Anda di halaman 1dari 13

ULKUS DIABETICUM

Definisi dan Klasifikasi

 Ulkus Diabetikum merupakan salah satu komplikasi kronik


dari diabetes mellitus, yang ditandai dengan adanya
neuropati sensorik, motorik, otonom serta gangguan
makrovaskuler dan mikrovaskuler
 Klasifikasi Wagner
Patofisiologi
 Neuropati diabetes  kerusakan pada serabut saraf sensorik, motorik,
otonom  mempengaruhi sensasi perifer, inervasi motorik otot-otot kecil
di kaki, kontrol vaskuler yg baik dari sirkulasi pedis
 Neuropati Sensoris  hilangnya perlindungan terhadap trauma 
penderita mengalami cedera tanpa disadari
 Neuropati Motorik  mengganggu persarafan intrinsic otot-otot kecil
pada kaki  unopposed action dari otot-otot besar di kompartemen
tibia anterior  sublukasi sendi metatarsal-phalangeal proximal ( claw
toe)  perubahan cara berjalan  titik tekan baru  kalus  nekrosis
iskemik pada jaringan dibawah kalus  kerusakan kulit  ulkus
neuropatik
 Neuropati Otonom
 kurangnya tonus otonom pada arteriolar dn sirkulasi kapiler 
shunting darah dari arteriol langsung ke vena  melewati jaringan
yang butuh nutrisi  jaringan tidak memiliki perfusi yang dibutuhkan
untuk penyembuhan luka.
 Hilangnya persarfan otonom ke kelenjar keringat kaki  kulit mudah
kering, bersisik, dan retak  penetrasi bakteri.
Dasar Diagnosis
 Anamnesis : riwayat ulkus sebelumnya, riwayat amputasi, riwayat trauma,
dan riwayat diabetes.
 Pemeriksaan Fisik
 Vascular assessment
Refilling kapiler, palpasi arteri ekstremitas bawah, penilaian ankle brachial index
(ABI)  iskemia
 Neurological and musculoskeletal assessment
Untuk mengetahui neuropati otonom, sensorik, motorik
 Infection assessment
Vascular Assement
ABI
Vascular Assement
 Segmental pressure pulse volume (SPPV)
Indikasi : nilai ABI yang normal dengan kecurigaan penyakit vaskuler perifer.
Prinsip : obstruksi pembuluh darah yang terjadi timbul pada proximal tempat tekanan
darahnya turun
 Skin perfusion pressure (SPP) merupakan penilaian laser Doppler yang
mengggunakan tensimeter pada ankle, bisa mengindikasikan terganggunya perfusi
pada ekstremitas bawah
 Transcutaneous oxygen tension (TcPO2) menilai tekanan oksigen pada area yang
berhubungan dengan luka
 Ultrasonography Doppler dan Laser Doppler velocimetry menilai derajat stenosis arteri,
obstruksi hingga keadaan aliran darah pasca revaskularisasi
 Vascular Imaging : CT-angiografi (CTA), MRA (magnetic resonance angiography),
dan DSA (digital substraction angiography)
percutaneus transluminal angioplasty (PCTA)
Neurological and Musculoskeletal
Assessment
 Neuropati otonom
terjadi perubahan regulasi suhu yaitu ditandai dengan suhu yang lebih dingin,
kulit yang kering, dan hilang atau berkurangnya rambut pada ekstremitas
bawah.
 Neuropati sensorik
terjadi kehilangan sensasi sensoris yang diperiksa dengan benang mikrofilamen
(semmesweinstein monofilament).
 Neuropati motorik terjadi kerusakan saraf otot pada kaki. Pemeriksaan neuropati
motorik meliputi pemeriksaan kekuatan otot dan range of motion tumit, kaki, dan
jari-jari kaki
Neurological and Musculoskeletal
Assessment

 Tuning fork (garpu tala 128 hz)  mengetahui sensibilitas kaki melalui vibrasi
 Semmes weinstein monofilament (SWM)
Titik-titik yang dites : plantar jari 1, 3, 5, sisi plantar dari metatarsal 1, 3, 5, sisi
plantar dari pertengahan medial dan lateral, sisi plantar tumit dan sisi
dorsal sela jari 1 dan jari 2. Apabila penderita tidak mampu menjawab
semua titik yang dites, maka hal ini berarti 90% sudah terjadi penurunan
sensibilitas
 Pemeriksaan fisik neurologi dapat dilakukan pemeriksaan sensibilitas halus
dan kasar, refleks achilles dan patella, kekuatan otot, range of motion.
Infection Assessment
Tanda Klinis Infeksi Luka : Penunjang :
 Meningkatnya eritema pucat di  Pemeriksaan darah : leukositosis 
area sekitar luka peningkatan neutrophil segmen
 indurasi sekitar luka  Kultur swab
 limfangitis
 drainase luka  drainase yang
tebal, kotor, purulen
 bau busuk
 meningkatnya tenderness
 hangat
 demam
Terapi

 Luka yang terinfeksi  debridemen bersama dengan antibiotik sistemik


 Pasien dengan tanda-tanda insufisiensi arteri harus menjalani evaluasi
vaskular dan / atau angiografi noninvasif, dan jika diindikasikan, prosedur
revaskularisasi.
 Cast walker harus dipertimbangkan untuk mengurangi tekanan pada ullkus
 Pada pasien dengan defromitas kaki, rujukan ke spesialis orthopedi karena
koreksi bedah mungkin diperlukan.
 Kontrol glikemik
Komplikasi

 Osteomyelitis  biopsi tulang


Curiga osteomyelitis :
tulang yang terlihat
ulkus yang lebih luas (>2 cm2), lebih dalam (> 3mm)
LED meningkat (70 mm/ jam)
 Charcot foot (akibat neuropati otonom dan pengecilan otot instrinsik kaki)
edukasi yang sifatnya promotif, preventif,
deteksi dini, kuratif (wound management),
rehabilitatif dan antisipasi rekurensi
 Promotif/Preventif
Penyuluhan mengenai terjadinya DFU dilakukan beriringan dengan penyuluhan
mengenai kontrol gula darah untuk pasien DM, seperti diet, olahraga, dan gaya
hidup. Edukasi pasien dan praktek mandiri pasien seperti menjaga kebersihan kaki,
mempertahankan kelembaban kulit kaki dengan pelembab, dan perawatan kuku
 Kuratif
Kontrol metabolic, Kontrol neuropati, Kontrol vaskuler, Kontrol mekanis – tekanan,
Kontrol luka dan mikrobiologi – infeksi
 strategi pencegahan, seperti sepatu pelindung, perawatan kaki yang baik, dan
pemeriksaan kaki harian telah terbukti mengurangi kekambuhan pada pasien
dengan ulkus kaki diabetik
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai