Fairuz Allyza
Harum Andini
Rizky Rahadiansyah
Tasya Fitri Camila
Definisi Gel
2. Gelling agent biasa digunakan sebagai bahan pengikat pada granulasi tablet, bahan pelindung
koloid pada suspensi, bahan pengental pada sediaan cairan oral, dan basis suppositoria.
3. Untuk kosmetik, gel telah digunakan dalam berbagai produk kosmetik,termasuk pada shampo,
parfum, pasta gigi, kulit dan sediaan perawatan rambut.
4. Gel dapat digunakan untuk obat yang diberikan secara topikal (non streril) atau dimasukkan ke
dalam lubang tubuh atau mata (gel steril).
Syarat-syarat Sediaan Gel
• Memiliki viskositas dan daya lekat tinggi, tidak
mudah mengalir pada permukaan kulit
• Memiliki sifat tiksotropi, mudah merata bila
dioleskan Memiliki derajat kejernihan tinggi (efek
estetika)
• Tidak meninggalkan bekas atau hanya berupa
lapisan tipis seperti film saat pemakaian
• Mudah tercucikan dengan air
• Daya lubrikasi tinggi
• Memberikan rasa lembut dan sensasi dingin saat
digunakan (Formularium Nasional, hal 315).
Hal yang harus diperhatikan
1.
dalam pembuatan gel yang:mempunyai struktur tiga
Penampilan gel : transparan atau berbentuk suspensi partikel koloid yang terdispersi, dimana
dengan jumlah pelarut yang cukup banyak membentuk gel koloid
dimensi.
2. Inkompatibilitas dapat terjadi dengan mencampur obat yang bersifat kationik pada kombinasi
zat aktif, pengawet atau surfaktan dengan pembentuk gel yang bersifat anionik (terjadi
inaktivasi atau pengendapan zat kationik tersebut).
3. Gelling agents yang dipilih harus bersifat inert, aman dan tidak bereaksi dengan komponen lain
dalam formulasi.
4. Viskositas sediaan gel yang tepat, sehingga saat disimpan bersifat solid tapi sifat soliditas
tersebut mudah diubah dengan pengocokan sehingga mudah dioleskan saat penggunaan
topikal.
5. Pemilihan komponen dalam formula yang tidak banyak menimbulkan perubahan viskositas saat
disimpan di bawah temperatur yang tidak terkontrol.
6. Konsentrasi polimer sebagai gelling agents harus tepat sebab saat penyimpanan dapat terjadi
penurunan konsentrasi polimer yang dapat menimbulkan syneresis (air mengambang diatas
permukaan gel)
7. Pelarut yang digunakan tidak bersifat melarutkan gel, sebab bila daya adhesi antar pelarut dan
Sifat/Karakteristik Gel
Zat pembentuk gel yang ideal untuk sediaan farmasi dan kosmetik ialah
inert, aman dan tidak bereaksi dengan komponen lain
Pemilihan bahan pembentuk gel harus dapat memberikan bentuk padatan
yang baik selama penyimpanan tapi dapat rusak segera ketika sediaan
diberikan kekuatan atau daya yang disebabkan oleh pengocokan dalam
botol, pemerasan tube, atau selama penggunaan topikal.·
Karakteristik gel harus disesuaikan dengan tujuan penggunaan sediaan
yang diharapkan.
Penggunaan bahan pembentuk gel yang konsentrasinya sangat tinggi atau
BM besar dapat menghasilkan gel yang sulit untuk dikeluarkan atau
digunakan).
Gel dapat terbentuk melalui penurunan temperatur, tapi dapat juga
pembentukan gel terjadi satelah pemanasan hingga suhu tertentu. Contoh
polimer seperti MC, HPMC dapat terlarut hanya pada air yang dingin yang
akan membentuk larutan yang kental dan pada peningkatan suhu larutan
tersebut akan membentuk gel.
Fenomena pembentukan gel atau pemisahan fase yang disebabkan oleh
pemanasan disebut thermogelation.
Cara Pemakaian Gel
Metoda sterilisasi :
Gel steril digunakan untuk penggunaan mata
dan untuk lubrikan alat/kateter yang dimasukkan ke
dalam tubuh. Gel disterilkan dengan metoda sterilisasi
awal yaitu bahan awal disterilkan masing-masing
kemudiaan dibuat secara aseptic. Gel kemudian di
masukkan ke dalam wadah yang steril.
Cara lain gel dapat disterilkan dengan metoda
sterilisasi akhir dengan radiasi sinar gamma Co60.
Metoda sterilisasi wadah :
Wadah untuk gel sterl adalah tube yang terbuat Dari
logam. Tube disterilkan dengan metoda panas kering,
yaitu dengan pemanasan 160° C selama 1 jam.
