CF TROCHANTER FEMUR
L APORAN
K ASUS
IDENTITAS PASIEN
• Nama : NNAM
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Tanggal Lahir : 31 Desember 1958
• Umur : 61 tahun
• CM : 189145
• Alamat : Dusun Bias Kusamba,
Klungkung
• MRS : 12/10/19
ANAMNESIS
• Alergi : Disangkal
• Medikasi : Pasien riwayat mengkonsumsi insulin, gabapentin, Aptor, Irbesartan Amlodipin dan Vit B C
• Post Illnes :
– Riwayat Kecelakaan : (+)
– Riwayat Diabetes mellitus : (+)
– Riwayat Hipertensi : (+)
– Riwayat Penyakit Jantung : (-)
– Riwayat Stroke : (+)
• Last Meal : 10. 00 WITA
• Event/environment : Terjatuh pada saat belajar berjalan
PEMERIKSAAN FISIK
Primary Survey
• Aiway : Clear
• Breathing : Spontan, RR 18x/mnt, SpO2 99% pada suhu ruangan
• Circulation : Stabil
• TD 140/80 mmhg N ; 90x/mnt
• Tax : 37,2 RR: 20x/mnt
• VAS ; 5
• Disability : GCS E4V5M6
Secondary Survey
• Kepala: Cephalhematome (-), jejas (-)
• Leher : jejas (-)
• Thorax : jejas (-), pergerakan dada simetris
• Cor : S1 S2 tunggal regular, murmur (-)
• Pulmo : vesikuler +/+, rh -/-, Wh -/-
• Abdomen : Jejas (-) distensi (-), Bising Usus normal, Hepar/Lien tdk Teraba
• Ekstremitas : Akral hangat, edema (-)
STATUS LOKALIS REGIO HIP SINISTRA
LOOK
• Bengkak pada pinggul kiri, memar (-), deformitas (+) pemendekan dan rotasi eksternal, tidak
terdapat luka terbuka.
FEEL
• Nyeri tekan (+),pulsasi a. Dorsalis pedis (+), CRT <2 ", sensorik normal
MOVE
• Active ROM Hip terbatas karena nyeri
• Active ROM Genu terbatas karena nyeri
• Abdomen
• Inspeksi : datar dan lembut
• Auskultasi : Bising Usus (+) normal
• Perkusi :Timpani di seluruh perut,
• Palpasi : DM (-), NT (-), NL (-), hepar dan lien tidak teraba
PEMERIKSAAN PENUNJANG
DIAGNOSIS
• CF intertrochanter femur sinistra
• DM type II
• PENATALAKSANAAN
• IVFD RL 12 tpm
• Skin traksi beban 5 kg
• Keterolak 3 x 30 mg
• Rencana arthroplasty elektif
RESUME KASUS
S:
• Bengkok pada kaki kiri, nyeri (+)
O:
• TD : 140/80 mmHg
• RR : 18 x/menit
• Nadi : 88 x/ menit
• Suhu : 37 C
• Status Lokalis
• L : Bengkak pada pinggul kiri, memar (-), deformitas (+) pemendekan dan rotasi eksternal, tidak terdapat luka terbuka.
• F : Nyeri tekan (+),pulsasi a. Dorsalis pedis (+), CRT <2 ", sensorik normal
• M : Active ROM Hip terbatas karena nyeri, Active ROM Genu terbatas karena nyeri
A:
• CF intertrochanter femur sinistra
• DM type II
P:
• IVFD RL 12 tpm
• Skin traksi beban 5 kg
• Keterolak 3 x 30 mg
• Rencana arthroplasty elektif
• Lantus 1 x 10 IU
• Novorapid 3 x 4 IU
• Gabapentin 1 x 150 mg
FOLLOW UP 15 OKTOBER 2019
S:
• Bengkok pada kaki kiri, nyeri (+)
O:
• TD : 140/80 mmHg
• RR : 20 x/menit
• Nadi : 80 x/ menit
• Suhu : 37 C
• Status Lokalis
• L : Bengkak pada pinggul kiri, memar (-), deformitas (+) pemendekan dan rotasi eksternal, tidak terdapat luka terbuka. Sudah terpasang
skin traksi 5 kg
• F : Nyeri tekan (+),pulsasi a. Dorsalis pedis (+), CRT <2 ", sensorik normal
• M : Active ROM Hip terbatas karena nyeri, Active ROM Genu terbatas karena nyeri
A:
• CF intertrochanter femur sinistra
• DM type II
P:
• Arthroplasty elektif tanggal 16 Oktober 2019
• Cefazoline 2 mg pre op
• Lantus 1 x 10 IU
• Novorapid 3 x 4 IU
• Gabapentin 1 x 150 mg
•
TINJAUAN
PUSTAK A
ANATOMI
VASKULARRISASI
• Fraktur adalah suatu kondisi terputusnya kontinuitas dari jaringan tulang yang diakibatkan oleh
trauma langsung atau tidak langsung maupun patologis. Fraktur dapat bersifat tunggal maupun
multiple dimana pada fraktur ini dapat mengenai beberapa tulang yang terjadi secara bersamaan
dan dapat menimbulkan beberapa macam masalah.2,3
FRAKTUR INTERTROCHANTER FEMUR
• Fraktur intertrochanter didefinisikan sebagai femur proksimal dimana garis fraktur terjadi mulai
dari basis collum ekstrakapsular menuju regio sepanjang trochanter minor sampai regio sebelum
terbentuknya canalis medularis.
