik keatas
(sadar), setelah kejang anak membuka mata dan menangis (sadar)
FAKTOR RESIKO
Potensial Pelepasan
depolarisasi PPotensial aksi
membran neurotransmisi
istirahat
EPSP > IPSP
Kejang
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan
laboratorium : Pencitraan Foto X- ray
kepala :
Darah rutin Lumbal pungsi Elektroensefalografi CT Scan
Elektrolit MRI
Gula darah
DENGUE
• Demam 5 hari, tidak
biifasik
• Kepala nyeri
• Lemah
• Mual muntah Malaria
• Nyeri otot dan sendi Demam intermitten (-)
• Perdarahan spontan
• Ruam
Penunjang
Trombositopenia ringan
tanpa peningkatan
hematokrit, leukopenia (-) ISK
Nyeri saat berkemih (-)
Tatalaksana
Pada pasien telah dilakukan pemutusan kejang di puskesmas
menggunakan obat diazepam rectal, namun kejang kembali
berulang sehingga pasien dibawa ke IGD RSUD R.A Kartini Jepara
Sesampainya di IGD pasien sudah tidak kejang sehingga di berikan
obat maintenance yang sesuai obat pemutus kejangnya secara per
oral (Diazepam 0,3 mg 3x1)