Kerak Bumi
Mineral Bornit
Materi paparan
ISOMETRIK HEKSAGONAL
TETRAGONAL beril
Pirit idokras
pirit
Pecahan (Fracture)
Apakah itu?
Apabila mineral diberi tekanan cenderung pecah. Pecahan
dapat dilihat dari bentuk bidang pecahan, apabila mineral
mendapat tekanan dari luar:
1) Konkoidal : pecahan mineral yang membentuk
seperti rumah siput (shell), spt: kwarsa, obsidian dan
opal,
2) Splintery: pecahan mineral yang terbentuk runcing-
runcing seperti pada amfibol,
3) Earthy: pecahan mineral seperti tanah misal pada
kaolin,
4) Hackly: pecahnya mineral seperti hancurnya besi
yang mendapat tekanan/pukulan.
Kekerasan (hardness) KEKE- MINERAL KEKE- MINERAL
KEKERASAN
DAYATAHAN
DAYA TAHANMINERAL
MINERAL
TERHADAP GORESAN
TERHADAP GORESAN
BENDA TAJAMPADA
BENDA TAJAM PADAPER
PER
KORUNDUM
MUKAANMINERAL
MUKAAN MINERAL
DARILUAR.
DARI LUAR.
DITESTDENGAN
DITEST DENGAN
ORTHOKLAS
“SKALAMOHS”
MOHS”
TOPAS
KWARSA
“SKALA
APATIT
FLORIT
KALSIT
GIPSUM
TALK
10 9 8 7 6 5 4 3 2 1
SKALA MOHS
Dalam kehidupan sehari-hari kekerasan dapat
dipraktekkan seperti berikut.
1) Kuku jari mempunyai kekerasan = 2,5
2) Pisau lipat mempunyai kekerasan = 5,5
3) Benda terasa lemak, kekerasan = 1,0
4) Kekerasan = 2 mineral dapat digores dengan kuku
5) Kekerasan = 3 mineral dapat dipotong dengan pisau
6) Kekerasan = 4 mineral agak mudah digores dengan pisau
7) Kekerasan = 5 mineral agak sukar digores dengan pisau
8) Kekerasan = 6 mineral tidak dapat digores dengan pisau
Tenacity
Tenacity adalah sifat dalam mineral terhadap tekanan.
Tenacity merupakan sifat mineral yang tergantung pada
kekuatan kohesi atom-atom penyusun mineral:
> Malleable > Flexible
> Ductile > Elastis
> Sectile > Brittleness.
W1 L (W2-W1)
SG = ------------- x L SG = ----------------------x L
W1 – W2 (W4 – W1)(W3-W1)
Catatan:
Catatan: SG = Specific grafity
SG = Specific grafity W1 = berat piknometer kosong
W1 = berat mineral diudara W2 = berat piknometer+ mineral
W2 = berat mineral dalam cairan W3 = berat piknometer berisi
L = kerapatan cairan mineral dan cairan
W4 = berat piknometer berisi
cairan
Contoh BJ mineral dan batuan:
• Emas 19,3
• Platina 21,4
• Perak 10,5
• Tembaga 8,5
• Besi 7,3
• Granit 2,5 -2,7
• Andesit 1,6 – 2,6
• Diorit 2,8 – 2,9
Kilap
Apakah kilap itu?
Kilap adalah sifat optik yang mempunyai hubungan
erat dengan peristiwa pemantulan atau pembiasan.
Ada beberapa macam kilap, yaitu kilap logam, kilap
bukan logam dan kilap setengah logam.
Kilap logam
Mineral-mineral yang apat menyerap pancaran sinar
secara kuat, umumnya memiliki kilap logam (metalic
luster). Index biasnya (n) lebih dari 3, contohnya kilap
logam murni (native) serta sebagian besar sulfida
logam, emas, perak, platina, besi, hematit.
Kilap bukan logam (non metalic luster),contohnya:
1)Kilap kaca (vitreous), mis: kwarsa
2)Kilap intan (adamantin), mis: zircon, belerang,rutile,
intan, casiterit, spalerit
3)Kilap lemak (greasy)
4)Kilap lilin (waxy)
5)Kilap sutra (silky), mis: fibrous aggregates
6)Kilap mutiara (pearly)
7)Kilap seperti lempung (dull) = earthy.
Warna mineral
Apakah warna mineral itu?
Warna mineral ditimbulkan karena penyerapan
beberapa jenis panjang gelombang yang membentuk
cahaya putih, jadi warna itu timbul sebagai hasil dari
pada cahaya putih yang dikurangi oleh beberapa
panjang gelombang yang terserap.
Sebab-sebab timbulnya warna mineral:
1. Komposisi kimia mineral
2. Struktur kristal dan ikatan ion
3. Pengotoran (impurities) pada mineral,
4. Perbedaan panjang gelombang yang diserap
Transparency
Transparency adalah sifat mineral terhadap daya
tembus cahaya
Daya tembus cahaya:
1)Transparent (tembus cahaya)
2)Translucent (sifat padangan yang kabur)
3)Sub transparent (setengah tembus cahaya)
4)Opaque (tidak tembus cahaya)
Warna specific akibat permainan sinar:
1)Opallescence: pantulan seperti mutiara atau satu drop air susu
kedalam air dalam gelas
2)Iridescence: adanya serangkaian prismatik baik di permukaan
maupun didalam mineral. Ini terjadi karena:
1) adanya kembaran (twin) dalam mineral
2) adanya film (coating) material di permukaan
3)Asterism: seperti refleksi sinar berbentuk bintang
4)Fluorescence: adanya emisi cahaya pada saat yang bersamaan
dengan iradiasi.