• Fraktur intertrochanter femur merupakan fraktur antara trochanter mayor dan itrochanter minor
femur.
• Fraktur intrakapsuler • Fraktur ekstrakapsuler
– Terjadi didalam tulang sendi, panggul dan – Terjadi diluar sendi dan kapsul, melalui
kapsula trochanter femur yang lebih besar atau
– Melalui kepala femur yang lebih kecil atau pada daerah intert
rochanter.
– Hanya dibawah kepala femur
– Terjadi dibagian distal menuju leher femur
– Melalui leher dari femur
tetapi tidak lebih dari 2 inci dibawah
trochanter kecil.
KLASIFIKASI
• Osteoporosis
• Jatuh
• Kelemahan otot
PATOFISIOLOGI
• Fraktur intertrochanter sering terjadi pada lansia dengan kondisi osteoporosis. Fraktur ini
memiliki prognosis yang baik dibandingkan fraktur intrakapsular, di mana risiko nekrosis
avaskular lebih rendah. Pada riwayat umumnya didapatkan adanya trauma akibat jatuh dan
memberikan trauma langsung pada trokhanter mayor. Pada beberapa kondisi, cedera secara
memuntir memberikan fraktur tidak langsung pada intertrokhanter.
GAMBARAN KLINIS
• Tanda dan gejala yang terdapat pada pasien dengan fraktur femur, yakni: deformitas, bengkak
(edema), ekimosis dari perdarahan subculaneous, spasme otot (spasme involuntir dekat fraktur),
tenderness, nyeri, kehilangan sensasi, pergerakan abnormal, syok hipovolemik, krepitasi.
DIAGNOSIS
• Anamnesis
• Ada riwayat trauma
• Pada fraktur dengan pergeseran, tungkai pasien terletak pada rotasi eksternal dan terlihat
pemendekan bila dibandingkan dengan tungkai yang lain.
PEMERIKSAAN FISIK
• Look (Inspeksi):
Observasi wajah pasien yang tampak menahan sakit,
Gaya berjalan yang tidak seperti orang biasa.
Alignment dan panjang dari ekstremitas biasanya tampak memendek pada kaki yang fraktur, selain
itu juga tampak terputar ke arah luar (eksorotasi).
Lihat juga apakah terjadi atrofi otot pada kaki yang mengalami fraktur.
Feel (Palpasi):
• Tentukan titik nyeri tekan di region panggul dan inguinal bagian depan. Pada stress fracture
biasanya didapatkan nyeri tekan tulang stempat, namun biasanya juga tidak ditemukan nyeri
tekan.
• Pemeriksaan Sensoris
Selama dilakukan pemeriksaan sensoris, penurunan atau hilangnya sensibilitas dapat
mengindikasikan atau menyingkirkan adanya kerusakan saraf.
• Kekuatan Otot
Penentuan kekuatan otot secara manual sangatlah penting untuk dilakukan apakah
terdapat kelemahan ataukah lokasi kelemahan itu berfungsi dengan cedera saraf. Tes fleksi (L2, L3),
ekstensi (L5, S1, S2), abduksi (L4, L5, S1) dan adduksi (L3,L4).
Move (Gerakan):
• ROM sendi panggul ditentukan dari fleksi, ekstensi, abduksi, adduksi, endorotasi, eksorotasi.
biasanya ditemukan nyeri dan keterbatasan pada gerakan pasif.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan X Ray
• Foto polos merupakan tindakan awal yang sering dilakukan untuk mengetahui fraktur panggul.
Tujuan foto polos untuk mengidentifikai letak dan luasnya fraktur atau menyingkirkan adanya
fraktur. Pemeriksaan standar pada panggul meliputi foto AP pelvis dan foto Lateral.
Optimasi pra operasi medis yang cepat : Mortalitas dikurangkan dengan operasi dalam waktu 48
jam fiksasi yang stabil dan mobilisasi dini.
Konservatif
• Indikasi : Fraktur nondisplaced pada pasien mampu memenuhi pembatasan weight bearing.5
• Proteksi
• Immobilisasi saja tanpa reposisi
• Reposisi tertutup dan fiksasi dengan gips
• Traksi
• Terapi operatif
Indikasi: displaced fraktur dan nondisplaced
– Pemasangan pin
– Pemasangan plate dan screw
– Artroplasti
• Hemiartroplasti
• Antroplasti Total
REHABILITASI MEDIK
KOMPLIKASI