Anda di halaman 1dari 10

MANAJEMEN RISIKO TELEKOMUNIKASI

(Studi Kasus PT Telekomunikasi Indonesia Tbk)

MAKALAH
Disusun Untuk Memenuhi Tugas: Manajemen Risiko

Dosen Pengampu :

Hj. Etty Saraswaty, SE., MM

Oleh:

Nela Rahayuni (21601081558)

Wulan Setyo Rini (21601081541)

Ifen malihatus khusnul khotimah (21601081303)

UNIVERSITAS ISLAM MALANG

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

JURUSAN MANAJEMEN

Mei 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan karunia serta
HidayahNya sehingga kami bisa menyelesaikan tugas makalah berisikan “Manajemen Risiko
Telekomunikasi” yang di bahas dalam mata kuliah Manajemen Risiko.
Makalah ini di harapkan menjadi tambahan pustaka ilmu bagi pembaca umumnya, dan
kami selaku penyusun khususnya. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam
penulisan makalah ini. Oleh karena itu sangat berbahagia jikalau dosen pengajar
memberikan koreksi dan arahan untuk kebaikan kedepannya kelak. Kami berharap juga saran
dan kritik dari pembaca yang bersifat membangun untuk perbaikan makalah ini.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Aktivitas suatu badan usaha atau perusahaan pada dasarnya tidak dapat
dilepaskan dari aktivitas mengelola risiko. Operasi suatu badan usaha atau perusahaan
biasanya berhadapan dengan risiko usaha dan risiko non usaha. Imam Ghazali dalam
Kasidy, Manajemen Resiko (2010) menyatakan bahwa risiko usaha adalah risiko yang
berkaitan dengan usaha perusahaan untuk menciptakan keunggulan bersaing dan
memberikan nilai bagi pemegang saham. Sedangkan risiko non usaha adalah risiko
lain yang tidak dapat dikendalikan oleh perusahaan.
Manajemen risiko merupakan desain prosedur serta implementasi prosedur
untuk mengelola suatu risiko usaha. Manajemen risiko merupakan antisipasi atas
semakin kompleksnya aktivitas badan usaha atau perusahaan yang dipicu oleh
perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi (Kasidi, 2010).
Dalam pelaksanaannya, PT Telkom akan menghadapi banyak sekali risiko-
risiko yang akan mengganggu, baik itu risiko internal maupun risiko eksternal. Hal
ini tentu saja dapat terjadi, dikarenakan PT Telkom merupakan perusahaan
perseroan terbatas yang berkedudukan di Indonesia yang sebagian besar operasi,
aset dan pelanggannya berada di Indonesia. Akibatnya, kondisi politik, ekonomi,
hukum dan sosial di Indonesia di masa mendatang, serta tindakan dan kebijakan
tertentu yang diambil atau tidak diambil oleh Pemerintah secara material dapat
berdampak negatif terhadap usaha, kondisi keuangan dan hasil operasi PT
Telkom.
Dalam kondisi persaingan yang cukup ketat antar penyedia jasa layanan
telekomunikasi, perusahaan dituntut untuk meningkatkan kualitas layanan dan
produk yang dihasilkan. Dengan semakin banyaknya pilihan di pasar, konsumen
mempunyai kemampuan daya tawar yang lebih tinggi dalam memilih produk
sesuai dengan kebutuhannya. Saat ini industri telekomunikasi di Indonesia sedang
tumbuh dan berkembang dengan pesat di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dengan
semakin banyaknya kompetitor-kompetitor yang harus dihadapi oleh PT Telkom di
industri ini, seperti Indosat, Ratelindo, Excelcomindo, Bakrie Telecom dan
Mobile 8. Di lingkungan industri yang sangat menarik dan semakin kompetitif ini,
PT Telkom harus terus berupaya mempertahankan dan meningkatkan pangsa
pasarnya dan terus berusaha agar para para pelanggannya tidak pindah ke
kompetitornya. Risiko industri ini merupakan suatu hal yang penting dan harus
menjadi perhatian bagi PT Telkom dalam mempertahankan dan mengembangkan
bisnisnya. Oleh karena itu PT Telkom harus bisa menangani atau mengidentifikasi
risiko-risiko yang akan terjadi di kemudian hari.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka permasalahan yang
akan menjadi obyek penelitian ini yaitu :
1. Bagaimana Sistem Manajemen Risiko PT Telkom ?
2. Mengidentifikasi jenis risiko yang muncul pada PT Telkom ?
3. Faktor apa saja yang menyebabkan munculnya risiko pada PT Telkom?
4. Bagaimana upaya pengelolaan risiko pada PT Telkom?
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. SISTEM MANAJEMEN RISIKO


