Anda di halaman 1dari 171

MINERAL DAN BATUAN

Hendrik Boby Hertanto, S.Pd, M.Si


SMA MTA SURAKARTA
Web : geoenviron.blogspot.com/geoenviron.worpress.com
Email : hendrik.boby.hertanto@gmail.com
Ketika kita mempelajari unsur, mineral dan batuan yang
menyusun kerak bumi, sulit membayangkan :

kapan dan dari mana unsur-unsur, mineral-mineral dan


batuan-batuan terbentuk?.
Planet Bumi
Alam Semesta Galaksa Bima Sakti Tata Surya

Kerak Bumi

Mineral Bornit
Materi paparan

TERMINOLOGI MINERAL DAN BATUAN


ALAM SEMESTA DAN PEMBENTUKAN MINERAL DAN BATUAN

BUMI DAN PEMBENTUAK AN MINERAL DAN BATUAN


KLASIFIKASI MINERAL DAN BATUAN

BAHAN GALIAN ATAU BAHAN TAMBANG


TERMINOLOGI MINERAL DAN BATUAN
Apa itu Unsur?
UNSUR
Suatu subtansi terkecil yang
tembaga
emas

Unsur yang mempunyai kemampuan


melepas elektron membentuk ion positip,
umumnya mempunyai permukaan
cenderung mengkilat, baik untuk
penghantar panas dan listrik, serta dapat
dilebur maupun dipipihkan, dikenal
sebagai unsur Logam.
Beberapa Unsur Logam yang penting
• Mn/Mangan (manganese)
• Au/Emas (gold)
• Al/Aluminium
• Ag/Perak (silver)
• Co/Kobal
• Fe/Besi
• Sb/Antimon (antimony)
• Cu/Tembaga (copper)
• Bi/Bismut (bismuth)
• Pb/Timbal (lead)
• Mo/Molibdenum
• Zn/Seng (zinc)
• W/wolfram (tunsten)
• Sn/Timah (tin)
• Pt/Platina (platinum)
• Ni/Nikel (nickel)
• Sn/Arsen (arsenic)
• Cr/Krom (chromium)
Mineral adalah bagian dari batuan. Mineral terdiri dari kristal-kristal. Ilmu
tentang kristal dipelajari dalam kristalografi. Apakah kristalografi itu?
Kristalografi adalah studi tentang kristal, baik bentuk luar maupun struktur
dalam kristal. Kristal adalah zat padat yang homogen dengan ciri-ciri
permukaan terdiri dari bidang-bidang datar (polieder) dan bidang-bidang ini
merupakan pencerminan dari susunan atom-atomnya.
Setiap Unsur mempunyai susunan atom
tertentu
• Ada 3 partikel sub atomis : proton; netron dan elektron
• Sifat unsur ditentukan oleh proton
• Jumlah proton pada atom  Nomor Atom
• Setiap atom suatu unsur mempunyai jumlah proton yang sama.
Oksigen  8 proton; Hidrogen  1 proton
• Isotop unsur adalah atom yang memiliki proton sama tetapi jumlah
netronnya berbeda.

• Contoh isotop Hidrogen


Protium  1 proton dan 1
elektron, tanpa neutron
Deuterium  1 proton dan 1
netron, dan 1 elektron
Tritium  1 proton dan 2
netron, dan 1 elektron
Unsur bersenyawa membentuk Mineral
Apa itu Mineral?
MINERAL : adalah
merupakan zat hablur/
kristalin yang ada dalam
kerak bumi, bersifat
homogen, mempunyai sifat
fisik dan kimia tertentu,
merupakan persenyawaan
anorganik dan mempunyai
susunan kimia yang tetap.
Mineral
• Dalam istilah ilmu kebumian bukan dalam istilah
yang lain (kesehatan)

• Syarat-syarat dikatakan mineral


 terbentuk secara alamiah
 anorganik
 padatan kristalin
 berkomposisi kimia tertentu
 mempunyai sifat fisik tertentu
Unsur-unsur simetri kristal antara lain:

1) bidang simetri: bidang yang membagi dua


bagian yang sama, terdiri bidang horizontal,
vertikal, intermediate
2) sumbu simetri: sumbu simetri merupakan garis
sumbu perputaran kristal bila kristal diputar
pada sudut-sudut tertentu akan kembali
seperti kedudukan semula
3) pusat simetri: titik dalam kristal yang memiliki
jaraka sama dengan bidang-bidang kristal
yang saling berhadapan.
Simbol bidang kristal
1) Adalah gambar, huruf dan angka yang
menunjukkan parameter kristal
2) Simbol berupa gambar (Weiss)
3) Simbol berupa tulisan (Miller), dikenal
MILLER INDICES
4) Contoh parameter Weiss = 2a:b:3c,
ditulis dalam Miller Indices
½,1/1,1/3=3/6,6/6,2/6 atau 362
Bentuk kristal
1) Bentuk dasar : bentuk tunggal,
sederhana, semua bidang muka
kristalnya sama dan sebangun
2) Bentuk kombinasi: beberapa bentuk
dasar berlaianan yang membentuk
bentuk kombinasi
3) Bentuk kembaran
Perawakan kristal
1) Merambut (capillary)
2) Membenang (filliform)
3) Menjarum (acicular)
4) Membilah (bladed)
5) Memapan (tabular)
6) Mendaun (foliated)
7) Melapis (lamellar)
8) Membulu (plumose)
9) Membata (blocky)
10)Meniang (columnar)
Sifat fisik mineral;
1) crystal habit (a. equant, b. 7) luster :the manner in which
fibrous, c. b;added, and d a mineral reflects light
prismatic) 8) hardness (1. talc, 2 gyps, 3.
2) cleavage ( a. two cleavages, calcite, 4. flourite, 5. apatite,
b. three cleavage planes, 6. orthoclase, 7. qurtz,
and c. four cleavage planes). 8.topaz, 9. corrundum, 10.
3) fracture (conchoidal fracture, diamond).
splintery, fibrous fragments, 9) specific gravity(s.g > 2,9 
irregular fractures). heavy minerals, s.g. < 2,9 
4) color light minerals)
5) streak :color of a fine powder 10)other properties: acid,
of a miner magnetism, electricity,
radioactivity, fluorescence,
and phosphorescence.
Belahan
Apakah belahan atau cleavage itu?
Pecah mengikuti permukaan sesuai dengan struktur
kristalnya. Jadi belahan selalu sejajar permukaan
kristal.
Belahan dapat dikategorikan menjadi baik tidaknya
bidang belahan:
1)belahan sempurna: mika
2)belahan bagus: kalsit
3)belahan kurang bagus: fluorit
Belahan dapat dikategorikan berdasar arah, yaitu:
1) Satu arah (pinakoid/basal): mika
2) Dua arah (prismatik): piroksin, amfibol
3) Tiga arah (rombohedral): kalsit
4) Empat arah (oktahedral) : fluorit
5) Enam arah (dodekahedral) : granat
• Belahan menunjukkan 3 arah yang tidak sama
satu sama lain, misal pada mineral dengan kristal
orthorombik, triklin, monoklin.
• Belahan menunjukkan 3 arah saling tegak lurus
satu sama lain misal pada mineral dengan kristal
orthorombik.
Setiap Mineral mempunyai bentuk kristal tertentu
Sistem Kristal

ISOMETRIK HEKSAGONAL
TETRAGONAL beril
Pirit idokras

ORTOROMBIK MONOKLIN TRIKLIN


barit gipsum axinit
Bentuk perawakan
mineral
garnet

pirit
Pecahan (Fracture)
Apakah itu?
Apabila mineral diberi tekanan cenderung pecah. Pecahan
dapat dilihat dari bentuk bidang pecahan, apabila mineral
mendapat tekanan dari luar:
1) Konkoidal : pecahan mineral yang membentuk
seperti rumah siput (shell), spt: kwarsa, obsidian dan
opal,
2) Splintery: pecahan mineral yang terbentuk runcing-
runcing seperti pada amfibol,
3) Earthy: pecahan mineral seperti tanah misal pada
kaolin,
4) Hackly: pecahnya mineral seperti hancurnya besi
yang mendapat tekanan/pukulan.
Kekerasan (hardness) KEKE- MINERAL KEKE- MINERAL

Kekerasan adalah daya tahan mineral terhadap RASAN RASAN

goresan. Banyak para ahli mineralogi membuat 1. TALK 6. Ortoklas


2. GIPSUM 7. KWARSA
skla kekerasan. Salah satunya adalah Mohs
3. KALSIT 8. TOPAS
(Australia) pada tahun1822 mengkategorikan 4. FLUORIT 9. KORUNDUM
skala kekerasan menjadi 10 tingkatan. 5. APATIT 10. INTAN
INTAN

KEKERASAN
DAYATAHAN
DAYA TAHANMINERAL
MINERAL
TERHADAP GORESAN
TERHADAP GORESAN
BENDA TAJAMPADA
BENDA TAJAM PADAPER
PER
KORUNDUM

MUKAANMINERAL
MUKAAN MINERAL
DARILUAR.
DARI LUAR.
DITESTDENGAN
DITEST DENGAN
ORTHOKLAS

“SKALAMOHS”
MOHS”
TOPAS

KWARSA

“SKALA
APATIT

FLORIT

KALSIT

GIPSUM

TALK
10 9 8 7 6 5 4 3 2 1
SKALA MOHS
Dalam kehidupan sehari-hari kekerasan dapat
dipraktekkan seperti berikut.
1) Kuku jari mempunyai kekerasan = 2,5
2) Pisau lipat mempunyai kekerasan = 5,5
3) Benda terasa lemak, kekerasan = 1,0
4) Kekerasan = 2 mineral dapat digores dengan kuku
5) Kekerasan = 3 mineral dapat dipotong dengan pisau
6) Kekerasan = 4 mineral agak mudah digores dengan pisau
7) Kekerasan = 5 mineral agak sukar digores dengan pisau
8) Kekerasan = 6 mineral tidak dapat digores dengan pisau
Tenacity
Tenacity adalah sifat dalam mineral terhadap tekanan.
Tenacity merupakan sifat mineral yang tergantung pada
kekuatan kohesi atom-atom penyusun mineral:
> Malleable > Flexible
> Ductile > Elastis
> Sectile > Brittleness.

1) Malleable: dapat digepeng-gepeng dengan palu (umumnya dipunyai


oleh “native element (elemen tunggal) seperti: emas, perak, tembaga,)
2) Ductile: dapat dirubah bentuk dengan suatu tekanan/nyala api seperti:
emas, perak, tembaga, besi, dan kelompok elemen tunggal lainnya.
3) Sectile: dapat dipotong dengan pisau dalam keadaan dingin seperti:
gipsum, kalsit
4) Flexible; dpt dibengkok, dan setelah tenaga hilang, bentuk tetap
bengkok
5) Elastis: dpt dibengkok, dan setelah tenaga hilang, bentuk kembali spt
semula
6) Brittleness: apabila kena tekanan, mineral akan pecah-pecah menjadi
fragmental.
Berat jenis (BJ)
Berata jenis adalah angka yang menyatakan berapa kali berat suatu benda jika
dibandinkan dengan berat air dengan volume yang sama dengan volume benda
itu. Bj tidak bersatuan. Meskipun demikian di beberapa negara ada juga yang
memberi satuan misal gram/cc atau lbs/ cubic ft, karena proses mengukurannya
membutuhkan parameter unit berat dan volume.