Komponen Gel
1. Gelling Agent
Sejumlah polimer digunakan dalam pembentukan struktur berbentuk jaringan yang
merupakan bagian penting dari sistem gel. Termasuk dalam kelompok ini adalah gom
alam, turunan selulosa, dan karbomer. Kebanyakan dari sistem tersebut berfungsi dalam
media air, selain itu ada yang membentuk gel dalam cairan non-polar. Beberapa partikel
padat koloidal dapat berperilaku sebagai pembentuk gel karena terjadinya flokulasi
partikel. Konsentrasi yang tinggi dari beberapa surfaktan non-ionik dapat digunakan untuk
menghasilkan gel yang jernih di dalam sistem yang mengandung sampai 15% minyak
mineral.
2. Bahan tambahan
A. Pengawet
Meskipun beberapa basis gel resisten terhadap serangan mikroba,tetapi semua gel
mengandung banyak air sehingga membutuhkan pengawet sebagai antimikroba.
B. Penambahan Bahan higroskopis
Bertujuan untuk mencegah kehilangan air. Contohnya gliserol, propilenglikol dan sorbitol
dengan konsentrasi 10-20 %
C. Chelating agent
Bertujuan untuk mencegah basis dan zat yang sensitive terhadap logam berat. Contohnya
EDTA
Perhitungan
-HPMC = 2,5 x 1 g = 2,5 g
- Propilen glikol = 15 x 1 g = 15 gram
- Metil Paraben = 0,1 x 1 g = 0,1 gram
Formula - Minyak sereh = 3 tetes
R/ HPMC 2,5 % - Aquadest = 100 ml
Propilen glikol 15 - Air panas HPMC = 2,5 x 20 = 50 ml
Metil Paraben 0,1 %
Minyak Sereh 1% Pembuatan :
Aquadest ad 100 - Di timbang masing-masing bahan yang ada
m.f jelli - Di dalam lumpang dimasukkan air panas, lalu ditaburkan HMPC
- Ditunggu selama 15 menit sampai HPMC mengembang
- Digerus
- Ditambahkan propilen glikol
- Ditambahkan metal paraben yang sudah dilarutkan ke dalam
aquadest
- Ditambahkan minyak sereh
- Digerus sampai homogeny dan dimasukkan ke dalam pot
13
CONTOH BASIS fORMULA GEL
Metoda pembuatan :
• Botol ditara dan siapkan mucilago tragakan dengan 33 mL air
• Ichtimol, gliserol dan 10 ml air dicampurkan, kemudian
tambahkan mucilage tragakan, lalu diaduk/dikocok
R/ Ichtimol 2g • Berat diadjust dengan air, kemudian dikocok kembali, lalu
Tragakan 5g
dimasukkan ke dalam wadah
Alkohol 10ml
Gliserol 2g
Alr 100ml
ad 50g Pembuatan amuellage tragakan:
• Pembawa disiapkan
• Botol bermulut lebar dikalibrasi, dikeringkan di dalam oven
kemudian dinginkan
• Alkohol dimasukan kemudian tambahkan tragakan (jangan
terbalik karena akan mengakibatakan terjadinya
pengentalan) kemudlan dilakukan pengocokkan untuk
muncampurkan
• Dituangkan kedalam wadah yang berisi pembawa, laiu
ditutup dan dikocok segera
• Lalu dicampurkan dan dimasukkan kedalam wadah untuk
panyimpanan14
Evaluasi Sediaan Gel
•Uji Organoleptik dilakukan secara visual dan dilihat secara langsung bentuk,
warna, bau, dari gel yang di buat . Gel biasanya jernih dengan konsentrasi
setengah padat (Ansel,1998).
• Uji pH Dilakukan dengan menimbang 10 gram sediaan dilarutkan dalam 50 mL
aquadest dalam beaker glass, ditambahkan aquadest hingga 100 mL lalu aduk
hingga merata. Larutan diukur pH nya dengan pH meter yang sudah
distandarisasi (Sudarmadji, 1984). Ukur dengan pH meter dan catat pH yang
ditunjukkan. Hasil pengukuran menunjukan target pH pada kulit, yaitu 4,5 – 6,5
•Uji Viskositas dilakukan dengan cara sebanyak 100 mL gel dimasukkan ke
dalam wadah berbentuk tabung lalu dipasang spindle 64. Spindle harus
terendam dalam sediaan uji. Viskometer dinyalakan dan dipastikan rotor dapat
berputar pada kecepatan 60 rpm. Diamati jarum penunjuk dari viskometer yang
mengarah ke angkan pada skala viskositas lalu dicatat dan dikalikan faktor 100.
• Uji Homogenitas dilakukan dengan cara sampel gel dioleskan pada sekeping
kaca atau bahan transparan lain yang cocok, sediaan harus menunjukkan
susunan yang homogen dan tidak terlihat adanya butiran kasar.
15
Gel yang ada di pasaran
16
Thank You
17