Disusun Oleh :
- Raden Mas Arga Yudha Dewantoro 15330010
- Haddiyah 15330041
- Selviyana Nyekti Harumi 15330086
- Novia Ananda Putri 15330117
- Firdha Aprilia Utami 15330141
- Chairini Hayati 16330752
- Ade Irfan 16330760
Dosen :
Lisana Sidqi Aliya, S. Farm, M. Biomed., Apt
IMUNOLOGI KANKER IMUNOLOGI KANKER
Ilmumencakupkajianmenge Suatukondisi Studitentanginteraksiantaras
naisemuaaspeksistemimun( dimanapertumbuhansel- istemkekebalantubuhdengan
kekebalan)padasemuaorgani seljaringantubuhtidaknorma sel-
sme.Cabang ilmu biomedis l selkanker(jugadisebuttumor
yang berkaitan dengan (tumbuhsangatcepatdantida ataukeganasan).Inijugameru
respon organisme terhadap kterkendali),menginfiltrasi/ pakanbidangpenelitianyang
penolakanantigenic, merembes,danmenekanjarin bertujuanuntukmenemukani
pengenalan diri sendiri dan gantubuhsehinggamempeng mmunoterapiinovatifgunam
bukan dirinya, serta semua aruhiorgantubuh. engobatikankerdanmengha
efek biologis, serologis, dan mbatperkembanganpenyakit
kimia fisika fenomena ini.
imun.
Sistem imun adalah sistem pertahanan tubuh terhadap benda asing dan patogen.
Terdiri dari sekelompok sel, protein, jaringan, dan organ khusus yang bekerja sama
melawan segala hal yang berbahaya bagi tubuh. Sistem ini terdiri dari banyak
komponen, mulai dari sel hingga organ. Salah satu jenis sel yang paling penting
dalam jaringan tersebut adalah sel darah putih (leukosit). Respon imun timbul
karena adanya reaksi yang dikoordinasi sel-sel, molekul-molekul terhadap mikroba
dan bahan lainnya.
Sistem Imun Non Spesifik
• Tembakau
• Penyinaran
• Stress yang berlebihan
Psikologis Lingkungan • Polusiudara
P
A
T
Ketikaselmenjadituaataurusak,merekamatidandigantidenganselbaru.Kematianselterprograminidisebutapoptosis,danketikaprosesinirusak,kankerterbentuk.
Empatjenisgen yangbertanggungjawabuntukprosespembelahanselyaituonkogenyangmangaturprosespembagiansel, genpenekantumor
yangmenghalangdaripembagiansel,suicide geneyangkontrolapoptosisdangen DNA-perbaikanmenginstruksikanseluntukmemperbaikiDNA yangrusak.
O
G
E
N
E
S
I
S
K
A
Sel-seltambahaninidapatmembentukmassajaringanyangdisebuttumor.Namun,tidaksemuajenistumoritukanker.
Maka,kankermerupakanhasildarimutasiDNAonkogendangenpenekantumorsehinggamenyebabkanpertumbuhanselyangtidakterkendali(National Cancer
Institute, 2009).
N
K
E
R
Transformasi Sel – Sel Kanker
Fase Inisiasi Fase Promosi Fase Progresi
1
3
Berubahnya sel normal tubuh Sel Promosi adalah proses Pada awal fase ini, sel
menjadi sel yang peka. Pada yang menyebabkan sel preneoplasma dalam stadium
tahap inisiasi terjadi suatu terinisiasi berkembang metaplasia berkembang
perubahan dalam bahan menjadi sel preneoplasma progresif menjadi stadium
genetik sel yang memancing oleh stimulus zat lain displasia sebelum menjadi
sel menjadi ganas. Perubahan (promotor). neoplasma. Terjadi ekspansi
dalam bahan genetik sel ini populasi sel-sel ini secara
disebabkan oleh suatu agen spontan dan ireversibel. Sel-
yang disebut karsinogen sel menjadi kurang responsif
terhadap sistem imunitas
tubuh dan regulasi sel.
Klasifikasi Antigen Tumor
Klasifikasi antigen tumor didasarkan
pada ekspresinya, yaitu:
1.Tumor-spcific antigen (TSA) yaitu
antigen yang mengalami over-
ekspresi pada sel-sel tumor, tetapi
tidak pada sel-sel normal. Beberapa
antigen ini spesifik atau unik untuk
jenis tumor tertentu.
2. Tumor-associated antigen (TAA)
yaitu antigen tumor yang selain
diekspresikan oleh sel-sel tumor
juga diekspresikan oleh sel-sel
tumor.
Respon Imun Terhadap Kanker
Respons imun terhadap sel tumor utamanya
diperantarai oleh sel T sitotoksik (T CD8+) yang Secara umum, respon utama sistem imun terhadap
spesifik terhadap antigen tumor. Aktivasi sel T tumor adalah untuk menghancurkan sel abnormal
CD8+ ini tidak hanya membutuhkan perantara
menggunakan sel T pembunuh, terkadang dengan
kompleks histokompatibilitas mayor (Major
Histocompatibility Complex, MHC) kelas I saja bantuan sel T pembantu. Antigen tumor ada pada
namun juga membutuhkan kostimulasi dari MHC molekul MHC kelas I pada cara yang mirip dengan
kelas II (sel T CD4+). antigen virus. Hal ini menyebabkan sel T pembunuh
mengenali sel tumor sebagai sel abnormal. Sel NK juga
membunuh sel tumor dengan cara yang mirip, terutama
jika sel tumor memiliki molekul MHC kelas I lebih
sedikit pada permukaan mereka daripada keadaan
normal; hal ini merupakan fenomena umum dengan
tumor. Terkadang antibodi dihasilkan melawan sel
tumor yang menyebabkan kehancuran mereka oleh
sistem komplemen.
Beberapa tumor menghindari sistem imun dan terus
berkembang sampai menjadi kanker. Sel tumor sering
memiliki jumlah molekul MHC kelas I yang berkurang
pada permukaan mereka, sehingga dapat menghindari
Makrofag dapat meningkatkan perkembangan tumor ketika
deteksi oleh sel T pembunuh. Beberapa sel tumor juga
sel tumor mengirim sitokin yang menarik makrofag yang
mengeluarkan produk yang mencegah respon imun;
menyebabkan dihasilkannya sitokin dan faktor
contohnya dengan mengsekresikan sitokin TGF-β, yang
pertumbuhan yang memelihara perkembangan tumor.
menekan aktivitas makrofagg dan limfosit. Toleransi
Kombinasi hipoksia pada tumor dan sitokin diproduksi
imunologikal dapat berkembang terhadap antigen tumor,
oleh makrofag menyebabkan sel tumor mengurangi
sehingga sistem imun tidak lagi menyerang sel tumor.
produksi protein yang menghalangi metastasis dan
selanjutnya membantu penyebaran sel kanker. Ketika
melampaui batas menyatukan dengan sel kanker, makrofag
(sel putih yang lebih kecil) akan menyuntikan toksin yang
akan membunuh sel tumor.
Immunoediting
Immunoediting adalah suatu proses saat seseorang dilindungi dari pertumbuhan kanker dan pengembangan
imunogenisitas tumor oleh sistem kekebalan tubuh mereka. Hal ini memiliki tiga tahap utama: eliminasi,
keseimbangan dan melarikan diri.
Tahap 1
Tahap 3
Eliminasi Tahap 1
Tahap pertama penghapusan melibatkan inisiasi respon imun antitumor. Sel-sel
dari sistem kekebalan tubuh bawaan mengenali adanya pertumbuhan tumor yang telah
mengalami renovasi stroma, menyebabkan kerusakan jaringan lokal. Ini diikuti dengan
induksi sinyal-sinyal inflamasi yang penting untuk merekrut sel-sel dari sistem kekebalan
tubuh bawaan (misalnya sel pembunuh alami, sel-sel pembunuh alami T, makrofag dan
sel dendritik) ke situs tumor. Selama fase ini, infiltrasi limfosit seperti sel-sel pembunuh
alami dan sel T pembunuh alami dirangsang untuk memproduksi IFN-gamma.
Eliminasi Tahap 2
Pada fase kedua eliminasi, IFN-gamma yang baru disintesis menyebabkan
kematian tumor (dalam jumlah terbatas) serta mempromosikan produksi CXCL10
kemokin, CXCL9 dan CXCL11. Kemokin ini memainkan peran penting dalam
mempromosikan kematian tumor dengan menghalangi pembentukan pembuluh darah
baru. Serpihan sel tumor yang merupakan hasil dari kematian tumor kemudian dicerna
oleh sel dendritik, diikuti dengan migrasi sel-sel dendritik ke kelenjar getah bening.
Rekrutmen sel kekebalan yang lebih banyak juga terjadi dan dipicu oleh kemokin (yang
dihasilkan selama proses inflamasi).
Eliminasi Tahap 3
Pada tahap ketiga, sel-sel pembunuh alami dan makrofag ber-transactivate satu sama lain melalui
produksi timbal balik IFN-gamma dan IL-12. Ini lagi-lagi mempromosikan lebih banyak pembunuh tumor oleh
sel-sel melalui apoptosis dan produksi intermediasi oksigen reaktif dan nitrogen. Dalam pengeringan
kelenjar getah bening, sel dendritik tumor-tertentu memicu timbunlnya diferensiasi sel Th1 yang pada
gilirannya memfasilitasi pengembangan sel T CD8+.
Eliminasi Tahap 4
Pada tahap akhir eliminasi, sel-sel spesialisasi tumor : CD4+ dan CD8+ sel T datang ke situs tumor
dan sitolitik T limfosit kemudian menghancurkan sel tumor yang tetap di situs ini.
Sel Tumor Menghindar dari Sistem Imun
• Kebanyakan tumor timbul pd individu yg tidak imunokompromais berarti tumor juga memiliki
mekanisme untuk menghindar dari imunitas nonspesifik & spesifik
• Kebanyakan sel tumor tdk dpt dipresentasikan & diproses krn tdk memiliki molekul B7 (CD 80)
dan CD86 sbg molekul kostimulatori
• Sel tumor juga tidak mengekspresikan molekul untuk mengaktifkan sel T terutama MHC-II atau
molekul adhesi ICAM-1 atau LFA3
• Walaupun diyakini bahwa sistem imun dapat memberikan respons terhadap pertumbuhan
tumor ganas, pada kenyataannya banyak tumor ganas tetap bisa tumbuh pada individu
imunokompeten karena immune surveilance terhadap tumor ganas ini relatif tidak efektif.
Penjelasan sederhana adalah mungkin kecepatan pertumbuhan dan penyebaran tumor ganas
melebihi kemampuan sel efektor respons imun untuk mencegah pertumbuhan itu. Jadi kegagalan
immune surveilance merupakan kegagalan mekanisme efektor sistem imun host
• Respon imun sering gagal dalam mendeteksi adanya sel tumor. Kegagalan ini bisa karena sistem
imun yang inaktif atau sel tumor berkembang untuk menghindari respon imun
Contoh Kasus
Payudara
Kanker
Prostat
Kolorektal
Kanker
Payudara
Mekanisme pasti perkembangan kanker belum
sepenuhnya dipahami.
Hipotesis cancer stem cell (CSC) yang menyebutkan bahwa pembentukan tumor
terjadi melalui cara yang sama dengan stem cell yang normal, namun CSC mampu untuk
memperbaiki diri dan berdiferensiasi menjadi bermacam-macam tipe sel pada tumor, menetap
dalam tumor dan menyebabkan kekambuhan serta bisa mengalami metastasis. CSC inilah
yang diketahui memiliki peranan penting pada perkembangan kanker payudara.