W1 L (W2-W1)
SG = ------------- x L SG = ----------------------x L
W1 – W2 (W4 – W1)(W3-W1)

Catatan:
Catatan: SG = Specific grafity
SG = Specific grafity W1 = berat piknometer kosong
W1 = berat mineral diudara W2 = berat piknometer+ mineral
W2 = berat mineral dalam cairan W3 = berat piknometer berisi
L = kerapatan cairan mineral dan cairan
W4 = berat piknometer berisi
cairan
Contoh BJ mineral dan batuan:
• Emas 19,3
• Platina 21,4
• Perak 10,5
• Tembaga 8,5
• Besi 7,3
• Granit 2,5 -2,7
• Andesit 1,6 – 2,6
• Diorit 2,8 – 2,9
Kilap
Apakah kilap itu?
Kilap adalah sifat optik yang mempunyai hubungan
erat dengan peristiwa pemantulan atau pembiasan.
Ada beberapa macam kilap, yaitu kilap logam, kilap
bukan logam dan kilap setengah logam.
Kilap logam
Mineral-mineral yang apat menyerap pancaran sinar
secara kuat, umumnya memiliki kilap logam (metalic
luster). Index biasnya (n) lebih dari 3, contohnya kilap
logam murni (native) serta sebagian besar sulfida
logam, emas, perak, platina, besi, hematit.
Kilap bukan logam (non metalic luster),contohnya:
1)Kilap kaca (vitreous), mis: kwarsa
2)Kilap intan (adamantin), mis: zircon, belerang,rutile,
intan, casiterit, spalerit
3)Kilap lemak (greasy)
4)Kilap lilin (waxy)
5)Kilap sutra (silky), mis: fibrous aggregates
6)Kilap mutiara (pearly)
7)Kilap seperti lempung (dull) = earthy.
Warna mineral
Apakah warna mineral itu?
Warna mineral ditimbulkan karena penyerapan
beberapa jenis panjang gelombang yang membentuk
cahaya putih, jadi warna itu timbul sebagai hasil dari
pada cahaya putih yang dikurangi oleh beberapa
panjang gelombang yang terserap.
Sebab-sebab timbulnya warna mineral:
1. Komposisi kimia mineral
2. Struktur kristal dan ikatan ion
3. Pengotoran (impurities) pada mineral,
4. Perbedaan panjang gelombang yang diserap
Transparency
Transparency adalah sifat mineral terhadap daya
tembus cahaya
Daya tembus cahaya:
1)Transparent (tembus cahaya)
2)Translucent (sifat padangan yang kabur)
3)Sub transparent (setengah tembus cahaya)
4)Opaque (tidak tembus cahaya)
Warna specific akibat permainan sinar:
1)Opallescence: pantulan seperti mutiara atau satu drop air susu
kedalam air dalam gelas
2)Iridescence: adanya serangkaian prismatik baik di permukaan
maupun didalam mineral. Ini terjadi karena:
1) adanya kembaran (twin) dalam mineral
2) adanya film (coating) material di permukaan
3)Asterism: seperti refleksi sinar berbentuk bintang
4)Fluorescence: adanya emisi cahaya pada saat yang bersamaan
dengan iradiasi.
5)Phosphorescence: emisi cahaya yang terus menerus setelah
iradiasi berakhir,
6)Thermoluminescence: mineral setelah dibakar masih kelihatan
bara apinya,
7)Triboluminescence: mineral apabila digosok atau dipukul
dengan palu timbul percikan api,
Sifat mineral yang lain antara lain:
1)Sifat optic, yaitu menggunakan cahaya yang sud
terpolarisasi. Tentu saja dengan mikroskop polarisasi. Pa
mikroskop polarisasi terdapat kondensor pengumpul sin
diafragma pengatur jumlah sinar, cermin pemantul sin
polarisator untuk memperoleh sinar yang terpolarisasi, m
obyek berlubang tengah untuk memperoleh sinar ya
dapat diputar, klem penjepit preparat mineral, len
obyekstif, lensa bertrand untuk mengetahui sumbu op
dan lensa okuler.
2)Sifat yang dipengaruhi panas, yaitu berkaitan deng
pemuaian, dan titik lebur.
Lanjutan….
3)Sifat magnet, yaitu gaya tarik kemagnetan terhadap
mineral sejenis lainnya, seperti magnetit, dan pyrotit,
diukur dengan alat magnetometer.
4)Sifat elektrikal, yaitu sifat kelistrikan yang ditimbulkan
karena pemanasan, dan gesekan.
5)Sifat rasa cecap, dan bau ( taste, odor). Rasa cecap
contohnya mineral halit (NaCl) yang asin, rasa bau
contohnya mineral belerang (S) yang berbau spesifik.
Jenis magma
1). Jenis magma granit: 2). Jenis magma syeinit:
• Susunan mineral: • Hampir sama dengan
kwarsa, ortoklas, GRANIT tetapi tidak
plagiolas (jumlah mengandung/sedikit
sedikit) Kwarsa.
• Warna mineral gelap • Batuan lelehan
(tua) : biotit dan SYEINIT disebut
hornblende porfir syeinit atau
• Mineral aksesor : Trachyt.
apatit, magnetit, zirkon, • Mineral aksesor:
ilmenit dan titanit. apatit, zirkon, titanit.
3). Jenis magma diorit: 4). Jenis magma gabro:
• Bertambahnya • Mineral utama
mineral Ferro- pembentuk batuan:
Magnesium  warna piroksin dan olivin 
lebih tua (gelap). warna hitam
• Feldspat umumnya • Batuan lelehan :
plagioklas BASALT
• Mineral Femis :
piroksin dan amfibol
• Mineral akessor:
apatit dan zirkon.
• Batuan lelehan:
Andesit.
Senyawa Granit Basal Andesit
kimaia
SiO2 72 50 55
TiO2 0,25 2 0,9
Al2O3 13 14 18
Fe2O3 1,25 3 1,4
FeO 3,2 9 7
MnO 0,1 0,2 0,16
MgO 0,3 6 3
CaO 1,9 10 7,5
Na2O 2 2 4
Sifat Batuan dan Komposisi Mineral
Utama
Genesa mineral
Mineral merupakan hasil akhir dari proses alam yang kompleks.
Karakteristiknya, lingkungan geologinya, mineral asosiasinya merupakan
tanda yang menerangkan kondisi sebenarnya dimana mineral terbentuk
dan kemungkinan yang akan datang.

Lingkungan terjadinya mineral Ada 7 mineral yang terjadi dalam batuan


Batuan beku beku:
Pegmatit 1. Kuarsa
Veinhydrotermal 2. Feldspar
Endapan hotspring serta fumarol 3. Felspathoid
4. Pyroxene
5. Hornblende
6. Biotit
7. Olivine
Pegmatit
Lelehan sisa kristalisasi magma merupakan cairan silikat kaya
dengan alkali dan aluminium, berair serta beruap (volatile).
Tekanan volatil mendorong cairan ke permukaan bumi dan
membentuk mineral di urat-urat (vein) hydrotermal.
- Mineral pegmatit memiliki tekstur butir yang sangat kasar,
berbentuk pipa (tabular)
Endapan hydrothermal: mineral terbentuk pada urat-urat
(vein) panas, dibedakan menjadi 3:
1)Hyphothermal : 300 – 500 °C : caseterit, molybdenit, topaz,
kuarsa
2)Mesothermal : 200 – 300 °C: besi, zink, timbal, calsit, siderit.
3)Epithermal : 50 - 200 °C : antimony, mercury, perak, emas.
Endapan mataair panas:
1)Mineral terbentuk di mata air panas adalah opalin silica
2)Mineral pada fumarol adalah sulfur dan chlorida
Lingkungan mineral sedimen:
1)Resistat: mineral tahan lapuk (kursa)
2)Hydrolisat: berbeda komposisi kimia dan mineralogi
3)Oxidat : besi dan mangaan oksida
4)Reduzat : sedimentasi sulfida (sulfur, siderit)
5)Presipitat: dolomit, calsit.
6)Evaporit: CaSO4, NaCl, MgCl, KCl.
Lingkungan metamorfik:
1)Tenaga pendorong dalam metamorfik adalah panas,
tekanan, dan kerja larutan kimiawi
2)Terjadi pada kedalaman 6 hingga 7 km pada suhu 150
°C
Deskripsi mineral
Berikut ini adalah beberapa contoh mineral yang dideskripsikan dengan
bebrapa sifat fisik dan optis mineral.

Emas: Perak:
1)Sistem kristal : isometrik 1)Sistem kristal : isometrik
2)Belahan : tidak ada 2)Belahan : tidak ada
3)Kekerasan : 2,5 – 3 3)Kekerasan : 2,5 – 3
4)Bj : 19,3 4)Bj : 10,5
5)Kilap : logam 5)Kilap : logam
6)Warna : kuning 6)Warna : putih
7)Optik opaque 7)Cerat : putih
8)Terdapat: urat-urat 8)Optik opaque
hidrotermal bersosiasi 9)Terdapat: zone oksidasi
dengan mineral sulfida dari endapan bijih sulfida,
terbentuk karena proses
hidrotermal
Tembaga: Platina:
1)Sistem kristal : isometrik 1)Sistem kristal : isometrik
2)Belahan : tidak ada 2)Belahan : tidak ada
3)Kekerasan : 2,5 – 3 3)Kekerasan : 4 – 4,5
4)Bj : 8,9 4)Bj : 21,4
5)Kilap : logam 5)Kilap : logam
6)Warna : merah muda 6)Warna : putih
7)Cerat : hitam 7)Cerat : abu-abu
8)Optik opaque 8)Optik opaque
9)Terdapat: zone oksidasi 9)Terdapat: pemisahan
dari endapan bijih sulfida dalam batuan-batuan
magma ultrabasa dan di
dalam endapan letakan
(places)
Besi: Belerang :
1)Sistem kristal : isometrik 1)Sistem kristal : ortorombikβ
2)Belahan : tidak ada 2)Belahan : tidak sempurna
3)Kekerasan : 4 sampai 3)Kekerasan : 1,5 - 2,5
hitam 4)Bj : 2,1
4)Bj : 7,3 – 7,8 5)Kilap : mendamar sampai
5)Kilap : logam melemak
6)Warna : abu-abu besi 6)Warna : kuning sampai coklat
7)Cerat : abu-abu 7)Cerat : putih
8)Optik : n = 2,36 8)Optik:kompleks α, β,γ tertentu
9)Terdapat: terdapat 9)Terdapat: zone oksidasi dari
dalam batuan meteorik, endapan bijih sulfida, terbentuk
sedikit dalam batuan basal karena proses hidrotermal
Intan: Halit:
1)Sistem kristal : isometrik 1)Sistem kristal : isometrik
2)Belahan : sempurna 2)Belahan : sempurna
3)Kekerasan : 10 3)Kekerasan : 2,5
4)Bj : 3,5 4)Bj : 2,16
5)Kilap : intan --- lemak 5)Kilap : kaca
6)Warna : bening, putih, 6)Warna : bening, kekuningan,
kebiruan, abu-abu, kuning, kenerahan, biru, keunguan
coklat, oranye, merah, hijau, 7)Cerat : bening sampai putih
hitam 8)Terdapat: dalam endapan
7)Optik : cerah n = 2,4 berubah bentuk oleh evaporit
8)Terdapat: pada breksiasi, dari air laut yang tertutup lagun.
serpentin, endapan bawah
laut.
Fluorit: Korundum:
1)Sistem kristal : isometrik 1)Sistem kristal : trigonal
2)Belahan : sempurna 2)Belahan : tidak ada
3)Kekerasan : 4 3)Kekerasan : 9
4)Bj : 3,18 4)Bj : 6,14
5)Kilap : kaca 5)Kilap : intan sampai kaca
6)Warna : ungu sampai biru, 6)Warna : variasi
hijau 7)Cerat : putih
7)Cerat : putih 8)Optik kompleks
8)Optik : bening sampai 9)Terdapat: sebagai mineral
ungu muda n: 1,4 pengiring dalam formasi syenit
9)Terdapat: sebagai nefelin. Proses metamorfosa
mineral pengiring dalam dalam batuan gamping
formasi hidrotermal akhir
dari granit
Hematit: Kalsit:
1)Sistem kristal : trigonal 1)Sistem kristal : heksagonal
2)Belahan : tidak ada 2)Belahan : sempurna
3)Kekerasan : 5 - 6 3)Kekerasan : 3
4)Bj : 4,9 - 5,2 4)Bj : 2,71
5)Kilap : logam 5)Kilap : kaca
6)Warna : abu- hitam 6)Warna : bening atau putih
7)Cerat : merah gelap 7)Cerat : putih
sampai coklat merah 8)Optik kompleks
8)Optik opaque 9)Terdapat: sebagian besar
9)Terdapat: sebagai mineral terbentuk di laut sebagai nodul
pengiring dalam formasi dalam batuan sedimen. Urat
granit. Proses metamorfosa hidrotermal sebagai mineral
kontak. Diperkirakan gang, di dalam berbagai batuan
sublimasi dari kegiatan beku.
vulkanis.
Dolomit: Gipsum:
1)Sistem kristal : 1)Sistem kristal : monoklin
heksagonal 2)Belahan : sempurna
2)Belahan : sempurna 3)Kekerasan : 2
3)Kekerasan : 3,5 - 4 4)Bj : 2,32
4)Bj : 2,85 5)Kilap : kaca, mutiara, sutera
5)Kilap : kaca 6)Warna : bening atau putih,
6)Warna : bening atau putih keabuan
sampai krem 7)Cerat : putih
7)Cerat : putih 8)Optik kompleks
8)Optik kompleks 9)Terdapat: sebagai endapan
9)Terdapat: Terjadi dalam berasosiasi dengan batuan
lapisan batugamping gamping magnesium, halit, dan
magnesium. Sebagai anhidrit.
mineral gang urat
hidrotermal, di dalam
Muskovit: Talk:
1)Sistem kristal : monoklin 1)Sistem kristal : monoklin
2)Belahan : sempurna 2)Belahan : sempurna
3)Kekerasan : 2 – 2,5 3)Kekerasan : 1
4)Bj : 2,76 – 2,88 4)Bj : 2,7 – 2,8
5)Kilap : kaca sampai sutra 5)Kilap : mutiara sampai lemak
mutiara 6)Warna : hijau apel, abu, putih,
6)Warna : bening putih perak
7)Optik kompleks 7)Optik kompleks
8)Terdapat: mineral 8)Terdapat: terbentuk oleh
pembentuk batuan beku, di alterasi dari magnesium silikat,
batuan granit. seperti olevin, piroksen, dan
amphibol.
Hornblende: Kuarsa:
1)Sistem kristal : monoklin 1)Sistem kristal : heksagonal
2)Belahan : sempurna 2)Belahan : tidak ada
3)Kekerasan : 5 - 6 3)Kekerasan : 7
4)Bj : 3 – 3,4 4)Bj : 2,65
5)Kilap : kaca 5)Kilap : kaca
6)Warna : hijau gelap 6)Warna : bening - putih
sampai hitam 7)Optik kompleks
7)Optik kompleks 8)Terdapat: di batuan beku, dan
8)Terdapat: dalam batuan urat-urat logam hidrotermal.
beku dan metamorfosa.
Apatit: Ortoklas:
1)Sistem kristal : 1)Sistem kristal : monoklin
heksagonal 2)Belahan : sempurna
2)Belahan : tidak baik 3)Kekerasan : 6
3)Kekerasan : 5 4)Bj : 2,57
4)Bj : 3,15 – 3,20 5)Kilap : kaca
5)Kilap : kaca sampai sub 6)Warna : bening - putih
damar 7)gores : putih
6)Warna : hijau sampai 8)Optik kompleks
coklat, biru, violet, bening
9)Terdapat: di batuan beku
7)Optik kompleks granit, syenit, sedimen
8)Terdapat: di batuan beku, konglomerat, metamorfose.
sedomen, metamorfose
Kegunaan mineral
Mineral telah digunakan manusia sejak
lama. Kegunaan mineral dapat disaksikan
sehari-hari. Mineral pada mulanya diambil
langsung dari alam, kemudian pada tahap
berikut diolah dengan kombinasi bebrapa
mineral sehingga menghasilkan barang-
barang industri. Banyak barang industri
seperti barang rumah rumah tangga seperti
kompor, kulkas, TV, radio, tape, pisau,
piring, sendok, hingga kendaraan darat,
laut, udara adalah contoh barang kombinasi
beberapa mineral.
Mineral biji
Sering banyak orang menyebut mineral biji
untuk mineral logam dan bukan logam yang
dapat diubah dalam beberapa kegunaan.
Mineral logam contohnya besi, timbal,
aluminium, dan tembaga banyak digunakan
karena memiliki sifat malleability dan
ductility. Mineral bukan logam sebagian ada
yang langsung digunakan seperti halit, tetapi
ada yang harus diolah, seperti asbestos
yang harus dipisahkan dari serpentin.
Perhiasan
1) Banyak mineral digunakan untuk
perhiasan. Mineral-mineral itu adalah
2) intan dengan berbagai warna,
3) turmalin dan topaz juga berbagai warna,
4) ruby dengan warna merah dan biru-
merah,
5) emerald dengan warna hijau,
6) aquamarin dengan warna biru hijau dan
biru pucat,
7) amethyst dengan warna ungudan biru
violet.
Klasifikasi sumberdaya mineral :
Berdasarkan PP No. 27 Th. 1980 :
• Bahan Galian Strategis (Golongan A).
Minyak bumi, Bitumen cair, Gas alam, Lilin bumi {CnH2n}; Aspal,
Batubara, Antrasit {C}; Uranium (U), Radium (Ra), Thorium (Th)
dan bahan radioaktif lain; Nikel (Ni) dan Cobalt (Co).

