Anda di halaman 1dari 11

MANAJEMEN RESIKO TELEKOMUNIKASI

(Contoh Kasus Pada PT Telekomunikasi Indonesia Tbk)

Nama Kelompok :
1. Nela Rahayuni (21601081558)
2. Wulan Setyo Rini (21601081541)
3. Ifen Malihatus Khusnul Khotimah
(21601081303)
Sistem Manajemen Resiko

o m S e jak 2 00 6 telah
n aje m e n R is iko PT Telk a kerangka
Sistem Ma ga c u k e pa d
an aje m e n risiko men
menerapkan m
e R is k M a n a g ement.
terpris
kerja COSO En
Dalam penerapannya, manajemen risiko adalah bagian
yang tidak dapat dipisahkan dari penerapan GCG dan
pengendalian internal di perusahaan.

Untuk itu, PT Telkom sejak tahun 2008 telah membangun dan


mengembangkan :
 Aspek Struktural
 Aspek Operasional
 Aspek Perawatan
Identifikasi Resiko yang Muncul
pada PT Telkom

Dalam melakukan kegiatan operasionalnya, PT Telkom


menghadapi banyak sekali risiko-risiko yang akan
mengganggu, baik itu risiko internal maupun risiko
eksternal.

Risiko operasional yang terjadi pada PT Telkom adalah


sebagai berikut:

1. Kegagalan dalam melanjutkan operasi jaringan PT Telkom


kepada jaringan operator lainnya yang memiliki dampak
negatif terhadap bisnis dan prospek usaha PT Telkom.
2. Akses kabel jaringan PT Telkom menghadapi ancaman
keamanan, seperti pencurian dan perusakan yang dapat
mengakibatkan pengaruh terhadap operasional PT Telkom.
Lanjutan

3. Adanya pihak dari dalam perusahaan (karyawan) yang


meraup keuntungan pribadi dan merugikan konsumen.
4. Kebocoran pendapatan (kesulitan memperoleh pendapatan
yang merupakan hak dari PT Telkom) yang dapat terjadi
akibat kelemahan dari faktor internal dan eksternal.
5. Teknologi baru dapat mengakibatkan terhadap daya saing
PT Telkom.
6. Satelit PT Telkom yang memiliki masa operasi yang terbatas
dan dapat rusak selama masa operasi orbit.
7. Risiko terhadap pelayanan internet (jaringan PT Telkom
yang rentan terhadap akses ilegal, virus komputer,
ancaman dunia maya dan ancaman lainnya)
Lanjutan

8. Persaingan terhadap operator yang ada dan pemain baru


(operator baru) di industri telekomunikasi ini dapat
berdampak terhadap bisnis telekomunikasi.
9. Sangat banyak karyawan yang bekerja tidak secara
maksimal.
10. Peminjaman uang dengan pihak luar negeri untuk
penambahan alat-alat baru.
Faktor Penyebab Terjadinya Resiko
pada PT Telkom

Bencana (perils)
Dua faktor
penyebab resiko
Bahaya (hazards)

Bahaya terbagi atas beberapa jenis:


 Bahaya fisik (physical hazard)
 Bahaya moral (moral hazard)
 Bahaya morale (morale hazard)
 Bahaya karena hukum atau peraturan (legal
hazard)
Lanjutan

Pada Kasus PT Telkom, faktor penyebab terjadinya


risiko adalah berasal dari moral para pegawai dari PT
Telkom itu sendiri. Banyak pegawai yang belum
bekerja secara maksimal dan ditemukannya
pelaksanaan operasional yang masih belum maksimal.
Kemudian banyaknya pemain baru yang masuk
kedalam dunia telekomunikasi merupakan risiko yang
harus dihadapi oleh pihak PT Telkom agar tetap dapat
bertahan dan menjadi pemain nomor satu di dunia
telekomunikasi.
Upaya Pengelolaan Resiko pada Telkom

1. Pada kasus “kegagalan dalam melanjutkan operasi jaringan


PT. Telkom kepada jaringan operator lainnya” termasuk
kedalam pengelolaan Risk Control. Hal ini bisa dilakukan
pengurangan frekuensi terjadinya resiko operasi jaringan
Telkom, sehingga dampak yang di timbulkan dapat
berkurang
2. Pada kasus “Akses kabel jaringan PT. Telkom menghadapi
ancaman keamanan” termasuk kedalam pengelolaan Risk
Avoidance. Hal ini dapat dilakukan pencegahan dari
ancaman keamanan kabel jaringan. Seperti memindahkan
kabel jaringan ke tempat yang lebih aman dan strategis.
3. Pada kasus “Adanya pihak dari dalam perusahaan
(karyawan) yang meraup keuntungan pribadi dan
merugikan konsumen” termasuk kedalam pengelolaan Risk
Control. Hal ini bisa dilakukan pengawasan terhadap
seluruh karyawan PT. Telkom, sehingga mengurangi
Lanjutan

4. Pada kasus “Kebocoran pendapatan” termasuk kedalam


pengelolaan Risk Transfer
5. Pada kasus “Teknologi baru dapat mengakibatkan terhadap
daya saing PT. Telkom” termasuk kedalam pengelolaan Risk
Control.
6. Pada kasus “Satelit PT. Telkom yang memiliki masa operasi
yang terbatas dan dapat rusak selama masa operasi orbit”
termasuk kedalam pengelolaan Risk transfer
7. Pada kasus “Risiko terhadap pelayanan internet (jaringan
PT. Telkom yang rentan terhadap akses ilegal, virus
komputer, ancaman dunia maya dan ancaman lainnya)”
termasuk kedalam pengelolaan Risk Avoidance, hal ini
dapat dilakukan dengan menggunakan teknologi yang
canggih agar pelayanan dapat berjalan dengan baik
Lanjutan

8. Pada kasus ” Persaingan terhadap operator yang ada dan


pemain baru (operator baru) di industri telekomunikasi ini dapat
berdampak terhadap bisnis telekomunikasi” termasuk kedalam
pengelolaan Risk Retention
9. Pada kasus “Sangat banyak karyawan yang bekerja tidak secara
maksimal” termasuk kedalam pengelolaan Risk Avoidance. Hal
ini dapat dilakukan dengan membuat sebuah pelatihan yang
intensif agar karyawan dapat bekerja secara baik dan maksimal
10. Pada kasus “Peminjaman uang dengan pihak luar negri untuk
penambahan alat-alat baru” termasuk kedalam pengelolaan
Risk Retention. Hal ini perusahaan lebih memilih
menganggarkan dana untuk keperluan alat-alat baru. Sehingga
perusahaan tidak akan terlilit hutang.
TERIMAKAS
IH

Anda mungkin juga menyukai