Anda di halaman 1dari 6

Prosiding Seminar Sains dan Teknologi FMIPA Unmul

Vol. 1 No. 1 Juli 2016, Samarinda, Indonesia

ISSN : 2528 - 0988

ANALISIS KAITAN KOEFISIEN GESEK DAN PELUANG PEMBERSIHAN PIPA


DENGAN FOAM PIG

Fenny Setyarini1,*, Adrianus Inu Natalisanto2


1
Laboratorium Elektronika dan Instrumentasi, Fakultas MIPA, Universitas Mulawarman
2
Jurusan Fisika, Fakultas MIPA, Universitas Mulawarman
*
Corresponding author: fennysetyarini.011 @gmail.com

Abstrak Telah dilakukan kajian teori dan eksperimen kaitan koefisien gesekan kinetik dan peluang
pembersihan. Kajian teori dilakukan dengan cara: pertama, menebak pola sebaran data secara
matematis dan kedua, mengajukan asumsi yang mengaitkan perubahan koefisien gesekan kinetik dengan
jumlah pengulangan pembersihan dan peluang pembersihan. Eksperimen dilakukan dengan cara
menggelincirkan foam pig dalam pipa simulasi yang dilekati kotoran berupa butiran-butiran tanah liat. Dari
kajian teori diperoleh kaitan antara koefisien gesekan kinetik dan jumlah pengulangan pembersihan
dengan peluang pembersihan terungkap sebagai parameter di dalam kaitan tersebut atau berbanding
lurus dengan koefisien gesekan kinetik. Dari eksperimen dapat dibuktikan keterkaitan ketiganya.

Kata kunci Koefisien gesekan kinetik, peluang pembersihan, jumlah pengulangan pembersihan.

Pendahuluan Gaya gesekan terbagi atas 2 macam, yaitu


gaya gesekan statik dan gaya gesekan kinetik.
Minyak dan gas merupakan salah satu Gaya gesekan statik adalah gaya gesekan yang
sumber energi yang sangat banyak bekerja di antara dua permukaan yang saling
dipergunakan di negara industri. Kenaikan harga diam satu terhadap yang lain, misalkan
minyak yang kian melonjak 10 tahun terakhir, permukaan benda dengan lantai.
menyebabkan perusahaan-perusahaan minyak Gaya gesekan kinetik adalah gaya gesekan
berusaha untuk mengoptimalkan produksinya, yang bekerja di antara dua permukaan yang
yakni salah satunya lewat pemeliharaan pipa saling bergerak relatif. Bila permukaan-
untuk menghilangkan endapan-endapan yang permukaan tersebut kering atau tanpa pelumas,
dapat menurunkan tingkat produksi. maka gaya gesekan tersebut tidak bergantung
Pemeliharaan pipa yang sering dilakukan pada luas permukaan kontak (dalam batas yang
adalah dengan meluncurkan pig ke dalam pipa. cukup lebar), besarnya sebanding dengan gaya
Peluncuran tersebut dengan mneggunakan normal, dan tidak bergantung pada laju relatif
tekanan udara atau tekanan air. Penyelidikan gerak permukaan yang satu di atas permukaan
[3]
kaitan antara koefisien gesek kinetik, jumlah lainnya .
pengulangan pembersihan dan peluang Gaya gesekan statis f s mempunyai nilai
pembersihan pada peristiwa peluncuran foam
pig di dalam pipa merupakan hal menarik untuk maksimum f s , max :
dikaji. Oleh karena itu, di dalam makalah ini, f s ,max   s FN (1)
akan dipaparkan kajian teori dan percobaan
dengan perangkat simulasi. dengan s adalah koefisien gesek statis dan FN
adalah besarnya gaya normal pada benda dari
Gaya Gesekan permukaan. Jika benda mulai bergeser di
Gaya gesekan ialah gaya yang timbul sepanjang permukaan, magnitudo gaya
akibat gerakan relatif antara dua permukaan gesekan berkurang dengan cepat sampai pada
yang bersinggungan sedemikian hingga akibat
persinggungan tersebut gerakan yang satu
nilai fk yang diberikan oleh persamaan:
terhadap yang lain menjadi tidak leluasa dan f k  k FN (2)
mengalami hambatan. Semakin lekat atau kuat
persinggungan tersebut, maka semakin besar dengan k adalah koefisien gesek kinetik.
[5]
gaya gesekannya .