5)Phosphorescence: emisi cahaya yang terus menerus setelah
iradiasi berakhir,
6)Thermoluminescence: mineral setelah dibakar masih kelihatan
bara apinya,
7)Triboluminescence: mineral apabila digosok atau dipukul
dengan palu timbul percikan api,
Sifat mineral yang lain antara lain:
1)Sifat optic, yaitu menggunakan cahaya yang sud
terpolarisasi. Tentu saja dengan mikroskop polarisasi. Pa
mikroskop polarisasi terdapat kondensor pengumpul sin
diafragma pengatur jumlah sinar, cermin pemantul sin
polarisator untuk memperoleh sinar yang terpolarisasi, m
obyek berlubang tengah untuk memperoleh sinar ya
dapat diputar, klem penjepit preparat mineral, len
obyekstif, lensa bertrand untuk mengetahui sumbu op
dan lensa okuler.
2)Sifat yang dipengaruhi panas, yaitu berkaitan deng
pemuaian, dan titik lebur.
Lanjutan….
3)Sifat magnet, yaitu gaya tarik kemagnetan terhadap
mineral sejenis lainnya, seperti magnetit, dan pyrotit,
diukur dengan alat magnetometer.
4)Sifat elektrikal, yaitu sifat kelistrikan yang ditimbulkan
karena pemanasan, dan gesekan.
5)Sifat rasa cecap, dan bau ( taste, odor). Rasa cecap
contohnya mineral halit (NaCl) yang asin, rasa bau
contohnya mineral belerang (S) yang berbau spesifik.
Jenis magma
1). Jenis magma granit: 2). Jenis magma syeinit:
• Susunan mineral: • Hampir sama dengan
kwarsa, ortoklas, GRANIT tetapi tidak
plagiolas (jumlah mengandung/sedikit
sedikit) Kwarsa.
• Warna mineral gelap • Batuan lelehan
(tua) : biotit dan SYEINIT disebut
hornblende porfir syeinit atau
• Mineral aksesor : Trachyt.
apatit, magnetit, zirkon, • Mineral aksesor:
ilmenit dan titanit. apatit, zirkon, titanit.
3). Jenis magma diorit: 4). Jenis magma gabro:
• Bertambahnya • Mineral utama
mineral Ferro- pembentuk batuan:
Magnesium warna piroksin dan olivin
lebih tua (gelap). warna hitam
• Feldspat umumnya • Batuan lelehan :
plagioklas BASALT
• Mineral Femis :
piroksin dan amfibol
• Mineral akessor:
apatit dan zirkon.
• Batuan lelehan:
Andesit.
Senyawa Granit Basal Andesit
kimaia
SiO2 72 50 55
TiO2 0,25 2 0,9
Al2O3 13 14 18
Fe2O3 1,25 3 1,4
FeO 3,2 9 7
MnO 0,1 0,2 0,16
MgO 0,3 6 3
CaO 1,9 10 7,5
Na2O 2 2 4
Sifat Batuan dan Komposisi Mineral
Utama
Genesa mineral
Mineral merupakan hasil akhir dari proses alam yang kompleks.
Karakteristiknya, lingkungan geologinya, mineral asosiasinya merupakan
tanda yang menerangkan kondisi sebenarnya dimana mineral terbentuk
dan kemungkinan yang akan datang.
Emas: Perak:
1)Sistem kristal : isometrik 1)Sistem kristal : isometrik
2)Belahan : tidak ada 2)Belahan : tidak ada
3)Kekerasan : 2,5 – 3 3)Kekerasan : 2,5 – 3
4)Bj : 19,3 4)Bj : 10,5
5)Kilap : logam 5)Kilap : logam
6)Warna : kuning 6)Warna : putih
7)Optik opaque 7)Cerat : putih
8)Terdapat: urat-urat 8)Optik opaque
hidrotermal bersosiasi 9)Terdapat: zone oksidasi
dengan mineral sulfida dari endapan bijih sulfida,
terbentuk karena proses
hidrotermal
Tembaga: Platina:
1)Sistem kristal : isometrik 1)Sistem kristal : isometrik
2)Belahan : tidak ada 2)Belahan : tidak ada
3)Kekerasan : 2,5 – 3 3)Kekerasan : 4 – 4,5
4)Bj : 8,9 4)Bj : 21,4
5)Kilap : logam 5)Kilap : logam
6)Warna : merah muda 6)Warna : putih
7)Cerat : hitam 7)Cerat : abu-abu
8)Optik opaque 8)Optik opaque
9)Terdapat: zone oksidasi 9)Terdapat: pemisahan
dari endapan bijih sulfida dalam batuan-batuan
magma ultrabasa dan di
dalam endapan letakan
(places)
Besi: Belerang :
1)Sistem kristal : isometrik 1)Sistem kristal : ortorombikβ
2)Belahan : tidak ada 2)Belahan : tidak sempurna
3)Kekerasan : 4 sampai 3)Kekerasan : 1,5 - 2,5
hitam 4)Bj : 2,1
4)Bj : 7,3 – 7,8 5)Kilap : mendamar sampai
5)Kilap : logam melemak
6)Warna : abu-abu besi 6)Warna : kuning sampai coklat
7)Cerat : abu-abu 7)Cerat : putih
8)Optik : n = 2,36 8)Optik:kompleks α, β,γ tertentu
9)Terdapat: terdapat 9)Terdapat: zone oksidasi dari
dalam batuan meteorik, endapan bijih sulfida, terbentuk
sedikit dalam batuan basal karena proses hidrotermal
Intan: Halit:
1)Sistem kristal : isometrik 1)Sistem kristal : isometrik
2)Belahan : sempurna 2)Belahan : sempurna
3)Kekerasan : 10 3)Kekerasan : 2,5
4)Bj : 3,5 4)Bj : 2,16
5)Kilap : intan --- lemak 5)Kilap : kaca
6)Warna : bening, putih, 6)Warna : bening, kekuningan,
kebiruan, abu-abu, kuning, kenerahan, biru, keunguan
coklat, oranye, merah, hijau, 7)Cerat : bening sampai putih
hitam 8)Terdapat: dalam endapan
7)Optik : cerah n = 2,4 berubah bentuk oleh evaporit
8)Terdapat: pada breksiasi, dari air laut yang tertutup lagun.
serpentin, endapan bawah
laut.
