Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN KASUS

Hipokalemia Periodik
Paralisis
Adriansyah
112018043

Pembimbing:
dr. Hexanto Muhartomo, SpS(K).,Mkes
Identitas
 Nama : Tn. HW
 Umur : 44 tahun
 Jenis Kelamin : Laki-laki
 Status : Menikah
 Pendidikan : SMA
 Agama : islam
 Pekerjaan : Satpam
 Alamat : Klipang Alam Permai RT 2
RW 1 Semarang
 No RM : 513233
 Tanggal masuk RS : 10 Juni 2019
 Keluhan Utama : Kelemahan pada anggota gerak
 Onset : 3 hari SMRS
 Kuantitatif :
 Kualitatif :
Riwayat Penyakit Sekarang :

Pasien datang dibawa keluarga ke IGD RS Panti Wilasa dr.Cipto


dengan keluhan kelemahan anggota gerak tungkai bawah dan
lengan atas sejak 3 hari SMRS. Keluhan diawali dengan rasa
nyeri pada kedua tungkai dan lengan kanan yang dirasakan tiba-
tiba saat beraktifitas di pagi hari. Kemudian pasien mengaku
kedua kaki dan lengan kanan terasa lemah secara tiba-tiba
keesokan. Dan semakin hari kelemahan tersebut terasa
memberat sehinggga membuat pasien tidak mampu bangun dan
berdiri untuk berjalan seperti biasanya.
 Pasien menyangkal adanya keluhan Pingsan, kejang,
demam, mual, muntah, dan nyeri kepala. Pasien juga
menyangkal adanya keluhan kesemutan dan baal pada
anggota gerak, gangguan menelan,bicara cadel dan wajah
miring ke salah satu sisi. Buang air besar dan buang air
kecil lancar, tidak ada keluhan.
 Riwayat Penyakit Dahulu
Tidak ada riwayat penyakit khusus, hipertensi, diabetes mellitus,
asma , jantung, paru disangkal
 Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien menyangkal di keluarganya ada penyakit yang sama
 Riwayat Alergi
Pasien tidak memiliki riwayat alergi terhadap makanan, minuman,
obat-obatan, dan lain-lain.
 Sosial – Ekonomi
Pasien tinggal bersama istrinya dan dua orang anaknya. Pekerjaan
pasien sebagai satpam di komplek rumahnya. Pasien sehari makan 2
kali dengan menu seadanya dan tidak bervariasi. Pasien mengatakan
sering bekerja shift malam dan bergadang.
 Status Pasien
 KU : tampak sedang sakit
 Kesadaran : composmentis, GCS : E4M6V5 = 15
 Tekanan Darah : 116/8 mmHg
 Nadi : 102x/mnt
 RR : 24x/mnt
 Suhu : 36,8 °c
 Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik dan
pupil isokor
 Telinga : Normotia, simetris
 Toraks : Pergerakan simetris, kanan dan kiri
 Jantung : Bunyi I dan II reguler, murmur (-), Gallop (-)
 Paru-paru : Vesikuler, ronki -/-, Wheezing -/-
Pemeriksaan
 Abdomen fisik : nyeri tekan -, bising usus + normal
 Ekstremitas : Akral hangat, Edema (-/-, -/-)
 Status Psikis

 Cara berpikir : Realistik


 Tingkah laku :Wajar
 Ingatan : Baik
 Kemampuan berbicara : Cukup baik, bicara tidak pelo.
Disfonia (-), Disartria (-)

Pemeriksaan fisik
Status Neurologis
 Kesadaran : Compos Mentis, GCS E4M6V5 = 15
 Cara berjalan : Dapat berjalan dengan dibantu
 Tonus : Tonus otot normal

 A. Kepala
• Bentuk : Normosefali
• Nyeri tekan : (-)
• Simetris : Simetris
• Pulsasi : (-)
 B. Leher
• Sikap : Simetris
• Pergerakan : Bebas

