Anda di halaman 1dari 57

ANATOMI & FISIOLOGI

PERNAFASAN

YENI TUTU ROHIMAH


PERNAPASAN (RESPIRASI)
DEF : Merupakan pertukaran oksigen
dan karbondioksida
Respirasi 2 :
1. Respirasi eksternal, mangacu
kepada keseluruhan rangkaian
kejadian yang terlihat pada
pertukaran O2 dan CO2 antara
lingkungan eksternal dan sel
tubuh.
2. Respirasi internal atau seluler,
mengacu kepada proses
metabolisme intrasel yang
berlangsung di dalam
mitokondria, yang menggunakan
O2 dan mengahsilkan CO2
selama penyerapan energi dari
molekul nutrient.
FUNGSI
 Fungsiutama sistem respirasi adalah
menjamin tersedianya O2 untuk
kelangsungan metabolisme sel serta
mengeluarkan CO2 hasil
metabolisme sel secara terus
menerus.
FUNGSI
 Fungsi tambahan :
1. Membantu pengeluaran air dan panas dari
dalam tubuh
2. Membantu meningkatkan aliran balik vena
(sebagai pompa)
3. Membantu proses bicara (vokalisasi)
STRUKTUR SALURAN NAPAS
Sistem pernapasan manusia terdiri dari :
1. Sistem saluran udara, praktis tidak terjadi
pertukaran gas
2. Organ pertukaran gas (alveol paru), tempat
terjadinya difusi
3. Mekanisme pompa ventilasi paru,meliputi
struktur dinding dada & otot pernapasan
4. Pusat pernapasan otak
5. Sistem sirkulasi darah, membawa O2 dan
CO2 ke dan dari jaringan tubuh
SALURAN PERNAFASAN

Nasal  faring  laring  trakea  bronkus


(ka & ki)  bronkiolus  bronkiolus
terminalis  bronkiolus respiratorius 
duktus alveolaris  sakus alveolaris 
alveolus
FUNGSI NASAL DAN TRAKTUS
RESPIRATORIS
1. Mekanisme pertahanan terhadap benda asing.Udara
yang masuk sal napas disaring bulu hidung shg partikel
> 10 µm akan dihambat. Pada mukosa sal napas
terdapat silia 2-10 µm, gerakan silia (Cilliary escalator)
akan mendorong benda asing keluar dgn kec 16
mm/menit.
2. Memanaskan suhu udara pernapasan shg sesuai dgn
suhu tubuh. Terdapat pembuluh darah.
3. Melembabkan udara pernapasan, penting untuk
mencegah mengeringnya membran alveol. Dilakukan
oleh mukus (dihasilkan kel sebasea dan sel goblet pd
mukosa hidung dan faring).
4. Sebagai organ penciuman.
ALVEOLI
 Alveoli dapat digambarkan sebagai segerombol kantung
udara berdinding tipis, yang dapat mengembang dan
mengempis.
 Dindingnya terdiri dari 1 lapis sel epitel alveol tipe I
berbentuk gepeng, di antara sel epitel tersebut terdapat
sel alveol tipe II (pnemosit granuler) yang mensekresi
surfaktan.
 Surfaktan (surfactant = surface-active substance) adl
kompleks fosfolipoprotein yang membantu
pengembangan jaringan paru.
MEMBRAN ALVEOLI – KAPILER

Tempat terjadinya difusi antara udara


alveoli dengan darah dalam kapiler
paru, terdapat pembatas yang disebut
membran alveol-kapiler / membran
respirasi.
MEKANIKA PERNAPASAN
 Seperti halnya air, udara mengalir dari daerah bertekanan
tinggi ke daerah bertekanan rendah.
 Bila tekanan di dalam alveoli sama dengan tekanan
atmosfer udara luar, tidak terjadi aliran udara.
 Selama inspirasi, yaitu masuknya udara ke dalam paru,
tekanan di alveol harus lebih rendah dibandingkan tekanan
atmosfer.
 Selama ekspirasi, yaitu keluarnya udara dari dalam paru,
tekanan di alveol harus lebih tinggi dibandingkan tekanan
atmosfer.
OTOT INSPIRASI
1. m. sternocleidomastoideus
2. m. serratus anterior
3. m. skalenus
4. m. interkostalis eksternus
5. Diafragma

1,2,3,4 pernafasan thoracal


5 pernafasan abdominal
backVENTILASI
OTOT EKSPIRASI
1. m. interkostalis internus
2. m. rectus abdominal
3. m. transversus
4. m. obliquus

 1 pernafasan thoracal
 2,3,4 pernafasan abdominal
Transport gas pernafasan
1.VENTILASI : jalannya udara pernafasan
dengan cara :
Paru dapat kembang kempis :
1. Gerakan naik turun diafragma
2. Elevasi dan depresi costa

