Anda di halaman 1dari 11

TBC (TUBERCULOSIS PARU)

Pengertian
• Tuberculosis adalah penyakit yang disebabkan Mycobacterium
tuberculosis yang hampir seluruh organ tubuh dapat terserang
olehnya, tapi yang paling banyak adalah paru-paru .
• Tuberculosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh
Mycobacterium Tuberculosis dengan gejala yang sangat bervariasi .
• Tuberculosis paru merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh
basil Mycobacterium tuberculosis tipe humanus, sejenis kuman
berbentuk batang dengan panjang 1-4 mm dan tebal 0,3-0,6 mm.
Penyebab (Etiologi)
Penyebab penyakit Tuberculosis adalah bakteri Mycobacterium
Tuberculosis dan Mycobacterium Bovis. Bakteri tuberculosis ini mati
pada pemanasan 100°C selama 5-10 menit atau pada pemanasan 60°C
selama 30 menit, dan dengan alkohol 70-95% selama 15-30 detik.
Bakteri ini tahan selama 1-2 jam di udara terutama di tempat yang
lembab dan gelap (bisa berbulan-bulan), namun tidak tahan terhadap
sinar atau aliran udara
Tanda & Gejala (Manifestasi Klinis)
1. Keadaan postur tubuh klien yang tampak terangkat kedua bahunya
2. BB klien biasanya menurun, pasien tampak kurus
3. Demam, dengan suhu tubuh bisa mencapai 40 - 41° C
4. Batuk biasanya dialami ± 4 minggu dan bahkan berbulan-bulan
5. Sesak napas
6. Nyeri dada
7. Malaise (anorexia, nafsu makan menurun, sakit kepala, nyeri otot,
berkeringat pada malam hari)
Pemeriksaan Fisik
1. Breathing (B1)
a. Inspeksi : terlihat adanya ketidaksimetrian rongga dada, pelebar intercostal space
(ICS) pada sisi yang sakit. Pasien mengalami sesak napas, peningkatan frekuensi
napas, dan menggunakan otot bantu napas.
b. Palpasi : Adanya pergeseran trakea
c. Perkusi : Pada klien dengan TB paru minimal tanpa komplikasi, biasanya akan
didapatkan resonan atau sonor pada seluruh lapang paru.
d. Auskultasi : Pada klien dengan TB paru didapatkan bunyi napas tambahan (ronkhi)
pada sisi yang sakit.
2. Blood (B2)
a. Inspeksi : adanya keluhan kelemahan fisik dengan sianosis, kemungkinan mengalami
syok.
b. Palpasi : denyut nadi perifer melemah
c. Perkusi : batas jantung mengalami pergeseran pada TB paru
d. Auskultasi : tekanan darah biasanya normal atau mengalami peningkatan tetapi jarang
ditemukan.bunyi jantung tambahan biasanya tidak didapatkan.
3. Brain (B3) : Kesadaran biasanya compos mentis, pada pengkajian objektif klien
tampak dengak wajah meringis,merintih.
4. Bladder (B4)
a. Inspeksi : adanya oliguria menandakan syok hipovolemik. Urin
berwarna jingga pekat dan berbau menandakan fungsi ginjal normal
pada penderita TB sebagai eksresi dari OAT terutama rimfamisin
b. Palpasi : kemungkinan ada nyeri tekan pada kandung kemih karena
distensi sebagai bentuk komplikasi.
5. Bowel (B5)
a. Inspeksi : klien biasanya mengalami mual muntah penurunan nafsu
makan dan penuruan berat badan.
b. Palpasi : adakah nyeri tekan abdomen sebagai komplikasi
c. Perkusi : Adakah distensi abdomen akibat batuk berulang
d. Auskultasi : Terdengar bising usus menurun (normal 5-12x/menit).
6. Bone (B6)
a. Inspeksi : Kemungkinan adanya deformitas, aktivitas mandiri
terhambat, atau mobilitas dibantu sebagian akibat adanya
kelemahan otot.
b. Palpasi : adakah nyeri tekan pada sendi atau tulang akibat
dari komplikasi infeksi TB pada tulang
Penanganan
1. Penyuluhan meliputi informasi lengkap mengenai TBC , bagaimana
penyebarannya, pencegahan infeksi dan pencegahan penularan
virus TBC.
2. Pencegahan
a. Identifikasi dan pengobatan dini individu dengan tuberkulosis
aktif (TB). Dengan cepat lakukan terapi efektif banyak obat
anti TB berdasarkan pada data klinis dan surveilens resistensi
obat.
b. Pencegahan penyebaran droplet infeksius dengan metode
mengontrol sumber dan dengan mengurangi kontaminasi
mikroba di udara dalam ruangan.
Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan adanya penumpukan sekret
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan penurunan jaringan efektif paru, kerusakan
membran alveolar
3. Nyeri berhubungan dengan batuk berulang sebagai respon tubuh untuk mengeluarkan sekret
4. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan intake nutrisi tidak
adekuat
5. Gangguan pola istirahat tidur berhubungan dengan dispnea dan batuk berulang
6. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan fisik dan perubahan nutrisi
7. Defisit pengetahuan mengenai kondisi dan pencegahan berhubungan dengan keterbatasan
kognitif, informasi yang kurang.
8. Ansietas berhubungan dengan defisit pengetahuan mengenai kondisi dan pencegahan
9. Resiko tinggi penyebaran infeksi berhubungan tidak adekuatnya mekanisme pertahanan diri

Anda mungkin juga menyukai