Anda di halaman 1dari 11

GETAH KAYU API-API

1. CHAIRINI HAYATI

2. FITRIA HELMA

3. PUTRISA ANGGUN MEILANI

4. ULVA SANTRI
BAB I
P E N DA H U L UA N

A. Latar Belakang

Selain menjadi negara dengan pulau terbanyak, Indonesia juga memiliki garis
pantai terpanjang nomor dua di dunia (setelah Kanada), dengan panjang 99.093
kilometer, telah bertambah dari sebelumnya sekitar 91.000 kilometer, dengan
garis pantai yang panjang tersebut hampir semua pesisir kepulauan indonesia
memiliki ekosistem hutan mangrove.
Ekosistem Hutan Mangrove memiliki banyak manfaat, dari segi Ekologi akan
mengurangi dampak Abrasi pesisir, mengurangi angin yang bertiup dari laut
dan menjadi benteng pertaman kita mungkin akan terjadi bencana Tsunami.
Manfaat ekonomi yang sering diambil bagian batang dari Avicennia spp.
sebagai bahan pembuatan arang atau untuk bahan bangunan, namun manfaat
ekonomi yang demikian merusak dari ekosistem hutan mangrove seperti
yang banyak terjadi di pesisir utara jawa, palembang, kalimantan, sulawesi,
papua. Untuk mendapatkan manfaat ekonomi tidak harus dengan menebang,
tetapi dengan menjaga dan merawat kita akan dapat manfaat ekonomi seperti
buah dari api-api ini dijadikan tepung sebagai bahan makanan, sebagai bahan
pewarna batik untuk jenis Rhizophora sp.
Pohon Api-api (Avicennia marina Vierh) merupakan salah satu jenis
yang mendominasi hutan mangrove. Jenis ini memiliki sistem
pengenceran (dilusi) dengan menyimpan banyak air untuk
mengencerkan konsentrasi logam berat dalam jaringan batangnya
sehingga jenis ini dapat dikembangkan sebagai pengendali pencemaran
logam. Menurut informasi masyarakat sekitar hutan mangrove bahwa
getah dari pohon Api-api yang menempel di bagian kulit batangnya
dapat digunakan sebagai obat penjarang kehamilan dengan cara
menelan getahnya secara langsung.
B. Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah diharapkan dapat


memberikan informasi secara kualitatif kandungan dari senyawa aktif
getah pohon Api-api serta manfaatnya jika dibuat menjadi sediaan
farmasi.
BA B I I
P E M BA H A S A N
A. Metode Penelitian

 Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Dasar Fakultas Matematika dan Ilmu


Pengetahuan Alam Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru untuk menganalisis secara
kualitatif senyawa aktif dari getah pohon Api-api.

 Peralatan yang digunakan adalah : Neraca/Timbangan(untuk menimbang ba-han uji), tabung


reaksi (untuk melarutkan sampel), water bath (untuk memanaskan sampel), hot plate (untuk
menguapkan etanol), plastik kecil (untuk menampung getah pohon Api-api), cutter (untuk
mengambil sampel dari pohon), penjepit, gelas ukur, labu Erlenmeyer, gelas Bekker, pipet tetes
dan pipet hisap, kertas saring, corong, tabung film, wrap kling (plastik penutup), oven, desikator,
kamera untuk dokumentasi dan alat tulis menulis.
 Bahan penelitian yang digunakan adalah getah basah dan getah kering dari
pohon Api-api (Avicennia marina Vierh) yang berdiameter 10 – 20 cm. Bahan-
bahan kimia yang digunakan adalah: khloroform (CHCl3), amoniak (NH3), asam
Sulfat (H2SO4) 2 N (normalitas), asam Sulfat (H2SO4) pekat, etanol (C2H5OH) 95
%, asam Klorida (HCl) 1 %, asam Klorida (HCl) pekat, natrium Hidroksida
(NaOH) 1 N (normalitas), serbuk Magnesium (Mg), asam asetat glasial, aquadest,
pereaksi meyer, Wegner dan Dragendorf.
 Untuk mengetahui pengaruh keadaan getah (basah dan kering) terhadap
produksi, kadar ekstraktif dan kandungan senyawa aktifnya, digunakan rancangan
acak lengkap dengan 3 ulangan
B. Pembahasan
1. Produksi
 Rata-rata setiap pohon Api-api menghasilkan getah basah 30,17 gram dan getah kering sebanyak 5,3 gram.
Namun tidak semua pohon dapat menghasilkan getah, pohon yang menghasilkan getah hanya yang
berdiameter 10 sampai 20 cm, berkulit mulus, sedikit beralur dan berwarna cokelat muda kehijauan. Pohon
Api-api yang mempunyai kulit kasar, berwarna cokelat tidak lagi menghasilkan getah.
 Tingginya produksi (berat) getah basah dibanding getah kering disebabkan oleh beberapa faktor, antara
lain kadar air. Kadar air pada getah basah lebih banyak dibandingkan pada getah kering, sehingga beratnya
menjadi lebih besar. Selain itu, getah tersebut mudah sekali meleleh jika terkena air hujan, sehingga getah-
getah tersebut banyak yang larut (menetes) ke bawah pohon. Getah kering yang berhasil diperoleh hanya getah
yang masih menempel pada pohon saat terjadi proses kelarutan tersebut.
 Produksi getah yang dihasilkan berkisar antara 30 sampai 40 gram pada pohon yang sebagian getahnya
dijadikan sampel uji, yang berarti bahwa getah pohon Api-api (Avicennia marina Vierh) berpotensi dijadikan
sebagai pohon penghasil getah yang dibudidayakan, dan dapat dimanfaatkan sebagai obat-obatan tradisional,
terutama sebagai obat penjarang kehamilan karena mengandung alkoloid yang dapat menekan sekresi hormon
reproduksi yang diperlukan untuk berlangsungnya spermatogenesis.
2. Senyawa Kimia (Fitokimia)
 Berdasarkan hasil skreening fitokimia, komponen senyawa aktif yang ditemukan
pada getah kering dan getah basah mempunyai kandungan senyawa yang berbeda,
getah basah mengandung tiga senyawa yang terdiri dari alkoloid, quinon, dan
flavonoid dan getah kering mengandung tiga senyawa aktif yaitu saponin, quinon,
dan flavonoid
 alkoloid dapat mempengaruhi spermato-genesis contohnya, cucurbitasin dan
Luffa acutangula Roxb dapat menekan sekresi hormon reproduksi yang diperlukan
untuk berlangsungnya spermatogenesis.
BAB III
KESIMPULAN
 Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan diantaranya sebagai
berikut:

 Produksi getah yang dihasilkan rata-rata setiap pohon Api-api menghasilkan getah basah 30,17 gram
dan getah kering sebanyak 3,3 gram

 Kadar ekstraktif pada getah basah (47,67 %) lebih banyak dibandingkan dengan kadar ekstraktif yang
ada pada getah kering (12,53 %)

 Getah basah pada pohon Api-api mengandung alkaloid, flavonoid dan quinon sedangkan getah kering
pada pohon Api-api mengandung saponin, flavonoid dan quinon

 Getah basah pohon Api-api secara ilmiah dapat digunakan sebagai kontrasepsi pria dan wanita karena
mengandung sengawa alkoloid yang dapat mempengaruhi spermatogenesis dan menekan sekresi hormon
reproduksi pada pria dan dapat menghambat ovulasi, penetrasi sperma dan implantasi pada wanita.
Demikian pula kandungan flavonoidnya dapat menghambat proses spermatogenesis

 Getah kering pohon Api-api dapat digunakan sebagai bahan baku produk kosmetik, antiseptik dan
minuman kesehatan karena kandungan saponinnya.
Thank You 

Anda mungkin juga menyukai