 Tanda rangsang meningeal


• Kaku kuduk : (+), ada tahanan
• Bruzinski 1 : (-), tidak ada fleksi pada tungkai
• Bruzinski II : (-), tidak ada fleksi tungkai kontralateral
• Bruzinski III : (-), tidak ada fleksi kedua lengan
• Bruzinski IV : (-), tidak ada fleksi kedua tungkai
• Laseque : (-), tidak ada tahanan sebelum 70°
• Kerniq : (-), terdapat tahanan sebelum 135°
 Saraf Kranial
 N. I (Olfaktorius)
 Subyektif :Tidak dilakukan
 Dengan Bahan :Tidak dilakukan
 N. II (Optikus) dextra sinistra
 Tajam Penglihatan : baik baik
 Penglihatan Warna : normal normal
 Lapang Penglihatan : sama dengan pemeriksa
 P. Fundus : tidak dilakukan tidak dilakukan
 N. III (Okulomotorius)
 Palpebra : normal normal
 Gerakan bola mata : normal normal
 Fungsi dan reaksi pupil : tidak dilakukan tidak dilakukan
 Ukuran pupil : diameter 3 mm diameter 3mm
 Bentuk pupil : isokor isokor
 Reflek cahaya langsung : + +
 Reflek cahaya tak langsung: + +
 Reflek akomodatif : + +
 Strabismus divergen : - -
 Diplopia : - -
 N. IV (Throklearis)
 Gerakan mata ke lateral bawah: normal normal
 Strabismus konvergen : - -
 Diplopia : - -
 N. V (Trigeminus)
a) Sensorik
N. V1 (opthalmicus) : +/+, simetris
N. V2 (maksilaris) : +/+, simetris
N.V3 (mandibularis) : +/+, simetris
b) Motorik otot temporal dan maseter teraba kontur otot baik, eutrofi, tonus baik.
c) Jaw refleks :+
d) Refleks kornea : tidak dilakukan
 N. VI (Abdusen)
 Gerakan Mata ke lateral: normal normal
 Srabismus konvergen : - -
 Diplopia : - -
 N. VII (Fasialis)
 Kerutan kulit dahi :+ +
 Memejamkan mata : + +
 Menggembukan pipi : normal normal
 Mencucu : normal normal
 Menyeringai : normal normal
 Pengecapan lidah 2/3 depan : tidak dilakukan tidak dilakukan

 N. VIII (Akustikus)
 Tidak dilakukan

 N. IX (Glossofaringeus)
 Arcus faring : normal normal
 Pengecapan lidah 1/3 belakang : tidak dilakukan tidak dilakukan
 Reflek muntah : + +
 o Tidak ditemukan adanya disfonia/asfonia
 o Posisi uvula : ditengah
 N. X (Vagus)
 Arcus faring : normal normal
 Bersuara (fonasi) : normal normal
 Menelan : normal normal
 N. XI (Accesorius)
 Memalingkan kepala : normal normal
 Sikap bahu : normal normal
 Mengangkat bahu : + +
 Trofi otot bahu : eutrofi eutrofi
 N. XII (Hipoglossus)
 Tremor lidah : - -
 Deviasi : - -
 Menjulurkan lidah : normal
 Kekuatan lidah : normal normal
 Trofi otot lidah : eutrofi eutrofi
 Fasikulasi lidah : - -
 BADAN DAN ANGGOTA GERAK
 BADAN
 Motorik
 Respirasi : dalam batas normal
 Duduk : dalam batas normal
 Bentuk kolumna vertebra : dalam batas normal
 Pergerakan kolumna vertebra : dalam batas normal
 Sensibilitas
 Taktil : normal
 Nyeri : normal
 Thermi : normal
 Diskriminasi 2 titik : tidak dilakukan
 Sensibilitas posisi : tidak dilakukan
 Reflek
 Reflek kulit perut atas : normal
 Reflek kulit perut tengah : normal
 Reflek kulit perut bawah : normal
 Reflek kremaster : tidak dilakukan
 ANGGOTA GERAK ATAS
 Motorik dextra
sinistra
 Inspeksi: tidak ada kelainan tidak ada kelainan
 Palpasi: tidak ada kelainan tidak ada kelainan
 Pergerakan : bebas bebas
 Kekuatan : 5 5
 Tonus : normal normal
 Trofi : eutrofi eutrofi
 Sensibilitas
 Taktil : + +
 Nyeri: + +
 Thermi: tidak dilakukan tidak dilakukan
 Sensibilitas stereognosis: tidak dilakukan tidak dilakukan
 Diskriminasi 2 titik : tidak dilakukan tidak dilakukan
 Sensibilitas gramestesi: tidak dilakukan tidak dilakukan
 Sensibilitas barognosis: tidak dilakukan tidak dilakukan
 Sensibilitas posisi : tidak dilakukan tidak dilakukan
 Sensibilitas vibrasi : tidak dilakukan tidak dilakukan
 Reflek fisiologis
 Biseps : + +
 Triceps : + +
 Radius : + +
 Ulna : + +
 Reflek Patologis
 Reflek Trommer : - -
 Reflek Hoffman : - -
•ANGGOTA GERAK BAWAH
Motorik dextra sinistra
•Inspeksi : tidak ada kelainan tidak ada kelainan
•Palpasi : tidak ada kelainan tidak ada kelainan
•Pergerakan : bebas bebas
•Kekuatan : 4 4
•Tonus : normal normal
•Trofi : eutrofi eutrofi
Sensibilitas
•Taktil : +/+
•Nyeri :+/+
•Thermi : tidak dilakukan
•Diskriminasi 2 titik : tidak dilakukan
•Sensibilitas posisi : tidak dilakukan
 Reflek Fisiologis
 Patella : +/+
 Achiles :+/+
 Reflek Patologis
 Babinski : -/-
 Chaddock : -/-
 Oppenheim : -/-
 Gordon : -/-
 Schaeffer : -/-
 Gonda : -/-
 Bing : -/-
 Rossolimo : -/-
 Mandel- Bechtrew : -/-
 Pemeriksaan Klonus
 Klonus paha/ lutut : -/-
 Klonus kaki : -/-
 Tes laseque : -/-
 Tes Patrick : -/-
 Tes kontra Patrick : -/-
 PEMERIKSAAN OTONOM DAN FUNGSI VEGETATIF
 Miksi :+
 Defekasi :+
 Ereksi :-


