Anda di halaman 1dari 13

SIFILIS

Pengertian
• Sifilis adalah salah satu penyakit menular
seksual. Penyakit tersebut ditularkan melalui
hubungan seksual, penyakit ini bersifat Laten
atau dapat kambuh lagi sewaktu-waktu selain itu
bisa bersifat akut dan kronis. Penyakit ini
dapat cepat diobati bila sudah dapat dideteksi
sejak dini. Kuman yang dapat menyebabkan
penyakit sifilis dapat memasuki tubuh dengan
menembus selaput lendir yang normal dan mampu
menembus plasenta sehingga dapat menginfeksi
janin.
Penyebab (Etiologi)
• Sifilis adalah penyakit menular seksual yang
disebabkan olehTreponema pallidum. Penyakit
menular seksual adalah penyakit yang ditularkan
melalui hubungan seksual. Penyakit ini sangat
kronik, bersifat sistemik dan menyerang hampir
semua alat tubuh dapat menyerupai banyak
penyakit, mempunyai masa laten dan dapat
ditularkan dari ibu ke janin.
• Diluar badan kuman tersebut mudah mati
sedangkan dalam darah untuk transfusi dapat
hidup sampai 72 jam.
Tanda & Gejala (Manifestasi Klinis)
1. Sifilis Tahap I
a. Berlangsung selama 10 - 90 hari sesudah infeksi
b. Papula tidak nyeri tampak pada tempat sesudah masuknya
Treponema pallidum pada genitalia.
c. Penderita yang tidak diobati infeksinya berkembang ke
manifestasi sifilis sekunder.
2.Sifilis Tahap II
a. Terjadi 20-10 minggu setelah sifilis primer sembuh.
b. Demam, sakit kepala, nyeri sendi, kehilangan nafsu makan,
muncul ruam (kecil, benjolan bersisik merah pada penis,
vagina, atau mulut, terutama pada telapak tangan dan
kaki), sakit tenggorokan, kelenjar limpa membengkak (pada
ketiak, pangkal paha, leher), serta kelelahan.
c. Tahap laten (tersembunyi) ini dapat berlangsung selama
bertahun-tahun tanpa adanya gejala.
3. Sifilis Tahap III
a. muncul 10 sampai 40 tahun setelah infeksi awal.
b. Cirinya adalah timbulnya kerusakan pada otak dan jantung,
daya ingat menurun, mengalami kelumpuhan, dan terjadi
masalah pada keseimbangan tubuh.
c. Sifilis kongenital yang terjadi akibat penularan dari ibu
hamil yang menderita sifilis kepada anaknya melalui
plasenta.
Pemeriksaan Fisik
1. Sistem integument biasanya terdapat lesi.
Berupa papula, makula, postula.
2. Kepala dan Leher
a. Kepala : Biasanya terdapat nyeri kepala
b. Mata : Pada sifilis kongenital terdapat kelainan pada mata
(keratitis interstisial).
c. Hidung : Pada stadium III dapat merusak tulang rawan pada
hidung dan palatum.
d. Telinga : Pada sifilis kengenital dapat menyebabkan
ketulian.
e. Mulut : Pada sifilis kongenital, gigi Hutchinson
(incisivus I atas kanan dan kiri bentuknya seperti obeng).
f. Leher : Pada stadium II biasanya terdapat nyeri leher.
3. Sistem Pernafasan : kelelahan terus menerus, kaku
kuduk, malaise.
4. Sistem kardiovaskuler : Kemungkinan adanya
hipertensi, arteriosklerosis dan penyakit jantung
reumatik sebelumnya.
5. Sistem penceranaan : Biasanya terjadi anorexia pada
stadium II.
6. Sistem musculoskeletal : Pada neurosifilis terjadi
athaxia.
7. Sistem Neurologis : Biasanya terjadi parathesia
(kesemutan, tertusuk, atau terbakar pada kulit yang
umumnya dirasakan di tangan, kaki, lengan, dan
tungkai)
8. Sistem perkemihan : penurunan berkemih, nyeri pada
saat kencing, kencing keluar nanah.
9. Sistem Reproduksi : Biasanya terjadi impotensi.
Penanganan
Memberikan pendidikan kepada pasien dengan
menjelaskan hal-hal sebagai berikut:
1.Bahaya PMS dan komplikain
2.Pentingnya mamatuhi pengobatan yang diberikan
3.Cara penularan PMS dan pengobatan untuk
pasangan seks tetapnya
4.Hindari hubungan seks sebelum sembuh dan
memakai kondom jika tidak dapat dihindarkan
lagi
5.Pentingnya personal hygiene khususnya pada
alat kelamin
6.Cara-cara menghindari PMS di masa mendatang.
Program Diet
1. Kebutuhan zat gizi ditambah 10-25% dari kebutuhan
minimum
2. Pasien diberikan porsi makanan kecil tetapi sering
3. Konsumsi protein berkualitas tinggi dan mudah
dicerna.
4. Sayuran dan buah-buah untuk jus.
5. Susu rendah lemak dan sudah dipasteurisasi setiap
hari (susu sapi atau kedelai).
6. Hindari makanan di awetkan atau beragi.
7. Makanan bebas dari pestisida atau zat kimia.
8. Rendah serat, makanan lunak atau cair, jika ada
gangguan saluran pencernaan.
9. Rendah laktosa dan lemak jika pasien diare.
10.Hindari rokok, kafein dan alkohol.
Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan kerusakan jaringan
sekunder.
2. Hipertermi berhubungan dengan respon sistemik
ulkus.
3. Gangguan integritas jaringan kulit berhubungan
dengan adanya ulkus pada genitalia.
4. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan ulkus
merah pada penis dan anus serta demam subfebris.
5. Kurang pengetahuan tentang penyakit dan resiko
penyebaran infeksi dan infeksi berulang.
Gigi Hutchinson Keratitis interstisial
Neurosifilis Sifilis
Pria Wanita
Bayi dengan sifilis

Anda mungkin juga menyukai