Fluorit: Korundum:
1)Sistem kristal : isometrik 1)Sistem kristal : trigonal
2)Belahan : sempurna 2)Belahan : tidak ada
3)Kekerasan : 4 3)Kekerasan : 9
4)Bj : 3,18 4)Bj : 6,14
5)Kilap : kaca 5)Kilap : intan sampai kaca
6)Warna : ungu sampai biru, 6)Warna : variasi
hijau 7)Cerat : putih
7)Cerat : putih 8)Optik kompleks
8)Optik : bening sampai 9)Terdapat: sebagai mineral
ungu muda n: 1,4 pengiring dalam formasi syenit
9)Terdapat: sebagai nefelin. Proses metamorfosa
mineral pengiring dalam dalam batuan gamping
formasi hidrotermal akhir
dari granit
Hematit: Kalsit:
1)Sistem kristal : trigonal 1)Sistem kristal : heksagonal
2)Belahan : tidak ada 2)Belahan : sempurna
3)Kekerasan : 5 - 6 3)Kekerasan : 3
4)Bj : 4,9 - 5,2 4)Bj : 2,71
5)Kilap : logam 5)Kilap : kaca
6)Warna : abu- hitam 6)Warna : bening atau putih
7)Cerat : merah gelap 7)Cerat : putih
sampai coklat merah 8)Optik kompleks
8)Optik opaque 9)Terdapat: sebagian besar
9)Terdapat: sebagai mineral terbentuk di laut sebagai nodul
pengiring dalam formasi dalam batuan sedimen. Urat
granit. Proses metamorfosa hidrotermal sebagai mineral
kontak. Diperkirakan gang, di dalam berbagai batuan
sublimasi dari kegiatan beku.
vulkanis.
Dolomit: Gipsum:
1)Sistem kristal : 1)Sistem kristal : monoklin
heksagonal 2)Belahan : sempurna
2)Belahan : sempurna 3)Kekerasan : 2
3)Kekerasan : 3,5 - 4 4)Bj : 2,32
4)Bj : 2,85 5)Kilap : kaca, mutiara, sutera
5)Kilap : kaca 6)Warna : bening atau putih,
6)Warna : bening atau putih keabuan
sampai krem 7)Cerat : putih
7)Cerat : putih 8)Optik kompleks
8)Optik kompleks 9)Terdapat: sebagai endapan
9)Terdapat: Terjadi dalam berasosiasi dengan batuan
lapisan batugamping gamping magnesium, halit, dan
magnesium. Sebagai anhidrit.
mineral gang urat
hidrotermal, di dalam
Muskovit: Talk:
1)Sistem kristal : monoklin 1)Sistem kristal : monoklin
2)Belahan : sempurna 2)Belahan : sempurna
3)Kekerasan : 2 – 2,5 3)Kekerasan : 1
4)Bj : 2,76 – 2,88 4)Bj : 2,7 – 2,8
5)Kilap : kaca sampai sutra 5)Kilap : mutiara sampai lemak
mutiara 6)Warna : hijau apel, abu, putih,
6)Warna : bening putih perak
7)Optik kompleks 7)Optik kompleks
8)Terdapat: mineral 8)Terdapat: terbentuk oleh
pembentuk batuan beku, di alterasi dari magnesium silikat,
batuan granit. seperti olevin, piroksen, dan
amphibol.
Hornblende: Kuarsa:
1)Sistem kristal : monoklin 1)Sistem kristal : heksagonal
2)Belahan : sempurna 2)Belahan : tidak ada
3)Kekerasan : 5 - 6 3)Kekerasan : 7
4)Bj : 3 – 3,4 4)Bj : 2,65
5)Kilap : kaca 5)Kilap : kaca
6)Warna : hijau gelap 6)Warna : bening - putih
sampai hitam 7)Optik kompleks
7)Optik kompleks 8)Terdapat: di batuan beku, dan
8)Terdapat: dalam batuan urat-urat logam hidrotermal.
beku dan metamorfosa.
Apatit: Ortoklas:
1)Sistem kristal : 1)Sistem kristal : monoklin
heksagonal 2)Belahan : sempurna
2)Belahan : tidak baik 3)Kekerasan : 6
3)Kekerasan : 5 4)Bj : 2,57
4)Bj : 3,15 – 3,20 5)Kilap : kaca
5)Kilap : kaca sampai sub 6)Warna : bening - putih
damar 7)gores : putih
6)Warna : hijau sampai 8)Optik kompleks
coklat, biru, violet, bening
9)Terdapat: di batuan beku
7)Optik kompleks granit, syenit, sedimen
8)Terdapat: di batuan beku, konglomerat, metamorfose.
sedomen, metamorfose
Kegunaan mineral
Mineral telah digunakan manusia sejak
lama. Kegunaan mineral dapat disaksikan
sehari-hari. Mineral pada mulanya diambil
langsung dari alam, kemudian pada tahap
berikut diolah dengan kombinasi bebrapa
mineral sehingga menghasilkan barang-
barang industri. Banyak barang industri
seperti barang rumah rumah tangga seperti
kompor, kulkas, TV, radio, tape, pisau,
piring, sendok, hingga kendaraan darat,
laut, udara adalah contoh barang kombinasi
beberapa mineral.
Mineral biji
Sering banyak orang menyebut mineral biji
untuk mineral logam dan bukan logam yang
dapat diubah dalam beberapa kegunaan.
Mineral logam contohnya besi, timbal,
aluminium, dan tembaga banyak digunakan
karena memiliki sifat malleability dan
ductility. Mineral bukan logam sebagian ada
yang langsung digunakan seperti halit, tetapi
ada yang harus diolah, seperti asbestos
yang harus dipisahkan dari serpentin.
