Anda di halaman 1dari 14

BAB IV

SUMBER HUKUM ISLAM


1. AL-QUR’AN
1. Pengertian AL-Qur’an
• Secara harfiah: bacaan atau himpunan
• Secara istilah: Kitab suci umat Islam yang berisi firman-
firman Allah SWT

2. Kedudukan al-Qur’an
• Sebagai sumber hukum Islam pertama dan utama dari
seluruh ajaran Islam, baik yang mengatur hubungan
manusia dengan Allah, dirinya, sesama manusia,
ataupun hubungan kepada alam.

3. Fungsi al-Qur’an
Sebagai petunjuk dan pedoman bagi umat manusia dalam
mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat
4. Nama lain al-Qur’an
a. al-Kitab
b. Al-Furqan (Pembeda yang benar dan salah)
c. Al-Hukum (peraturan/hukum)
d. Al-Mau’idah (pelajaran)
e. dll

5. Klasifikasi Pembagian al-Qur’an


a. Surah dan ayat (114 Surah dan 6236 ayat)
b. Tempat turunnya surah
(25 Madaniyah = 4726 ayat & 85 Makiyah = 1510 ayat)
a. Juz dan Manzil
Juz: al-Qur’an dibagi menjadi 30 Juz
Manzil : al-Qur’an dibagi menjadi 7 bagian
Hubungan al-Qur’an dengan kitab-kitab lain:

a. Menuntut kepercayaan umat Islam terhadap eksistensi kitab-


kitab tersebut
b. Diposisikan sebagai pembenar dan batu ujian (verifikator)
bagi kitab-kitab sebelumnya
c. Menjadi referensi untuk menghilangkan perselisihan
pendapat antar umat-umat rasul yang berbeda
d. Al-Qur’an meluruskan sejarah, karena di dalamnya terdapat
berbagai cerita mengenai kehidupan kaum-kaum terdahulu.
2. HADITS
a. Pengertian hadits
 Bahasa: Baru, tidak lama, ucapan, pembicaraan, atau cerita
 Istilah: Segala berita yang berasal dari Nabi Muhammad SAW
berupa ucapan, perbuatan, dan takrir (persetujuan Nabi
SAW) serta penjelasan sifat-sifat nabi SAW.
• Hadits Qauliyah : Hadits yang didasarkan atas segala ucapan Nabi
SAW
• Hadits Fi’liyah : Hadits yang didasarkan atas segenap prilaku dan
perbuatan Nabi SAW. Contoh. Cara Nabi Haji, Shalat, dll
• Hadits Takririyah : Hadits yang disandarkan atas persetujuan Nabi
SAW. Contoh. Nabi membiarkan jual beli yang dilakukan orang buta.

b. Kedudukan hadits
 Menempati kedudukan kedua setelah al-Qur’an dalam
sumber hukum Islam.
c. Fungsi hadits
 Bayan at-Taqrir (mempertegas atau memperkuat hukum-
hukum yang telah ditentukan)
Contoh: Kewajiban mengerjakan shalat 5 waktu dalam QS. Al-Hajj,
22:77, QS. Al-Baqarah, 2:43, dipertegas oleh hadits Nabi tentang
rukun Iskam.
 Bayan at-Tafsir (Menjelaskan, menafsirkan, merinci ayat-
ayat al-Qur’an)
Contoh: Allah mewajibkan shalat 5 waktu tetapi tidak dijelaskan
secara detail tentang cara-cara pelaksanaannya, syarat-syaratnya,
rukun, sunnah, dan yang membatalkannya. Tata cara shalat kemudian
dijelaskan di dalam hadits
 Bayan at-Tasyri (Menetapkan/mewujudkan suatu hukum
atau ajaran yang tidak tercantum dalam al-Qur’an)
Contoh: Masalah siwak yang tidak terungkap secara detail dalam al-
Qur’an tetapi disunnahkan oleh Nabi SAW
d. Klasifikasi Pembagian hadits
 Sanad (sumber redaksi)
- Hadits Marfu : Hadits yang sanadnya berujung langsung
kepada Nabi Muhammad SAW
- Hadits Mauquf : Hadits yang sanadnya berhenti pada
para sahabat. Tanpa ada tanda-tanda menunjukan hadits
marfu.
- Hadits Maqtu: Hadits yang sanadnya berhenti kepada
para tabiin
 Jumlah Perawi
- Hadits Mutawatir: Hadits yang diriwayatkan oleh
sekelompok orang dari beberapa sanad dan tidak terdapat
kemungkinan mereka bersepakat untuk berdusta
- Hadits Ahad: Hadits yang diriwayatkan oleh sekelompok
orang namun tidak mencapai tingkatan muttawatir
 Tingkat Keaslian Hadits
- Hadits Sahih: adalah tingkatan tertinggi penerimaan pada
suatu hadits. Karena
sanadnya bersambung, perawi adil, matannya tidak ada
kejanggalan, para perawi kuat ingatannya
- Hadits Hasan: Adalah hadits yang sanadnya bersambung
dan diriwayatkan oleh perawi yang adil namun tidak
sempurna ingatannya
- Hadits dhaif: Adalah hadits yang sanadnya tidak
bersambung dan diriwayatkan oleh perawi yang kurang
adil
- Hadits Maudhu: Adalah hadits yang dicurigai buatan
(palsu) karena di sanadnya dijumpai penutur yang
memiliki kemungkinan berdusta
Belajar Hadits yuk!!!!!
3.IJTIHAD
IJTIHAD
a. Pengertian Ijtihad
• Bahasa : Berusaha dengan sungguh-sungguh
• Istilah : Hukum yang tidak ada di dalam al-Qur’an dan
hadits namun dimunculkan dengan menggunakan akal
sehat dan pertimbangan yang matang