18
Prosiding Seminar Sains dan Teknologi FMIPA Unmul
Vol. 1 No. 1 Juli 2016, Samarinda, Indonesia

ISSN : 2528 - 0988

Penentuan Koefisien Gesekan Kinetik kritis  c . Gaya gesekan yang dialami balok
dengan Bidang Miring
tersebut akan sesuai dengan persamaan (2),
Penentuan koefisien gesek kinetik dapat
dan dengan persamaan (3) akan menjadi:
dilakukan dengan menggelincirkan balok pada
= − = (7)
bidang miring. Diandaikan bahwa sebuah balok
Selanjutnya, dengan mensubstitusikan
tak bergerak berada pada bidang miring kasar
dengan sudut kemiringan . Gaya-gaya yang mg cos  untuk FN ke persamaan (7), akan
bekerja pada balok tersebut adalah gaya diperoleh persamaan koefisien gesekan kinetik:
gravitasi mg, gaya gesekan statik dan gaya a
 k  tg   (8)
normal . Sketsa gaya-gaya yang bekerja pada g cos 
benda tersebut diperlihatkan dalam Gambar 1. 1
Pengisian  1   s2 ke persamaan (8),
cos 
koefisien geseknya menjadi
a
 k  tg   1   s2 (9)
g

Peluang dan Kemajuan Pembersihan


Gambar 1. Gaya-gaya yang bekerja pada Dalam penelitian tugas akhir ini dilakukan
[6]
sebuah balok pada bidang miring yang kasar . pembersihan daerah dalam pipa dengan cara
Bila balok tersebut dalam keadaan tepat menggelincirkan foam pig. Selubung foam pig
mulai meluncur untuk sudut kemiringan tertentu, yang menggelincir di dalam pipa tersebut
maka sudut kemiringan bidang miring tersebut dianggap dapat membawa kotoran dalam pipa
merupakan sudut kritis c . Untuk sudut yang bersentuhan dengannya. Bila kotoran di
kemiringan bidang kurang dari sudut kritis dalam pipa tersebut merupakan butir-butiran
tersebut, balok berada dalam kesetimbangan tanah yang tersebar secara acak di permukaan
statik. Dengan memilih sumbu x sejajar dalam pipa tersebut dan memiliki gaya adhesi
terhadap bidang miring dan sumbu y tegak yang beragam terhadap selubung foam pig dan
permukaan dalam pipa, maka setiap kotoran
lurus terhadap bidang tersebut, dapat tersebut belum tentu dapat dirontokan oleh foam
dirumuskan persamaan: pig. Karena itu, dapat dipandang bahwa
 F y  F N  mg cos   0 (3) peristiwa perontokan kotoran oleh foam pig
dan bersesuaian dengan peristiwa pembersihan pipa
oleh foam pig dan peluang terjadinya peristiwa
F x  mg sin   f s  0 (4)
pembersihan tersebut disebut sebagai peluang
Penggabungan persamaan (3) dan (4) akan pembersihan. Peluang Pembersihan dapat
memberikan persamaan: didefinisikan sebagai:
FN ( )= 1− ( )
f s  mg sin   sin   F N tan  (5) (10)
cos  dengan P( ) menyatakan peluang kotoran
Gaya gesekan statik akan maksimum pada tersisa.
sudut kritis c sehingga berlaku persamaan (1). Peristiwa pembersihan pipa terjadi ketika
Penggabungan persamaan (1) dan (5) foam pig diluncurkan di dalam pipa. Bila
memberikan persamaan: pembersihan tersebut dilakukan secara
 s  tan  c (6) berulang maka kotoran-kotoran yang rontok
menjadi semakin berkurang seiring dengan
Persamaan (6) mengungkapkan bahwa semakin banyak dilakukannya peluncuran foam
koefisien gesekan statik sama dengan tangen pig tersebut. Peristiwa rontoknya kotoran
sudut kemiringan ketika balok tepat mulai tersebut merupakan peristiwa komplementer
[6]
meluncur . dari peristiwa kemajuan pembersihan pipa.
Balok tersebut akan meluncur ke bawah Karena itu, kemajuan pembersihan ( ) dapat
bidang miring dengan percepatan bila sudut
dinyatakan sebagai jumlah kumulatif cacah
kemiringan bidang lebih besar daripada sudut
rontoknya kotoran pada setiap ulangan