Sistem Manajemen Risiko PT Telkom Sejak 2006 telah menerapkan manajemen risiko
mengacu kepada kerangka kerja COSO Enterprise Risk Management. Dalam penerapannya,
manajemen risiko adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari penerapan GCG dan
pengendalian internal di perusahaan. Untuk itu, PT Telkom sejak tahun 2008 telah
membangun dan mengembangkan :
(1) Aspek Struktural meliputi pengembangan visi manajemen risiko, misi, komitmen, tone
at the top, lingkungan internal yang kondusif, kebijakan, pengembangan kompetensi, IT tools
dan kesisteman
(2) Aspek Operasional meliputi penentuan Risk Acceptance Criteria, pelaksanaan Risk
Assessment dan pengembangan manajemen risiko untuk fungsi spesifik
(3) Aspek Perawatan meliputi monitoring implementasi manajemen risiko, pelaporan
berkala (risk reporting), menjaga pengembangan kompetensi yang berkelanjutan. Serta
melakukan review melalui Risk Management Index, Survei Budaya Risiko maupun penilaian
Tingkat Maturitas Implementasi.

2.2 Identifikasi Risiko Yang Muncul Pada PT Telkom

Dalam melakukan kegiatan operasionalnya, PT Telkom menghadapi banyak sekali


risiko-risiko yang akan mengganggu, baik itu risiko internal maupun risiko
eksternal. Hal ini dikarenakan PT Telkom merupakan perusahaan perseroan terbatas
yang berkedudukan di Indonesia yang sebagian besar operasi, aset dan pelanggannya
berada di Indonesia. Akibatnya, kondisi politik, ekonomi, hukum dan sosial di Indonesia
di masa mendatang, serta tindakan dan kebijakan tertentu yang diambil atau tidak
diambil oleh Pemerintah secara material dapat berdampak negatif terhadap usaha,
kondisi keuangan dan hasil operasi PT Telkom. Risiko Operasional menurut PT Telkom
adalah risiko-risiko yang terdapat dalam kegiatan operasional sehari-hari perusahaan
yang baik secara langsung maupun tidak langsung muncul dari ketidakcukupan atau
kegagalan proses internal, orang, dan sistem atau dari kejadian di luar kendali
perusahaan, termasuk bencana alam.
 Risiko Operasional
Risiko operasional yang terjadi pada PT Telkom adalah sebagai berikut:

1. Kegagalan dalam melanjutkan operasi jaringan PT Telkom kepada jaringan


operator lainnya yang memiliki dampak negatif terhadap bisnis dan prospek usaha
PT Telkom
2. Akses kabel jaringan PT Telkom menghadapi ancaman keamanan, seperti
pencurian dan perusakan yang dapat mengakibatkan pengaruh terhadap
operasional PT Telkom
3. Adanya pihak dari dalam perusahaan (karyawan) yang meraup keuntungan pribadi
dan merugikan konsumen
4. Kebocoran pendapatan (kesulitan memperoleh pendapatan yang merupakan hak
dari PT Telkom) yang dapat terjadi akibat kelemahan dari faktor internal dan
eksternal
5. Teknologi baru dapat mengakibatkan terhadap daya saing PT Telkom
6. Satelit PT Telkom yang memiliki masa operasi yang terbatas dan dapat rusak
selama masa operasi orbit,
7. Risiko terhadap pelayanan internet (jaringan PT Telkom yang rentan terhadap
akses ilegal, virus komputer, ancaman dunia maya dan ancaman lainnya)
8. Persaingan terhadap operator yang ada dan pemain baru (operator baru) di industri
telekomunikasi ini dapat berdampak terhadap bisnis telekomunikasi
9. Sangat banyak karyawan yang bekerja tidak secara maksimal
10. Peminjaman uang dengan pihak luar negeri untuk penambahan alat-alat baru.

2.3 Faktor Penyebab terjadinya risiko PT Telkom


Dua faktor penyebab resiko adalah bencana (perils) dan bahaya (hazards). Banjir,
tanah longsor, gempa, gelombang laut tinggi merupakan contoh-contoh bencana yang
secara langsung dapat menimbulkan kerugian. Sementara bahaya terbagi atas
beberapa jenis:
1. Bahaya fisik (physical hazard) misalnya berhubungan dengan fasilitas bangunan
suatu perusahaan,
2. Bahaya moral (moral hazard) misalnya sikap ketidakjujuran atau ketidakdisiplinan.
3. Bahaya morale (morale hazard) misalnya sikap yang tidak hati-hati ataupun
kurangnya perhatian dari pihak-pihak terkait dalam suatu perusahaan.
4. Bahaya karena hukum atau peraturan (legal hazard) misalnya akibat mengabaikan
undang-undang atau peraturan yang telah ditetapkan.