• Bahan Galian Vital (Golongan B).


Besi (Fe), Mangan (Mn), Khrom (Cr), Titan (Ti) ; Bauksit
(Al2O32H2O), Tembaga (Cu), Timbal (Pb), Seng (Zn); Emas
(Au), Platina (Pt), Perak (Ag), Air raksa (Hg), Intan (C), Berillium
(Be), Korundum (Al2O3), Zirkon (ZrSiO4), Kristal kwarsa (SiO2) ;
Barit (BaSO4) ; Yodium (I), Brom (Br), Khlor (Cl), Belerang (S).

• Bahan Galian yang tidak termasuk a dan b (Golongan C/


bahan galian industri).
Nitrat (NO3-), Phospat (PO43-), Garam batu/halit (Na Cl),
Magnesit (Mg CO3), Pasir kwarsa (SiO2), Kaolin, Gips, Dolomit,
Tanah diatome (SiO2), pumice, Asbes, Talk, Bentonit, Oker,
Marmer, Batu kapur, Batu Permata, Batu Setengah Permata,
Tras, Obsidian, Perlit, Granit, Andesit, Basalt, Trakit, Tanah Liat,
Pasir dsb.
Menurut R.W. van Bemmelen (1970) :
1) Mineral Organik (Bagian A) : minyak dan gas bumi,
batubara dan aspal.

2) Bijih/Ores (Bagian B) : timah, emas dan perak, bauksit,


nikel, mangan, monasit, tembaga, timah hitam dan
seng, platina dan tungsten.

3) Mineral Industri (Bagian C) : fosfat, sulfur, yodium,


gamping/kapur, kaolin, trass, pasir dan lempung, batu
apung, intan.

4) Mineral yang Belum Diproduksi (Bagian D) : besi,


khromit, air raksa (merkuri), antimonit, molibdenit,
bismut, mika, felspar, jarosit.
Menurut M.T. Zen dan Brian J. Skinner (menurut kegunaannya):
A. Sesumber Mineral Logam :
1). Logam-logam berlimpah/abundant metals (kelimpahan lebih dari 0,01%).
Logam-logam yang berlimpah biasanya bergabung dengan silikon dan zat asam, kedua unsur
kerak yang paling banyak membentuk mineral-mineral silikat. seperti : albit, anorthit dan olivin
Mineral-mineral yang logamnya mudah diperoleh adalah oksida dan hidroksida seperti :
magnetit dan geothit biasa disebut limonit, siderit dan magnesit, besi, alluminium, mangan,
magnesium, chromium dan titanium.
2). Logam jarang/scarce metals (kelimpahan kurang dari 0,01%).
tembaga dalam kalkopirit, timah hitam/timbal dan seng dalam galena dan sphalerit, nikel dalam
bijih nikel garnierit, (sulfida Ni), Molibdenum dalam molibdenit, Perak dalam endapan urat
hidrotermal dan yang sangat khas adalah mineral itu bersatu dengan mineral-mineral timah
hitam, seng dan tembaga (sebagai hasil tambahan). Logam-logam jarang yang biasa terdapat
dalam keadaan asli, seperti emas placer emas (pasir yang mengandung emas), platinoid
(terdiri atas macam platinum, palladium, rhodium, ruthenium dan osmium). Logam-logam
jarang yang membentuk campuran yang mengandung oksigen seperti: timah putih dalam
mineral kasiterit , wolfram dalam wolframit dan skheelit merupakan mineral padat
terkonsentrasi dalam endapan placer.

B. Sesumber Mineral Non Logam (untuk Industri dan Bangunan) :


1). Mineral untuk bahan kimia, pupuk buatan dan keperluan khusus.
Mineral untuk pupuk buatan, antara lain : potasium yang terdapat dalam endapan air laut /hasil
evaporasi marin seperti : sylvit, karnalit, fosfor dalam apatit, belerang dari sour gas dan dari
pyrit. Mineral untuk persediaan kimia, seperti : garam dalam mineral halit.
2). Bahan bangunan.
3). Bahan bakar fosil.
4). Air.
Cebakan mineral dapat terjadi melalui beberapa cara
antara lain :
1) Hasil presipitasi dari air laut atau air danau, termasuk
jenis ini adalah sebagian dari bijih besi, garam, batu
gamping, batu pasir, gyps dan mineral fosfat.
2) Hasil endapan sungai sebagai akibat dari perbedaan
berat yang menyolo, seperti plaser emas di sungai atau
bekas aliran sungai, tambang timah di Bangka.
3) Kompaksi dan pengubahan bahan organik yang
menghasilkan batubara, minyak bumi dan gas alam.
4) Dibawa ke permukaan oleh aktivitas magma, atau
sebagai segregasi magma seperti : nikel, cebakan besi
dan khromit.
5) Proses metamorfosa kontak, bila suatu massa magma
naik dan menerobos batuan dinding di kiri-kanan akan
mengalami pendinginan dan di sini terjadi reaksi-reaksi
kimia dan terbentuklah mineral-mineral kontak seperti :
tembaga, seng dan timah hitam.
6) Mineral yang dibentuk dalam urat-urat, seperti emas
dalam urat-urat kwarsa di Cikotok.
Cadangan (reserve) dibedakan menjadi :
1) Cadangan Hipotetik (Hypothetical Reserve), adalah cadangan
yang bersifat deduktik/dugaan dari kemungkinan faktor-faktor
geologi yang mengontrolnya atau dugaan dari hasil penyelidikan
awal. Tingkat keyakinan cadangan 10 – 15 % dari cadangan yang
diduga.
2) Cadangan Tereka (Probable Reserve), adalah cadangan yang
perhitungannya didasarkan atas tinjauan lapangan dengan
tingkat keyakinan 20 – 30 % dari total cadangan yang ada.
3) Cadangan Terindikasi (Indicated Reserve), adalah cadangan yang
perhitungannya didasarkan atas penelitian lapangan dan hasil
analisis laboratorium dengan tingkat keyakinan 50 – 60 % dari
total cadangan yang terindikasi.
4) Cadangan Terukur (Measured Reserve), yaitu cadangan yang
perhitungannya didasarkan atas penelitian lapangan secara
sistematis dan hasil analisis laboratorium dengan tingkat
keyakinan cadangan 80 – 85 % dari total cadangan yang ada.
Proses terbentuknya bahan galian dan mineral :
• Kristalisasi magma.
• Pengendapan dari gas dan uap.
• Pengendapan kimiawi dan organik.
• Metamorfosis : pneumatolisis dan hidrotermal (Katili).
Menurut terbentuknya jenis endapan bahan galian itu dapat dibagi menjadi 3 (J.
Rainir Dhadar) :
A. Endapan Primer/endapan pertama
terjadi langsung dari magma. Dapat dibedakan :
a. Endapan magmatik
terjadi karena pembekuan dari magma itu sendiri setelah terjadi differensiasi
atau segregasi. Contoh: endapan besi atau endapan timbal.
b. Endapan hidrotermal
terjadi karena adanya larutan panas yang berasal dari magma, sehingga aterjadi
pengayaan endapan bahan galian. Contoh: Endapan timah hitam sebagai PbS,
Zinc dan emas. Terdapatnya dalam kerak bumi sebagai korok (dyke), urat
(vein) atau urat-urat halus.
c. Endapan kontak metasomatik
Terjadinya akibat persentuhan/kontak antara batuan dengan benda cair yang
mengandung mineral-mineral tertentu. Contoh: endapan besi tipe magnetit
(Fe3O4), emas (Au), kalkopirit (CuFeS).
Biasanya dapat ditemukan diantara batuan yang bersentuh itu dalam batuan
kontak itu sendiri. Batuan pertama biasanya batu gamping atau batuan sedimen
lain. Sedangkan yang baru cukup beraneka, kadang granodiorit, dasit atau
lainnya.
Yang dimaksud batuan kontak adalah batuan yang terdapat diantara atau di
sekitar tempat terjadinya endapan itu. Batuan ini banyak amengandung mineral
kontak, seperti : epidot dan garnet. Banyak contoh endapan primer lainnya,
seperti magmatit dan pegmatit.
B. Endapan Sekunder
endapan tidak terjadi langsung dari magma, tetapi melalui pembentukan batuan
ultra basa lebih dahulu.
Cntoh : nikel di Sulawesi Tengah yang pengayaannya terjadi setelah pelapukan,
terjadinya pembersihan dari unsur-unsur lain, seperti : K, Fe, Ca dan lain-lain dari
batuan ultra basa.
Selain dari itu dikenal endapan lain yaitu endapan alluvial. Contoh: endapan emas
di Logas (Riau daratan), endapan kasiterit di Bangka dan Belitung. Endapan itu
terjadi karena adanya pemisahan dari batuan asalnya dan kemudian mengumpul
di suatu tempat mineral-mineral tertentu, seperti : kwarsa, emas dll. Endapan itu
langsung berasal dari magma, dan kemudian terjadi proses-proses kimia alam
(pelapukan) dan juga proses dinamis (pengumpulan dari mineral-mineral tertentu
di suatu tempat).

C. Endapan Sedimen
terjadi hampir sama dengan endapan batuan sedimen biasa. Jadi endapan bahan
galian ini juga merupakan lapisan, contoh : endapan batubara. Endapan batubara
banyak sekali ditemukan di Kepulauan Indonesia. Endapan yang baik dan
jumlahnya banyak yang telah dikerjakan sampai sekarang adalah endapan
batubara di daerah Ombilin dan Bukit Asam.
Endapan sedimen yang lain adalah endapan mangan, tembaga dan lainnya.
Menurut analisis dari batuan beku, maka batuan beku itu mengandung 0,078%
Mn. Batuan inilah secara proses kimia dilarutkan, ditransport dan diendapkan
sebagai endapan sedimen. Endapan mangan yang terdapat di pulau Jawa
adalah yang merupakan endapan sedimen.
Minyak Dan Gas Bumi
• petroleum (petro = batu dan oleum = minyak) --- minyak yang
terdapat dalam bumi.

• Minyak dan gas bumi merupakan senyawa hidrokarbon. Pada


umumnya minyak bumi terdiri dari 80 – 85 % unsur C (karbon), 20 – 15
% unsur H (hidrogen). Unsur lain seperti oksigen, nitrogen, belerang
terdapat kurang dari 5% dan kadang kurang dari 1%.

• Petroleum didefinisikan sebagai suatu campuran kompleks yang


terutama terdiri dari zat hidrokarbon yang terdapat secara alam dan
dapat berupa cairan, gas atau padat, yaitu minyak mentah dan gas
alam serta aspal alam yang komersial di dalam industri minyak.

• Istilah petroleum juga dipakai secara bersamaan dengan istilah


bitumina yang terdiri dari zat padat atau setengah padat yang
biasanya terdiri dari hidrokarbon berat (aspal, ter, albertit, gilsonit dll).
Hidrokarbon yang larut dalam karbondisulfida (CS2) dinamakan
bitumina, sedangkan yang tak larut dinamakan non bitumina.
• Di dalam reservoir, gas bumi bisa terdapat sebagai larutan yang berkisar dalam jumlah sangat
sedikit sekali sampai meliputi 100% dari resevoir. Gas bumi tersebut biasanya terdiri
hidrokarbon alam yang bertitik didih rendah (dapat terdiri atas gas hidrogen, nitrogen atau
karbondioksida).

Berbagai macam gas bumi dapat terjadi sebagai :


1) gas bebas, sama sekali merupakan fase bebas,
2) gas terlarut dalam minyak

karena gas dan minyak bumi adalah hidrokarbon, maka wajar jika jumlah gas yang larut dalam
minyak bumi tergantung dari sifat kedua zat tersebut dan juga dari tekanan dan temperatur di
dalam reservoir.
Denga berapa kekecualian, semua minyak bumi yang terdapat di dalam reservoir mengandung
gas dalam larutan dari hanya beberapa m3 sampai ribuan m3.

Untuk setiap m3 minyak bumi, jumlah gas yang terlarut di dalamnya dinyatakan dalam
perbandingan gas – minyak (Gas – Oil Ratio).

Jika gas hanya terdapat dalam jumlah sedikit, maka dapat dipisahkan segera setelah dihasilkan
dari sumur pemboran, dengan alat “gas-separator” dan kemudian dibakar.

Jika jumlahnya cukup banyak, gas tersebut dapat digunakan untuk dikomersialkan atau
dipompakan kembali ke dalam reservoir. Di bawah kedalaman 2.000 m biasanya keadaan
reservoir mempunyai temperatur dan tekanan yang tinggi, sehingga secara fisik gas dan
minyak bumi tidak bisa dibedakan. Dalam keadaan demikian didapatkan reservoir kondensat.
Teori Asal Pembentukan Minyak dan Gas Bumi
1. Teori Asal An-organik
a. Teori Alkali Panas dengan CO2 (Berthelot, 1866)
di dalam bumi terdapat logam alkali dalam keadaan bebas dan temperatur yang tinggi. Bila
karbondioksida (CO2) dari udara bersentuhan dengan alkali panas ini, maka asetilen dapat dibentuk
dengan persamaan sebagai berikut :
Ca + H2O ----------- H2 + CaO
5 Ca + 2 CO2 ------- Ca C2 + 4 CaO CaO + H2O ------- Ca (OH)2
CaC + H2O --------- C2H2 + CaO Ca (OH)2 + CO2 ------- CaCO3 + H2O
3 C2H2 ----------- C6H6 (Benszen).

Menurut Berthelot, hidrokarbon lainnya dapat terjadi dengan reaksi berangkai antara hidrokarbon yang
terjadi dengan penambahan hidrogen. Jadi berdasarkan bersatunya air panas dengan logam alkali,
hidrokarbon mempunyai kecenderungan membentuk bahan yang lebih padat atau lebih kompleks.
Variasi lain dari teori ini adalah adanya besi yang panas di dalam kerak bumi, yang karena aksi
karbondioksida di atas. Air yang mengandung asam karbonat biasanya datang dari laut yang masuk ke
dalam kerak bumi melalui rekahan-rekahan.
Kelemahan teori ini adalah tidak adanya bukti terdapatnya logam alkali dalam keadaan bebas dalam
kerak bumi.

b. Teori Karbida Panas dengan Air (Mendeleyeff, 1877).


dalam kerak bumi terdapat karbida besi. Air yang masuk dalam kerak bumi membentuk
hidrokarbon yang menjadikan minyak bumi. Teori ini didasarkan atas suatu pengetahuan
bahwa kalsium karbida ditambah air akan membentuk gas asetilen, yakni salah satu gas
hidrokarbon seperti yang dipakai tukang las. Teori ini kurang mendapat sambutan karena
pada kenyataannya tidak ada bukti kuat bahwa di kerak bumi terdapat karbida besi.
c. Teori Emanasi Volkanik (von Humbolt, 1805).
Pada mulanya dikemukakan oleh von Humboldt, kemudian dikembangkan oleh Virlet d’
Aoust (1934), Silvertri (1877 – 1882) dan oleh Coste (1903).
Teori ini mulanya didasarkan atas perkiraan bahwa gunung api lumpur merupakan gunung
api yang sebenarnya. Teori ini diperkuat oleh pengamatan di Meksiko, yakni terdapatnya
minyak bumi di dalam batuan volkanik dan juga didasarkan atas adanya gas metan (CH4)
di dalam emanasi gunung api. Hal ini diperkuat terutama oleh Silvestri yang menemukan
minyak cair dan parafin yang padat dalam rongga-rongga lava basaltis di Gunung Etna.
Brun (1909) pada studinya mengenai gunung api di pulau Jawa, misalnya Gunungapi
Papandayan menganggap bahwa minyak bumi di Jawa berasal dari gunung api.
Coste (1903) mendukung pendapat di atas dan mendasarkan teorinya atas :
1) banyaknya contoh terdapatnya karbon dan hidrokarbon dalam batuan beku yang tua
ataupun dalam gunungapi pada masa kini.
2) adanya analogi antara emanasi dan gejala volkanik dengan hasil serta keadaan dalam
semua lapangan minyak dan gas.
3) tidak memadainya teori organik untuk menerangkan banyak hal, antara lain bahwa
atmosfer di zaman pra-kambrium sangat kaya akan karbon dan karenanya juga banyak
sekali unsur C ini larut dalam magma di dalam kerak bumi.
Coste menganggap zat organik dalam batuan sedimen tidak cukup untuk membentuk
minyak bumi, terutama tumbuh-tumbuhan yang tidak ada sebelum zaman karbon. Coste
menganggap bahwa hidrokarbon berasal dari magma dan keluar melalui patahan yang
menghasilkan gunung api lumpur dan juga gunung api volkanik.
d. Hipotesis Kimia.
Teori anorganik yang sudah surut pada awal abad ke XX diungkap kembali oleh Porfir’ev
(1974, Rusia) dan di Amerika Serikat oleh Marx (1964), sebagai “teori baterai”, yang
menyatakan bahwa di bawah kerak bumi terdapat kombinasi antara air, granit dan
sulfida besi yang bertindak sebagai suatu baterai besar, dengan grafit sebagai penyalur
listrik’ akibat reaksi ini, air terurai dan menghasilkan hidrogen yang beraksi dengan grafit
membentuk hidrokarbon. Suatu seri hidrokarbon dapat dibentuk, misalnya minyak, lilin,
parafin dan zat-zat lain yang khas untuk minyak bumi. Sir Robert Robinson (1964)
percaya bahwa minyak bumi terbentuk dari dua asal ; sebagian asal biologi (organik)
dan sebagian lain asal abiologi (anorganik).

e. Hipotesis Asal Kosmik


Penganut hipotesis kosmik mencari sumber penyebab terjadinya minyak bumi di luar
bumi, sedangkan mereka yang menganut hipotesis volkanik mencari di dalam bumi.
kedua-duanya harus melihat ke angkasa luar ke dalam tata surya untuk mencari sumber
terakhir dari hidrogen dan karbon atau dari hidrokarbonnya sendiri. menurut hipotesis ini
semua bahan yang ada di bumi harus datang juga dari luar planet. Teori didasarkan atas
spekulasi bahwa dalam atmosfer planet terdapat hidrokarbon, terutama metan. Planet
tersebut adalah Venus, Mars, Saturnus dan Uranus dengan seluruh satelitnya. Teori
asal kosmik dari hidrokarbon diperkuat juga dengan ditemukannya hidrokarbon di dalam
meteorit. Salah satu segi teori kosmik adalah adanya kemungkinan bahwa hidrokarbon
merupakan konstitusi salah satu unsur bumi yang masih primitif, yang kemudian
membentuk zat hidup sendiri. Dalam hal ini timbul suatu pendapat bahwa bukan saja
hidrokarbon, tetapi kehidupan sendiri berasal dari kosmik. Dengan demikian kehidupan
di bumi ini berasal dari organisme yang berada di luar bumi. Juga kesimpulan yang lain
adalah bahwa atmosfer bumi ini semula terdiri dari hidrokarbon yang kemudian
membentuk kehidupan dan kemudian kehidupan itu menimbulkan atmosfer
sebagaimana kita kenal sekarang.
B. Teori Asal Organik
Teori ini diterima oleh kebanyakan ahli geologi, namun belum memecahkan semua persoalan
yang timbul. Persoalan tersebut antara lain mengenai sumber bahan organik : apakah berasal
dari hewan atau tumbuhan, apakah berasal dari zat organik lautan atau bukan lautan. apakah
zat organik ini terurai menjadi minyak bumi ataukah minyak bumi terbentuk dari sintesis
hidrokarbon yang berada dari zat organik saja. Juga cara transformasi minyak bumi belum
diketahui secara pasti. Masalah lain diantaranya adalah migrasi minyak bumi dalam batuan,
tidak adanya stadium peralihan antara zat organik dengan minyak bumi. Lain halnya dengan
batubara, dimana dari mulai kayu ke batubara terdapat zat-zat perantaranya.
• P.G. Macquir (1758, Perancis) mengemukakan bahwa minyak bumi berasal dari tumbuh-
tumbuhan dan berhubungan dengan cara terbentuknya batubara. Teori organik ini boleh
dikatakan diterima oleh kebanyakan ahli geologi, walaupun beberapa ahli berpendapat bahwa
bukan hanya tumbuh-tumbuhan yang membentuk minyak bumi, tetapi daun-daunan cemara
juga dapat merupakan sumber penting bagi minyak bumi, bahkan perlu ditambah juga dengan
zat hewan (Lesley, 1865). Lesquereux berpendapat bahwa tumbuhan dan rerumputan laut juga
sebagai bahan asal minyak bumi. Orang yang pertama kali mengemukakan bahwa minyak
bumi berasal dari zat hewan adalah Haquet (1794, Perancis) yakni moluska dan ikan.
• Teori yang paling mendalam adalah yang dikemukakan oleh H. Hofer dan C. Engler, dengan
percobaan “ Engler-Hofer” percobaannya dengan mengadakan destilasi daging kerang dan ikan
pada temperatur 300 – 4000 C di bawah tekanan 10 atmosfer dan berhasil membuat zat yang
menyerupai minyak bumi. Teori ini kemudian mendapat dukungan yang lebih kuat sampai
dengan abad ke 20, setelah American Petroleum Institute (API) mengadakan penelitian yang
luas dan mendalam dipimpin oleh Parker Trask, mengenai asal organik minyak bumi.
• Hierarki tahapan pembentukan minyak dan gas bumi antara lain :
plankton ---- saprofil ---- batuan induk (saprofil + lempung/serpih) ----- minyak + gas bumi -----
batuan reservoir dengan struktur perangkap.
Lokasi Minyak dan Gasbumi
1. Minyak bumi pada permukaan.
• ditemukan terutama sebagai rembesan (seepages), danau aspal, sumber atau sebagai
pasir yang jenuh dengan minyak bumi. Ia berada dalam rongga-rongga atau pori-pori
batuan. Rembasan tidak mempunyai nilai ekonomi, tetapi bisa menunjukkan daerah
kemungkinan adanya minyak bumi di bawah permukaan. Minyak pada permukaan yang
masih aktif yaitu minyak keluar sebagai sumber bersama-sama dengan air, keluar
ataupun merembas secara pelan untuk kemudian membentuk suatu danau aspal atau
dapat pula keluar secara aktif dari suatu gunung api lumpur. Sedangkan yang telah mati
atau tak aktif lagi dapat merupakan batu pasir yang dijenuhi oleh bitumina, suatu zat
semacam aspal yang merupakan sisa atau residu penguapan fraksi ringan dari suatu
minyak bumi.

