Anda di halaman 1dari 19

KMB I

 Penyakit jalan nafas obstruktif intermiten,


reversibel, dimana trake dan bronki berespon
dalam secara hiperaktif terhadap stimulus
tertentu
 Asma dimanifestasikan dengan penyempitan
jalan nafas yg mengakibatkan dispnea, batuk
dan mengi
 Bila asma dan bronkitis terjadi bersamaan,
obstruksi yg diakibatkan menjadi gabungan
disebut bronkitis asmatik kronik
Asma ekstrinsik/elergi
Asma instrinsik/idopatik
Asma campuran
Alergen

Infeksi

Iritasi

ISPA

Psikologis

Keturunan

Faktor lingkungan
 Asma alergi
◦ Disebabkan k/ alergi (serbuk, marah, makanan,
binatang…)
 Asma idiopatik/ non alergi
◦ Tidak berhubungan dg alergi,
◦ Faktor commond cold, infeksi traktus respiratorius,
latihan, emosi
◦ Beberapa agens farmakologi (aspirin, anti inflamasi
non steroid, pewarna rambut, pengawet makanan
 Asma gabungan
◦ Bentuk asma yg paling umum, mempunyai
karakteristik dari bentuk alergi dan idiopatik
 Obstruksi jalan nafas disebabkan k/ satu atau
lebih diantaranya:
◦ kontraksi otot yg mengelilingi bronkus
◦ Pembengkakan membran yg melapisi bronkus
◦ Pengisian bronkus dengan mukus
◦ Membesanya otot-otot bronkus dan kelenjar
mukosa membesar
◦ Sputum yang kental
 Individu yg berespon dengan imun yang buruk
thd lingkungan
 Antibodi yang dihasilkan IgE kemudian
menyerang sel-sel mast dalam paru
 Pemajanan ulang mengakibatkan ikatan
antigen dg antibodi pelepasan produk sel
mast (mediator) histamin, bradikinin,
prostaglandin serta anafilaksis
mempengaruhi otot polos dan kelenjar jalan
nafas menyebabkan bronkospasme,
pembengkakan membran mukosa dan
pembentukan mukus yang sangat banyak
 Tiga gejala umum asma
◦ Batuk
◦ Dispnea
◦ Wheezing

> Serangan asma sering kali terjadi pada malam hari


Biasanya mendadak batuk dan rasa sesak dalam dada
Pernafasan lambat, mengi ekspiarsi selalu lebih susah
dan panjang dibanding inspirasi
Jalan nafas yg tersumbat  dispnea
Pada beberapa keadaan,
batuk mungkin merupakan
satu-satunya gejala.
Serangan asma sering kali
terjadi pada malam hari.
Penyebabnya tidak
dimengerti dengan jelas,
tetapi mungkin berhubungan
variasi sirkadian, yang
mempengaruhi ambang
reseptor jalan nafas.
Jalan nafas yang tersumbat menyebabkan dispnea.
Batuk pada awalnya susah dan kering tetapi segera
menjadi lebih kuat. Sputum, yang terdiri dari sedikit
mukus mengandung rasa gelatinosa bulat, kecil yang
dibatukkan dengan susah payah. Tanda selanjutnya
termasuk sianosis sekunder terhadap hipoksia hebat,
dan gejala-gejala retensi karbondioksida, termasuk
berkeringat, takikardi, dan pelebaran tekanan darah.
 Rongent dada  Normal (Remisi),
Hiperplasi & datar diafragma (akut)
 Pemeriksaan sputum & darah  eosinofilia,
peningkatan kadar serum IgE; sputum dapat
jernih / berbusa (alergi), kental, putih &
berserabut (non alergi)
 AGD  Hipoksia PaO2 ,PaCO2 , Ph
sedang.
 Uji fungsi pulmonal  normal antar
serangan.
 EKG
 AGONIS β (AGEN β-ADRENERGIK) 
epinefrin, albuterol, terbutalin/
parenteral/inhalasi
 MATILSANTIN aminophilin, teofilin/IV,
oral
 ANTIKOLINERGIK atropin/ inhalasi
 KORTIKOSTEROID hidrokortison (IV),
prednison, prednisolon/ oral.
 INHIBITOR SEL MAST  NA
KROMOLIN/INHALASI
Adapun cara pencegahannya yakni
:

Menghindari factor pencetus


Obat-obatan
DS  riwayat awitan & durasi asma, faktor2 pencetus, medikasi
terakhir utk menghilangkan gejala asma
DO 
 Kaji penampilan umum (gelisah, sukar bernafas)
 TTV : takikardi, pulsus paradoksus, takipnea
 Pemeriksaan pulmonari:
I  penggunaan otot aksesori, postur menjorok ke depan,
dispnea, ekspirasi berkepanjangan, sianosis
P  ekspansi lateral, fremitus
P  hiperesonan, ekskursi diafragma
A  mengi (inspirasi & ekspirasi), ronki
 Pem lab  AGD, sputum & PFT.
 Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d sekresi
kental berlebihan dan bronkospasme, tehnik
bernafas tidak efektif, penurunan energi/
keletihan, masukan cairan tidak adekuat.
 Tujuan: pasien mempertahankan jalan nafas
paten
 KriteriaHasil :
◦ Bunyi nafas bersih (ronchi, mengi hilang/ b<)
◦ Kecepatan dan kedalaman pernafasan normal
◦ Tak ada dispnea (RR 18 x/m)
 Kaji sputum terhadap warna, kekentalan dan
jumlah
 Ausultasi bunyi nafas, catat adanya bunyi
nafas tambahan misalnya: mengi, krekels,
dan ronchi
 Kaji kualitas dan kecepatan pernafasan
 Kaji frekuensi dispnea: gelisah, ansietas
distress pernapasan, penggunan otot bantu
 Beri klien posisi pada ketinggian yang nyaman dan
mengoptimalkan pernafasan : tinggikan kepala
tempat tidur 60 – 90 derajat, sokong punggung
dengan bantal
 Berikan oksigen aliran rendah dengan kateter
sesuai pesanan
 Pertahankan/ bantu batuk efektif dan bantu untuk
fisioterapi dada
 Tingkatkan masukan cairan sampai 3000 ml/hari
dan berikan air hangat
 Berikan obat : epinefrin, aminofilin, antihistamin,
ekspektoran, kortikosteroid adrenal
 Nebulisasi isoproterenol atau kromolin
 Tujuan: pasien mempertahankan pola nafas
efektif
 Kriteria hasil:
 Sesak berkurang atau hilang, RR 18-
24x/menit
 Frekuensi, irama dan kedalaman pernafasan
 Tidak ada retraksi otot pernapasan

Anda mungkin juga menyukai