Pada Kasus PT Telkom, faktor penyebab terjadinya risiko adalah berasal dari
moral para pegawai dari PT Telkom itu sendiri. Banyak pegawai yang belum bekerja
secara maksimal dan ditemukannya pelaksanaan operasional yang masih belum
maksimal. Kemudian banyaknya pemain baru yang masuk kedalam dunia
telekomunikasi merupakan risiko yang harus dihadapi oleh pihak PT Telkom agar
tetap dapat bertahan dan menjadi pemain nomor satu di dunia telekomunikasi.
Bahaya moral tidak hanya mengancam PT. Telkom saja, kasus lain akibat moral dari
para pegawai suatu badan/perusahaan misalnya yang terjadi pada kasus Citibank
Indonesia yang terlibat pada permasalahan penggelapan dana nasabah. Akibatnya
bank tersebut tidak hanya menderita kerugian finansial, tapi juga risiko reputasi,
bahkan kepatuhan. Risiko reputasi dan kepatuhan lebih membahayakan
keberlangsungan perusahaan daripada risiko finansial. Ketidakpercayaan masyarakat
terhadap bank akan membuat bank tersebut kehilangan dana karena masyarakat akan
menarik kembali seluruh dana yang telah tertanam di bank tersebut karena takut akan
mengalami kerugian besar. Dana-dana yang ditarik tersebut sebenarnya digunakan
untuk menjalankan kegiatan perbankan, namun kerena ada penarikan sejumlah dana
dan ketidakinginan masyarakat untuk menabung lagi maka bank tersebut dapat
terancam likuiditasnya. Pada fase ini pemerintah dapat melakukan intervensi dengan
menutup bank.
2.4 Upaya Pengelolaan Risiko Pada PT Telkom
1. Pada kasus “kegagalan dalam melanjutkan operasi jaringan PT. Telkom kepada
jaringan operator lainnya” termasuk kedalam pengelolaan Risk Control. Hal ini
bisa dilakukan pengurangan frekuensi terjadinya resiko operasi jaringan Telkom,
sehingga dampak yang di timbulkan dapat berkurang
2. Pada kasus “Akses kabel jaringan PT. Telkom menghadapi ancaman keamanan”
termasuk kedalam pengelolaan Risk Avoidance. Hal ini dapat dilakukan
pencegahan dari ancaman keamanan kabel jaringan. Seperti memindahkan kabel
jaringan ke tempat yang lebih aman dan strategis.
3. Pada kasus “Adanya pihak dari dalam perusahaan (karyawan) yang meraup
keuntungan pribadi dan merugikan konsumen” termasuk kedalam pengelolaan
Risk Control. Hal ini bisa dilakukan pengawasan terhadap seluruh karyawan PT.
Telkom, sehingga mengurangi frekeuensi kemungkinan risiko
4. Pada kasus “Kebocoran pendapatan” termasuk kedalam pengelolaan Risk Transfer
5. Pada kasus “Teknologi baru dapat mengakibatkan terhadap daya saing PT.
Telkom” termasuk kedalam pengelolaan Risk Control.
6. Pada kasus “Satelit PT. Telkom yang memiliki masa operasi yang terbatas dan
dapat rusak selama masa operasi orbit” termasuk kedalam pengelolaan Risk
transfer
7. Pada kasus “Risiko terhadap pelayanan internet (jaringan PT. Telkom yang rentan
terhadap akses ilegal, virus komputer, ancaman dunia maya dan ancaman
lainnya)” termasuk kedalam pengelolaan Risk Avoidance, hal ini dapat dilakukan
dengan menggunakan teknologi yang canggih agar pelayanan dapat berjalan
dengan baik
8. Pada kasus ” Persaingan terhadap operator yang ada dan pemain baru (operator
baru) di industri telekomunikasi ini dapat berdampak terhadap bisnis
telekomunikasi” termasuk kedalam pengelolaan Risk Retention
9. Pada kasus “Sangat banyak karyawan yang bekerja tidak secara maksimal”
termasuk kedalam pengelolaan Risk Avoidance. Hal ini dapat dilakukan dengan
membuat sebuah pelatihan yang intensif agar karyawan dapat bekerja secara baik
dan maksimal
10. Pada kasus “Peminjaman uang dengan pihak luar negri untuk penambahan alat-
alat baru” termasuk kedalam pengelolaan Risk Retention. Hal ini perusahaan lebih
memilih menganggarkan dana untuk keperluan alat-alat baru. Sehingga
perusahaan tidak akan terlilit hutang.
BAB IV
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil identifikasi risiko – risiko yang ada menunjukan bahwa risiko – risiko
tersebut bisa dikelola baik dengan cara dihindari, ditahan, ditransfer dan dialihkan, lalu
Risiko-risiko yang ada di perusahaan perlu di identifikasi supaya perusahaan bisa tetap terus
bertahan dan tidak mengalami kebangkrutan, dari tugas ini menghasilkan langkah-langkah
pengendalian risiko yang sebaiknya dilakukan PT Telkom untuk mencegah terjadinya risiko
yang sama ke depannya.
DAFTAR PUSTAKA

academia.edu, Manajemen risiko, diakses 12 Mei 2019, pukul 20.30

https://www.academia.edu/7947643/Manajemen_Risiko

Wikipedia, 2013, Manajemen risiko, 12 Mei 2019 , pukul 20.40

http://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen_risiko

Anda mungkin juga menyukai