Anda di halaman 1dari 46

Case Based Disscusion

Anak Laki Laki Usia 1 tahun 3 bulan dengan Kejang Demam Kompleks

Advisor : dr. Sylvi Anitasari, Sp.A

Wahyu Oktiarto | 30101407349


IDENTITAS PASIEN
• Nama : An. M
• Umur : 1 tahun 3 bulan
• Jenis kelamin : Laki- Laki
• Alamat : Kecapi, Jepara
• Agama : Islam
• No. CM : 6929xx
• Bangsal : Melati 1
• Tanggal Masuk : 30/07/2019
IDENTITAS ORANG TUA PASIEN
• Nama : Ny. N
• Umur : 22 tahun
• Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
• Pendidikan : SMK
ANAMNESIS

Dilakukan alloanamnesis dengan ibu penderita tanggal


30 Juli 2019 jam 23.30 WIB di IGD RSUD RA. Kartini Jepara

KELUHAN UTAMA : Kejang Demam


RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Demam timbul tinggi mendadak, Kejang 1 kali, berlangsung ±
terus - menerus. Pasien sudah
18.00
5 menit. Saat kejang
minum obat, demam turun setelah seluruh badan kaku, mata
30 Juli 2019
minum obat namun kira kira 1 jam melirik keatas, sebelum dan
kemudian demam kembali tinggi. KEJANG 1 setelah kejang sadar

Kejang 1 kali, berlangsung


DEMAM KEJANG 2 IGD
± 5 menit. Saat kejang 30 Juli 2019 30 Juli 2019
29 Juli 2019
seluruh badan kaku, mata 23.00 23.30
18.00
melirik keatas, sebelum dan
setelah kejang sadar Tidak kejang, demam,
nafsu makan dan
minum berkurang,
Dibawa ke PKM,
anak lemas dan sadar
diberi obat penurun
panas
Riwayat trauma (-), penurunan berat badan (-), anak mengantuk seharian dan lemas (-),
anak tidak sadar (-), keluar cairan dari telinga (-), belekan (-), pilek (-), batuk (-),
nyeri tenggorokan (-), serak (-), batuk (-), sesak (-), diare (-), mual (-), muntah (-),
sakit perut (-), rewel saat BAK (-), mimisan (-), gusi berdarah (-), BAB hitam cair (-),
ruam (-), BAK pekat (-), BAK terakhir pukul 21.00
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU DAN KELUARGA
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA

• Ibu Pasien mengatakan : Anak • Keluarga pasien tidak ada yang pernah
tidak pernah mengalami kejang kejang
sebelumnya • Riwayat epilepsi : disangkal
• Riwayat demam :disangka • Riwayat demam : disangkal
• Riwayat batuk lama :disangkal
• Riwayat TB : disangkal
• Riwayat kontak dengan
penderita TB :disangkal • Riwayat merokok dalam keluarga : disangkal
• Riwayat TB :disangkal
RIWAYAT SOSIAL EKONOMI

Anak tinggal bersama ibu dan bapak sejak lahir. Ibu pasien bekerja
sebagai ibu rumah tangga dan ayah pasien bekerja sebagai wiraswasta
dengan penghasilan ±Rp 3.000.000/bulan. Pembiayaan pengobatan
menggunakan JKN non PBI.
Kesan : sosial & ekonomi cukup
RIWAYAT PERINATAL

Ibu G1P0A0 hamil 37 minggu rutin Bayi laki-laki lahir dari ibu G1P0A0, 22 Pemeliharaan postnatal
ANC 1 bulan sekali di bidan, selama tahun, usia kehamilan 37 minggu, dilakukan dibidan dan anak
kehamilan ibu tidak mengalami spontan, ditolong bidan puskesmas, dalam keadaan sehat.
masalah atau kelainan BBL = 2900 g
PBL = 47 cm
Kotiledon lengkap, Perdarahan (-).