2. Minyak bumi dalam kerak bumi


• Di dalam kerak bumi, minyak bumi selalu didapatkan dalam lapisan berpori. Suatu
akumulasi minyak selalu terdapat di dalam suatu reservoir. Suatu reservoir adalah
wadah/tempat minyak bumi terkumpul (cebakan). Istilah lain untuk reservoir yang
bersifat batuan yang seluruhnya dijenuhi oleh minyak bumi adalah telaga minyak atau
kolam minyak (oil pool), yang berarti satuan minyak terkecil yang mengisi reservoir itu
sendiri dan berada dalam suatu sistem tekanan yang sama. Sesungguhnya reservoir
mempunyai arti lebih luas lagi dan juga bagian reservoir tidak seluruhnya harus selalu
diisi oleh minyak, sedangkan telaga minyak adalah bagian suatu reservoir yang
seluruhnya terisi oleh minyak. Dalam bahasa Inggris terdapat pula istilah “oil pay” , yaitu
lapisan yang mengandung minyak (yang membayar biaya pemboran).
Gambar 40. Diagram Perbandingan Macam Batuan Reservoir sebagai Cadangan Minyak
Perangkap reservoir minyak
1. Perangkap struktur
perangkap yang paling orisinal dan sampai dewasa ini paling penting.
Berbagai unsur perangkap yang membentuk lapisan penyekat dan
lapisan reservoir sehingga dapat menangkap minyak, disebabkan
karena gejala tektonik atau struktur (lipatan, patahan, kubah
garam,dll)

Gambar 41. Prinsip Penjebakan Minyak dalam Perangkap Struktur Gambar 42. Perangkap Patahan Tumbuh dengan “Roll Over”
2. Perangkap stratigrafi.
perangkap yang terjadi karena berbagai variasi lateral dalam litologi suatu lapisan
reservoir atau penghentian dalam kelanjutan penyaluran minyak dalam kerak bumi.
Pada hakekatnya perangkap stratigrafi didapatkan karena letak posisi struktur tubuh
batuan reservoir sedemikian sehingga batas lateral tubuh tersebut merupakan
penghalang permeabilitas ke arah atas atau ke pinggir. Jika tubuh batuan reservoir itu
kecil dan sangat terbatas, posisi struktur tak begitu penting karena seluruhnya atau
sebagian besar dari tubuh tersebut merupakan perangkap. Untuk terjadinya perangkap
stratigrafi, maka posisi struktur lapisan reservoir harus sedemikian sehingga salah satu
batas lateral tubuh reservoir (yang dapat berupa unsur di atas tadi), merupakan
penghalang permeabilitas ke atas.

Gambar 43. Beberapa Unsur Utama dalam Perangkap Stratigrafi, Penghalang-Permeabilitas dan Kedudukan Struktur.
3. Perangkap kombinasi struktur dan stratigrafi.
perangkap minyak bumi kebanyakan merupakan kombinasi
perangkap struktur dan stratigrafi, dimana setiap unsur stratigrafi
dan unsur struktur merupakan faktor bersama dalam membatasi
pergerakan atau menjebak minyak bumi. Perlu diketahui bahwa
dalam perangkap itu selalu terdapat bagian yang terbuka ke
bawah.

Gambar 44. Perangkap Kombinasi.


4. Perangkap ketidakselarasan.dan perangkap sekunder
Perangkap ini sedikit banyak juga merupakan kombinasi antara stratigrafi
dengan struktur (lipatan dan patahan).

Gambar 45. Hubungan Ketidakselarasan dengan Perangkap di Atas dan di Bawahnya

5. Klasifikasi perangkap de Sitter (1950)


Klasifikasi ini didasarkan atas dua unsur terpenting, yaitu unsur struktur
(tektonik) dan unsur stratigrafi. Dalam hal ini de Sitter mengadakan
klasifikasi yang dinyatakan dalam suatu matrik A, B, C, masing-masing
merupakan kelompok unsur perangkap utama ; stratigrafi,
ketidakselarasan, berbagai bentuk tektonik dan intrusi.
Tabel 1. Fraksi Minyak Bumi dari Hasil Destilasi (Refining)

Fraksi Minyak Bumi A.Jenis Alkana Daerah Titik Didih

Gas Alam CH4 – C2 H6 - 1610 - - 880 C

LPG C3 H8 – C4 H10 - 420 – 00 C

Petroleum Eter C5 H12 – C6 H14 200 –700 C

Bensin C6 H14 – C12 H26 500 – 2000 C

Minyak Tanah (Kerosen) C12 H26 – C15 H32 2000 – 3000 C

Minyak Solar C15 H32 – C16 H34 3000 – 3500 C

Minyak Pelumas C16 H34 – C20 H42 > 3500 C

Parafin + Lilin C21 H44 – C24 H50 > 3500 C

Aspal (Residu) C36 H74 > 3500 C


Gambar 46. Klasifikasi Perangkap Minyak Menurut de Sitter
Batubara
• Batubara berasal dari sisa-sisa tumbuhan yang telah mati
yang terpendam di dalam lapisan batuan dan mengalami
proses pengarangan.
• batubara yang terbentuk di daerah sub-tropik berasal dari
gambut (vien/peat), sedangkan di daerah tropika batubara
berasal dari tumbuhan mangrove (tumbuhan di daerah
pesisir berair payau atau asin). Apabila di luar daerah
tersebut terdapat batubara, hal ini berarti adanya
pergeseran benua atau daratan (kaitkan dengan teori
tektonik lempeng).
• setelah tumbuhan mati, proses penghancuran (oksidasi)
dan pembusukan tidak terjadi, karena air di tempat matinya
tumbuh-tumbuhan tersebut tidak / kurang mengandung
oksigen. sisa tumbuh-tumbuhan kemudian tertimbun
lempung, pasir atau kerikil, dan akan terjadi proses
pengarangan. Faktor-faktor yang berpengaruh adalah
tekanan, suhu dan waktu.
• Batubara adalah suatu endapan yang tersususn dari bahan organik dan
non organik. Bahan organik berasal dari sisa tumbuhan yang telah
mengalami berbagai tingkat pembusukan (decomposition) dan perubahan
sifat-sifat fisisk serta kimia baik sebelum maupun sesudah tertutup endapan
lain di atasnya. Proses pembentukan batubara secara umum adalah :

Tumbuh-tumbuhan ======> Gambut/Peat ======> Variasi Batubara


(Biological Steps) (Physio chemical steps)

• Bahan non organik pada batubara terdiri dari macam-macam mineral (


mineral matters) yang terbentuk sebagai material-material halus menyebar
pada batubara atau terkumpul menjadi lapisan-lapisan tipis. Mineral matters
umumnya tersususn dari : mineral-mineral lempung (biasanya membentuk
clay bands), karbonat, sulfida, silikat dan beberapa mineral lainnya dengan
jumlah yang relatif sedikit.
a. Perubahan fisika pada proses peat menjadi batubara ( Physical
coalification ):
• Pemadatan, pengeringan, litifikasi
• Terbentuknya joint, clevage dan schistosy
• Perubahan optis mineral
• Dehidrasi
• Perubahan warna ( coklat ===> hitam )
• Pertumbuhan nilai specifik gravity
• Perubahan kilap dan pecahan ( mis. : concoidal )

b. Perubahan sifat kimia peat menjadi batubara ( Chemical coalification


):
• Hilang/berkurangnya kadar air dan oksigen
• Penambahan jumlah volume
• Berkurangnya kadar unsur hydrogen
• Berkembangnya molekul hidrokarbon berat
• Bertambahnya daya tahan ( resistensi ) terhadap pelarut, oksidasi
dan panas.
• Kualitas batubara ditentukan oleh kadar C (karbon) nya. Semakin tinggi kadar
C makin baik kualitasnya.

• Batubara di Indonesia umumnya tergolong batubara muda, yang terbentuk


pada jaman Tersier. Batubara yang kualitasnya baik, seperti yang ada di
Eropa, umumnya terbentuk pada jaman Karbon. Tumbuhan yang biasanya
membentuk batubara adalah Calamariacea, Lepidodendrale, Pteridospermae
dan lainnya.

Tabel 2. Kandungan Karbon, Hidrogen, Oksigen-Nitrogen dan Debu

Karbon (C) Hidrogen (H) Oksigen-Nitrogen (O–N) Debu


Batuan

Gambut / peat 54 % 5% 31 % 10 %

Batubara Muda / lignit 67 % 6% 24 % 3%

Batubara 78 % 6% 14 % 2%

Antrasit 91 % 3% 4% 2%

Grafit 98 – 99 % - - 1–2%
Peat/gambut Antrasit
Kondisi Geologi dan Endapan batubara
Endapan batubara berkaitan erat dengan pola sedimen pada jaman Karbon (Eropa) dan
jaman Tersier (Indonesia).
• Pada kondisi geologi sederhana, endapan umumnya tidak dipengaruhi aktivitas tektonik.
Lapisan batubara umumnya landai, menerus secara lateral sampai ribuan meter, hampir
tidak meiliki percabangan. Ketebalan lapisan batubara secara lateral dan kualitasnya tidak
menunjukkan variasi yang berarti. Contoh dari jenis kelompok ini antara lain, di Bangko
Selatan dan Muara Tiga Besar (Sumsel), Senakin Barat (Kalsel), dan Cerenti (Riau).
• Pada kondisi geologi moderat, endapan sampai tingkat tertentu telah mengalami pengaruh
deformasi tektonik. Pada beberapa tempat intrusi batuan beku mempengaruhi struktur
lapisan dan kualitas batubaranya. Pada kondisi ini dicirikan pula oleh kemiringan lapisan
dan variasi ketebalan lateral yang sedang serta berkembangnya percabangan lapisan
batubara, namun sebarannya masih dapat diikuti sampai ratusan mater. Contoh dari jenis
kelompok ini antara lain, di daerah Senakin, Formasi Tanjung (Kalsel), Loa Janan-Loa
Kulu, Petanggis (Kaltim), Suban dan Air Laya (Sumsel), serta Gunung Batu Besar (Kalsel).
• Pada kondisi geologi kompleks umumnya telah mengalami deformasi tektonik yang
intensif. Pergeseran dan perlipatan akibat aktivitas tektonik menjadikan lapisan batubara
sukar dikorelasikan. Perlipatan yang kuat juga mengakibatkan kemiringan lapisan yang
terjal. Sebaran lapisan batubara secara lateral terbatas dan hanya dapat diikuti sampai
puluhan meter. Contoh dari jenis kelompok ini antara lain, di Ambakiang, Formasi Warukin,
Ninian, Belahing dan Upau (Kalsel), Sawahluhung (Sumbar), Air Kotok (Bengkulu),
Bojongmanik (Jabar), serta daerah batubara yang mengalami ubahan intrusi batuan beku
di Bunian Utara (Sumsel).
• Jenis batubara coklat (brown coal) menunjukkan kandungan panas yang
relatif lebih rendah dibandingkan dengan batubara keras (hard coal).
Karena pada hakekatnya kandungan panas merupakan parameter utama
kualitas batubara, persyaratan batas minimal ketebalan batubara yang
dapat ditambang dan batas maksimal lapisan pengotor yang tidak dapat
dipisahkan pada saat ditambang untuk jenis batubara coklat (brown coal)
dan jenis batubara keras (hard coal) akan menunjukkan angka yang
berbeda (BSN, 1997).

