Anda di halaman 1dari 14

KELOMPOK 2

MODUL PILEK MENAHUN


Anggota kelompok :

- Putri febrianti rumonin


- Ervina surnianingsi jufri
- Nindya febrina M.
- Kartika ridwan
- Jihan ichsan
- Abdika gammara azyzy muhtar
- Karim samman sibali
- Yusril rafiqzal zuldan
- M. sultan firman syah
Skenario 2
Seorang laki-laki umur 35 tahun, guru SMP datang
di poliklinik umum di Puskesmas dengan keluhan
utama sering bersin disertai ingus encer dan
hidung tersumbat pada pagi hari. Ada riwayat
penyakit asma saat usia balita. Gejala ini sudah
dirasakan tiap hari, mengganggu aktivitas, dan
perlangsungannya 3 tahun terakhir.
• Kata sulit : -
• Kata kunci :
- Seorang laki-laki berumur 35 tahun, guru SMP
- Keluhan bersin disertai ingus encer dan hidung
tersumbat terutama pada pagi hari
- Memiliki riwayat asma pada usia balita
- Gejala sudah dirasakan hampir tiap hari,
menggagu aktivitas dan perlangsungannya
selama 3 tahun terakhir
Pertanyaan
1. Jelaskan anatomi, histologi, dan fisiologi traktus respiratorius !
2. Apa yang dimaksud dengan pilek menahaun !
3. Bagaimana patomekanisme keluhan pasien dari skenario !
4. Jelaskan hubungan riwayat asma dengan pilek menahun!
5. Tentukan DD dan hubungkan dengan skenario !
6. Jelaskan etiologi DD !
7. Jelaskan mekanisme DD !
8. Jelaskan manifestasi klinik DD !
9. Jelaskan langkah – langkah diagnosis DD !
10. Sebutkan pentalaksanaan DD !
11. Sebutkan komplikasi DD !
12. Jelaskan prognosis DD !
13. Sebutkan pencegahan DD !
Traktus respiratorius
Definisi Pilek Menahun

Pilek adalah penyakit infeksi saluran nafas yang disebabkan


oleh virus.
Patomekanisme Keluhan Pasien dan Riwayat Asma
Limfosit
Alegan APC Sel Th
B
Interleukin atau sitokin

Gatal pada Ig E dan


Merangsang
hidung dan reseptor H1
Histamine sel-sel
bersin radang

mukosa dan sel Dilatasi Edema


goblet saluran nafas
Sinusoid
Rinore hiperpreaksi dan
permeabilitas
kapiler
Hidung
tersumbat
Asma
Differential Diagnosis
Diagnosis Rinitis Rinitis Rinitis Sinusitis
Alergika Vasomotor Medikamentosa Polip Kronik
Gejala
Bersin + + - + -
Rinore + + + + +
Hidung + - + + +
Tersumbat
Asma + - - + -
Alergen MEKANISME

Sel APC
(mukosa)
Alergen pecah
peptida (7-14aa)
Rinitis Alergika
+ MHC klas II Sel Th 0

Th 1 Th 2 Rinitis alergika adalah kelainan pada hidung dengan gejala bersin-bersin , rinore,
(IL-2, IFN-y) IL-3, IL-4, IL-5, IL-13 rasa gatal dan tersumbat setelah mukosa hidung terpapar alergen yang
direantarai oleh Ig E.
Limfosit B
Etiologi ;Alergan
Ig E
Manifestasi Klinik ;bersin berulang-ulang, rinore, hidung tersumbat , mata gatal dan kadang
disertai air mata
Sirkulas darah
Diagnosis ; Anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang (In vitro, In vivo)
Jaringan
Penatalaksanaan ; a. Medikamentosa
sel mast sel basofil
b. Operatif
c. Imunoterapi
Ig E pada sel mast dan sel basofil
Komplikasi ; 1. polip hidung
(penderita sudah sensitif/tersensitisasi)
2. O titis media
3. Rinosinusitis
Paparan alergen yang sama
Pencegahan ; a. menghindari kontak dengan alergen penyebabnya dan eliminasi
b. melakukan tes cukit
Degranulasi sel mast dan basofil
Prognosis ; tetap hipersensitif terhadap alergen tertentu, hanya dengan cara
menghindari kontak dengan alergen agar tidak muncul respon tubuh / rinitis
mediator penyebab gejla RA
alergi.
Patofisiologi Rinitis Vasomotor
Rinitis Vasomotor adalah suatu keadaan ideopatik yang didiagnosis tanpa adanya
1. Neurogenik infeksi, alergi, eosinofilia, perubahan hormonal, dan pajanan obat.

Etiologi ; belum diketahui


2. Neuropeptida Manifestasi Klinik ; Bersin, Rinore, tidak disebabkan alergen

Diagnosis ; Eksklusi dan pemeriksaan laboratorium

Penatalaksanaan ; a. pengobatan simtomatis


3. Nitrik Oksida b. Operasi
c. Neurektomi N. Vidianus

Komplikasi ; 1. Sinusitis
2. eritema pada hidung sebelah luar
4. Trauma 3.m pembengkakan wajah

Pencegahan ; menghindari stimulus atau faktor pencetus

Prognosis ; pengobatan golongan obstruksi lebih baik daripada golongan rinore


Patofisiologi

Rinitis Medikamentosa
Pemakaian topikal Rinitis Medikamentosa adalah kelainan hidung berupa gangguan respons normal
Faso vasomotor yang diakibatkan oleh pemakaian vasokontrikstor topikal dalam waktu
vasokonstriktor
dilatasi yang lama dan berlebihan.
berulang dalam
berulang
jangka waktu laam Etiologi ; pemkaian vasokontrikstor topikal dalam waktu lama dan berlebihan

Manifestasi Klinik ; a. hidung tersumbat dan berair


b. edema/ hipertrofi konka dengan secret hidung

Diagnosis ; anamnesis dan pemeriksaan fisik


Menyebabkan lebih Timbul Penatalaksanaan ; a. diberikan kortikosteroid oral dosis tinggi
sering dan lebih gejala b. hentikan pemakaian obat tetes atau semprot vasokontriktor hidung
c. obat dekongestan oral
banyak memakai obstruksi
obat Komplikasi ; 1. sinusitis kronik
2. rinitis atropi
3. permanen hiperplasia turbinate
Pencegahan ; memakai obat tetes seperlunya
Prognosis ; hampir semua pasien mampu berhenti menggunakan obat. Menggunakan
Rinitis Medikamentosa preparat topikal lebih dari 1 tahun dapat menyebabkan Rebound yang cepat
dalam beberapa hari
Patogenesis

Polip Hidung
Disfungsi
saraf
otonom Polip ialah massa lunak yang mengandung banyak cairan didalam rongga hidung,
bewarna putih keabu-abuan , akibat inflamasi mukosa.
Inflamasi Prediposisi
kronik genetik
Etiologi ; Inflamasi mukosa

Manifestasi Klinik ; hidung tersumbat, rinore, bersin-bersin, nyeri hidung, dan sakit kepala

Diagnosis ; anamnesis, pemeriksaan fisik, Naso-endoskopi, dan pemeriksaan radiologi

Penatalaksanaan ; a. diberikan kortikosteroid o


b. diberikan juga topikal atau sistemik
c. pada kasus polip tidak membaik dipertimbangkan untuk terapi bedah
POLIP Komplikasi ; Sinusitis
Pencegahan ; menghindari iritasi penyebab alergi, pola hidup bersih, melembabkan udara
dirumah

Prognosis ; apabila penderita juga menderita RA, maka peluang polip kembali pasca
operasi bisa terjadi
Patofisiologi

Sinusitis
Didefinisikan sebagai inflamasi sinus paranasal. Umumnya disertai atau dipicu
oleh rinitis sehingga disebut rinosinusitis.
Etiologi ; ISPA akibat virus, bermacam rinitis, polip hidung dan kelainan anatomi

Manifestasi Klinik ; -hidung tersumbat, nyeri atau rasa tekan pada muka
-rhinorea purulen turun ke tenggorokan
-demam dan lesu

Diagnosis ; anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemerksaan penunjang

Penatalaksanaan ; a. diberikan antibiotik dan dekongestan


b. antibiotik sesuai kuman gram negatif dan aerob
c. Operasi

Komplikasi ; kelainan orbital, kelainan intra cranial, O steomielitis, abses superiostal, dan
kelinan paru

Pencegahan ; a. menghindari lingkungan polusi buruk


b. menghindari asap rokok

Prognosis ; viral sinusitis: biasanya sembuh tanpa pengobatan


bakteri sinusitis; sampai 10% tidak menanggapu terapi antimikroba awal
Thank You
Insert the Sub Title of Your Presentation

Anda mungkin juga menyukai