Perhiasan
1) Banyak mineral digunakan untuk
perhiasan. Mineral-mineral itu adalah
2) intan dengan berbagai warna,
3) turmalin dan topaz juga berbagai warna,
4) ruby dengan warna merah dan biru-
merah,
5) emerald dengan warna hijau,
6) aquamarin dengan warna biru hijau dan
biru pucat,
7) amethyst dengan warna ungudan biru
violet.
Klasifikasi sumberdaya mineral :
Berdasarkan PP No. 27 Th. 1980 :
• Bahan Galian Strategis (Golongan A).
Minyak bumi, Bitumen cair, Gas alam, Lilin bumi {CnH2n}; Aspal,
Batubara, Antrasit {C}; Uranium (U), Radium (Ra), Thorium (Th)
dan bahan radioaktif lain; Nikel (Ni) dan Cobalt (Co).
C. Endapan Sedimen
terjadi hampir sama dengan endapan batuan sedimen biasa. Jadi endapan bahan
galian ini juga merupakan lapisan, contoh : endapan batubara. Endapan batubara
banyak sekali ditemukan di Kepulauan Indonesia. Endapan yang baik dan
jumlahnya banyak yang telah dikerjakan sampai sekarang adalah endapan
batubara di daerah Ombilin dan Bukit Asam.
Endapan sedimen yang lain adalah endapan mangan, tembaga dan lainnya.
Menurut analisis dari batuan beku, maka batuan beku itu mengandung 0,078%
Mn. Batuan inilah secara proses kimia dilarutkan, ditransport dan diendapkan
sebagai endapan sedimen. Endapan mangan yang terdapat di pulau Jawa
adalah yang merupakan endapan sedimen.
Minyak Dan Gas Bumi
• petroleum (petro = batu dan oleum = minyak) --- minyak yang
terdapat dalam bumi.
karena gas dan minyak bumi adalah hidrokarbon, maka wajar jika jumlah gas yang larut dalam
minyak bumi tergantung dari sifat kedua zat tersebut dan juga dari tekanan dan temperatur di
dalam reservoir.
Denga berapa kekecualian, semua minyak bumi yang terdapat di dalam reservoir mengandung
gas dalam larutan dari hanya beberapa m3 sampai ribuan m3.
Untuk setiap m3 minyak bumi, jumlah gas yang terlarut di dalamnya dinyatakan dalam
perbandingan gas – minyak (Gas – Oil Ratio).
Jika gas hanya terdapat dalam jumlah sedikit, maka dapat dipisahkan segera setelah dihasilkan
dari sumur pemboran, dengan alat “gas-separator” dan kemudian dibakar.
Jika jumlahnya cukup banyak, gas tersebut dapat digunakan untuk dikomersialkan atau
dipompakan kembali ke dalam reservoir. Di bawah kedalaman 2.000 m biasanya keadaan
reservoir mempunyai temperatur dan tekanan yang tinggi, sehingga secara fisik gas dan
minyak bumi tidak bisa dibedakan. Dalam keadaan demikian didapatkan reservoir kondensat.
Teori Asal Pembentukan Minyak dan Gas Bumi
1. Teori Asal An-organik
a. Teori Alkali Panas dengan CO2 (Berthelot, 1866)
di dalam bumi terdapat logam alkali dalam keadaan bebas dan temperatur yang tinggi. Bila
karbondioksida (CO2) dari udara bersentuhan dengan alkali panas ini, maka asetilen dapat dibentuk
dengan persamaan sebagai berikut :
Ca + H2O ----------- H2 + CaO
5 Ca + 2 CO2 ------- Ca C2 + 4 CaO CaO + H2O ------- Ca (OH)2
CaC + H2O --------- C2H2 + CaO Ca (OH)2 + CO2 ------- CaCO3 + H2O
3 C2H2 ----------- C6H6 (Benszen).
Menurut Berthelot, hidrokarbon lainnya dapat terjadi dengan reaksi berangkai antara hidrokarbon yang
terjadi dengan penambahan hidrogen. Jadi berdasarkan bersatunya air panas dengan logam alkali,
hidrokarbon mempunyai kecenderungan membentuk bahan yang lebih padat atau lebih kompleks.
Variasi lain dari teori ini adalah adanya besi yang panas di dalam kerak bumi, yang karena aksi
karbondioksida di atas. Air yang mengandung asam karbonat biasanya datang dari laut yang masuk ke
dalam kerak bumi melalui rekahan-rekahan.
Kelemahan teori ini adalah tidak adanya bukti terdapatnya logam alkali dalam keadaan bebas dalam
kerak bumi.
Gambar 41. Prinsip Penjebakan Minyak dalam Perangkap Struktur Gambar 42. Perangkap Patahan Tumbuh dengan “Roll Over”
2. Perangkap stratigrafi.
perangkap yang terjadi karena berbagai variasi lateral dalam litologi suatu lapisan
reservoir atau penghentian dalam kelanjutan penyaluran minyak dalam kerak bumi.
Pada hakekatnya perangkap stratigrafi didapatkan karena letak posisi struktur tubuh
batuan reservoir sedemikian sehingga batas lateral tubuh tersebut merupakan
penghalang permeabilitas ke arah atas atau ke pinggir. Jika tubuh batuan reservoir itu
kecil dan sangat terbatas, posisi struktur tak begitu penting karena seluruhnya atau
sebagian besar dari tubuh tersebut merupakan perangkap. Untuk terjadinya perangkap
stratigrafi, maka posisi struktur lapisan reservoir harus sedemikian sehingga salah satu
batas lateral tubuh reservoir (yang dapat berupa unsur di atas tadi), merupakan
penghalang permeabilitas ke atas.
Gambar 43. Beberapa Unsur Utama dalam Perangkap Stratigrafi, Penghalang-Permeabilitas dan Kedudukan Struktur.
3. Perangkap kombinasi struktur dan stratigrafi.
perangkap minyak bumi kebanyakan merupakan kombinasi
perangkap struktur dan stratigrafi, dimana setiap unsur stratigrafi
dan unsur struktur merupakan faktor bersama dalam membatasi
pergerakan atau menjebak minyak bumi. Perlu diketahui bahwa
dalam perangkap itu selalu terdapat bagian yang terbuka ke
bawah.
Gambut / peat 54 % 5% 31 % 10 %
Batubara 78 % 6% 14 % 2%
Antrasit 91 % 3% 4% 2%
Grafit 98 – 99 % - - 1–2%
Peat/gambut Antrasit
Kondisi Geologi dan Endapan batubara
Endapan batubara berkaitan erat dengan pola sedimen pada jaman Karbon (Eropa) dan
jaman Tersier (Indonesia).
• Pada kondisi geologi sederhana, endapan umumnya tidak dipengaruhi aktivitas tektonik.
Lapisan batubara umumnya landai, menerus secara lateral sampai ribuan meter, hampir
tidak meiliki percabangan. Ketebalan lapisan batubara secara lateral dan kualitasnya tidak
menunjukkan variasi yang berarti. Contoh dari jenis kelompok ini antara lain, di Bangko
Selatan dan Muara Tiga Besar (Sumsel), Senakin Barat (Kalsel), dan Cerenti (Riau).
• Pada kondisi geologi moderat, endapan sampai tingkat tertentu telah mengalami pengaruh
deformasi tektonik. Pada beberapa tempat intrusi batuan beku mempengaruhi struktur
lapisan dan kualitas batubaranya. Pada kondisi ini dicirikan pula oleh kemiringan lapisan
dan variasi ketebalan lateral yang sedang serta berkembangnya percabangan lapisan
batubara, namun sebarannya masih dapat diikuti sampai ratusan mater. Contoh dari jenis
kelompok ini antara lain, di daerah Senakin, Formasi Tanjung (Kalsel), Loa Janan-Loa
Kulu, Petanggis (Kaltim), Suban dan Air Laya (Sumsel), serta Gunung Batu Besar (Kalsel).
• Pada kondisi geologi kompleks umumnya telah mengalami deformasi tektonik yang
intensif. Pergeseran dan perlipatan akibat aktivitas tektonik menjadikan lapisan batubara
sukar dikorelasikan. Perlipatan yang kuat juga mengakibatkan kemiringan lapisan yang
terjal. Sebaran lapisan batubara secara lateral terbatas dan hanya dapat diikuti sampai
puluhan meter. Contoh dari jenis kelompok ini antara lain, di Ambakiang, Formasi Warukin,
Ninian, Belahing dan Upau (Kalsel), Sawahluhung (Sumbar), Air Kotok (Bengkulu),
Bojongmanik (Jabar), serta daerah batubara yang mengalami ubahan intrusi batuan beku
di Bunian Utara (Sumsel).
• Jenis batubara coklat (brown coal) menunjukkan kandungan panas yang
relatif lebih rendah dibandingkan dengan batubara keras (hard coal).
Karena pada hakekatnya kandungan panas merupakan parameter utama
kualitas batubara, persyaratan batas minimal ketebalan batubara yang
dapat ditambang dan batas maksimal lapisan pengotor yang tidak dapat
dipisahkan pada saat ditambang untuk jenis batubara coklat (brown coal)
dan jenis batubara keras (hard coal) akan menunjukkan angka yang
berbeda (BSN, 1997).
• Mineral bijih adalah bahan galian yang dapat memberikan logam yang
berguna bagi manusia. Logam-logam dapat dibedakan menjadi dua
jenis menurut kuantitasnya, yakni : logam yang jarang diperoleh
(scarce metals) dengan kelimpahan kurang dari 0,01% dan logam
berlimpah (abundant metals) dengan kelimpahan lebih dari 0,01%.
• Logam yang berlimpah itu biasanya bergabung dengan silikon dan zat
asam. Kedua unsur kerak yang paling banyak terdapat untuk membentuk
mineral-mineral silikat, seperti : albit (NaAlSi3O8), anorthit (CaAl2Si2O8)
dan olivin (Mg2SiO4). Akan tetapi mineral tersebut sulit dipecah. Mineral-
mineral yang logamnya mudah diperoleh, seperti oksida-oksida dan
hidroksida-hidroksida, seperti : magnetit (Fe3O4) dan geotit (HFeO2), biasa
disebut lemonit bila berbutir halus dan bercampur dengan campuran lain
termasuk karbonat-karbonat, seperti : siderit (FeCO3) dan magnesit
(MgCO3). Logam yang berlimpah tersebut antara lain : besi, aluminium,
magnesium, chromium dan titanium.
1. Besi
• dari semua logam yang dipakai, lebih dari 95 % adalah besi. sisanya nikel,
chromium, tungsten, vanadium, cobalt dan mangan.
• Besi tersebar luas dalam kerak bumi dan membentuk banyak sekali mineral-
mineral, yang terpenting adalah magnetit, hematit, geotit dan siderit.
• tiga golongan endapan besi yang penting :
a. Endapan yang digabungkan dengan batuan-batuan beku.
Endapan dengan penggabungan yang igneous (igneous affiliations) biasanya
adalah dari tipe metamorfik kontak atau segregasi magma.
b. Endapan sisa.
Endapan yang dibentuk di mana terjadi pelapukan, dan besi yang bersifat
ferrous yang berada dalam batuan beku dioksidakan menjadi bentuk ferric
yang tidak larut dengan warna coklat, kuning, hitam dan merah. Bila siklus
pelapukan itu menghilangkan lebih banyak mineral-mineral yang dapat larut,
maka oksida besi dan hidroksidanya tetap berkonsentrasi sebagai sisa
(residu).
c. Endapan sedimenter.