 GERAKAN-GERAKAN ABNORMAL
 Tremor :-
 Atetosis : -
 Mioklonus : -
 Khorea :-
 TES TAMBAHAN
 Tes Nafziger : tidak dilakukan
 Tes Valsava : tidak dilakukan
 RINGKASAN
 Perempuan usia 48 tahun datang dengan keluhan lemah kedua
tungkai SMRS. Keluhan muncul saat pasien berada di
puskesmas, pandangan gelap dan kemudian di bawa ke RS. Di
dapatkan gejala penyerta mata kiri kabur dan telapak kaki
terasa tebal. Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran
composmentis, dan kelemahan pada kedua tungkai.
 DIAGNOSIS
 Diagnosa klinis : Paraparese Inferior tipe LMN
 Diagnosa topis : Miogenik
 Diagnosa etiologis : Paralisis periodik hipokalemia
 RENCANA AWAL
 Masalah :
 - Paralisis periodik hipokalemia
 - neuropati DM

 Rencana Diagnosis : 1. Kadar K dalam serum.
 2. Kadar K, Na, Cl dalam urin 24 jam.
 3. Kadar Mg dalam serum.
 4. Analisis gas darah.
 5. Elektrokardiografi.
 Rencana Terapi
 Farmakoterapi
 Infus RL 20 tpm
 Inj dexamethason 3x1amp
 Inj Ranitidin 2 x 1 amp
 Inj citicholin 2x500g


 Nonfarmakologi : - cukup istirahat
 Konsumsi makanan atau minuman yang mengandung kalium
 Pencegahan kambuh, seperti menjaga asupan makanan
 Sedia obat kalium oral

 Edukasi
 Ny. S R dan keluarga diterangkan tentang penyakitnya.
 Ny. S R diminta untuk cukup beristirahat
 Ny. S R diminta untuk minum obat teratur dan rajin kontrol.
 Konsumsi makanan atau minuman tinggi kalium
PROGNOSA
 Baik apabila penderita mengurangi faktor pencetus seperti
mengurangi asupan karbohidrat, hindari alcohol dll. Serta
pengobatan yang teratur.
DAFTAR PUSTAKA
1. Guyton & hall. Kalium dalam cairan ekstraselular. EGC. 1997.
2. Mesiano taufik. Periodik paralisis. Available from http : //www.ommy & nenny.com
3. Ricardo Gabriel, dkk. Hipokalemic periodic paralisys. Available from
http : //www.associacion medica argentina.com
4. Anonim. Hipokalemic periodic paralisys. Available from http : //www.genetics.com
5. Anonim. Periodic paralisys. Available from http : //www.NINDS.com
6. Ranie nh. Hipokalemic periodic paralisys. Available from http : //www.webscapes.com
7. Anonim. Hipokalemic periodic paralisys. Available from http : //www.medlineplus.com
8. Simadibrata M., dkk. (ed.). Pedoman Diagnosis danTerapi di Bidang Ilmu Penyakit Dalam.
Pusat Informasi dan Penerbitan Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia. 2000. Hlm 93-4.
9. Sudoyo AW, dkk, (ed.). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid I, Edisi IV. Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. 2007. hlm 137-8

Anda mungkin juga menyukai