19
Prosiding Seminar Sains dan Teknologi FMIPA Unmul
Vol. 1 No. 1 Juli 2016, Samarinda, Indonesia

ISSN : 2528 - 0988

penggelinciran terhadap cacah banyaknya Tabel 1. Nilai-nilai Koefisien Gesek Statik dan
kotoran semula, atau dapat dinyatakan sebagai. Koefisien Gesek Kinetik Secara Eksperimen
J = ∑ Cr (11) untuk Seng 40°
% Peluang
dengan J adalah kemajuan pembersihan ke-N. θ N μs ± Δμs μk ± Δμk
Pembersihan
Metodologi
1 0,771 ± 0,002 22,07
Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini
yaitu meteran, jangka sorong, dan stopwatch. 2 0,762 ± 0,002 5,31
Meteran digunakan untuk mengukur tinggi
3 0,790 ± 0,002 26,17
peletakan pipa simulasi, jangka sorong
digunakan untuk mengukur diameter pipa 4 0,794 ± 0,002 16,46
simulasi dan stopwatch digunakan untuk
mengukur waktu gelinciran foam pig. 5 0,793 ± 0,002 13,64
Penelitian ini menggunakan foam pig yang
berdiameter 4 inci, tiga jenis plat, dan tanah liat 6 0,789 ± 0,002 19,3
yang digunakan sebagai pengotor di dalam pipa 40 0,809 ± 0,002
7 0,775 ± 0,002 8,70
simulasi. Tiga jenis plat tersebut yaitu seng,
alumunium, dan plastik (fiber excel flow 8 0,617 ± 0,002 11,9
polypropylene).
Di dalam penelitian ini dibuat pipa simulasi 9 0,507 ± 0,002 5,41
yang dibersihkan dengan foam pig yang
diluncurkan dengan menggunakan gaya 10 0,386 ± 0,002 8,57
pendorong berupa tarikan gravitasi di bidang
miring. 11 0,460 ± 0,002 3,13
Data yang dianalisa berasal dari data 13 0,413 ± 0,002 14,29
primer peluncuran foam pig dengan
14 0,120 ± 0,002 4,17
menggunakan pipa simulasi yang beragam
untuk menentukan nilai koefisien gesekan.
Karena besar tarikan gravitasi pada foam pig Tabel 2. Nilai-nilai Koefisien Gesek Statik dan
hanya bergantung pada besar sudut kemiringan, Koefisien Gesek Kinetik Secara Eksperimen
maka sudut kemiringan tempat foam pig untuk Alumunium 45°
meluncur juga diragamkan. Pengukuran % Peluang
dilakukan dengan sudut 40° , 50° , 60° dan 70° . θ N μs ± Δμs μk ± Δμk
Pembersihan
Hasil dan Analisa Eksperimen
1 0,902 ± 0,002 24,83
Pada proses pembersihan pipa dengan
0,866 ± 0,002 33,03
menggelincirkan foam pig ke dalam pipa 2
simulasi yang terjadi adalah gerakan antara dua 3 0,806 ± 0,002 35,62
permukaan yang saling berinteraksi antara
permukaan foam pig dan permukaan bagian 45 0,970 ± 0,002 0,839 ± 0,002 34,04
4
dalam pipa. Pada saat pipa diberi pengotor
berupa tanah liat, maka gesekan yang terjadi 5 0,904 ± 0,002 58,06
adalah gesekan antara permukaan foam pig
dengan permukaan tanah liat tersebut. Hal ini 0,810 ± 0,002 33,33
7
mengakibatkan kotoran yang ada di dalam pipa
0,675 ± 0,002 50
simulasi lama-lama akan tergerus saat foam pig 8
berkali-kali diluncurkan dengan bidang miring Berdasarkan tabel 1 dan tabel 2, nilai
(diperlihatkan pada Tabel 1 dan Tabel 2). koefsien gesek kinetik dan jumlah ulangan
pembersihan kemudian dibentuk diagram

