Epidemiologi :
Penyebab kebutaan kedua setelah katarak
60 juta orang menderita glaukoma di dunia 6 juta buta
Di Indonesia : 500.000 penderita glaukoma buta
Tersering : glaukoma sudut terbuka primer
Faktor Risiko
Tekanan darah tinggi
DM
Ras kulit hitam
Fenomena autoimun
Degenerasi primer sel ganglion retina
Usia di atas 35 tahun
Keluarga mempunyai riwayat glaukoma
Hipermetropia / miopia
Pasca bedah dengan hifema atau infeksi
Klasifikasi berdasarkan etiologi
Glaukoma Primer Glaukoma Kongenital
Glaukoma sudut terbuka Glaukoma kongenital primer
Glaukoma sudut terbuka primer Glaukoma berhubungan dengan
kelainan perkembangan mata lain
Glaukoma tekanan normal Axenfeld’s syndrome, Reiger’s
Glaukoma sudut tertutup syndrome, Peter’s syndrome
Aniridia
Akut
Glaukoma berhubungan dgn
Subakut kelainan perkembangan
Kronik ekstraokuler
Iris Plateau Sturge-Weber syndrome, Marfan’s
syndrome, Neurofibromatosis 1,
Lowe’s syndrome, Congenital rubella
Glaukoma sekunder
Pigmentary glaucoma Iridocorneoendothelial syndrome :
atrofi iris, chandler’s syndrome, iris
Exfoliation syndrome nevus syndrome. Manifestasi klinik
Perubahan lensa berupa : dekompensasi kornea,
Dislokasi glaucoma, abnormalitas iris
(corectopia dan polycoria)
Intumesens Trauma
Phacolytic Hyphema
Perubahan traktus uvea Angle contusion/recession
Uveitis Laserasi/ruptur contusional
segmen anterior : bila tidak
Sinekia posterior diperbaiki (spontan/operasi) dapat
Tumor terbentuk sinekia anterior perifer
ireversibel
Pembengkakan badan silier
Post operasi Glaukoma absolut
Ciliary block glaucoma
(malignant glaucoma) hasil akhir dari glaukoma
Sinekia anterior perifer : terjadi apapun yang tidak terkontrol
bila akibat dari operasi yaitu COA
yang flat. dengan gejala mata keras, buta,
Neovascular glaukoma : DM, dan nyeri.
oklusi vena sentral
Peningkatan tekanan episklera
Pemakaian steroid
Klasifikasi berdasarkan
mekanisme peningkatan TIO
Glaukoma Terbuka
Membran pratrabekular Kelainan trabekular
G. sudut terbuka primer
Glaukoma neovaskular G. kongenital
Pertumbuhan epitel ke bawah G. pigmentasi
Sindrom ICE Sindrom eksfoliasi
G. akibat steroid
Kelainan pasca trabekular Hifema
Peningkatan tekanan vena episklera Kontusio/ resesi sudut
Iridosiklitis / uveitis
G. fakolitik
Glaukoma sudut tertutup
Sumbatan pupil (iris bombe) Pendesakan sudut
G. sudut tertutup primer
Sinekia posterior
Iris plateu
Intumesen lensa Intumesen lensa
Dislokasi lensa anterior Midriasis
hifema
Pergerseran lensa ke anterior
Sinekia anterior perifer
G. sumbatan siliaris Penyempitan sudut kronik
Oklusi vena centralis retina Akibat bilik mata depan yang datar
Skleritis posterior Akibat iris bombe
Pasca bedah ablatio retina
Kontraksi membran pratrabekular
Glaukoma sudut terbuka primer
Proses degeneratif pada jaring trabekular
↓ drainase akueus peningkatan TIO
Gambaran klinis :
Asimptomatik
progresifitas perlahan dan lambat
gejalanya samar tetapi TIO terus -menerus meningkat hingga merusak
saraf penglihatan.
Terapi : anti glaukoma trabekulektomi
Glaukoma sudut tertutup primer
Faktor Predisposisi
Hipermetrop
Tumbuhnya lensa, menyebabkan bilik mata depan menjadi
lebih dangkal. Pada umur 25 tahun, dalamnya bilik mata
depan rata-rata 3,6 mm, sedangkan pada umur 70 tahun 3,15
mm.
Kornea yang kecil, dengan sendirinya bilik mata depannya
dangkal.
Tebalnya iris. Makin tebal iris, makin dangkal bilik mata
depan.
COP sempit letak lensa jadi lebih dekat ke iris aliran AH
dari COP ke COA terhambat blokade pupil meningkatnya
tekanan di COP dan medorong iris ke depan.
Glaukoma sudut tertutup intermitten yang tidak mempunyai
gejala glaukoma sudut tertutup kreeping.
Tidak semua sudut bilik mata sempit akan berkembang menjadi
glaukoma akut, dapat terjadi hanya sebagian kecil saja, terutama pada
mata yang pupilnya berdilatasi sedang (3,0 - 4,5mm) yang dapat
memungkinkan terjadinya blok pupil sehingga dapat berlanjut menjadi
sudut tertutup.
Mekanisme lain yang dapat menyebabkan glaukoma akut adalah:
plateau iris dan letak lensa lebih ke anterior. Pada keadaan seperti ini juga
sering terjadi blok pupil.
Patofisiologi
etiologi: ketidakseimbangan produksi dan ekskresi AH
Kerusakan diskus:
Teori mekanik
Teori vaskular
Mekanisme utama terjadi hilangnya penglihatan pada glaucoma :
apoptosis sel ganglion retina menipisnya inner nuclear dan
hilangnya lapisan serabut saraf retina dan akson pada N.opticus.
Diskus optikus menjadi atrofi diserati pembesaran optic cup.