Tabel 3. Persyaratan kuantitatif ketebalan lapisan batubara dan lapisan pengotor

KETEBALAN PERINGKAT BATUBARA

Batubara coklat Batubara keras


(brown coal) (hard coal)
Lapisan batubara minimal  1,00 m  0,40 m
Lapisan pengotor  0,30 m  0,30 m
Gambar 47. Ketersediaan batubara di dunia
Mineral Bijih

• Mineral bijih adalah bahan galian yang dapat memberikan logam yang
berguna bagi manusia. Logam-logam dapat dibedakan menjadi dua
jenis menurut kuantitasnya, yakni : logam yang jarang diperoleh
(scarce metals) dengan kelimpahan kurang dari 0,01% dan logam
berlimpah (abundant metals) dengan kelimpahan lebih dari 0,01%.

• Logam yang berlimpah itu biasanya bergabung dengan silikon dan zat
asam. Kedua unsur kerak yang paling banyak terdapat untuk membentuk
mineral-mineral silikat, seperti : albit (NaAlSi3O8), anorthit (CaAl2Si2O8)
dan olivin (Mg2SiO4). Akan tetapi mineral tersebut sulit dipecah. Mineral-
mineral yang logamnya mudah diperoleh, seperti oksida-oksida dan
hidroksida-hidroksida, seperti : magnetit (Fe3O4) dan geotit (HFeO2), biasa
disebut lemonit bila berbutir halus dan bercampur dengan campuran lain
termasuk karbonat-karbonat, seperti : siderit (FeCO3) dan magnesit
(MgCO3). Logam yang berlimpah tersebut antara lain : besi, aluminium,
magnesium, chromium dan titanium.
1. Besi
• dari semua logam yang dipakai, lebih dari 95 % adalah besi. sisanya nikel,
chromium, tungsten, vanadium, cobalt dan mangan.
• Besi tersebar luas dalam kerak bumi dan membentuk banyak sekali mineral-
mineral, yang terpenting adalah magnetit, hematit, geotit dan siderit.
• tiga golongan endapan besi yang penting :
a. Endapan yang digabungkan dengan batuan-batuan beku.
Endapan dengan penggabungan yang igneous (igneous affiliations) biasanya
adalah dari tipe metamorfik kontak atau segregasi magma.
b. Endapan sisa.
Endapan yang dibentuk di mana terjadi pelapukan, dan besi yang bersifat
ferrous yang berada dalam batuan beku dioksidakan menjadi bentuk ferric
yang tidak larut dengan warna coklat, kuning, hitam dan merah. Bila siklus
pelapukan itu menghilangkan lebih banyak mineral-mineral yang dapat larut,
maka oksida besi dan hidroksidanya tetap berkonsentrasi sebagai sisa
(residu).
c. Endapan sedimenter.
Merupakan produksi dunia terbanyak dari sumber-sumber yang dapat
diketahui. hampir semuanya endapan kimia sedimenter, yaitu unsur-unsurnya
diangkut dalam larutan dan diendapkan sebagai endapan kimia.
Tabel 4. Mineral Bijih Besi yang Penting

Nama Kompos Isi Fe (%)


isi
Magnetit Fe3 O4 72,4
Hematit Fe2 O3 70,0
Goetit (disebut Limonit) HFe O2 62,9
Siderit Fe CO3 48,2

magnetit
Siderit hematit
2. Aluminium
• Aluminium lebih berlimpah di kerak bumi dari pada besi.
• Sumber aluminium, kecuali mineral nephelin (NaAlSiO4) yang jarang didapat adalah
hidroksida-hidroksidanya seperti : kaolinit {Al2Si2O5 (OH)4}, anorthit (CaAl2Si2O8) dan
nephelin (NaALSiO4).
• Pada batuan yang mengalami pelapukan kimiawi, unsur seperti : Na, K, Ca dan Mg
membentuk campuran-campuran yang dapat dilarutkan dan segera dipisahkan.
• Sisanya yang tertinggal disebut laterit. Kebanyakan laterit kaya akan besi, tetapi beberapa
di antaranya kaya akan aluminium dan ini disebut bauksit (berasal dari nama sebuah
dusun Les Baux di Perancis Selatan). Bauksit rupanya terdapat dalam satu bentuk saja,
yakni sebagai endapan sisa disebabkan pelapukan di bawah kondisi tropika.
• Sebenarnya separuh dari bauksit yang ada di dunia dibentuk dari batu gamping
(limestone), yang sesungguhnya adalah kalsium karbonat. Tetapi yang biasanya sedikit
mengandung lempung, sedikit mineral besi, sehingga laterit yang dibentuk daripadanya
bersifat bauksit.

Tabel 5. Mineral-mineral Bijih Aluminium yang Umum dan Penting

Mineral Susunan Kandungan Al (%)


Boekmit, diaspor HAl O2 45,0
Gibbsit H3 Al O3 34,6
Andalusit, kianit, sillimanit Al2 Si O5 33,5
Kaolinit (tanah liat yang paling aluminous) Al2 Si2 O5 20,9
(OH)4
Anorthit (felspar yang paling aluminous) Ca Al2 Si2 O8 19,4
Nefelin Na Al Si O4 18,4
3. Timah
• Bijih timah biasanya terdapat dalam bentuk kasiterit atau oksida timah.
Sumber timah di Bangka terdapat pada batuan granit yang berumur
Yura. Granit-granit yang mengandung timah ini dapat ditelusuri dari
China, Malaka, Kep. Riau, Bangka dan Belitung. Bijih timah primer terdiri
dari gang-gang kasiterit dan gang-gang kwarsa kasiterit.
• Disebabkan pelapukan residual konsentrasi eluvial dan aluvial, maka
kasiterit dalam endapan primer menjadi memekat sebagai lapisan dan
pelonggokan berbentuk dendrit. Dua pertiga dari hasil timah sedunia
berasal dari endapan aluvial. Endapan timah aluvial diketemukan juga di
Kongo, Nigeria, Afrika Timur, Afrika Tengah dan perbatasan Spanyol-
Portugis serta Amerika Selatan.
4. Emas dan Perak
• Tanda adanya emas banyak tersebar dalam gang-gang yang
letaknya agak jauh dari batuan induknya. Biasnya cebakan emas
berasosiasi dengan batuan intrusi. Emas ditemukan dalam endapan
yang berasal dari cairan panas yang dikenal dengan cairan
hidrotermal. Cebakan emas yang demikian biasanya terdapat
bersama-sama kwarsa dan beberapa mineral lain seperti : sulfida,
chlorit ataupun kalsit. Cebakan emas yang terdapat di Rejang
Lebong (Bengkulu) berada pada batuan andesit dan dasit.
• Gang-gang emas yang telah lapuk dapat memberikan kemungkinan
terjadinya endapan-endapan emas aluvial. Sebagai contoh terdapat
di Bengkalis, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah.
• Cebakan perak biasanya ditemukan bersama-sama dengan emas.
Perak sebagian besar terdapat dalam bentuk sulfida yang dikenal
dengan nama argentit yang biasanya bercampur dengan galena.
Jenis-jenis logam yang lain dipelajari sendiri dari buku-buku sumber.
Emas

Perak
Mineral Industri
Penamaan golongan mineral ini didasarkan atas penggunaannya. disebut juga sebagai mineral
bahan galian (mineral golongan C). Sebagian diantaranya terutama digunakan untuk pupuk dan
bahan mentah kimia, sedangkan sebagian lainnya digunakan untuk industri-industri bangunan
dan konstruksi. Yang termasuk golongan mineral ini antara lain : fosfat, belerang, garam
potasium, kaolin, trass, batu apung, pasir volkanik, pasir kwarsa, kerikil, batu, batu permata dan
lain sebagainya.

1. Fosfat
• Endapan fosfat di Indonesia terdapat di beberapa gua dalam berbagai bentuk butiran, bongkahan
sampai bongkahan besar. Endapan fosfat guano dengan komposisi kalsium fosfat terdapat
sebagai endapan permukaan, endapan gua dan endapan bawah permukaan. Secara garis besar
proses pembentukan ketiga jenis fosfat guano ini adalah sama, yakni merupakan hasil reaksi
antara batu gamping dengan kotoran burung dan kelelawar yang mengandung asam fosfat
karena pengaruh air hujan atau air tanah. Batuan fosfat merupakan batuan yang mengandung
apatit. Dikenal 4 jenis apatit yang sering didapatkan dalam fosfat, yaitu :
• Apatit : Ca5 (PO4)3 (FCe)
• Hidroksiapatit : Ca5 (PO4)3 OH
• Oksiapatit : Ca10 (PO4)3 (CO3)
• Karbonatapatit: Ca10 (PO4)6 (CO3)(H2O)
• Endapan fosfat di alam berwarna abu-abu, kebiruan, hitam, jingga hingga putih kotor.
• Fosfat di Indonesia pada umumnya ditemukan dalam bentuk trikalsiumfosfat yang berguna dalam
pertanian untuk pupuk dan dalam industri untuk pembuatan deterjen, asam fosfat dan industri
kimia lainnya.. Endapan fosfat di Jawa adalah endapan organik, terdapat pada dasar-dasar gua.
Endapan fosfat biasanya tak teratur.
2. Belerang
• Belerang atau sulfur didapatkan dalam 2 bentuk, yaitu sebagai senyawa
sulfida dan sebagai belerang alam. Sebagai senyawa sulfida didapatkan
dalam bentuk galena (PbS), kalkopirit (CuFeS2) dan pirit (FeS).
Kesemuanya terbentuk akibat proses hidrothermal, kecuali yang disebut
terakhir dapat pula terjadi karena proses sedimentasi dalam kondisi
tertentu.
• Sedangkan belerang alam, unsur tersebut berbentuk kristal bercampur
lumpur atau merupakan hasil sublimasi. Endapan belerang ini terbentuk
oleh kegiatan sulfatara, fumarol atau sebagai akibat dari gas dan larutan
yang mengandung belerang keluar dari dalam bumi melalui rekahan, serta
selalu berkaitan dengan aktivitas volkan (gunung api). Endapan belerang
banyak ditemukan di sekitar kubah garam. Endapan yang demikian
menurut para ahli terjadi karena reaksi antara bitumen ataupun minyak
dengan endapan gipsum. Di Indonesia ditemukan pula endapan belerang di
kawah-kawah gunung api ataupun celah-celah solfatar, seperti di Cibodas,
Welirang, Dieng dan Minahasa.
• Belerang banyak digunakan dalam industri kimia, misalnya untuk
pembuatan asam sulfat, industri pupuk, metalurgi, cat, karet, tekstil, korek
api, bahan peledak, ban, kertas, gula (proses sulfinasi), rayon, film selulose,
ebonit, bahan anti serangga, pengawet kayu, obat-obatan dal lainnya.
3. Potasium
• Potasium merupakan salah satu dari tiga serangkai pupuk buatan, yang lainnya adalah fosfor dan
nitrogen. Potasium adalah unsur yang berlimpah tersebar luas dalam mineral-mineral silikat.
Namun yang banyak diusahakan adalah yang terjadi karena “Marine Evaporites”, hasil dari
akumulasi garam-garam karena penguapan air laut. Unsur-unsur utama air laut :
• Unsur Persentase Seluruh Cairan yang Larut
• NaCl = 78,04 %
• MgCl2 = 9,21 %
• MgSO4 = 6,53 %
• CaSO4 = 3,48 %
• KCl = 2,11 %
• CaCO3 = 0,33 %
• MgBr2 = 0,25 %
• SrSO4 = 0,05 %

• Campuran pertama yang mengendap dari air laut yang menguap adalah CaCO3, yang daya
larutnya sangat rendah dan jumlahnya relatif kecil terhadap NaCl, kemudian CaSO4 , yang mulai
memisahka diri sampai larutan turun hingga 19% dari volume asal. NaCl mengendap pada fase
ketiga, dan hanya terjadi apabila larutan sisa diturunkan menjadi 9,5 % dari volume asal.
Pengendapan NaCl ditambah dengan jumlah kecil CaSO4, berlangsung terus hingga air asin
turun sampai kira-kira hanya tinggal 4 % dari volume asal.