20
Prosiding Seminar Sains dan Teknologi FMIPA Unmul
Vol. 1 No. 1 Juli 2016, Samarinda, Indonesia

ISSN : 2528 - 0988

sebaran data seperti yang diperlihatkan Gambar peluang pembersihan rata-rata dan juga
2 dan Gambar 3. banyaknya pengulangan penggelinciran foam
pig di dalam pipa dapat dinyatakan sebagai :
−∆ = ( ) (13)
dengan ∆ adalah perubahan nilai koefisien
gesek kinetik, k adalah konstanta, ( ) adalah
peluang pembersihan rata-rata, dan N adalah
jumlah pengulangan pembersihan
dengan
∆ = ( + ∆ ) − ( ) (14)
sehingga
( )
=− (15)

selanjutnya
Gambar 2. Diagram Sebar Koefisien Gesekan ( ) ( )
Kinetik vs Jumlah Ulangan Pembersihan pada ∫ =− ∫ (16)

Data Seng 40° yang menghasilkan
( )
µ (N) = µ' - N (17)

Karena
( )
= ;∆ =1 (18)

Jadi, secara umum kaitan antara koefisien
gesekan kinetik dan peluang pembersihan
adalah
= − (19)
Dengan nilai , dan c konstanta-konstanta
teoritis yang bersesuaian dengan persaman
(17).
Gambar 3. Diagram Sebar Koefisien Gesekan Untuk menentukan nilai N pada terapan industri
Kinetik vs Jumlah Ulangan Pembersihan Pada maka persamaannya menjadi
Data Alumunium 45° -
N= (20)
Diagram sebaran, yang ditunjukkan pada
Gambar 2 dan Gambar 3, memperlihatkan
bahwa terdapat korelasi antara koefisien Penentuan Nilai Ketetapan dan c
gesekan kinetik dan jumlah pengulangan Penentuan nilai-nilai ketetapan ini dapat
pembersihan, tetapi korelasi tersebut bukanlah ditentukan dengan membuat plot antara dan
korelasi yang linear melainkan korelasi nonlinear . Dengan nilai sebagai sumbu x dan
(parabola) yaitu: sebagai sumbu y. adalah nilai dari jumlah
= − (12) pengulangan pembersihan dikuadratkan,
dengan a adalah tetapan yang sebanding sedangkan nilai adalah nilai koefisien gesek
dengan koefisien gesekan kinetik dan b adalah kinetik. Persamaan empiris yang muncul pada
tetapan kesebandingan. grafik inilah nilai dan yang bersesuaian
dengan persamaan 19 seperti diperlihatkan
Hasil dan Analisa Teori pada Tabel 3.
Berdasarkan Gambar 2 dan Gambar 3, Tabel 3. Koefisien Gesek Kinetik dan Konstanta
dapat dilihat bahwa semakin banyak dilakukan c
penggelinciran, maka nilai koefisien geseknya ,
Bahan Sudut ±σ , c ± σc
semakin kecil sehingga persentase kemajuan
pembersihannya menjadi semakin tinggi. 0,829 ± 0,0032 ±
Seng 40
Dengan demikian, dapat diasumsikan bahwa 0,0008 0,000009
perubahan nilai koefisien gesek setara dengan

21
Prosiding Seminar Sains dan Teknologi FMIPA Unmul
Vol. 1 No. 1 Juli 2016, Samarinda, Indonesia

ISSN : 2528 - 0988

, , Gambar 4 dan Gambar 5 menunjukkan


Bahan Sudut ±σ c ± σc
bahwa semakin sering dilakukan penggelinciran
0,890 ± 0,0025 ±
45 pada pipa maka semakin kecil koefisien gesek
0,0011 0,000036
Alumunium kinetiknya. Hal ini berarti persentase kemajuan
0,877 ± 0,0009 ± pembersihnya semakin meningkat atau
50
0,0007 0,000005 mendekati 100 % seiring banyaknya dilakukan
0,913 ± 0,0010 ± penggelinciran.
45
0,0008 0,000005
Plastik
0,957 ± 0,0056 ± Kaitan antara Koefisien Gesekan Kinetik dan
50
0,0011 0,000018 Peluang Pembersihan
Dari Tabel 1 dan Tabel 2 dapat disimpulkan
Perbandingan Hasil Eksperimen dengan bahwa nilai peluang pembersihan dari
Hasil Teori peluncuran pertama ke peluncuran berikutnya
Setelah didapatkan nilai dan c pada bersifat acak (random). Keacakan tersebut patut
metode regresi linier, kemudian dilakukan diduga dipengaruhi oleh letak butiran-butiran
perhitungan dengan menggunakan persamaan tanah dan gaya adhesi pada permukaan foam
(19). Hal ini dilakukan untuk mendapatkan nilai pig dan pada permukaan dalam pipa tersebut.
koefisien gesek kinetik secara teori. Setelah itu Karena butiran-butiran tanah di pemukaan
plot nilai koefisien gesek kinetik yang diperoleh bagian dalam pipa tersebar secara acak
secara eksperimen dengan nilai koefisien gesek (random), maka nilai peluang pembersihan juga
kinetik yang diperoleh secara teori (Gambar 4 bersifat acak. Selain itu, keacakan nilai tersebut
dan Gambar 5). dapat pula disebabkan oleh keragaman gaya
adhesi yang ditimbulkan dari selubung foam pig
dan permukaan dalam pipa atau belum tentu
terontokkannya oleh foam pig kotoran yang
terdapat di dalam pipa.
Telah dibahas dalam subbab sebelumnya
bahwa perubahan koefsien gesekan kinetik
diasumsikan sebanding dengan peluang
pembersihan rata-rata. Dengan menggunakan
asumsi tersebut secara teori telah diturunkan
persamaan (18). Selanjutnya lewat eksperimen
persamaan tersebut telah dibuktikan
bersesuaian dengan persamaan empiris
Gambar 4. Hasil Perbandingan Nilai Koefisien (persamaan (12)) untuk a= dan b=c. Di dalam
Gesek Kinetik Eksperimen dan Nilai Koefisien persamaan (19) terdapat besaran c yang
 mengandung besaran fisis peluang
Gesek Kinetik Teori Untuk Data Seng Sudut 40
pembersihan. Peluang pembersihan merupakan
parameter dari persamaan (18). Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa koefisien
gesekan kinetik berkait dengan peluang
pembersihan.
Dari Tabel 1 dan Tabel 2 dapat dilihat
bahwa nilai peluang pembersihan bersifat acak.
Meskipun demikian, keacakan tersebut tidak
mempengaruhi pola sebaran titik data kaitan
antara koefisien gesekan kinetik dan jumlah
pengulangan pembersihan secara kuadratik
(diperlihatkan dalam Gambar 4 dan Gambar 5).
Gambar 5. Hasil Perbandingan Nilai Koefisien
Keacakan tersebut tidak berpengaruh karena
Gesek Kinetik Eksperimen dan Nilai Koefisien
nilai tetapan kesebandingan (k) di dalam
Gesek Kinetik Teori Untuk Data Alumunium

persamaan (18) bernilai cukup kecil.
Sudut 45

22
Prosiding Seminar Sains dan Teknologi FMIPA Unmul
Vol. 1 No. 1 Juli 2016, Samarinda, Indonesia

ISSN : 2528 - 0988

Kesimpulan

Telah ditemukan bahwa kaitan antara


koefisien gesekan kinetik dan jumlah
pengulangan pembersihan merupakan kaitan
kuadratik dengan peluang pembersihan sebagai
parameter di dalam kaitan tersebut atau
berbanding lurus dengan koefisien gesekan
kinetik.

Ucapan Terima Kasih

Penulis mengucapkan terima kasih kepada


Bapak Syahrin MT dari perusahaan PT. Kaliraya
Sari, yang telah membimbing di lapangan terkait
dengan proses pigging,dan kepada
Laboratorium Fisika Dasar dan Laboratorium
Elektronika & Instrumentasi FMIPA UNMUL
yang telah memberikan ijin menggunakan alat-
alat Laboratorium dan ruangan eksperimen.

Daftar Pustaka

[1] Cordell, Jim dan Vanzant, Hershel. 1990.


All about Pigging. Steam system LT. New
york
[2] Davidson, Robert. 2002. An Introduction To
Pipeline Pigging. Pigging Products and
Services Association. Halliburton Pipeline
and Process Services
[3] Halliday D, dan Resnick. 2010. Fisika Jilid
1 Edisi ke-7. Erlangga : Jakarta
[4] Nurcahyo. 2011. Rancang Bangun
Simulator Fisik Fasilitas Pigging Serta
Pemodelan dan Pengujian Karakteristik
Foam Pig. Thesis Program Studi Teknik
Kimia, UNDIP. Semarang
[5] Soedojo, Peter. 1999. Fisika Dasar. Andi :
Yogyakarta
[6] Tipler,A.Paul. 1996. Fisika untuk Sains dan
Teknik jilid 1. Erlangga: Jakarta

23

Anda mungkin juga menyukai