Kesan : riwayat perinatal baik


RIWAYAT KONTRASEPSI & IMUNISASI
 Riwayat kontrasepsi
Ibu penderita tidak mengikuti program Keluarga
Berencana sebelumnya

 Riwayat Imunisasi
Imunisasi dasar lengkap & sesuai usia.
Dilakukan berdasarkan alomanamnesa dengan ibu pasien

Kesan : riwayat imunisasi baik


RIWAYAT NUTRISI
Riwayat pemberian ASI: anak mendapat asi eksklusif
Pemberian MP-ASI:
Diberikan sejak 6-8 bulan : Bubur lunak dengan sayur atau
telur, kadang diberikan bubur promina dalam sehari 4-5 kali
8-12 bulan: diberikan bubur yang halus dengan sayur, telur,
daging (biasannya daging ikan),
12 bulan – sekarang: nasi dengan lauk pauk beragam,
kadang minum susu (kental manis) dalam sehari 3-4 kali

Kesan : ASI eksklusif, kualitas dan


kuantitas tercukupi
RIWAYAT TUMBUH KEMBANG
Status Gizi dan Perkembangan
Pengukuran Anthropometri
(30 Juli 2019)
• BBL : 2900 g
• PBL : 47 cm
• BB Sekarang : 9,5 kg
• Panjang Badan : 80 cm
• BMI : 14,84 kg/m²
- 0,81

Kesan : BB sedang
0,19

Kesan : BB sedang
- 1,16
Kesan : Gizi Baik
RIWAYAT PERKEMBANGAN

Denver II
Personal sosial : menirukan
gerakan
Motorik halus : mencoret-coret
Bahasa : berkata 2 kata
Motorik kasar : jalan dengan baik
PEMERIKSAAN FISIK
KU : Baik, compos mentis Status Presentatus

Tanda Vital

HR : 94 TD : (tidak RR : 22
T : 39,8oC
kali/menit dilakukan) kali/menit
Kesan : Febris
Status Internus
Tidak Ada Kelainan Normocephal, distribusi rambut
Kepala merata, tidak mudah dicabut, jejas (-)

Konjungtiva anemis -/-, Sklera


Epistaksis (-/-), nafas cuping Hidung & ikterik -/-, pupil isokor, refleks
hidung (-/-), hiperemis (-) tenggorok Mata cahaya +/+, edema palpebra (-
/-)

Simetris, trakea ditengah,


Discharge (-/-), nyeri tekan
tragus (-/-) Telinga Leher jejas (-), pembesaran KGB (-)

Dada kanan kiri simetris, pernafasan


thorakoabdominal.
Thorak Cor : Bunyi jantung I-II normal, regular
Pulmo : Vesikuler, wheezing-/-, ronkhi -/-
STATUS INTERNUS

• Inspeksi : simetris saat statis dan Inspeksi :Iktus kordis tidak tampak
dinamis, retraksi (-) Palpasi :Iktus kordis teraba di sela
• Palpasi : tidak dilakukan iga IV batas kiri bawah sternum, tidak kuat
angkat, tidak melebar.
• Perkusi : sonor pada seluruh lapang Perkusi : Tidak dilakukan
• Auskultasi : suara dasar vesikuler + /+ Auskultasi : Bunyi jantung I-II
Suara tambahan hantaran, normal, irama reguler, gallop (-), bising (-).
ronkhi-/-, wheezing -/-
Dalam Batas Normal
STATUS INTERNUS
ABDOMEN ANGGOTA GERAK

• Inspeksi : Datar, insersi Superior Inferior


• Palpasi : Supel, hepar
Sianosis -/- -/-
dan lien tidak teraba
• Perkusi : timpani seluruh Akral hangat + / + +/+
lapangan abdomen, pekak sisi (-),
pekak alih (-) edema -/- -/-
• Auskultasi : bising usus (+)
Capillary refill <2”/<2” <2”/<2”
10
Dalam Batas Normal
STATUS INTERNUS
PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
• Motorik : Koordinasi baik, simetris,
kekuatan (kesan >3)
• Sensorik : Belum dapat dinilai
• Reflek Fisiologis : R. Biseps : (+/+)
R. Triseps : (+/+)
• Reflek Patologis : R. Babinsky : ( - / - )
R. Chaddock : ( - / - )
R. Oppeinheim : ( - / -)
• Meningeal Sign : Kaku kuduk : ( - )
Brudzinsky I : ( - )
Brudzinsky II: ( - )
Kernig sign : ( - )
Saraf Kranial Cara Pemeriksaan
I Penciuman Tidak dapat dilakukan
II Ketajaman pengelihatan Tidak dapat dilakukan Pemeriksaan
Nervus Cranialis
II, III Respon terhadap cahaya Reflek pupil  (+)/(+)