• Kemudian pada fase yang berisikan magnesium atau potasium, suatu susunan garam yang
bernama polyhalit (K2SO4MgSO4 2CaSO4 2 H2O) mulai mengendap. Jumlah NaCl dalam
larutan besar pada permulaannya dan secara menyolok lebih dari setengahnya dari jumlah itu
akan diendapkan selama penurunan volume dari 9,5 % menjadi 4 %).
4. Batu Gamping dan Marmer
• Batu gamping dapat dibentuk secara kimia dan secara organik. Mineral-mineral
pada batuan kapur kalsit dapat menghablur kembali karena tekanan yang tinggi dan
atau panas yang tinggi. Pada rekristalisasi, struktur asal batuan itu akan hilang dan
terbentuk batuan yang butirnya amat teratur yang disebut marmer atau batu pualam.
Agihan daerah penghasil batuan kapur terdapat dipelbagai tempat di Indonesia.
• Batu Granit, Andesit, Basalt, Batuapung dan Obsidian
• Kecuali granit batuan di atas terbentuk pada waktu erupsi suatu volkan. Granit,
andesit dan basalt banyak digunakan untuk berbagai bangunan dan ornamen. Bila
magma mencapai permukaan bumi dan membeku dengan cepat maka akan
terbentuk obsidian, yakni batuan amorf yang berstruktur gelas. Bila Obsidian ini
dipanasi dengan kuat terbentuklah batuapung (pumice). Dalam hal ini gas-gas
keluar dan terjadi struktur batu apung yang berlobang/berongga.
6. Talk
• Endapan talk dapat terjadi hampir di setiap benua dengan geologi endapan hampir
semuanya sama, dan alkalis sebagian besar batuan induk untuk formasi talk merupakan
batuan dolomit dan ultramafik.
• Menurut Chidester et. al (1964) terdapat 3 jenis endapan talk yang terdapat di Amerika
serikat yaitu:
1. Endapan talk yang berasosiasi dengan batuan sedimen
• Contoh : Nevada, California, Montana , New york, Texas.
2. Endapan talk yang berasosiasi dengan batuan beku ultramatik
Contoh : Pegunungan applachian.
• Reaksi kimia berikut merupakan metode yang cukup baik untuk pembentukan endapan
talk murni ( Wincler , 1994 )
• 3 dolomit + 4 kuarsa + = talk + 3 kalsit +
Halit kuarsa

G
I
P
S
U
m
Turquoise topaz
PERTAMBANGAN
• Industri Pertambangan merupakan salah satu industri yang mempunyai resiko
yang tinggi (kerugian). Dalam usaha pemanfaatan sumberdaya mineral/bahan
galian untuk kesejahteraan masyarakat dan pengembangan suatu daerah,
diperlukan suatu usaha pertambangan. Agar usaha tersebut dapat berjalan dan
memperoleh keuntungan, maka potensi sumberdaya mineral/bahan galian yang
ada harus diketahui dengan pasti, begitu juga terhadap resiko yang ada, yang
dapat dirinci sebagai resiko geologi, resiko ekonomi-teknologi, dan resiko
lingkungan, harus dihilangkan atau paling tidak diperkecil.

• Dalam usaha untuk mengetahui potensi sumberdaya mineral/bahan galian


serta mengidentifikasi kendala alami maupun kendala lingkungan yang ada,
maka perlu dilakukan eksplorasi terlebih dulu. Kegiatan eksplorasi penting
dilakukan sebelum suatu usaha pertambangan dilaksanakan. Hasil dari
kegiatan eksplorasi tersebut harus dapat memberikan informasi yang lengkap
dan akurat mengenai sumberdaya mineral/bahan galian maupun kondisi-
kondisi geologi yang ada, agar studi kelayakan untuk pembukaan usaha
pertambangan yang dimaksud dapat dilakukan dengan teliti dan benar (akurat).
Eksplorasi
• Kegiatan eksplorasi mineral/bahan galian bertujuan untuk
memperkecil/mengurangi resiko geologi. Untuk itu kegiatan
eksplorasi harus dapat menjawab pertanyaan mengenai :
• Apa (mineral/bahan galian) yang dicari?
• Dimana (mineral/bahan galian) tersebut terdapat? secara geografis
maupun terhadap permukaan bumi (di atas atau di bawah
permukaan, dangkal/dalam, di bawah air?).
• Berapa (sumberdaya/cadangannya), dan bagaimana kadar,
penyebaran, dan kondisinya?
• Bagaimana kondisi lingkungannya (karakteristik geoteknik dan
hidrogeologi)?.
Tabel 6. Tahapan eksplorasi dan metode yang digunakan sesuai
dengan endapan mineral yang dicari

Tahapan Metode Jenis endapan


mineral
Pendahuluan Citra landsat semua
Sintesis regional semua
Survei Tinjau Foto udara semua
(Reconnaissance Aeromagnetik logam dasar
) Pemetaan geologi semua
Pengukuran penampang stratigrafi misalnya batubara
Stream sediment sampling logam dasar
Pendulangan mineral berat
Prospeksi umum Pemetaan geologi semua
Stream sediment sampling logam dasar
Pendulangan mineral berat
Gaya berat non-metalik
Seismik singenetik
Magnetik logam dasar
Rock sampling semua
Prospeksi detail Pemetaan geologi semua
(Eksplorasi Uji sumuran semua
pendahuluan) Geolistrik (tahanan jenis, IP, SP, dll.) logam dasar
Seismik refraksi/refleksi singenetik
Detail magnetik logam dasar
Soil sampling (geokimia) tertentu
Rock sampling (geokimia) logam dasar
Rock sampling (petrografi, alterasi) semua
Eksplorasi detail Pengambilan conto sistematik dengan: pemboran semua
inti, sumur uji atau dengan logging geofisika
POTENSI
SUMBERDAYA
(resources )

terkira

kenaikan tahap eksplorasi


(inferred )
kelas 1 kelas 2

renc
ana CADANGAN
kon
terunjuk sep
tual (reserve )
(indicated)

STRATEGI tertambang insitu


EKSPLOITASI (mineable insitu)

terukur
al
(measured ) ns eptu menggunakan faktor
n c a na ko perolehan tambang
re rinci
atau
terperoleh
(recoverable )

prediksi perolehan
bila diolah

terpasarkan
(mark etable)

Gambar 50. Hubungan antara sumberdaya dan cadangan batubara


Tabel 7. Klasifikasi sumberdaya dan cadangan batubara (BSN, 1997)

Tahapan Eksplorasi
eksplorasi Eksplorasi rinci
Survei tinjau Prospeksi pendahuluan
(detailed
(reconnaissance) (prospecting) (preliminary
exploration)
Status kajian exploration)

Sumberdaya hipotetik Sumberdaya tereka Sumberdaya terunjuk Sumberdaya terukur


Belum layak (hypotetical
resources ) (inferred resources ) (indicated resources ) (measured resources )

Cadangan terkira
(probable reserve )
Layak
Cadangan terbukti
(proven reserve )

KEYAKINAN GEOLOGI
Pengecekan Data-
Peta Pengambilan
Peta Topografi Data Geologi &
Sampling Blok
Peta Geologi Eksplorasi
Peta Sebaran Batubara
Hasil Analisis Kualitas
Peta Sebaran Titik Bor
KOMPILASI DATA Core dan Sampling Blok

PEMPLOTAN DATA KONSTRUKSI DATA BLOK

PERMODELAN ANALISIS STATISTIK


ENDAPAN BATUBARA
Statistik Deskriptif dan
Histogram Dari Data
Konstruksi Interpretasi Kualitas Batubara
Horizontal dan Vertikal
Analisis Variogram untuk Tiap
Batasan-Batasan Parameter Kualitas
Penambangan
Perhitungan Sumberdaya Penaksiran Titik/Blok
Terukur dengan Metoda yang dipilih

Konstruksi Model Perhitungan


JUMLAH SUMBERDAYA YANG Sumberdaya berdasarkan PETA SEBARAN PARAMETER
DAPAT DITAMBANG Parameter Kualitas dengan KUALITAS
Menggunakan Metoda Poligon

Jumlah Sumberdaya sesuai


Batasan Parameter Kualitas
yang dipilih

ALTERNATIF SKENARIO
BLOK-BLOK RENCANA
PENAMBANGAN

Gambar 51. Konstruksi model perhitungan sumberdaya batubara


Gambar 52. Batas Tambang pada Tambang Terbuka
Gambar 53. Rasio luas beban yang ditanggung pilar batubara pada penambangan tertutup
Reference
1) Charles R. Coble. 1986. Earth Science.
New Jersey: Prentice Hall Inc.
2) Doddy Setia Graha, 1987. Batuan dan
Mineral. Bandung: Penerbit Nova.
3) Djoko Isbandi. Pengantar Mineralogi.
Yogyakarta: UGM.
4) Sudarmo, 1978. Mineralogi. Jakarta:
Dikbud.
5) Isa Darmawidjaya. 1982. Klasifikasi
Tanah. Yogyakarta: UGM. Dll.
Mineral mengelompok membentuk Batuan
Apa itu Batuan? BATUAN
Kumpulan berbagai atau
sejenis mineral yang
telah terkonsolidasi
KAPAN UNSUR, MINERAL DAN BATUAN MULAI TERBENTUK?
Kapan alam semesta tterbentuk?.

Berdasar teori “Big Bang” alam semesta diperkirakan diciptakan


sekitar 13.700.000.000 tahun yang lalu,berasal dari sebuat titik
kecil tak terhingga bertempetur, bertekanan, dan berenergi sangat
tinggi, yang meledak. Ledakan tersebut kemudian mmembentuk
atom-atom. Setelah milyaran tahun kemudian, terbentuklah
galaksi-galaksi, dan sistem tata surya dengan planet-planetnya.
Kapan unsur pertama terbentuk?.

Ledakan tersebut menyebabkan partikel mengembang sangat cepat,


menyebabkan penurunan temperatur dan densitas yang cepat,
dalam beberapa detik kemudian terbentuklah elektron, neutron,
dan proton. Sebelum 180 detik, benturan neutron dan proton
membentuk nukleus unsur Helium, tetapi belum menarik
elektron. Setelah sekitar 300.000 tahun, ekspansi dan
pendinginan partikel tersebut nukleus Helium menarik elektron
membentuk atom Helium (He) pertama dan proton menarik
elektron membentuk Hidrogen(H)
Hingga ratusan juta tahun setelah “big bang”, di alam semesta
haya terdapat empat unsur kimia, yaitu Helium, hidrogen,
lithium, dan beryllium
Beberapa bagian ekspansi gas yang menegembang,mempunyai
densitas yang lebih besar dibandingkan di sekitarnya, yang
kemudian mempunyai gaya gravitasi yang lebih dan terus
menarik partikel gas di sekitarnya, membentuk awan gas yang
besar yang disebut Nebulae.

UREON NEBULA
Nebula
Selanjutnya, pada bebrapa tempat di nebulai, terbentuk beberapa
lokasi yang mempunyai densitas tinggi. Pada wilayah yang
berdensitas paling tinggi, temperatur dan tekanan terus
bertambah, menyebabkan atom hidrogen berfusi membentuk atom
helium, menyhebabkan pembentukan cahaya dan panas, sebagai
kelahiran bintang pertama di alam semesta. Setiap kelahiran
bintang yang bersinar, mengawali pembentukan-galaksi-galaksi.

GALAXY ANDROMEDA
Kapan mineral pertama terbentuk?.

Bintang merupakan tempat dimana unsur-unsur berat terbentuk


dari hidrogen. Pada T dan P yang tinggi di bagian inti bintang,
inti atom dapat saling bertabrakan, berfusi membentuk unsur
berat seperti oksigen (O), karbon (C), dan besi (Fe). Unsur-unsur
yang lebih berat dari besi terbentuk pada akhir masa bintang.
Pada masa akhir, bintang akan meledak yang dikenal sebagai
Supernova. Mineral ditemukan setelah fase pendinginan
supernova pada meteorit di sekitar Red Giant Star atau di sekitar
supernova.
Kapan mineral pertama terbentuk?.