• Otot pernafasan :
1. Otot inspirasi
2. Otot ekspirasi
VENTILASI-diafragma
 Relaksasi diafragma cembung
ke dada rongga dada
menyempit : ekspirasi
 Kontraksi diafragma
cembung ke perut rongga
dada membesar : inspirasi
Pernafasan dengan diafragma ini
disebut pernafasan perut
back
VENTILASI-elevasi
 Elevasi dan depresi costa untuk meningkatkan
dan menurunkan diameter anterior dan
posterior rongga dada
 Elevasi costa rongga dada membesar :
inspirasi
 Depresi costa rongga dada mengecil :
ekspirasi
 Pernafasan ini disebut pernafasan thoracal

back
2. DIFUSI
Kecepatan difusi dipengaruhi :
1. Suhu, makin tinggi suhu makin cepat
difusi
2. Beda tekanan/konsentrasi gas
3. Tebal membran
4. Berat molekul gas
5. Daya larut gas dalam air
DIFUSI
D = P . A . S
d . MW
KET : D = Kapasitas Difusi
P = Perbedaan tekanan partial
A = Luas membran respirasi
S = Kelarutan sifat gas
d = Tebal membran respirasi
MW = Berat molekul gas
DIFUSI
Proses difusi gas antara alveoli dan
kapiler dibagi 3 fase :

1. Fase gas
Di dalam alveoli, tjd difusi O2 dan
CO2. Difusi O2 lebih cepat
dibanding CO2 sebab BM O2 lebih
rendah.
DIFUSI
2. Fase membran
Udara dalam alveoli dipisahkan dari
darah dalam pembuluh kapiler paru oleh
membran alveol-kapiler. Pada keadaan
ttt, membran difusi dapat menebal
sehingga kecepatan difusi berkurang, msl
akibat :
pertambahan jar fibrosa, penumpukan
cairan (edema) atau eksudat .
DIFUSI
3. Fase plasma
Setelah O2 berdifusi ke dalam plasma, O2 harus
mencapai sel darah merah untuk berikatan
dengan Hb. Kecepatan difusai pada fase ini
bergantung daya larut dan berat molekul gas
tersebut.
DIFUSI GAS O2
 Proses difusi di paru-paru
Terjadi karena :
* pO2 kapiler paru = 40 mmHg
* pO2 alveoli = 104 mmHg
* Permukaan membran luas dan tipis
 Proses difusi di Jaringan
Terjadi karena :
* pO2 arteri = 95 mmHg
* pO2 interstitial = 40 mmHg
DIFUSI GAS CO2
 Proses difusi di paru-paru
Terjadi karena :
* pCO2 kapiler paru = 45 mmHg
* pCO2 alveoli = 40 mmHg

 Proses difusi di Jaringan


Terjadi karena :
* pCO2 kapiler jar = 40
mmHg
* pCO2 vena = 45
mmHg
TRANSPORTASI

Transportasi
Oksigen
Transportasi

Transportasi
karbondioksida
ERITROCYTE

HAEMOGLOBIN

MYOGLOBINE
Oksigen terlarut

6,5 ml O2

JARINGAN
per 100 ml
darah

Oksigen terikat
Dan terangkut
Secara kimia
Dengan hemoglobin
20 ml O2/100 ml darah
TrANSpOR OKsiGen via
HAEMOGLOBINE
HbO2 Hb + O2
Ke kiri : reaksi asosiasi terjadi
di alveolus, daya ikat lemah
namun banyak
Ke kanan : reaksi disosiasi
terjadi di jaringan, O2 banyak
bebas
Kurva disosiasi : sigmoid
Faktor –faktor yang mempengaruhi derajad
saturasi/kejenuhan Hb.

A. Tekanan Parsial O2
B. Tekanan Parsial CO2
C. Elektrolit
D. Suhu
E. Fosfat organik
A. Tekanan Parsial O2

 Penambahan tekanan O2 meningkatkan saturasi


Hb
 Pd P O2=100 mmHg, saturasi Hb= 98–99%
 Bila P O2 turun, Hb oxy melepaskan O2

back
B. Tekanan Parsial CO2

 Bila P CO2 tinggi, HbO2 mudah melepaskan O2


 Utk saturasi yg sama diperlukan P O2 yg lebih
tinggi  kurve disosiasi HbO2 bergeser kekanan
 Kemampuan CO2 dalam menggeser kurve
disosiasi HbO2 ke kanan (pembebasan
oksigendisebut BOHR EFFECT.

back
C. ELEKTROLIT
 Elektrolit mempermudah HbO2
melepaskan O2
 P O2 jaringan/sel rendah  Cl mudah
masuk jaringan  kadar Cl darah naik 
O2 mudah dilepaskan. CHLORIDE
SHIFT

back
D. SUHU

 Suhu naik  saturasi Hb turun


 Pada suhu 25oC  saturasi Hb 93%
 Pada suhu 30oC  saturasi Hb 90%

back
E. FOSFAT ORGANIK
 Bila ada senyawa yang mengikat Hb 
pelepasan O2
 Senyawanya : 2,3 Diphosphogliserat
(DPG)
 Fosfat dlm tubuh digunakan sbg:
◦ Koenzim
◦ Senyawa bertenaga tinggi/ATP
◦ Senyawa organik
TrANSpOR OKsiGen via
MYOGLOBINE (perfusi)

