Sel APC
(mukosa)
Alergen pecah
peptida (7-14aa)
Rinitis Alergika
+ MHC klas II Sel Th 0
Th 1 Th 2 Rinitis alergika adalah kelainan pada hidung dengan gejala bersin-bersin , rinore,
(IL-2, IFN-y) IL-3, IL-4, IL-5, IL-13 rasa gatal dan tersumbat setelah mukosa hidung terpapar alergen yang
direantarai oleh Ig E.
Limfosit B
Etiologi ;Alergan
Ig E
Manifestasi Klinik ;bersin berulang-ulang, rinore, hidung tersumbat , mata gatal dan kadang
disertai air mata
Sirkulas darah
Diagnosis ; Anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang (In vitro, In vivo)
Jaringan
Penatalaksanaan ; a. Medikamentosa
sel mast sel basofil
b. Operatif
c. Imunoterapi
Ig E pada sel mast dan sel basofil
Komplikasi ; 1. polip hidung
(penderita sudah sensitif/tersensitisasi)
2. O titis media
3. Rinosinusitis
Paparan alergen yang sama
Pencegahan ; a. menghindari kontak dengan alergen penyebabnya dan eliminasi
b. melakukan tes cukit
Degranulasi sel mast dan basofil
Prognosis ; tetap hipersensitif terhadap alergen tertentu, hanya dengan cara
menghindari kontak dengan alergen agar tidak muncul respon tubuh / rinitis
mediator penyebab gejla RA
alergi.
Patofisiologi Rinitis Vasomotor
Rinitis Vasomotor adalah suatu keadaan ideopatik yang didiagnosis tanpa adanya
1. Neurogenik infeksi, alergi, eosinofilia, perubahan hormonal, dan pajanan obat.
Komplikasi ; 1. Sinusitis
2. eritema pada hidung sebelah luar
4. Trauma 3.m pembengkakan wajah
Rinitis Medikamentosa
Pemakaian topikal Rinitis Medikamentosa adalah kelainan hidung berupa gangguan respons normal
Faso vasomotor yang diakibatkan oleh pemakaian vasokontrikstor topikal dalam waktu
vasokonstriktor
dilatasi yang lama dan berlebihan.
berulang dalam
berulang
jangka waktu laam Etiologi ; pemkaian vasokontrikstor topikal dalam waktu lama dan berlebihan
Polip Hidung
Disfungsi
saraf
otonom Polip ialah massa lunak yang mengandung banyak cairan didalam rongga hidung,
bewarna putih keabu-abuan , akibat inflamasi mukosa.
Inflamasi Prediposisi
kronik genetik
Etiologi ; Inflamasi mukosa
Manifestasi Klinik ; hidung tersumbat, rinore, bersin-bersin, nyeri hidung, dan sakit kepala
Prognosis ; apabila penderita juga menderita RA, maka peluang polip kembali pasca
operasi bisa terjadi
Patofisiologi
Sinusitis
Didefinisikan sebagai inflamasi sinus paranasal. Umumnya disertai atau dipicu
oleh rinitis sehingga disebut rinosinusitis.
Etiologi ; ISPA akibat virus, bermacam rinitis, polip hidung dan kelainan anatomi
Manifestasi Klinik ; -hidung tersumbat, nyeri atau rasa tekan pada muka
-rhinorea purulen turun ke tenggorokan
-demam dan lesu
Komplikasi ; kelainan orbital, kelainan intra cranial, O steomielitis, abses superiostal, dan
kelinan paru