Anda di halaman 1dari 47

OSTEOARTHRITIS

DENGAN DIABETES
MELLITUS
Nabila Viera Yovita
03010199
Identitas Pasien

Nama Lengkap : Ny.W Jenis Kelamin: Perempuan

Tempat/Tgl lahir : Juni, 1966 Suku bangsa : Jawa

Status perkawinan : Menikah Agama : Islam

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Pendidikan : SD


Anamnesis dan Alloanamnesis
Dengan suami pasien (Tn. R, 47 tahun)
• Tanggal: 7 Oktober 2014, Jam: 08.30 WIB

• Keluhan Utama:
• Lemas & kedua tungkai bengkak

• Riwayat Penyakit Sekarang:
• Os datang ke UGD RSAU pada tanggal 30 September 2014 pukul 11.45 AM dikirim dari poli
penyakit dalam pro rawat inap.Os memiliki riwayat diabetes mellitus dan mulai mengonsumsi
obat untuk DM sejak bulan Mei 2014. .Pasien tidak mual maupun muntah. Tidak ada nyeri
BAK, tidak ada BAK berdarah. Pasien tidak demam. Pola haid pasien teratur. Pasien pernah
dirawat di RS Jakarta untuk luka pada kakinya e.c DM dan pernah pungsi pada kedua lutut
karena osteoarthritis di RS Cipto Mangunkusumo pada bulan September akhir, karena fasilitas
rawat inap penuh maka pasien datang ke RSAU Esnawan Antariksa.

• Di RSAU di lakukan cek darah lengkap dengan hasil Hb: 8, 5 mg/dl, Ht: 27 % , Leukosit : 74.000
mg/dl,Trombosit 382.000, Ureum 65 mg/dl, Creatinine 1,79 mg/dl, GDS 289 mg/dl
Riwayat Penyakit Dahulu
• Cacar air
• Campak
• Typhoid
• Gastritis
Riwayat Keluarga

Hubungan Umur Jenis Keadaan Kesehatan Penyebab Meninggal


(thn) Kelamin

Ayah 81 Laki-laki Sehat -

Ibu 82 Perempuan Sehat -

Pasien 48 Perempuan Riwayat DM -

Adik 1 Laki-laki Sehat -

Adik 2 Perempuan Sehat -

Adik 3 Perempuan Sehat -


Anamnesis Sistem
• Kulit : dbn • Leher : dbn
• Kepala : dbn • Dada : dbn
• Mata : ketajaman • Abdomen : dbn
penglihatan menurun
• Telinga : dbn • Saluran kemih/alat reproduksi:
• Hidung : dbn dbn
• Mulut : stomatitis • Saraf dan otot: dbn
• Tenggorokan: dbn • Ekstremitas : edema
Riwayat Hidup
• Riwayat kelahiran : di rumah dg dukun beranak

• Riwayat imunisasi : lengkap

• Riwayat makan : 3x sehari, 3 porsi/ hari, bervariasi, &


nafsu makan normal

• Riwayat kebiasaan : Kebiasaan makan bebas & mengandung


banyak lemak. Minum air sehari-hari
cukup, hanya menahan BAK jika
bepergian jauh. Sebelum sakit, pasien
suka mengikuti senam jantung

• Riwayat lingkungan : Ventilasi dan sanitasi lingkungan cukup


baik

• Pendidikan : SD
Pemeriksaan Fisik (7 Okt ‘14)
• Tinggi badan : 155 cm
• Berat badan : 44 kg
• BMI : 19, 9 kg/ m2 normal
• Tekanan darah : 160/80 mmHg
• Nadi : 92x/ menit
• Suhu : 36°C
• Pernafasan (frekuensi dan tipe) : 20x/ menit
(thorakoabdominal)
• Keadaan gizi : cukup
• Kesadaran : compos mentis
• Sianosis : tidak ada
• Udema umum : tidak ada
• Habitus : atletikus
• Cara berjalan :-
• Mobilisasi (aktif/pasif) : aktif
• Umur menurut perkiraan pemeriksa: sesuai umur OS

• Aspek Kejiwaan
• Tingkah laku : wajar
• Alam perasaan : biasa
• Proses pikir : wajar
Kulit
• Warna: kuning langsat Efloresensi :tidak ada
• Jaringan parut: tidak ada Pigmentasi :Tidak ada
• Pertumbuhan rambut : merata Pembuluh darah :terlihat
• Suhu raba: hangat Lembab / kering : lembab
• Keringat: Umum: - Turgor : normal
• Setempat: - Ikterus : Tidak ada
• Lapisan lemak :Tipis Edema : (+) pada extremitas
kanan bawah
• Kelenjar getah bening
• Submandibula : Tidak teraba membesar
• Leher : Tidak teraba membesar
• Supraklavikula : Tidak teraba membesar
• Ketiak : Tidak teraba membesar
• Lipat paha : Tidak teraba membesar

• Kepala
• Ekspresi wajah : wajar
• Simetri muka : simetris
• Rambut : merata, warna rambut hitam
• Mata
• Exophthalmus: tidak ada Enopthalmus: tidak ada
• Kelopak: normal Lensa: jernih
• Konjungtiva: anemis Visus: tidak diperiksa
• Sklera: tidak ikterik Gerakan mata: normal ke segala
arah

• Lapangan penglihatan : normal


• Tekanan bola mata : normal per palpasi
• Deviatio konjungae : tidak ada
• Nystagmus : tidak ada
• Telinga
• Tuli: tidak Selaput pendengaran: intak
• Lubang: lapang Penyumbatan: tidak ada
• Serumen: tidak ada Perdarahan: tidak ada
• Cairan: tidak ada

• Mulut
• Bibir: Tidak sianosis Tonsil: Tidak hiperemis, T1-
T1 tenang
• Langit-langit: Utuh Bau pernapasan: Tidak ada
bau
• Gigi geligi: Utuh Trismus: Tidak ada
• Faring: Tidak hiperemis Selaput lendir: Tidak
hiperemis
• Lidah: Tidak kotor, tidak ada deviasi
• Leher
• Tekanan vena jugularis (JVP): 5+1mmH2O
• Kelenjar tiroid: Tidak teraba membesar
• Kelenjar limfe: Tidak teraba

• Dada
• Bentuk: simetris
• Pembuluh darah: Tidak tampak kolateral
• Buah dada: Tidak ada kelainan
Paru
Depan Belakang
Simetris saat statis dan Simetris saat statis dan
Kiri
dinamis dinamis
Inspeksi
Simetris saat statis dan Simetris saat statis dan
Kanan
dinamis dinamis
Benjolan (-), nyeri tekan (-) Benjolan (-), nyeri tekan (-
Kiri Fremitus taktil simetris ) Fremitus taktil simetris
normal normal
Palpasi
Benjolan (-), nyeri tekan (-) Benjolan (-), nyeri tekan(-)
Kanan Fremitus taktil simetris Fremitus taktil simetris
normal normal
Kiri Sonor Sonor
Perkusi
Kanan Sonor Sonor
Auskultas Kiri Vesikuler, Rh (-), Wh (-) Vesikuler, Rh (-), Wh (-)
i Kanan Vesikuler, Rh (-), Wh (-) Vesikuler, Rh (-), Wh (-)
Jantung

Inspeksi Ictus cordis tidak tampak

Palpasi Ictus cordis teraba pada ICS V, linea midclavicula kiri

Perkusi Batas atas: ICS II linea parasternal kiri.


Batas kiri: ICS V linea midclavicula kiri.
Batas kanan: ICS IV, linea sternal kanan.

Auskultasi BJ I-II reguler murni, murmur (-), gallop (-)


• Abdomen
• Inspeksi : dalam batas normal
• Auskultasi : bising usus terdengar 2x/menit
• Perkusi : timpani di seluruh lapang perut.
• Palpasi : supel, tidak teraba massa, nyeri tekan (-), nyeri
lepas (-)
• Hati : Tidak teraba
• Limpa : Tidak teraba
• Ginjal : Tidak teraba

• Alat kelamin: tidak ada indikasi untuk pemeriksaan
Anggota Gerak
Kanan Kiri
Lengan
Tonus Normotonus Normotonus
Otot
Massa Normal Normal
Sendi Aktif Aktif
Gerakan Aktif Aktif
Kekuatan +5 +5
Lain – lain - -
Tungkai dan kaki
Luka - -
Varises - -
Tonus Normotonus Normotonus
Otot
Massa Normal Normal
Sendi Pasif Aktif
Gerakan Pasif Aktif
Kekuatan +4 +5
Edema + -
Lain – lain - -
Refleks
Bisep + +
Refleks Trisep + +
tendon Patella + +
Achilles + +
Kremaster Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Refleks patologis - -
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• 1 Oktober 2014
• Biokimia
• SGOT: 21 u/ l (n: 5 – 40 u/l)
• SGPT: 17 u/ l (n: 5 – 41 u/l)
• Cholesterol: 155 mg/dl (n: < 200 mg/dl)
• Ureum: 65 mg/dl (n: 10-50 mg/dl)
• Creatinin: 1, 60 mg/dl (n: 0, 6 – 1, 1)
• GD Nuchter: 69 (n: <140 g/dl)
• Bilirubin total: 0, 6 (n: 0.2 – 1 (mg %)
• Bilirubin direk: 0, 1 (n: 0 – 0.2 (mg %)
• Bilirubin indirek: 0, 5 (0.2 – 0.8 (mg %)
• Protein total: 5, 7 (n: 6.1 – 8.2 gr %)
• Albumin: 2, 9 (n: 3, 8 – 5 gr %)
• Globulin: 2, 8 (n: 2, 3 – 3, 2 gr %)
• 2 Oktober 2014
• Biokimia
• GD Nuchter: 138 mg/dl (n: 100-140 mg/dl)
• 4 Oktober 2014
• Albumin: 2, 91
• Asam urat: 3, 5 (n: 2.4 – 5.7 mg/dl)
• GD Nuchter: 141
• 6 Oktober 2014
• Ureum: 24  29 (n: 10-50 mg/dl)
• Creatinine: 1, 09  0, 50 (n: 0, 6 – 1, 1)
• GD Nuchter: 166
• Hematologi:
• Hb: 9g/dl (n: 12 – 15 g/dl)
• Leukosit: 5900 (n: 5.000 – 10.000 ul)
• Trombosit: 687.000 (n: 150.000 – 400.000 ul)
• Hematokrit: 27% (n: 36 – 47%)

• Hasil laboratorium tanggal 8 Oktober 2014
• GD nuchter: 134
• Ureum: 29
• Creatinine: 0, 50
• Pemeriksaan Articulatio Genu Dextra (12 September 2014 di
RS Graha Afiah)
• Kesan: osteoarthritis genu dextra grade I (Kellgren Lawrence)
• Pemeriksaan Imunologi: Rheumatologi & Protein spesifik (2
Oktober 2014)
• CRP kuantitatif: 6, 48 (n: <1,0 mg/dl)
• Elektrolit
• Kalsium: 9, 1 (n: 8, 6 – 10 mg/dl)
• Fosfor anorganik: 3, 6 (n: 2, 6 – 4,5 mg/dl)
• Pemeriksaan USG abdomen (3 Oktober 2014):
• Kesan : Multiple cholelithiasis pada GB
• Chronic renal disease bilateral. Kista ginjal kanan
dd. Pelebaran pelviocalices
• Organ lain dalam batas normal
• Pemeriksaan radiologi
• 2 Oktober 2014
• Kesan: tanda OA genu kanan ringan
• 6 Oktober 2014
• Foto femur bilateral
• Kesan: femur dextra & sinistra dalam batas normal
• 8 Oktober 2014
• Foto genu bilateral
• Kesan: OA ringan genu kanan, penyempitan sela sendi genu
kiri
Diagnosis Kerja
• Hipertensi, diabetes mellitus tipe 2, OA genu kanan, CKD
grade I
Diagnosis Banding
• 1. Rheumatoid arthritis
• 2. Gout arthritis
• 3. Gastritis
• 4. Nefropati diabetika
• 5. Cholelitiasis
Tatalaksana
• Non-medikamentosa
• Diet nasi DM 1500 kalori rendah garam, dengan kebutuhan kalori 1560
cal, protein 58,5 gr, lemak 43,3 gr, dan KH 234 gr.

• Medikamentosa
• Rawat inap
• IVFD Ringer laktat II kolf/24 jam
• Amlodipin 1x5 mg (pagi)
• Candesartan 1x16 mg (malam)
• Tramset 3x1
• Recolfar 2x1
• Omeprazole 1x1
• Glucosamine 2x1
• Novorapid 3x10 inj SC
• Lantus 10 inj SC (malam)
• Inj. Ceftriaxone 2x1gr
• Inj. Ondansetron 3x1 amp (bila muntah)
• Dibutuhkan pemeriksaan lanjutan creatinine clearance test
(CCT) untuk mengetahui derajat penyakitnya dan pemeriksaan
protein urin untuk mendeteksi nefropati karena didapatkan
hipoalbuminemia. Pasien pulang pada hari Kamis, 9 Oktober
2014 dengan total 9 hari rawat inap.
TINJAUAN PUSTAKA
• Penyakit sendi yang paling sering ditemukan, terjadi
perubahan secara histopatologi dan radiologi
• Dipandang sebagai kelainan degenerative akibat pemecahan
biokimia dari hyaline pada sendi synovial
• Pandangan terbaru: tidak hanya melibatkan tulang rawan
sendi namun pada keseluruhan organ sendi, termasuk tulang
subkondral dan synovium.
• Weight-bearing joints: termasuk lutut, panggul, cervical,
lumbosacral, dan kaki.
Gejala Klinis
Perkembangan yang lama

Nyeri Morning
stiffness
<30 mins

< range
gerakan
Krepitasi
Penyebab
• Stress/ beban yang diaplikasikan pada sendi terutama sendi
weight-bearing memerankan peran penting pada
perkembangan OA.

• Perubahan degenerative OA secara primer dimulai dari


kartilago sendi, akibat dari loading berlebihan pada sendi
sehat atau loading normal pada sendi yang pernah terganggu.
• Faktor resiko OA:
• Umur
• Obesitas
• Trauma
• Genetik
• Menurunnya hormone sexual
• Kelemahan otot
• Penggunaan repetitive
• Infeksi
• Deposisi Kristal
• Akromegali
• Arthritis inflamasi terdahulu
• Prosedur operasi sebelumnya e.g meniscectomy
• Hemoglobinopati, neuropati
Patofisiologi
• Secara tradisional OA dianggap mepengaruhi secara primer tulang rawan sendi
synovial, namun perubahan patofisiologi juga diketahui terjadi pada cairan synovial,
juga pada tulang subkondral, kapsul sendi, dan juga jaringan sendi lain.

Inflamasi

Degradasi matriks >>: sitokin


& metalloproteinase Degenerasi kartilago
dikeluarkan ke dlm sendi

Sehingga tidak lagi sesuai untuk menggunakan istilah penyakit sendi


degenerative ketika merujuk terhadap OA.
Pembengkakan kartilago e.c >> synth proteoglikan

[ ] proteoglikan mjd sgt <<


 Kartilago mjd lunak & <
elastis  perm. sendi makin
buruk

Fibrilasi & pengelupasan


kartilago

Celah sendi makin sempit esp. pd area yg menerima


beban terbanyak
Fibrilasi &
pengelupasan
cartilago
• OA lutut; penyempitan sendi terbesar seringkali terlihat pada
kompartemen femorotibial medial, walaupun femorotibial
lateral dan patellofemoral juga.
• Kolapsnya kompartemen medial atau lateral deformitas
varus atau valgus secara respektif.
• Erosi pada kartilago yang rusak berjalan terus sampai tulang
dibawahnya terekspos.
• Stress yang meningkat melebihi kekuatan biomekanis tulang.
Tulang subkondral merespon dengan invasi vaskuler dan
selularitas meningkat, menjadi lebih tebal (eburnasi) pada
area yang menerima tekanan.
Mekanisme nyeri
• Nyeri yang adalah gejala utama yang terdapat pada OA diasumsikan
terjadi karena kombinasi dari beberapa mekanisme, yakni:
• Elevasi periosteal osteofitik
• Kongesti vaskuler tulang subkondral yang meningkatkan tekanan
intraossea
• Synovitis dengan aktivasi nosiseptor membrane synovial
• Fatigue pada otot yang terlibat dengan sendi
• Kontaktur sendi secara keseluruhan
• Efusi sendi dan meregangnya kapsul sendi
• Meniscus yang robek
• Inflamasi bursa periartikuler
• Spasme otot periartikuler
• Factor psikologis
• Krepitus
• Sensitisasi nyeri sentral
• Kidd (2012): Nyeri pada OA mencerminkan kondisi processing
nyeri yg dialihkan seperti stimuli sehari-hari yang dirasakan
seperti nyeri. Perubahan ini terjadi sbg respon thd interaksi
kritis pada suatu sendi, tulang, dan factor periartikuler yang
dapat bervariasi pada individu. Hasil sensitisasi jalur nosiseptif
pada level pusat maupun perifer lalu bergantung pada faktor
konstitusional seseorang yaitu gender, umur, dan riwayat
penyakit, juga factor lingkungan tmsk budaya dan gaya hidup
Diagnosis
• Membedakan OA dengan arthritis lainnya seperti rheumatoid
arthritis. Penemuan laboratorium yang mendiferensiasikan RA
dari OA adalah
• Inflamasi sistemik, yaitu peningkatan LED atau C-reactive
protein
• Serologi positif: factor rheumatoid atau antibody CCP
• Cairan sendi yang mengalami inflamasi dengan predominansi
PMN (leukosit polimorfonuklear)
• Leukositosis
Terapi
• Guideline 2013 dari American Academy of Orthopaedic Surgeons
(AAOS) merekomendasikan menggunakan terapi farmakologi untuk
OA lutut yang simptomatik:

• NSAID oral
• NSAID topical
• Tramadol

• AAOS tidak merekomendasikan menggunakan:


• Acetaminophen
• Opioid
• Pain patches
• Injeksi kortikosteroid intra-artikular
• Injeksi growth factor dan atau platelet rich plasma
• Asam hialuronat intraartikular
• Glukosamin dan atau kondroitin sulfat atau hydrochloride
• Untuk terapi non farmakologi, AAOS menganjurkan agar
individu memodifikasi aktivitas dalam hidupnya, seperti:
• Berjalan kaki dibandingkan dengan lari
• Mencegah stress yang berlebihan untuk sendi yang terlibat
• Mengurangi berat badan akan mengurangi stress yang diberi
terhadap lutut  memperpanjang rasa lega dari nyeri dan
juga perlambatan kurangnya kartilago pada lutut. Konsentrasi
sitokin inflamasi dan adipokin juga menurun, yang berperan
dalam degradasi kartilago.
• Sebagian pasien mendapatkan keuntungan dari memberi
panas diatas sendi yang terkena, dan sebagian kecil pasien
merasa lebih lega dengan pemberian es.

DAFTAR PUSTAKA

• Medscape Reference. Osteoarthritis. [Online]. Updated September 10, 2014. Available at
http://emedicine.medscape.com/article/330487-overview. Accessed October 7, 2014
• Pereira et al. The effect of osteoarthritis definition on prevalence and incidence estimates: a
systematic review. Journal of Osteoarthritis and Cartilage. 2011; 19: 1270-85
• World Health Organization expert consultation. Appropriate body-mass index for Asian
populations and its implications for policy and intervention strategies. The Lancet; 2004: 363: 157-
63
• Kellgren JH, Lawrence JS. Radiological assessment of osteo-arthrosis. Ann Rheum Dis. 1957;
16(4):494-502.
• Hochberg MC, Altman RD, et al. Guidelines for the medical management of osteoarthritis.
Arthritis and Rheumatism. 1995; 38: 1541-1546.
• Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid III.
2009: 2541-2. Jakarta: Interna Publishing
• Medscape Reference. Osteoarthritis Pathophysiology. [Online]. Updated September 2014.
Available at http://emedicine.medscape.com/article/330487-overview#a0104. Accessed October
7, 2014
• Dorland's Medical Dictionary 32. 2001: Elsevier Health Sciences pg. 586
• Kidd B. Mechanisms of Pain in Osteoarthritis. HSS J. 2012; 8(1): 26-28
• R. Altman, E. Asch, D. Bloch, G. Bole, D. Borenstein, K. Brandt, et al. The American College of
Rheumatology criteria for the classification and reporting of osteoarthritis of the knee. Arthritis
Rheum 1986; 29: 1039-49.
• American Academy of Orthopedic Surgeons. Osteoarthritis. [Online]. Updated July 2007. Available
at http://orthoinfo.aaos.org/topic.cfm?topic=A00227. Accessed October 8, 2014

Anda mungkin juga menyukai