III, IV, Gerakan ekstraokular pergerakan mata bayi mengikuti sinar penlight  respon (+)/(+)
VI
V Trigeminal Tidak dilakukan
VII Fasial Wajah simetris saat tersenyum (+)
VIII Akustik Reflek mengedip terhadap suara (+)/(+)
IX, X Menelan Reflek menelan (+)
XI Aksesorius Tidak dapat dilakukan
XII Hipoglossal Tidak dapat dilakukan
PEMERIKSAAN PENUNJANG : DARAH RUTIN SERIAL

Nilai 31 Juli 01 Juli 02 Agustus 03 Agustus


Pemeriksaan Satuan
Normal 2019 2019 2019 2019
Hb gr% 14-18 12,5 12,7 12,0 12,5

Leukosit mm³ 4000-10000 6.040 9.290 10.700 11.170

T mm³ 150000 – 400000 190.000 157.000 120.000 163.000

HT % 37 - 43 36,8 38,1 36,6 37,5

GDS Mg% 80 - 150 108 110 110


DAFTAR MASALAH

• Masalah Aktif • Masalah Pasif


• Kejang • Tidak ada
• Febris H1
• Trombositopenia
pada hari ke-4
DIAGNOSIS BANDING
KEJANG
DD/EKSTRAKRANIAL KEJANG DEMAM KOMPLEKS
KEJANG DEMAM SIMPLEKS

DD/INTRAKRANIAL MENINGITIS
ENSEFALITIS
MENINGOENSEFALITIS

FEBRIS H.1
DD/ INFEKSI VIRAL : DD, DHF, ISPA
Diagnosis utama : KDK
Diagnosis Komorbid : febris h.1
Diagnosis komplikasi :-
Diagnosis gizi : berat badan normal,

perawakan normal, gizi baik


Diagnosis sosial ekonomi : Cukup
Diagnosis Imunisasi : Imunisasi dasar lengkap
sesuai usia
Diagnosis Pertumbuhan : pertumbuhan sesuai usia
Diagnosis Perkembangan : perkembangan sesuai usia
RENCANA PEMECAHAN MASALAH ( INITIAL PLAN )
1. Assesment : Kejang
Initial Dx :
S :-
O : Lumbal pungsi, EEG, elektrolit, GDS, pungsi lumbal
Tx :
Diazepam 0,3 – 0,5 mg /kgBB/kali pemberian IV (jika kejang)
Diazepam 0,3 – 0,5 mg/KgBB/kali (dalam 3 dosis) setiap 6-8 jam
untuk maintenance
Mx : Observasi kejang berulang
Observasi suhu
Observasi kesadaran
Observasi komplikasi kejang
•Ex :
•- Menjelaskan kepada orang tua pasien mengenai kondisi & kemungkinan penyebab
kejang pada anak
•Menjelaskan kepada orang tua pasien karena usia anak masih 1 tahun maka masih
ada kemungkinan untuk terjadi kejang lagi hingga usia anak mencapai usia 5 tahun
•pencegahan kejang demam adalah mencegah anak jangan sampai demam, sedia
termometer dirumah, dan obat penurun panas.
•- Menjelaskan kepada orang tua tentang fungsi obat yang diberikan, yaitu Diazepam
untuk memutus kejang dengan efek samping anak menjadi relaks dan tidur
•- Saat kejang tetap tenang dan tidak panik, semua pakaian ketat dilonggarkan
terutama sekitar leher, bila tidak sadar posisikan kepala miring dan terlentang. Jangan
memberikan minum selama pasien kejang
•- Ukur suhu tubuh, catat lama, bentuk, dan sifat kejang dan tetap bersama anak saat
kejang dan laporkan ke perawat
INITIAL PLAN
2. Assesment : febris H1
Initial Dx :
S:-
O : darah rutin serial, hitung jenis
leukosit, GDT, X-foto thorax (AP- lateral, LLD)
Tx : Inf RL 10 tpm
Paracetamol syrup 1 cth q6hr (bila suhu ≥380C)