Setelah terjadinya supernova, sekitar 4.600.000.000 tahun lalu,


reruntuhan nebula kecepatan rotasinya terus bertambah,
membentuk protopalnetary disc. Energi dari reruntuhan nebula
menyebabkan temperatur dan densitas pusat protoplanetary disc
terus bertambah, menyebabkan hidrogen berfusi membentuk
helium, menghasilkan panas dan cahaya yang membentuk
matahari pada Tatasurya kita. Material lain dari reruntuhan
nebula, membentuk planet-planet dan asteroid yang mengitari
matahari. Sebagian planet dan asteroid disusun oleh mineral dan
batuan.
ASTEROID
METEORIT

Diperkirakan terdpt berjuta asteroid dgn berbagai ukuran di dlm sistem


surya, mulai dari yg terkecil berupa partikel debu, sampai beberapa
kilometer. Para ahli telah mendeteksi terdapat lebih dari 300 lebih
asteroid yang orbitnya mendekati orbit bumi. Sebagian dari asteroid
tersebut cukup untuk menghancurkan bumi. Meteorit diperkirakan
merupakan pecahan-pecahan dari asteroid.
Diperkirakan rata-rata jatuhnya meteorik antara 30.000 dan 150.000 ton
/ tahun.
METEORIT

Meteorit terutama terdiri dari suatu campuran Ni-Fe dari silikat


kristal berkomposisi utama olivin atau piroksin, mineral besi
sulfida troilit, atau campuran ke duanya.

Klasifikasi Meteorit
1. Siderit atau meteorit besi
2. Siderolit atau meteorit besi berbatu
3. Aerolit atau meteorit batu
4. Tektit
Meteorit Besi
(siderit)

Rata-rata terdiri dari 98%


logam, terdiri dari 1 atau 2 fasa
logam Ni–Fe (Ni biasanya antara
4 & 20%)

Umumnya dgn asesori troilit


(FeS), skreibersit (Fe, Ni, Co)3
P, & grafit.
Mineral asesori seperti daubrelit
(FeCr2S4), kohenit (Fe3C), dan
kromit (FeCr204) sangat jarang
sekali
130
Stony-Iron:
Palasite

Olivine

besi

MODUL 2 - TATASURYA
Chondrite – Stony meteorite

Hadirnya kondrul atau kondri,


berupa benda kecil bulat (rata-
rata berdiameter 1 mm), terdiri
dr olivin & piroksin.

Kondrul tidak pernah ditemukan


pada batuan di bumi. Shg
diperkirakan kondrul ada
kaitannya dgn asal meteorik
jenis ini.

Komposisi rata-rata kondrit 


40% olivin, 30% piroksin, 5-
20% nikel-besi, 10 % plagioklas
dan 6 % troilit

132
Achondrite - Stony Meterorite
Akondrit mrpkan kelompok
meteorik batu yg tidak
mengandung kondrul, dan
kristalnya lebih kasar drpd
kondrit.

Banyak akondrit serupa


batuan beku yg terdapat di
bumi shg diperkirakan
terkristalisasi dari lelehan
silikat.

A stone from the Stannern eucrite shower


that fell over Moravia, Czech Republic in 1808. 133
Tektit

• Terdiri dari gelas yg kaya silika (rata-rata  75% SiO2), menyerupai


obsidian, tetapi berbeda dgn obsidian bumi
• Terdiri dari silika dan alumina dgn kadar tinggi, dan rendahnya kadar
S, kapur, magnesium dan soda
BUMI DAN PEMBENTUAK AN MINERAL DAN BATUAN

Samakah mineral dan batuan di luar angkasa dengan di


bumi?
UMUR = 4.500 JUTA TH
Litosfer
Astenosfer
JARI-JARI = 6371 KM Mesosfer

Mantel
Inti Kerak

Secara kimia lapisan internal Inti Luar


Inti
bumi dapat dibagi menjadi Kerak, Dalam
Mantel, dan Inti

Secara fisik dapat dibagi menjadi


Litosfer, Astenosfer, Mesosfer, Inti
Luar dan Inti Dalam
HOT SPOT
GUNUNGAPI PEMEKARAN GUNUNGAPI
BUSUR KEPULAUAN TENGAH SAMODERA BENUA AKTIF
ZONA
SUBDUKSI

LEBURAN SEBAGIAN
MANTEL
MANTLE
PLUME

ZONA BENIOF
ZONA BENIOF

KENAMPAKAN INTERAKSI PADA BATAS LEMPENG TEKTONIK BUMI


Batuan saling mendukung membentuk kerak bumi
Batuan beku
luar dan
piroklastik
Pelapukan dan
Erosi

Pengendapan

Batuan Sedimen

Batuan
Batuan beku Metamorf
dalam

Kerak bumi disusun


oleh BATUAN
berkomposisi utama
silikat
BATUAN BEKU
adalah batuan hasil pembekuan magma yang
merupakan leburan berkomposisi silikat, bersuhu
tinggi (> 700°C), mengandung unsur-unsur volatil
(terutama uap air), bersifat mobil (mudah
bergerak)
HOT SPOT
GUNUNGAPI PEMEKARAN GUNUNGAPI
BUSUR KEPULAUAN TENGAH SAMODERA ZONA BENUA AKTIF
SUBDUKSI

LEBURAN SEBAGIAN
MANTEL MANTLE
PLUME

ZONA BENIOF
ZONA BENIOF

DIMANA MAGMA TERBENTUK?


Magma terbentuk dari leburan sebagian mantel dan kerak, sebagian besar
berada pada batas lempeng. Lebih dari 90% aktivitas batuan beku yang
sekarang ada terletak di dekat batas lempeng tektonik
Penampang Interior bumi

Gunungapi

Leburan sebagian
Pada mantel astenosfer

Kompleks Batuan Beku


lava flow
BATUANSEDIMEN
Batuan yang terbentuk dari hasil pembatuan sedimen dalam cekungan
pengendapan atau hasil presipitasi kimia dan atau kegiatan organisme.
Hasil pembatuan dari endapan yang berasal dari aktivitas langsung gunungapi
dikenal sebagi BATUAN PIROKLASTIK.
Penampang Interior bumi
Kompleks
Batuan Sedimen
Lingkungan Pembentukan Batuan Sedimen
Semakin jauh dari sumber,
butiran semakin bundar dan terpilah baik
BATUAN METAMORF (MALIHAN)
Batuan yang terbentuk karena proses metamorfisme
pada batuan

Metamorfisme
Perubahan mineralogi dan
tekstur batuan tanpa
pelelehan,
perubahan terjadi pada fasa
padat. Batuan malihan
dapat berasal dari batuan
beku, batuan sedimen atau
batuan malihan sebelumnya.
Penampang Interior bumi

Gunungapi

Leburan sebagian
Pada mantel astenosfer

Kompleks
Batuan Metamorf
Pembentukan foliasi pada batuan metamorf

Sebelum metamorfisme Sesudah metamorfisme


Batuan yang satu apa dapat terbentuk dari batuan
lainnya?

Bagaimana pembentukannya?
Melalui berbagai proses selama siklus batuan
Siklus Batuan
KLASIFIKASI BATUAN
Seri Reaksi Bowen
Diskontinyu Kontinyu
1200°C Olivin Anortit

Bitownit
Piroksen (Mg)
Labradorit
Piroksen (Fe)
Andesin
Hornblende

Biotit Oligoklas

Albit
Basa
Jangan lupa !
Intermediet Kuarsa
+ mineral tambahan
Asam
K Feldspar

Larutan kaya air


200°C

Dimana letak Feldspatoid?


TATA NAMA BATUAN BEKU
SiO2 = 66%

SiO2 = 45 - 52%
SiO2 = 52- 66%

SiO2 = < 45 %
RIOLIT ANDESIT
Riodasit Trakiandesit BASALT BATUAN VOLKANIK
Dasit Trakit

1 mm
Diabas

5 mm
GRANIT DIORIT GABRO PERIDOTIT
ADAMELIT MONZONIT NORIT
GNDIORIT SIENIT
Iw = 10-40 %

Iw = 40-70 %

Iw = > 70 %
Iw = ±10 %

BATUAN PLUTONIK
• 1. Batuan Beku Asam
• 2. Batuan Beku
Intermediate
• 3. Batuan Beku Basa

• 4. Batuan Ultra
Basa
Cara Penamaan batuan Sedimen
BAGAN KLASIFIKASI BATUAN SEDIMEN
Halus : Kasar :

BATULANAU
DETRITRUS BREKSI

BATULEMPUNG
silisik KONGLOMERAT

SERPIH BATUPASIR
Sedimentasi mekanis
KALKARENIT
NAPAL
BT.GAMPING KLASTIK

OOLIT
KARBONAT BT.GAMPING
BIOKLASTIK
DOLOMIT
BATUGAMPING
Sedimentasi BT.GAMPING Sedimentasi
KRISTALIN TERUMBU
kimia organik

SILIKA KARBON
KLORIDA, SULFAT
RIJANG RADIOLARIT GAMBUT, LIGNIT
HALIT, GIPSUM
DIATOMEA BATUBARA, ANTRASIT
ANHIDRIT
1/256 mm 1/16 mm 2 mm Ukuran butir

LEMPUNG LANAU PASIR KERIKIL- Nama butir


BONGKAH

JIKA MENGALAMI PEMBATUAN AKAN MENJADI

BATU BATULANAU BATUPASIR


LEMPUNG
Nama BATUAN
BREKSI

KONGLOMERAT

TATA NAMA BATUAN ENDAPAN


menggunakan murni ukuran butir
Batuan Sedimen Deditrus / Klastik

Breksi Konglomerat

Batupasir Shale/serpih
Cara Penamaan batuan Metamorf
FOLIASI

TIDAK YA

UKURAN BUTIR UKURAN BUTIR

Sedang Kasar Sangat Halus Sedang Kasar


Halus

Keras? Mineral Utama? Keras?

YA Amfibol Kalsit Kuarsa Garnet Feldspar Kehijauan Pucat


Piroksen Piroksen

Hornfels Amfibolit Marmer Kuarsit Eklogit Granulit Slate Filit Milonit Sekis Genis Migmatik
Pilonit
Slate
Gneiss
Untuk apa kita mempelajari mineral dan batuan?
PUSTAKA

Anonimous, 1989, Bahan Galian C dan Air Bawah Tanah di Jawa Tengah, Semarang :
Dinas Pertambangan Pemprop Dati I Jateng.
……… 1983, Sumberdaya Alam untuk Pembangunan Nasional, Ghalia Indonesia ,
Jakarta
Anonimous, 1981,Metode Geometri Geologi Struktur, direktorat Jenderal Pertambangan
Umum, Bandung
Bateman, A.M. 1971. Economic Mineral Deposits, John Willey & Son, New York.

Bemmelen, R.W. van. 1970. The Geology of Indonesia. Vol. II. Netherland : Martinus
Nijhoff, The Hague, Introduction.
Billings, 1982, Structural Geology, Prentice-Hall, Singapore
Davis H.G., 1984, Structural Geology of Rock and Regions, John Willey and Sons
Dhadar, J. Rainir. (tanpa tahun). Eksplorasi Endapan Bahan Galian, GSB, Bandung.
Gilluly, James, 1950, Principle of Geology, Freeman & Co.Handoyo, San Francisco
Katili, J.A. (tanpa tahun). Geologi, Kilat Maju, Bandung.
Koesoemadinata, RP. 1980. Geologi Minyak dan Gasbumi, ITB, Bandung.

Lange m., Ivanova m., labedeva., 1991, Geologi Umum, Gaya Media Pratama, Jakarta
Noor, Djauhari, 2006, Geologi Lingkungan, Graha Ilmu, Yogyakarta
Porter S. J., Skinner B.C., 1987, Physical Geology, John Willey and Sons
Pratistho,dkk, 2000, Petunjuk Praktikum Geologi Struktur, Jurusan teknik Geologi, UPN
“Veteran”, Yogyakarta
Sanusi, Bachrawi, 1984, Mengenal Hasil Tambang Indonesia, Bina Aksara, Jakarta

Sukandarrumidi,1999,Bahan Galian Industri,Gadjah Mada University Press, Yogyakarta


Sukendar Asikin, 1979, Dasar-dasar Geologi Struktur, ITB, Bandung
Sukendar Asikin, 2002, Materi Kuliah Geotektonik, Program Studi Teknik Geologi,
Universitas Pakuan, Bogor
Weiss and More, 1993, Sructural Geology
Zen, M.T dan Skinner, B.J., 1982, Industri Mineral dan Sumber Daya Bumi, Gadjah
Mada University Press, Yogyakarta
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai