BURAM SAJA”
• Lapisan dalam
– M.sphinchter pupillae
– M.dilator pupillae
Anatomi Retina
• Merupakan bagian mata yang mengandung reseptor yang
menerima rangsangan cahaya.
• Struktur palpebra:
– Lapisan kulit
– M.orbicularis occuli
– Jaringan areolar
– Tarsus
– Konjungtiva palpebra
• Di dalam tarsus terdapat glandula tarsales (Meibom)
modifikasi kelenjar sebaceae.
Nuklear
luar
Plexiform
luar
Nuklear
dalam
Plexiform
dalam
Lapisan sel ganglion
Isi Bola Mata
1. Aqueous humour
Asal: sekresi epitel siliaris dan transudasi
P.DCOP pupil COA celah Fontana
canalis Schlemm
Setiap hambatan aliran yg disebabkan sumbatan
pd saluran keluar peningkatan tekanan
intraokuler Glaukoma
2. Corpus vitreum / viteus humour
Massa berlendir jaringan ikat spt jaringan ikat
gelatinosa, tdr serat halus dan sel fibroblas dalam
matriks semisolid
Bagian tepi ditutupi Membran Hyaloid
3. Lensa Kristalina
Badan bikonvex, posterior > anterior
Orang muda elastis, dgn bertambah usia menjadi
keras dan sklerotik presbiopia
Terdiri dari:
Kapsul lensa: simpai tebal, homogen, refraktil, kaya akan
karbohidrat,meliputi epitel, rpk membran baasl yg sgt
tebal, tdr kolagen tipe IV dan glikoprotein
Epitel sub kapsuler; selapis gepeng kubus, hanya ada di
anterior
Substansi / serat lensa: dihasilkan dr diferensiasi sel-sel
subkapsuler serat lensa kehilangan inti & organel lain
panjang dan mengandung kristalin (protein)
Lensa keruh: katarak disebabkan DM, radiasi UV
Dipertahankan oleh ligamentum suspensorium: zonula
Zinni
Nervus Opticus
• Axon sel2 lapisan ganglion retina
• Retina: tidak mengandung myelin dan
neurolemma
• Discus Opticus: Myelin +, Neurolemma -
Kelopak mata / Palpebra
• Fungsi: melindungi bola mata
• Bagian luar
– Kulit tipis
– Dermis: sel pigmen +++, bagian tepi lebih padat dan
papila tinggi
– Subkutan: serat elastin +++, lemak –
– Jaringan otot skelet: M. Orbicularis Occuli
• Lempeng tarsal
– Jaringan ikat fibrosa dan sedikit elastin
– Pd bag atas: M. Muller (M. Tarsal superior) mrpk
otot polos
– Kel Meibom:
• Modifikasi kel sebasea
• Tidak berhubungan dengan folikel rambut
• Duktus lurus, panjang, dinding epitel berlapis gepeng
• Muara: tepi bebas palebra
• Bagian tepi bebas
– Batas: bulu mata
– Kel sebasea: Kel Zeis
– Kel keringat apokrin: Kel. Moll
• Permukaan dalam:
– Conjungtiva palpebra tdp membran mukosa
transparan, ada sel goblet, melanjut ke conjungtiva
bulbus.
– Dekat cornea: epitel berlapis gepeng
Apparatus lakrimal
• Tdr kel Lakrimal dan salurannya
• Kel Lakrimal:
– Tubuloalveolar komplex, merokrin, serosa,
monoptych
– Bentuk epitel pars terminal lebih tinggi dari
kelenjar parotis
• Sekret dikeluarkan melalui D. ekskretorius ke
forniks superior conjungtiva kornea dan
konjungtiva bulbi & palpebra Punctum
lakrimalis kanalikuli lakrimalis sakus
lakrimalis D.Nasolacrimal cavum nasi
Limbus
• Daerah perbatasan cornea dengan sclera
dan conjungtiva
• Epitel cornea menebal (10 )lapis
• Sel basal lebih kecil, sitoplasma pucat,
aspek anak inti tua
• Lebih lanjut:
– Batas epitel basal tidak teratur Khas conjungtiva
Vitroeus Humor
Aqueous Humor
• Dibentuk dengan kecepatan sekitar 5 ml/hari oleh jaringan kapiler di dalam
korpus siliaris.
• Memiliki komposisi ion anorganik yang serupa dengan plasma tetapi kadar
proteinnya kurang dari 0,1%
• Melalui celah antara iris dan lensa mengalir ke lensa mancapai camera
oculi anterior ke sudut antara kornea dan bagian basal iris menerobos
limbus dalam jalinan trabekula kanal Schlemm vena
• Kecepatan produksi = kecepatan pembuangan → tekanan intra okuler selalu konstan
Fungsi :
• Mensuplai nutrien dan O2 ke lensa dan kornea
• Mengambil metabolit yang perlu dibuang
Kandungan kalium lebih tinggi di lensa daripada di kebanyakan jaringan lain.
Asam askorbat dan glutation terdapat dalam bentuk teroksidasi maupun tereduksi.
Fisiologi penglihatan
Akomodasi lensa :
• Pada penglihatan dekat
• Otot silier berkontraksi → menarik badan siliar
ke depan
Kontriksi pupil :
• Refleks untuk mencegah cahaya yang divergen
ke mata → penglihatan kabur karena tidak
terfokus dengan baik
Pembentukan Bayangan Mata Normal
Stimulasi fotoreseptor
Tempat bergabungnya
2 saraf optik di otak
Cahaya + Impuls
fotoreseptor elektrik Saraf optik Optic chiasma
•Retinon = retinal
Retinon + = molekul pengabsorpsi cahaya,
opsin disintesis dari vitamin A
•Opsin : suatu protein
Respon : Aspek
•Batas kontras : terang gelap korteks talamus Ketajam-
•Radius yg mungkin an
Memonitor pergerakan obyek
LO 2
Penyakit – Penyakit dengan keluhan mata tenang:
Kelainan Refraksi, Night Blindness,
Keratoconus, Strabismus
Katarak
Glaukoma
Retinopati Diabetikum
AMD
Kelainan refraksi
• Emetropia= daya bias mata normal, dimana sinar
jauh difokuskan sempurna di daerah makula lutea
tanpa bantuan akomodasi
• Presbiopia= berkurangnya daya akomodasi akibat
berkurangnya elastisitas lensalensa jd sukar
mencembung. Biasanya pd orang lanjut usia
• Ametropia= Bila sinar sejajar tidak difokuskan pd
makula lutea
Kartu snellen
-Digunakan unt
mengukur tajam
penglihatan
-Dilakukan pd
jarak 5 atau 6
meter, karena pd
jarak ini mata tdk
berakomodasi
Presbiopia
• Gangguan akomodasi pd usia lanjut karena
– Kelemahan otot akomodasi
– Lensa mata tdk kenyal/ berkurang elastisitasnya
akibat sklerosis lensa
• Akibatnya, pasien > 40 thn akan memberi
keluhan mata pedas, berair dan lelah setelah
membaca
• Kacamata atau adisi sesuai usia:
• Kacamata atau adisi sesuai usia:
+ 1.0 D untuk usia 40 tahun
+ 1.5 D untuk usia 45 tahun
+ 2.0 D untuk usia 50 tahun
+ 2.5 D untuk usia 55 tahun
+ 3.0 D untuk usia 60 tahun
Ametropia
• Kornea punya daya pembiasan sinar terkuat
dibanding bagian mata lainnya
• Penjang bola mata seseorang dpt berbeda2.
Bila terdapat kelainan pembiasan sinar oleh
kornea/ adanya perubahan panjang bola
mata, maka sinar tdk terfokus pd makula.
Hal ini disebut ametropia yg kelainannya dpt
berupa:
- miopia
- hipermetropia
- astigmat
Klasifikasi ametropia
• Ametropia aksial
terjadi akibat sumbu optik bola mata lebih
panjang/ pendek sehingga bayangan benda
difokuskan didepan/ belakang retina
• Ametropia refraktif
kelainan sistem pembiasan sinar didalam mata.
daya bias > : benda didepan retina (miopia)
daya bias < : benda dibelakang retina
(hipermetropia refraktif)
• Ametropia kurvatur : kelengkungan kornea/
lensa tidak normal
• Ametropia indeks : indeks bias abnormal
didalam mata
• Panjang bola mata pd ametropia diatas adalah
normal
Miopia
• Panjang bola mata anteroposterior dapat
terlalu besar/ kekuatan pembiasan media
refraksi terlalu kuat
• Beberapa bentuk miopia:
a. Miopia aksial akibat panjangnya sumbu bola
mata
b.Miopia refraktif lensa lebih
cembungpembiasan makin kuat
Faktor yang mempengaruhi Progresifitas
Miopia
• Usia
– makin muda usia anak semakin besar
pertumbuhan anatomis bola matanya
• Penyakit pada mata
• Kerja dekat
• Intensitas cahaya
• Posisi tubuh
Miopia menurut derajat beratnya
a. Miopia ringan <1-3 dioptri
b. Miopia sedang >3-6 dioptri
c. Miopia berat/ tinggi >6 dioptri
Miopia menurut perjalanannya
a. Miopia stasioner= menetap setelah dewasa
b. Miopia progresif= bertambah terus pd usia
dewasa akibat bertambahnya panjang bola
mata
c. Miopia maligna= bersifat progresif dpt
mengakibatkan ablasia retina dan kebutaan
Keluhan miopia
• Biasanya pasien akan mengeluh sakit kepala,
sering disertai juling dan celah kelopak yg
sempit
• Pasien jg memiliki kebiasaan mengernyitkan
mata untuk mencegah aberasi sferis dan
mendapatkan efek pinhole
Pengobatan
• Pasien miopia diobati dgn memberikan
kacamata sferis negatif terkecil yg
memberikan tajam penglihatan maksimal
• Hipermetropia kurvatur
kelengkungan kornea atau lensa kurang sehingga
bayangan difokuskan di belakang retina
• Hipermetropia refraktif
terdapat indeks bias yang kurang padat pada sistem
optik mata
Gejala Hipermetropia
• Lelah
• Pusing Astenopia
akomodatif
• Sakit kepala
Jenis-Jenis Hipermetropia
1. Hipermetropia manifes
2. Hipermetropia absolut
3. Hipermetropia fakultatif
4. Hipermetropia laten
5. Hipermetropia total
1. Hipermetropia Manifes
• Cara Pemeriksaan :
• Secara subyektif
• Pemeriksaan obyektif
Pemeriksaan Hipermetropi
Secara subyektif
Pasien aktif menyatakan lebih tegas atau lebih kabur huruf-huruf pada kartu uji
snellen, baik cara coba-coba /pengabutan(fogging)
Pemeriksaan obyektif
- Menggunakan alat-alat tertentu untuk menentukan keadaan refraksi tanpa
menanyakan pasien
- Baik digunakan pada pasien yang kurang kooperatif & anak-anak
- Alat yang digunakan : oftalmoskop direk
Dapat dipakai untuk menilai ada tidaknya kekeruhan media & astigmatisme
Gambar fundus yang dihasilkan akan tampak kabur bila pasien mengalami
kelainan refraksi
Dengan cara memutar cakram yang berisi lensa dengan berbagai ukuran, maka
gambaran akan terlihat jelas dan kekuatan lensa yang memberikan gambaran
fundus yang paling jelas adalah kelainan refraksi
Penanganan Hipermetropi
• Penggunaan kacamata
• Pemakaian lensa kontak
Diplopia
• Diplopia atau penglihatan ganda adalah suatu
gangguan penglihatan yang mana obyek
terlihat dobel atau ganda.
• Diplopia berasal dari bahasa Yunani, diplo =
dobel atau ganda, opia = penglihatan.
KLASIFIKASI
• Diplopia binokular yaitu penglihatan ganda terjadi
apabila si pasien melihat dengan kedua mata dan
menghilang bila salah satu mata ditutup.
E/:
– gangguan pergerakan otot bola mata sehingga sudut kedua
mata tidak sinkron (tahap awal seseorang yang akan
menjadi juling atau strabismus).
– kerusakan saraf yang melayani otot otot bola mata.
Kerusakan saraf ini disebabkan oleh stroke, cidera kepala,
tumor otak dan infeksi otak.
– Diabetes, miastenia gravis, penyakit graves, trauma atau
cedera pada otot mata dan kerusakan pada tulang
penyangga bola mata.
• Diplopia monokular yaitu diplopia yang hanya terjadi
pada satu mata. Penglihatan ganda muncul saat
salah satu mata ditutup.
Terjadi pada:
– astigmatisme,
– gangguan lengkung kornea,
– pterigium,
– katarak,
– dislokasi lensa mata,
– gangguan produksi air mata dan
– beberapa gangguan pada retina.
Astigmatisme
• Kelainan yang disebabkan bola mata atau
permukaan lensa mata mempunyai kelengkungan
yang tidak sama, sehingga fokusnya tidak sama,
akibatnya bayang-bayang jatuh tidak pada tempat
yang sama
• Astigmat Ireguler
– Tidak mempunyai 2 meridian saling tegak lurus.
– Akibat kelengkungan kornea pada meridian yang sama
berbeda sehingga bayangan menjadi iregular.
– Infeksi kornea, trauma, dan distrofi atau akibat kelainan
pembiasan pada meridian lensa yang berbeda
Etiologi Astigmatisme
• Umumnya diturunkan (faktor genetik)
sering muncul sejak anak anak
• Tekanan yang berlebihan pada kornea
• Kebiasaan membaca yang buruk
• Kebiasaan menggunakan mata untuk melihat
objek yang terlalu dekat
Tanda dan Gejala Astigmatisme
• Sakit kepala
• Kelelahan pada mata
• Kabur saat melihat benda berjarak dekat
maupun jauh
Astigmatisme
• Berkas sinar tidak difokuskan pada 1 titik pada retina tetapi pada 2 garis
titik api yang saling tegak lurus akibat kelainan kelengkungan permukaan
kornea.
• Bayi baru lahir biasanya kornea bulat atau sferis astigmatisme with
the rule kelengkungan kornea pada bidang vertikal bertambah atau
lebih kuat atau jari2nya lebih pendek dibanding bidang horisontal
lensa silinder negatif – sumbu 180 derajat.
• Usia pertengahan, kornea menjadi lebih sferis sehingga astigmatisme
againts the rule
– Akibat kelengkungan kornea pada meridian horizontal lebih kuat
dibanding vertikal.
– Sering pada usia lanjut
– Koreksi dengan silinder – sumbu tegak lurus (60-120 derajat) atau
silinder positif – sumbu horizontal (30-150 derajat)
Astigmatisme Regular Berdasarkan Letak
Daya Bias Terkuatnya
Astigmatisme Regular Berdasarkan
Letak Daya Bias Terkuatnya
AMBLIOPIA
Strabismus
STRABISMUS
Keterangan
Etiologi •Tarikan yang tidak sama pada 1 atau beberapa otot
yang menggerakan mata (strabismus non-paralitik)
•Strabismus non-paralitik biasanya disebabkan oleh
suatu kelainan di otak
•Kelumpuhan pada 1 atau beberapa otot penggerak
mata (strabismus paralitik). Kelumpuhan pada otot
mata bisa disebabkan oleh kerusakan saraf
•Gangguan persyarafan
•Kelainan refraksi yang tidak dikoreksi
•Anak-anak yang dilahirkan dari keluarga yang
mempunyai riwayat strabismus dalam keluarganya
beresiko tinggi menderita strabismus juga
• Beberapa keadaan yang bisa ditemukan bersamaan
dengan strabismus:
# Ambliopia
# Retinopati pada prematuritas
# Retinoblastoma
# Cedera otak traumatik
# Hemangioma di sekitar mata (pada masa bayi)
# Sindroma Apert
# Sindroma Noonan
# Sindroma Prader-Willi
# Trisomy 18
# Rubella kongenitalis
# Sindroma inkontinensia pigmen
# Cerebral palsy
STRABISMUS
Keterangan
Patofisiologi •Dengan penglihatan normal, kedua mata akan menuju satu
titik/obyek yang menjadi pusat perhatian
•Kemudian otak menyatukan kedua bayangan yang terbentuk dari
masing-masing mata menjadi satu bayangan tunggal yang tiga
dimensi
•Bayangan tiga dimensi inilah yang memberikan kita persepsi
kedalaman (depth perception)
•Bila salah satu mata bergulir, dua gambar yang berbeda akan
dikirim ke otak
•Pada anak-anak usia muda, otak belajar mengabaikan bayangan
dari mata yang bergulir dan hanya melihat satu bayangan dari mata
yang lurus atau mata yang melihat lebih baik
•Kemudian anak tersebut kehilangan depth perception (kedalaman
penglihatan)
•Orang dewasa yang mengalami juling sering mengeluh penglihatan
ganda/ dobel karena otaknya sudah terlatih untuk menerima
bayangan dari kedua mata dan tidak dapat mengabaikan bayangan
dari mata yang bergulir/menyimpang.
STRABISMUS
Keterangan
Tanda dan gejala - mata juling (bersilangan)
- mata tidak mengarah ke arah yang sama
- gerakan mata yang tidak terkoordinasi
- penglihatan ganda
- kedua mata tidak sejajar
- kedua mata tidak bisa bergerak bersama-sama
- kehilangan penglihatan pada salah satu mata,
termasuk kehilangan kemampuan untuk melihat
obyek tiga dimensi
Diagnosa •Pemeriksaan mata standar
•Ketajaman penglihatan
•Pemeriksaan retina
•Pemeriksaan neurologis (saraf)
Pemeriksaan Cover test, Cover uncover test, Hirschberg test,
Krymsky test
Penatalaksanaan
• Penanganan
strabismus
– Menutup mata
yang sehat
– Kacamata khusus
– Operasi
• Prevalensi:
– Biasanya pada usia lanjut, akan tetapi dapat juga akibat kelainan
kongenital atau penyulit mata lokal menahun
– Individu umur 65-74 tahun 50%
– Umur >75 tahun 70%
13/08/2014
Patofisiologi
Perubahan protein pada dapat mengubah Warna lensa berubah
lensa mata kuning atau coklat
• Komplikasi
– Makula lutea tidak berkembang sempurna, nistagmus, dan
strabismus
13/08/2014 162
Glaukoma
• Adalah suatu kelainan pada mata yang ditandai oleh
meningkatnya tekanan dalam bola mata (Tekanan
Intra Okular = TIO) yang disertai pencekungan diskus
optikus dan pengecilan lapang pandang. Penyakit ini
disebabkan:
• Bertambahnya produksi humor akueus (cairan mata)
oleh badan siliar
• Berkurangnya pengeluaran humor akueus (cairan
mata) di daerah sudut bilik mata atau di celah pupil.
• Pada glaukoma akan terdapat melemahnya fungsi
mata dengan terjadinya cacat lapang pandang dan
kerusakan anatomi berupa ekskavasi serta degenerasi
papil saraf optik, yang dapat berakhir dengan
kebutaan.
13/08/2014 163
Glaukoma
• Glaukoma (=glaukos) hijau kebiruan, yang
memberikan kesan warna tersebut pada pupil
penderita glaukoma.
• Ditandai dengan meningkatnya TIO yang disertai
oleh pencekungan diskus optikus, atrofi papi
saraf optik, dan pengecilan lapang pandang.
• Peninggian TIO disebabkan oleh:
– Bertambahnya produksi cairan mata oleh badan siliar
– Berkurangnya pengeluaran cairan mata di daerah sudut bilik
mata atau di celah pupil (glaukoma hambatan pupil)
13/08/2014 164
KLASIFIKASI GLAUKOMA
GLAUKOMA PRIMER • Glaukoma sudut terbuka (simpleks)
• Glaukoma sudut sempit
Halo + serangan - -
13/08/2014 167
Glaukoma Absolut
• Stadium akhir glaukoma dimana sudah terjadi
kebutaan total akibat tekanan bola mata memberikan
gangguan fungsi lanjut
• Terlihat :
– Kornea keruh dan bilik mata dangkal
– Papil atrofi dengan ekskavasi glautomatosa
– Mata keras seperti batu dan sakit
• Pengobatan :
– Memberikan sinar beta pada badan siliar untuk menekan
fungsi badan siliar
– Melakukan pengangkatan bola mata
13/08/2014 168
Patofisiologi Glaukoma
• Peningkatan tekanan intraokular
• Mekanisme utama penurunan penglihatan pada glaukoma:
– Atrofi sel ganglion difus penipisan lapisan serat saraf
dan inti bagian dalam retina dan berkurangnya akson di
saraf optikus.
– Diskus optikus menjadi atrofik disertai pembesaran
cekungan optikus
– Iris dan korpus siliaris menjadi atrofik
– Prosessus siliaris memperlihatkan degenerasi hialin
• Pada glaukoma sudut tertutup TIO mencapai 60 – 80
mmHg kerusakan iskemik pada iris disertai edema kornea
13/08/2014 169
Penilaian Glaukoma Secara Klinis
• Tonometri
– Pada glaukoma sudut terbuka primer sering TIO normal
saat pertama kali diperiksa
– Peningkatan TIO tidak selalu glaukoma sudut terbuka
primer
– Apabila TIO terus meninggi sementara diskus optikus dan
lapang pandang normal hipertensi okular
13/08/2014 170
• Gonioskopi
– Metode pemeriksaan anatomi angulus iridokornealis (kamera
anterior) dengan pembesaran binokuler dan goniolens khusus.
– Mata miop sudut lebar
– Mata hiperopik sudut sempit
– Pembesaran lensa seiring bertambah usia sudut sempit
13/08/2014 171
Glaukoma Akut / Sudut Tertutup
• Glaukoma ini terjadi jika terdapat :
– Kenaikan mendadak TIO akibat penutupan sudut
COA oleh iris perifer sehingga menghalangi
keluarya akuos humor mll trabekula
• Sakit mata disertai penurunan ketajaman mendadak
• Tanda2 kongesti ( mata merah, kelopak mata bengkak)
• Glaukoma akut hanya terjadi pada orang yg
memiliki sudut bilik mata yg sempit dg
predisposisi anatomis
Gejala Klinik
Fase prodorma / Non-kongestif Fase G. akut / kongestif
– Penglihatan kabur • Nyeri hebat di dalam mata (
– Halo sign (pelangi di sekitar
lampu ) penjalaran ke N.V)
– Sakit kepala, sakit mata, • Jalan dipapah
lemahnya akomodasi
– Berlangsung ½ - 2 jam • Mual / Muntah-muntah
– Sembuh dg tidur ( karena saat
tidur terjadi miosis COA • Halo sign
terbuka )
– Penggantian kaca mata dekat
lebih cepat dan sering
berbanding usianya
– Berlangsung makin lama makin
sering hingga std glaukoma
akut
Pemeriksaan
Prodormal Kongestif
• Injeksi perikornea ringan • Palpebra : bengkak
• Konjungtiva bulbi : hiperemi kongestif
• Kornea agak suram (edem) • Kornea : keruh, insensitif krn tekanan
saraf pd kornea
• BMD dangkal
• BMD : dangkal
• Pupil sedikit melebar saat • Iris : kelabu ( edem)
reaksi cahaya • Funduskopi : penggaungan dan atrofi
• Tonometri : TIO kongestif lebih tinggi
• TIO tinggi • Tonografi : outflow baik tapi ada
perlengketan iris dan trabekula
• Genioskopi : COA tetep sempit (24
jam)
• Tes provokasi jika meragukan : tes
kamar gelap, tes midriasis, tes
membaca, tes bersujud (prone test)
Pengobatan
• Pada fase non-kongestif : pilokarpin, CAI,
operasi
• Pada fase kongestif :
– Miotikum ( pilokarpin) : mengecilkan pupil
– CAI : mengurangi produksi HA
– Obat hiperosmotik (gliserin)
– Mengurangi nyeri (morfin) mengecilkan pupil
– Operasi : iridektomi perifer, operasi filtrasi
GLAUKOMA SUDUT TERBUKA
(CHRONIC SIMPLE GLAUKOMA)
13/08/2014 177
Mekanisme
13/08/2014 178
Gejala Klinik
• Tidak memberi tanda-tanda dari luar
• Perjalanan penyakit perlahan dan progresif dengan
merusak papil saraf optik (ekskavasi)
• Penderita baru sadar bila keadaan sudah lanjut
• Bilateral, tapi yang satu mulai lebih dahulu
• Ditemukan pada penderita umur 40 tahun keatas
PENGOBATAN
• Diberi secara teratur dan pembedahan hanya
dilakukan bila pengobatan tidak mencapai hasil
memuaskan
13/08/2014 179
Pengobatan dengan obat-obatan
• Miotik
– Pilokarpin 2-4%, 3 – 6x 1 tetes sehari (membesarkan
pengeluaran cairan mata – outflow)
– Eserin ¼ - 1%, 3-6x 1 tetes sehari (membesarkan
pengeluaran cairan mata – outflow)
• Simpatomimetik
– Epinefrine 0.5 – 2%, 1-2x I tetes sehari (menghambat
produksi akuos humor)
• Beta-blocker
– Timolol maleate 0,25 – 0,50%, 1-2x tetes sehari.
(menghambat produksi akuos humor)
13/08/2014 180
• Carbonic anhidrase inhibitor
– Asetazolamid 250 mg, 4x1 tablet (menghambat
produksi akuos humor)
– Obat diberikan satu demi satu atau kalau perlu
kemudian baru dikombinasi
– Kalau tidak berhasil, frekwensi tetes mata
dinaikkan atau presentase obat ditingkatkan atau
ditambah dengan obat tetes lain seperti epinefrin
atau tablet asetazolamid
– Apabila tekanan diatas 21 mmHg maka penderita
dirujuk ke dokter spesialis mata
13/08/2014 181
Pembedahan
• Dilakukan apabila obat-obatan yang maksimal
tidak berhasil menahan tekanan bola rata
dibawah 21 mmHg dan lapang pandang terus
mundur
• Jenis pembedahan :
– Trepanasi Elliot atau pembedahan skleretomi Scheie
– Trabekulektomi
13/08/2014 182
RETINOPATI
Keterangan
Definsi Kelainan pada retina yang tidak disebabkan radang
Gambaran Cotton wool patches gambaran eksudat pada
retina akibat penymbatan arteri prepapil sehingga
terjadi daerah nonperfusi di dalam retina.
Faktor resiko Terdapat pada hipertensi, retinopati diabetes,
penyakit kolagen, anemia,penyakit hodgkin dan
keracunan monooksida
RETINOPATI ANEMIA
• Pada anemia dapat terlihat perubahan perdarahan dalam dan
superfisial, termasuk edema papil.
RETINOPATI HIPOTENSI
• Pada penurunan tekanan darah dapat terjadi kelainan retina
berupa dilatasi arteriol adan vena retina, iskemia saraf
optik,retina dan koroid akibat hipoperfusi. Dapat terjadi
neovskularisasi,glaukoma dan retinitis froliferan pada
hipotensi kronik
RETINOPATI DIABETES MELITUS
Keterangan
Definsi Kelainan retina pada penderita diabetes melitus berupa
aneurismata, melebarnya vena, perdarahan, dan eksudat
lemak
Epidemiologi Insidennya 40-50% penderita diabetes
Tanda dan gejala •Mikroaneurism
•Perdarahan dapat dalam bentuk titik, garis, dan bercak
yang biasanya terletak dekat mikroaneurismata di polus
posterior
•Dilatasi pembuluh darah balik dengan lumennya ireguler
dan berkelok-kelok
•Hard exudate
•Soft exudate
•Pembuluh darah baru pada retina biasanya terletak di
permukaan jaringan
•Edema retina dengan tanda hilangnya gambaran retina
terutama daerah makula
•Hiperlipidemia
• Klasifikasi
– Derajat 1 : terdapat mikroaneurisma dengan atau tanpa
eksudat lemak pada fundus okuli
– Derajat 2 : terdapat mikroaneurisma, perdarahan bintik
dan bercak dengan atau tanpa eksudat lemak pada fundus
okuli
– Derajat 3 : terdapat mikroaneurisma, perdarahan bintik
dan bercak terdapat neovaskularisasi dan proliferasi pada
fundus okuli
Wet form
• Characterized by the growth of abnormal blood vessels from the
choroid underneath the macula (choroidal neovascularization)
leak blood and fluid into the retina distortion of vision that
makes straight lines look wavy, as well as blind spots and loss of
central vision.
• These abnormal blood vessels eventually scar, leading to
permanent loss of central vision.
Risk Factor:
• Age > 60
• Genetics
• Smoking, high blood pressure, high cholesterol, obesity, and
being light skinned, female, and having a light eye color.
Symptoms:
• Dark, blurry areas in the center of vision
• Diminished or changed color perception
Diagnosis:
• Eye examination: the presence of drusen or pigment clumping.
• Amsler grid (a pattern of straight lines that resemble a
checkerboard) some of the straight lines may appear wavy or
missing.
• Angiography/OCT to see if there are new vessels or vessels
leaking fluid or blood in the macula.
Treatments: to prevent severe vision loss or slow the progression of
the disease.
• Anti-angiogenesis drugs. Avastin, Eyelea, Lucentis, Macugen
block the development of new blood vessels and leakage from
the abnormal vessels within the eye that cause wet macular
degeneration.
• Vitamins. For certain individuals, vitamins C, E, beta-carotene,
zinc and copper can decrease the risk of vision loss in patients
with intermediate to advanced dry macular degeneration.
• Laser therapy. Destroy actively growing abnormal blood vessels.
• Photodynamic laser therapy. A light-sensitive drug (Visudyne) &
cold laser are used to damage the abnormal blood vessels.
• Low vision aids. Special lenses/electronic systems that produce
enlarged images of nearby objects.
Prognosis:
• People rarely lose all of their vision from age-related
macular degeneration. They may have poor central
vision, but they are still able to perform many normal
daily activities.
• The wet form of macular degeneration is a leading
cause of irreversible vision loss.
• The dry form of age-related macular degeneration is
much more common and tends to progress more
slowly.
• The condition can recur and require repeated
treatments.
LO 3
Penyakit – Penyakit dengan keluhan mata tenang yang
termasuk kasus kegawatdaruratan:
Ablasi Retina
Neuritis Optik
Oklusi Pembuluh Darah Retina
Edema Papil
Migrain
Amaurosis Fugaks
Uveitis Posterior
ABLASI RETINA
Keterangan
Definisi Suatu keadaan terpisahnya sel kerucut dan batang
retina dengan dari sel epiel pigmen retina
Epidemiologi Biasanya > 45thn, laki-laki > perempuan
Bentuk Ablasi retina regmatogenosa, Ablasi retina eksudatif ,
Ablasi retina traksi (tarikan)
Etiologi Lepasnya retina atau sel kerucut dan batang dari
koroid atau sel pigmen epitel gangguan nutrisi
retina dari pembuluh darah koroid yang bila
berlangsung lama gangguan fungsi yang menetap
Patofisiologi Pada keadaan ini sel epitel pigmen masih melekat erat
dengan membran Bruch. Antara sel kerucut dan sel
batang tidak terdapat suatu perlekatan struktural
dengan koroid atau pigmen epitel titik lemah yang
potensial untuk lepas secara embriologis
ABLASI RETINA REGMATOGENOSA
Keterangan
Definisi Ablasi akibat robekan retina sehingga carian masuk ke
belakang antara sel pigmen epitel dengan retina.
Tanda dan Gangguan penglihatan (spt tabir yang menutup)
gejala Riwayat adanya pijaran api (fotopsia) pada lapang penglihatan
Faktor resiko Miopia tinggi, pasca retinitis, degenerasi retina di perifer
Pemeriksaan Funduskopi terlihat retina terangkat berwarna pucat +
pembuluh darah diatasnya dan adanya robekan retina
berwarna merah
Bila bergerak retina ablasi bergoyang
Pigmen dlm badan kaca
Pupil defek aferen pupil
TIO rendah; dapat meninggi bila terjadi neovaskular
glukoma pada ablasi yang telah lama
Terapi non Pembedahan – secepatnya 1-2 hari setelah diagnosis.
farmakologi Tujuan- melekatkan kembali retina dengan diatermi (diatermi
permukaan & diatermi setengah tebal sklera)& laser.
Ablasi retina eksudatif
• kebocoran P.D. retina dan koroid (ekstravasasi)
penimbunan eksudat subretina yang mengangkat
retina.
• Etiologi : penyakit koroid dan keganasan seperti
skleritis, koroiditis, tumor di belakang bola mata,
radang uvea , atau tidak diketahui penyebabnya.
Ablasi retina tarikan atau traksi
• penarikan retina, umumnya oleh jaringan ikat
pembuluh darah yang terbentuk pada badan kaca
yg mengakibatkan ablasi retina dan penglihatan
turun tanpa rasa sakit
• Neuropati diabetik proliferatif merupakan
penyebab tersering
• trauma dan perdarahan pada badan kaca akibat
bedah atau infeksi juga dapat menjadi faktor
penyebab
NEURITIS OPTIK
Keterangan
Epidemiologi Wanita 20-40 thn-unilateral
Etiologi Idiopatik, sklerosis multipel sedang pd anak oleh
morbili, parotitis dan cacar air
Tanda dan gejala •Kehilangan penglihatan beberapa jam sampai hari
(max.2 minggu) mengenai satu atau kedua mata
•Tanda Uhthoff (penglihatan turun setelah olahraga
atau suhu tubuh naik)
•Gangguan lapang pandangan sentral /seksosentral
•Sakit di sekitar mata bila digerakkan, terasa pegal,
dan sakit bila diraba
•Penglihatan warna terganggu
•Defek pupil aferen relatif / Marcus Gunn papil
•Sel di dalam badan kaca
•Edema papil dgn perdarahan lidah api(anak dan
pemuda)
NEURITIS OPTIK
Keterangan
Patofisiologi •Dimediasi imun dengan repons sel T dan B yang
berlebihan dalam SSP
•Asosiasi dengan genotipe HLA tertentu juga telah
diidentifikasi
•Proses penyakit ini : neuropati akut oleh karena
peradangan fokal dan demielinasi nervus optikus.
Diagnosis Banding Iskemik otak neuropati, edema papil akut, hipertensi
berat, toksik neuropati
Pemeriksaan Foto sinar X kanal optik, sela tursika, CT orbita dan
kepala
Terapi farmakologi Neuritis optik unilateral sembuh spontan.
Kortikosteroid, antibiotik dan vitamin, analgesik oral
untuk mengurangi nyeri
Prognosis Sembuh sempurna, mengakibatkan atrofi papil saraf
optik parsial atau total
NEURITIS OPTIK
NEURITIS INTRAOKULAR ATAU PAPILITIS
Keterangan
Definisi Papilitis – radang serabut retina saraf optik yang masuk pada papil
saraf optik dalam bola mata
Tanda dan gejala •Lapangan pandang menciut, bintik buta melebar, skotoma sentral,
sekosentral dan altitudinal
•Defek pupil aferen
Papil perdarahan, eksudat, arteri retina menciut dan vena
melebar
•Edema papil <2-3 dioptri
•Eksudat star figure dari papil ke makula
•Papil saraf optik memucat
•Sel radang di badan kaca
Terapi farmakologi Kortikosteroid, antibiotik, vitamin
Diagnosis Banding Iskemik optik neuropati, papil edema akut, hipertensi sistemik
akut, leher optik neuropati, optik neuropati, optik neuropati toksik
dan metabolik
Prognosis Proses penyembuhan-> sedikit lebih baik atau tidak sama sekali
dengan skotoma sentral menetap
Rekuren-> berakhir dgn gangguan penglihatan nyata.
NEURITIS RETROBULBAR
Keterangan
Definisi Radang saraf optik belakang bola mata, berjalan akut
mengenai satu/kedua mata
Etiologi Sklerosis multipel, penyakit mielin saraf, anemia
pernisiosa, DM, intoksikasi
Tanda dan gejala Jika bola mata digerakkan terasa berat di bagian
belakang bola mata. Bertambah sakit bila ditekan + sakit
kepala
Funduskopi: normal awalnya, lama kelamaan terlihat
kekaburan batas papil saraf optik dan degenerasi saraf
optik, atrofi descenden terlihat papil pucat batas tegas
Diagnosis Pemeriksaan lapang pandangan—skotoma sentral,
parasentral dancincin
Turunnya tajam penglihatan yang berat
OKLUSI VENA RETINA SENTRAL
Oklusi Vena Retina
• Terjadi bila sirkulasi dari vena retina
terhalang/tersumbat oleh pembuluh darah yang
saling berdekatan menyebabkan perdarahan retina
• Tidak sakit