Merupakan produksi dunia terbanyak dari sumber-sumber yang dapat
diketahui. hampir semuanya endapan kimia sedimenter, yaitu unsur-unsurnya
diangkut dalam larutan dan diendapkan sebagai endapan kimia.
Tabel 4. Mineral Bijih Besi yang Penting
magnetit
Siderit hematit
2. Aluminium
• Aluminium lebih berlimpah di kerak bumi dari pada besi.
• Sumber aluminium, kecuali mineral nephelin (NaAlSiO4) yang jarang didapat adalah
hidroksida-hidroksidanya seperti : kaolinit {Al2Si2O5 (OH)4}, anorthit (CaAl2Si2O8) dan
nephelin (NaALSiO4).
• Pada batuan yang mengalami pelapukan kimiawi, unsur seperti : Na, K, Ca dan Mg
membentuk campuran-campuran yang dapat dilarutkan dan segera dipisahkan.
• Sisanya yang tertinggal disebut laterit. Kebanyakan laterit kaya akan besi, tetapi beberapa
di antaranya kaya akan aluminium dan ini disebut bauksit (berasal dari nama sebuah
dusun Les Baux di Perancis Selatan). Bauksit rupanya terdapat dalam satu bentuk saja,
yakni sebagai endapan sisa disebabkan pelapukan di bawah kondisi tropika.
• Sebenarnya separuh dari bauksit yang ada di dunia dibentuk dari batu gamping
(limestone), yang sesungguhnya adalah kalsium karbonat. Tetapi yang biasanya sedikit
mengandung lempung, sedikit mineral besi, sehingga laterit yang dibentuk daripadanya
bersifat bauksit.
Perak
Mineral Industri
Penamaan golongan mineral ini didasarkan atas penggunaannya. disebut juga sebagai mineral
bahan galian (mineral golongan C). Sebagian diantaranya terutama digunakan untuk pupuk dan
bahan mentah kimia, sedangkan sebagian lainnya digunakan untuk industri-industri bangunan
dan konstruksi. Yang termasuk golongan mineral ini antara lain : fosfat, belerang, garam
potasium, kaolin, trass, batu apung, pasir volkanik, pasir kwarsa, kerikil, batu, batu permata dan
lain sebagainya.
1. Fosfat
• Endapan fosfat di Indonesia terdapat di beberapa gua dalam berbagai bentuk butiran, bongkahan
sampai bongkahan besar. Endapan fosfat guano dengan komposisi kalsium fosfat terdapat
sebagai endapan permukaan, endapan gua dan endapan bawah permukaan. Secara garis besar
proses pembentukan ketiga jenis fosfat guano ini adalah sama, yakni merupakan hasil reaksi
antara batu gamping dengan kotoran burung dan kelelawar yang mengandung asam fosfat
karena pengaruh air hujan atau air tanah. Batuan fosfat merupakan batuan yang mengandung
apatit. Dikenal 4 jenis apatit yang sering didapatkan dalam fosfat, yaitu :
• Apatit : Ca5 (PO4)3 (FCe)
• Hidroksiapatit : Ca5 (PO4)3 OH
• Oksiapatit : Ca10 (PO4)3 (CO3)
• Karbonatapatit: Ca10 (PO4)6 (CO3)(H2O)
• Endapan fosfat di alam berwarna abu-abu, kebiruan, hitam, jingga hingga putih kotor.
• Fosfat di Indonesia pada umumnya ditemukan dalam bentuk trikalsiumfosfat yang berguna dalam
pertanian untuk pupuk dan dalam industri untuk pembuatan deterjen, asam fosfat dan industri
kimia lainnya.. Endapan fosfat di Jawa adalah endapan organik, terdapat pada dasar-dasar gua.
Endapan fosfat biasanya tak teratur.
2. Belerang
• Belerang atau sulfur didapatkan dalam 2 bentuk, yaitu sebagai senyawa
sulfida dan sebagai belerang alam. Sebagai senyawa sulfida didapatkan
dalam bentuk galena (PbS), kalkopirit (CuFeS2) dan pirit (FeS).
Kesemuanya terbentuk akibat proses hidrothermal, kecuali yang disebut
terakhir dapat pula terjadi karena proses sedimentasi dalam kondisi
tertentu.
• Sedangkan belerang alam, unsur tersebut berbentuk kristal bercampur
lumpur atau merupakan hasil sublimasi. Endapan belerang ini terbentuk
oleh kegiatan sulfatara, fumarol atau sebagai akibat dari gas dan larutan
yang mengandung belerang keluar dari dalam bumi melalui rekahan, serta
selalu berkaitan dengan aktivitas volkan (gunung api). Endapan belerang
banyak ditemukan di sekitar kubah garam. Endapan yang demikian
menurut para ahli terjadi karena reaksi antara bitumen ataupun minyak
dengan endapan gipsum. Di Indonesia ditemukan pula endapan belerang di
kawah-kawah gunung api ataupun celah-celah solfatar, seperti di Cibodas,
Welirang, Dieng dan Minahasa.
• Belerang banyak digunakan dalam industri kimia, misalnya untuk
pembuatan asam sulfat, industri pupuk, metalurgi, cat, karet, tekstil, korek
api, bahan peledak, ban, kertas, gula (proses sulfinasi), rayon, film selulose,
ebonit, bahan anti serangga, pengawet kayu, obat-obatan dal lainnya.
3. Potasium
• Potasium merupakan salah satu dari tiga serangkai pupuk buatan, yang lainnya adalah fosfor dan
nitrogen. Potasium adalah unsur yang berlimpah tersebar luas dalam mineral-mineral silikat.
Namun yang banyak diusahakan adalah yang terjadi karena “Marine Evaporites”, hasil dari
akumulasi garam-garam karena penguapan air laut. Unsur-unsur utama air laut :
• Unsur Persentase Seluruh Cairan yang Larut
• NaCl = 78,04 %
• MgCl2 = 9,21 %
• MgSO4 = 6,53 %
• CaSO4 = 3,48 %
• KCl = 2,11 %
• CaCO3 = 0,33 %
• MgBr2 = 0,25 %
• SrSO4 = 0,05 %
•
• Campuran pertama yang mengendap dari air laut yang menguap adalah CaCO3, yang daya
larutnya sangat rendah dan jumlahnya relatif kecil terhadap NaCl, kemudian CaSO4 , yang mulai
memisahka diri sampai larutan turun hingga 19% dari volume asal. NaCl mengendap pada fase
ketiga, dan hanya terjadi apabila larutan sisa diturunkan menjadi 9,5 % dari volume asal.
Pengendapan NaCl ditambah dengan jumlah kecil CaSO4, berlangsung terus hingga air asin
turun sampai kira-kira hanya tinggal 4 % dari volume asal.
• Kemudian pada fase yang berisikan magnesium atau potasium, suatu susunan garam yang
bernama polyhalit (K2SO4MgSO4 2CaSO4 2 H2O) mulai mengendap. Jumlah NaCl dalam
larutan besar pada permulaannya dan secara menyolok lebih dari setengahnya dari jumlah itu
akan diendapkan selama penurunan volume dari 9,5 % menjadi 4 %).
4. Batu Gamping dan Marmer
• Batu gamping dapat dibentuk secara kimia dan secara organik. Mineral-mineral
pada batuan kapur kalsit dapat menghablur kembali karena tekanan yang tinggi dan
atau panas yang tinggi. Pada rekristalisasi, struktur asal batuan itu akan hilang dan
terbentuk batuan yang butirnya amat teratur yang disebut marmer atau batu pualam.
Agihan daerah penghasil batuan kapur terdapat dipelbagai tempat di Indonesia.
• Batu Granit, Andesit, Basalt, Batuapung dan Obsidian
• Kecuali granit batuan di atas terbentuk pada waktu erupsi suatu volkan. Granit,
andesit dan basalt banyak digunakan untuk berbagai bangunan dan ornamen. Bila
magma mencapai permukaan bumi dan membeku dengan cepat maka akan
terbentuk obsidian, yakni batuan amorf yang berstruktur gelas. Bila Obsidian ini
dipanasi dengan kuat terbentuklah batuapung (pumice). Dalam hal ini gas-gas
keluar dan terjadi struktur batu apung yang berlobang/berongga.
6. Talk
• Endapan talk dapat terjadi hampir di setiap benua dengan geologi endapan hampir
semuanya sama, dan alkalis sebagian besar batuan induk untuk formasi talk merupakan
batuan dolomit dan ultramafik.
• Menurut Chidester et. al (1964) terdapat 3 jenis endapan talk yang terdapat di Amerika
serikat yaitu:
1. Endapan talk yang berasosiasi dengan batuan sedimen
• Contoh : Nevada, California, Montana , New york, Texas.
2. Endapan talk yang berasosiasi dengan batuan beku ultramatik
Contoh : Pegunungan applachian.
• Reaksi kimia berikut merupakan metode yang cukup baik untuk pembentukan endapan
talk murni ( Wincler , 1994 )
• 3 dolomit + 4 kuarsa + = talk + 3 kalsit +
Halit kuarsa
G
I
P
S
U
m
Turquoise topaz
PERTAMBANGAN
• Industri Pertambangan merupakan salah satu industri yang mempunyai resiko
yang tinggi (kerugian). Dalam usaha pemanfaatan sumberdaya mineral/bahan
galian untuk kesejahteraan masyarakat dan pengembangan suatu daerah,
diperlukan suatu usaha pertambangan. Agar usaha tersebut dapat berjalan dan
memperoleh keuntungan, maka potensi sumberdaya mineral/bahan galian yang
ada harus diketahui dengan pasti, begitu juga terhadap resiko yang ada, yang
dapat dirinci sebagai resiko geologi, resiko ekonomi-teknologi, dan resiko
lingkungan, harus dihilangkan atau paling tidak diperkecil.
terkira
renc
ana CADANGAN
kon
terunjuk sep
tual (reserve )
(indicated)
terukur
al
(measured ) ns eptu menggunakan faktor
n c a na ko perolehan tambang
re rinci
atau
terperoleh
(recoverable )
prediksi perolehan
bila diolah
terpasarkan
(mark etable)
Tahapan Eksplorasi
eksplorasi Eksplorasi rinci
Survei tinjau Prospeksi pendahuluan
(detailed
(reconnaissance) (prospecting) (preliminary
exploration)
Status kajian exploration)
Cadangan terkira
(probable reserve )
Layak
Cadangan terbukti
(proven reserve )
KEYAKINAN GEOLOGI
Pengecekan Data-
Peta Pengambilan
Peta Topografi Data Geologi &
Sampling Blok
Peta Geologi Eksplorasi
Peta Sebaran Batubara
Hasil Analisis Kualitas
Peta Sebaran Titik Bor
KOMPILASI DATA Core dan Sampling Blok
ALTERNATIF SKENARIO
BLOK-BLOK RENCANA
PENAMBANGAN
UREON NEBULA
Nebula
Selanjutnya, pada bebrapa tempat di nebulai, terbentuk beberapa
lokasi yang mempunyai densitas tinggi. Pada wilayah yang
berdensitas paling tinggi, temperatur dan tekanan terus
bertambah, menyebabkan atom hidrogen berfusi membentuk atom
helium, menyhebabkan pembentukan cahaya dan panas, sebagai
kelahiran bintang pertama di alam semesta. Setiap kelahiran
bintang yang bersinar, mengawali pembentukan-galaksi-galaksi.