b. Kedudukan Ijtihad
• Sebagai sumber hukum Islam setelah al-Qur’an dan hadits

c. Fungsi Ijtihad
• Menetapkan hukum yang tidak ditemukan dalil hukumnya
secara pasti di dalam al-Qur’an
Macam-macam Ijtihad
1. Ijma : Kesepakatan semua ahli ijtihad pada suatu masa atas suatu
masalah yang berkaitan dengan syariat.
Contoh: Pengangkatan khalifah setelah Nabi wafat

2. Qiyas : Menggabungkan atau menyamakan arti untuk menetapkan suatu


hukum atau perkara baru yang belum ada keputusan hukum pada masa
sebelumnya.
Contoh: menetapkan hukum haram pada ganja, heroin, morfin, dll yang
secara eksplisit tidak ada ketentuannya di dalam hadits dengan
menganalogikan pada haramnya khamar, karena keduanya memuiliki
sifat yang sama yaitu muskir memabukan.

3. Istishab : Menganggap baik terhadap sesuatu (melanjutkan berlakunya


hukum yang telah ada dan ditetapkan oleh dalil sampai ada dalil lain
yang membatalkannya.
Contoh: seperti orang yang sudah berwudhu lalu ragu-ragu apakah
wudhunya sudah batal atau belum, maka wudhunya tetap sah.
4. Marsalih Mursalah : Adalah tindakan memutuskan sesuatu masalah
yang tidak ada nasnya dengan pertimbangan untuk kepentingan hidup
manusia. Karena apabila dilaksanakan akan mendatangkan manfaat dan
meninggalkan keburukan.
contoh: sewaktu pengumpulan dan kodifikasi al-Qur’an pada zaman Abu
Bakar dan Utsman bin Affan.

6. Urf: Membolehkan adat istiadat suatu daerah asalkan tidak


bertentangan dengan aturan-aturan yang prinsip baik dalam bentuk
ucapan dan perbuatan.
contoh: kebiasaan jual beli dengan serah terima tanpa kata-kata.

ADA PERTANYAAN??????
HUKUM TAKHLIFI DAN HUKUM WAD’I
1. Pengertian Hukum Takhlifi dan Wad’i
Hukum Takhlifi : Ketentuan Allah SWT yang menuntut mukalaf untuk
melakukan atau meninggalkann suatu perbuatan.

Hukum Wad’i : Ketentuan Allah SWT yang mengandung pengertian bahwa


terjadinya sesuatu merupakan sebab, syarat, atau penghalang bagi adanya
suatu hukum.
Contoh: adanya Shalat, menjadi sebab adanya kewajiban berwudhu, adanya
kemampuan menjadi syarat wajibnya menunaikan haji, dan adanya
perbedaan agama menjadi penghalang dalam pembagian harta warisan

1. Kedudukan dan Fungsi Hukum takhlifi


a. Al-Ijab
b. An-Nadb (sunnah)
c. Al-Karahah
d. At-Tahrim
e. Al-Ibahah
IBADAH

Macam-Macam Ibadah

a. Shalat (Fardhu dan Nafilah)


Sebutkan Rukun2nya????
Macam2nya????

a. Puasa (Wajib dan Sunah)


Puasa ga bro?????

Anda mungkin juga menyukai