Mx : KU, Tanda syok, monitor jika terdapat perdarahan spontan,


monitor hasil laboratorium, monitor diuresis.
Ex :
• Menjelaskan kepada orang tua tentang kemungkinan penyebab dari demam yang dialami
dan menjelaskan bagaimana tata cara pemeriksaan lanjutan serta pengobatanya.
• Menjelaskan kepada orang tua tentang fungsi dari obat yang diberikan, yaitu
Paracetamol sebagai penurun panas.
• Anjurkan orang tua pasien untuk mengompres dengan air hangat bila demam
• Berikan pakaian yang mudah menyerap keringat atau pakaian yang tipis
Tanggal S O A P
31 Juli 2019 demam(+), kejang (-), KU: sadar, sakit sedang KDK Infus RL 10 tpm
sesak (-), sakit perut (-), Tanda vital: PO
pusing (-), ruam (-), HR: 112x/menit Paracetamol syr 4x1cth
mimisan (-), gusi RR: 24x/menit Diazepam 3x1mg
berdarah (-) T: 39,4oC
SpO2 : 98%
Pulmo:SD
Vesikular +/+,
Wheezing -/-,
Rhonki -/-
Cor: dalam batas normal,
BJ I-II regular
Abdomen: Supel, BU (+)
normal, nyeri tekan (-)
Ekstremitas : akral
hangat ++/ ++
Gangguan neurologis (-)
Trombosit : 190.000
Tanggal S O A P
01 Agustus 2019 demam(+), kejang (-), KU: sadar, sakit sedang KDK (terapi dilanjutkan)
sesak (-), sakit perut (-), Tanda vital:
pusing (-), ruam (-), HR: 110x/menit
mimisan (-), gusi RR: 24x/menit
berdarah (-) T: 38,2oC
SpO2 : 98%
Status internus dbn
Gangguan neurologis (-)
Trombosit : 157.000

02 Agustus 2019 demam(-), kejang (-), KU: sadar, sakit sedang KDK (terapi dilanjutkan)
sesak (-), sakit perut (-), Tanda vital:
pusing (-), ruam (-), HR: 113x/menit
RR: 20x/menit
mimisan (-), gusi
T: 37,4oC
berdarah (-) SpO2 : 98%
Status internus dbn
Gangguan neurologis (-)
Trombosit : 120.000
Tanggal S O A P
03 Agustus 2019 demam(-), kejang (-), KU: sadar, sakit sedang KDK (terapi dilanjutkan)
sesak (-), sakit perut (-), Tanda vital:
pusing (-), ruam (-), HR: 115x/menit
mimisan (-), gusi RR: 19x/menit
berdarah (-) T: 37,5oC
SpO2 : 98%
Status internus dbn
Gangguan neurologis (-)
Trombosit : 163.000

04 Agustus 2019 demam(-), kejang (-), KU: sadar, sakit sedang KDK BOLEH PULANG
sesak (-), sakit perut (-), Tanda vital:
pusing (-), ruam (-), HR: 100x/menit
RR: 20x/menit
mimisan (-), gusi
T: 36,8oC
berdarah (-) SpO2 : 98%
Status internus dbn
(Tidak ada keluhan) Gangguan neurologis (-)
Suhu
41
40 39.8
39.4
39
38 38.2 37.9
37 36.8 Suhu
36.4
36
35
34
Febris Febris Febris Febris Febris Febris
H2 H3 H4 H5 H6 H7
Trombosit
200000 190000
150000 157000 163000
120000
100000
Trombosit
50000
0
Febris Febris Febris Febris
H2 H3 H4 H5
PEMBAHASAN
DEFINISI
Kejang demam ialah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal di atas 380C) yang disebabkan
oleh suatu proses ekstrakranium. Kejang demam terjadi pada 2-4% anak berumur 6 bulan – 5 tahun. Bila anak berumur
kurang dari 6 bulan atau lebih dari 5 tahun mengalami kejang didahului demam, pikirkan kemungkinan lain misalnya infeksi
SSP, atau epilepsi yang kebetulan terjadi bersama demam tidak termasuk dalam kejang demam.

Pada pasien ini adalah seorang anak laki-laki umur 1 tahun 3


bulan datang ke IGD RSUD Kartini dengan kejang pada pukul
23.30 WIB dirumah, kejang 2 kali, ± 5 menit, Saat seluruh
badan kaku, mata melirik keatas, setelah kejang pasien
membuka mata dan langsung menangis(sadar). ± 1 hari SMRS
ibu pasien mengatakan anaknya demam. Demam timbul
tinggi mendadak dan naik turun, namun suhu tidak diukur
karena dirumah tidak tersedia termometer. Saat di IGD RS
didapatkan suhu 39,8oC
EPIDEMIOLOGI
Kejadian kejang demam diperkirakan 2-4% di Amerika Serikat, Amerika Selatan dan Eropa Barat. Di Asia dilaporkan lebih
tinggi. Kira-kira 20%kasus merupakan kejang demam kompleks. Umumnya kejang demam timbul pada tahun kedua
kehidupan (17-23 bulan). Kejang demam sedikit lebih sering pada laki-laki. Kejang demam terjadi pada 2-4% anak berumur
6 bulan samapi 5 tahun. Menurut IDAI, kejadian kejang demam pada anak usia 6 bulan sampai 5 tahun hampir 2-5 %.

Pada pasien ini anak laki-laki, usia 1 tahun 3 bulan

KLASIFIKASI
Kejang demam diklasifikasikan menjadi dua :Kejang Demam Sederhana ( Simple Febrile Seizure)
Kejang demam yang berlangsung singkat, kurang dari 15 menit dan umumnya akan berhenti sendiri. Kejang berbentuk umum tonik dan
atau klonik, tanpa gerakan fokal. Kejang tidak berulang dalam 24 jam.
Kejang Demam Kompleks (Complex Febrile Seizure)
Kejang demam dengan salah satu ciri berikut ini :
Kejang lama > 15 menit, Kejang fokal atau parsial satu sisi atau kejang umum didahului kejang parsial, Berulang atau lebih dari 1 kali dalam
24 jam.

Pada pasien ini kejang ± 5 menit, kejang 2 kali, saat seluruh badan kaku (tonik), mata melirik keatas
(sadar), setelah kejang anak membuka mata dan menangis (sadar)
FAKTOR RESIKO

Faktor risiko berulangnya kejang demam adalah :


1. Riwayat kejang demam dalam keluarga
2. Usia kurang dari 12 bulan
3. Temperatur yang rendah saat kejang
4. Cepatnya kejang setelah demam

Pada pasien ini, tidak ada keluarga pasien yang mempunyai


riwayat kejang saat masih kecil, kejang kedua hanya berjarak 1
jam dari awal kenaikan suhu.
PATOGENESIS

Potensial Pelepasan
depolarisasi PPotensial aksi
membran neurotransmisi
istirahat
EPSP > IPSP

Potensial aksi postsinap

Kejang
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan
laboratorium : Pencitraan Foto X- ray
kepala :
 Darah rutin Lumbal pungsi Elektroensefalografi CT Scan
 Elektrolit MRI
 Gula darah
DENGUE
• Demam 5 hari, tidak
biifasik
• Kepala nyeri
• Lemah
• Mual muntah Malaria
• Nyeri otot dan sendi Demam intermitten (-)
• Perdarahan spontan
• Ruam

Penunjang 
Trombositopenia ringan
tanpa peningkatan
hematokrit, leukopenia (-) ISK
Nyeri saat berkemih (-)
Tatalaksana
Pada pasien telah dilakukan pemutusan kejang di puskesmas
menggunakan obat diazepam rectal, namun kejang kembali
berulang sehingga pasien dibawa ke IGD RSUD R.A Kartini Jepara
Sesampainya di IGD pasien sudah tidak kejang sehingga di berikan
obat maintenance yang sesuai obat pemutus kejangnya secara per
oral (Diazepam 0,3 mg 3x1)

Anda mungkin juga menyukai