GALAXY ANDROMEDA
Kapan mineral pertama terbentuk?.
Klasifikasi Meteorit
1. Siderit atau meteorit besi
2. Siderolit atau meteorit besi berbatu
3. Aerolit atau meteorit batu
4. Tektit
Meteorit Besi
(siderit)
Olivine
besi
MODUL 2 - TATASURYA
Chondrite – Stony meteorite
132
Achondrite - Stony Meterorite
Akondrit mrpkan kelompok
meteorik batu yg tidak
mengandung kondrul, dan
kristalnya lebih kasar drpd
kondrit.
Mantel
Inti Kerak
LEBURAN SEBAGIAN
MANTEL
MANTLE
PLUME
ZONA BENIOF
ZONA BENIOF
Pengendapan
Batuan Sedimen
Batuan
Batuan beku Metamorf
dalam
LEBURAN SEBAGIAN
MANTEL MANTLE
PLUME
ZONA BENIOF
ZONA BENIOF
Gunungapi
Leburan sebagian
Pada mantel astenosfer
Metamorfisme
Perubahan mineralogi dan
tekstur batuan tanpa
pelelehan,
perubahan terjadi pada fasa
padat. Batuan malihan
dapat berasal dari batuan
beku, batuan sedimen atau
batuan malihan sebelumnya.
Penampang Interior bumi
Gunungapi
Leburan sebagian
Pada mantel astenosfer
Kompleks
Batuan Metamorf
Pembentukan foliasi pada batuan metamorf
Bagaimana pembentukannya?
Melalui berbagai proses selama siklus batuan
Siklus Batuan
KLASIFIKASI BATUAN
Seri Reaksi Bowen
Diskontinyu Kontinyu
1200°C Olivin Anortit
Bitownit
Piroksen (Mg)
Labradorit
Piroksen (Fe)
Andesin
Hornblende
Biotit Oligoklas
Albit
Basa
Jangan lupa !
Intermediet Kuarsa
+ mineral tambahan
Asam
K Feldspar
SiO2 = 45 - 52%
SiO2 = 52- 66%
SiO2 = < 45 %
RIOLIT ANDESIT
Riodasit Trakiandesit BASALT BATUAN VOLKANIK
Dasit Trakit
1 mm
Diabas
5 mm
GRANIT DIORIT GABRO PERIDOTIT
ADAMELIT MONZONIT NORIT
GNDIORIT SIENIT
Iw = 10-40 %
Iw = 40-70 %
Iw = > 70 %
Iw = ±10 %
BATUAN PLUTONIK
• 1. Batuan Beku Asam
• 2. Batuan Beku
Intermediate
• 3. Batuan Beku Basa
• 4. Batuan Ultra
Basa
Cara Penamaan batuan Sedimen
BAGAN KLASIFIKASI BATUAN SEDIMEN
Halus : Kasar :
BATULANAU
DETRITRUS BREKSI
BATULEMPUNG
silisik KONGLOMERAT
SERPIH BATUPASIR
Sedimentasi mekanis
KALKARENIT
NAPAL
BT.GAMPING KLASTIK
OOLIT
KARBONAT BT.GAMPING
BIOKLASTIK
DOLOMIT
BATUGAMPING
Sedimentasi BT.GAMPING Sedimentasi
KRISTALIN TERUMBU
kimia organik
SILIKA KARBON
KLORIDA, SULFAT
RIJANG RADIOLARIT GAMBUT, LIGNIT
HALIT, GIPSUM
DIATOMEA BATUBARA, ANTRASIT
ANHIDRIT
1/256 mm 1/16 mm 2 mm Ukuran butir
KONGLOMERAT
Breksi Konglomerat
Batupasir Shale/serpih
Cara Penamaan batuan Metamorf
FOLIASI
TIDAK YA
Hornfels Amfibolit Marmer Kuarsit Eklogit Granulit Slate Filit Milonit Sekis Genis Migmatik
Pilonit
Slate
Gneiss
Untuk apa kita mempelajari mineral dan batuan?
PUSTAKA
Anonimous, 1989, Bahan Galian C dan Air Bawah Tanah di Jawa Tengah, Semarang :
Dinas Pertambangan Pemprop Dati I Jateng.
……… 1983, Sumberdaya Alam untuk Pembangunan Nasional, Ghalia Indonesia ,
Jakarta
Anonimous, 1981,Metode Geometri Geologi Struktur, direktorat Jenderal Pertambangan
Umum, Bandung
Bateman, A.M. 1971. Economic Mineral Deposits, John Willey & Son, New York.
Bemmelen, R.W. van. 1970. The Geology of Indonesia. Vol. II. Netherland : Martinus
Nijhoff, The Hague, Introduction.
Billings, 1982, Structural Geology, Prentice-Hall, Singapore
Davis H.G., 1984, Structural Geology of Rock and Regions, John Willey and Sons
Dhadar, J. Rainir. (tanpa tahun). Eksplorasi Endapan Bahan Galian, GSB, Bandung.
Gilluly, James, 1950, Principle of Geology, Freeman & Co.Handoyo, San Francisco
Katili, J.A. (tanpa tahun). Geologi, Kilat Maju, Bandung.
Koesoemadinata, RP. 1980. Geologi Minyak dan Gasbumi, ITB, Bandung.
Lange m., Ivanova m., labedeva., 1991, Geologi Umum, Gaya Media Pratama, Jakarta
Noor, Djauhari, 2006, Geologi Lingkungan, Graha Ilmu, Yogyakarta
Porter S. J., Skinner B.C., 1987, Physical Geology, John Willey and Sons
Pratistho,dkk, 2000, Petunjuk Praktikum Geologi Struktur, Jurusan teknik Geologi, UPN
“Veteran”, Yogyakarta
Sanusi, Bachrawi, 1984, Mengenal Hasil Tambang Indonesia, Bina Aksara, Jakarta