Kanker Payudara dan Antibodi Kanker Payudara dan Vaksinasi
Terapi antibodi yang digunakan pada kanker • Vaksin kanker menggunakan antigen tumor spesifik yang
payudara yaitu penggunaaan antibodi didapat dari peptida, protein, dan DNA. Vaksin ini
monoklonal yang akan berikatan secara kemudian disuntikkan secara subkutan kepada pasien agar
dipresentasikan pada sel dendritik dan makropag yang
spesifik pada sel kanker dan menginduksi merupakan antigen precenting cell (APC).
terjadinya respon imun dan apoptosis pada
sel kanker tersebut. • Tujuannya yaitu untuk menimbulkan respon imun berupa
pembentukan anti-tumor limfosit yang selanjutnya akan
bermigrasi ke lokasi tumor dan membunuh sel tumor
tersebut.
• Antibodi monoklonal tersebut salah
satunya adalah : Trastuzumab (Harceptin) • Antigen tumor yang berhasil teridentifikasi pada kanker
payudara yaitu: HER-2/neu, MUC-1, dan NY-ESO-1.
• Pasien dengan kanker payudara MUC-1 tampaknya vaksin kanker paling menjanjikan
diperkirakan memiliki ekspresi berlebih terhadap pasien kanker payudara.
pada epidermal growth factor (HER-2). • Pemberian berulang TG1031 (vaksin rekombinan yang
Trastuzumab ini akan berikatan dengan mengandung urutan koding MUC-1 dan IL-2) pada pasien
domain ekstraseluler dari protein HER-2. kanker payudara yang positif mengekspresikan MUC1,
menghasilkan regresi parsial pada 2 dari 28 pasien.
Kanker Payudara dan T Cell Receptor
Gene Transfer
• Imunoterapi ini dikembangkan
berdasarkan adanya reseptor pada
Kanker Payudara dan Adoptive T Cell permukaan sel T yang merupakan
Transfer tempat pengenalan antigen agar sel T
• Adoptive T cell transfer melibatkan tersebut dapat menjalankan fungsinya.
pembentukan anti-tumor limfosit T • Mentransfer reseptor sel R secara
dari jaringan tumor primer, langsung akan melawan antigen
kemudian dikembangkan dan histokompatibiliti minor yang
diaktivasi secara in vitro baru diekspresikan oleh sel hematopoietik,
kemudian disuntikkan kembali ke
pasien, agar anti tumor tersebut sehingga akibat ikatannya yang sangat
bermigrasi ke lokasi tumor dan spesifik ini, terapi ini sangat mungkin
membunuh sel tumor yang ada. menjadi penemuan baru dalam
pengobatan keganasan pada sel
hematopoietik.
Kanker Prostat
• Kanker prostat merupakan
kanker yang berkembang
pada kelenjar prostat yang
terdapat pada sistem
reproduksi laki-laki. Ini
terjadi bila sel – sel prostat
mengalami mutasi dan
mulai memperbanyak diri
diluar kontrol.
• Lisisolehantibodydankomplemen
Respon Imun Humoral
terhadap Kanker • Opsonisasimelaluikomplemen
Kolorektal • Kehilanganadhesiantarseltumor
Peran Limfosit T Sitotosik (CTL) Peranan Sel Natural Killer (sel NK)
Kanker
Suatu kondisi dimana pertumbuhan sel-sel jaringan tubuh tidak normal (tumbuh sangat cepat dan tidak terkendali),
menginfiltrasi/ merembes, dan menekan jaringan tubuh sehingga mempengaruhi organ tubuh.
Imunologi Kanker
Studi tentang interaksi antara sistem kekebalan tubuh dengan sel-sel kanker (juga disebut tumor atau keganasan). Ini juga
merupakan bidang penelitian yang bertujuan untuk menemukan immunoterapi inovatif guna mengobati kanker dan
menghambat perkembangan penyakit ini.