Mioglobin + O2 Oksimioglobin
Ke kanan : reaksi asosiasi
terjadi di sel otot, daya ikat
kuat
Ke kiri : reaksi disosiasi terjadi
di jaringan, O2 sedikit bebas
Kurva disosiasi : hiperbola
TRANSPORT CO2
 CO2 yang dihasilkan oleh metabolisme sel
jaringan akan berdifusi ke dalam darah dan
diangkut dalam 3 bentuk :
1. CO2 terlarut (10%)
2. Ikatan dengan Hb dan protein plasma
(30%)
3. Ion HCO3 (60%)
Ion HCO3 terbentuk melalui reaksi :
CO2+H2O  H2CO3  H +HCO3
PENGUKURAN VOLUME PARU

1. Volume Tidal
2. Volume Cadangan Inspirasi
3. Volume Cadangan Ekspirasi
4. Volume Residual
VOLUME TIDAL -VOLUME
CADANGAN INSPIRASI
VOLUME TIDAL
Merupakan volume udara yang diinspirasi
dan diekspirasi setiap pernafasan normal
Jumlah 500 ml
VOLUME CAD INSPIRASI
Merupakan volume udara yang masih dapat
diinspirasi stlh inspirasi biasa
Jumlah 3000 ml

VOLUME PARU
VOL CADANGAN EKSPIRASI – VOL
RESIDUAL

VOLUME CADANGAN EKSPIRASI


 Merupakan vol tambahan udara yang masih
dapat dikeluarkan dengan ekspirasi kuat setelah
akhir suatu ekspirasi biasa
 Jumlah 1100 ml
VOLUME RESIDUAL
 Merupakan vol udara yg msh tersisa di dlm paru
setelah ekspirasi kuat
 Jumlah 1200 ml
KAPASITAS PARU - PARU

1. Kapasitas Inspirasi
2. Kapasitas Residual Fungsional
3. Kapasitas Vital
4. Kapasitas Total paru – paru
KAPASITAS INSPIRASI

 Merupakan jumlah udara yg dapat dihirup


seseorang pd tkt inspirasi normal dan
mengembangkan paru-parunya sampai
maksimal
 Yaitu jumlah volume tidal ditambah dgn
vol cad inspirasi (3500 ml)
BACK
KAPASITAS RESIDUAL
FUNGSIONAL

 Merupakan jumlah udara yang tersisa


dalam paru paru pada akhir ekspirasi
normal
 Yaitu vol cadangan ekspirasi ditambah
volume residual (2300 ml)
back
KAPASITAS VITAL
 Merupakan jumlah udara maksimum yang
dapat dikeluarkan dari paru – paru
seseorang setelah ia mengisinya sampai
batas maksimum dan kemudian
mengeluarkannya sebanyak – banyaknya
 Yaitu penjumlahan vol cad inspirasi, vol
cadf ekspirasi dan volume tidal (4600 ml)
 KV pria = (27,63 – 0,112 U) TB
 KV wanita = (21,78 – 0,101U) TB

back
KAPASITAS TOTAL PARU

 Merupakan volume maksimum


pengembangan paru–paru dengan
usaha inspirasi yang sebesar-besarnya
 Yaitu penjumlahan ke 4 jenis volume
paru
Vol tidal
Kapasitas Vital Kap Insp
4600 Vol Cad Insp

Vol Cad Eksp


Kapasitas Total
5800 Kap Residual
Fungsional

Vol Residual Fungsional 1200

Note : Semua volume & kapasitas paru wanita kira-kira 20 – 25 % di


bawah pria
back
PENGETURAN PERNAPASAN
 Pusat mekanisme pengaturan
pernapasan ada 2 :
1. Pusat pengaturan pernapasan volunter
terletak di korteks serebri
2. Pusat pengaturan pernapasan otomatis
treletak di pons dan medulla oblongata
PUSAT PERNAPASAN OTOMATIS
• Pusat pernapasan otomatis di batang otak
bertanggung jawab dalam membentuk
pola pernapasan ritmik.
• Pusat pernapasan ini terdiri dari :
1. Pusat respirasi
2. Pusat apneustik
3. Pusat pneumotaksik
PUSAT RESPIRASI
 Terletak di formasio retikularis medulla
oblongata, menyebabkan terjadinya
pernapasan spontan.
 Secara anatomis, pusat respirasi dibagi 2
kelompok :
◦ Kelompok dorsal
◦ Kelompok ventral
back
Kelompok Dorsal
 Terletak di bagian dorsal medula
(terutama menyebabkan inspirasi)
 Kelompok neuron pernapasan
dorsal ini memegang peranan
paling mendasar dalam mengatur
pernapasan

pst resp
VENTRAL
 Terletak di ventrolateral medula
 Dapat menyebabkan ekspirasi
atau inspirasi, bergantung pada
kelompok neuron mana yang
dirangsang

pst resp
PUSAT APNEUSTIK
 Pusatini terletak di formasio
retikularis pons bagian bawah dan
mempunyai pengaruh tonik terhadap
pusat respirasi.

back
PUSAT PNEUMOTAKSIK

 Terletak
di sebelah dorsal bagian
superior pons, yang membantu
mengatur kecepatan dan pola
bernapas

Anda mungkin juga menyukai