Anda di halaman 1dari 2

BAB IV

PEMBAHASAN

Dari hasil kunjungan pra anestesi baik dari anamnesis, pemeriksaan fisik akan
dibahas masalah yang timbul, baik dari segi medis, bedah maupun anestesi. Pasien NKL 79
tahun datang ke ruang operasi untuk menjalani operasi reposisi dan pemasangan gips pada
tanggal 28 Desember 201 dengan diagnosis close fracture antebrachii 1/3 distal sinistra.
Persiapan operasi dilakukan pada tanggal 27 Desember 2019. Dari anamnesis terdapat
keluhan nyeri pada pergelangan tangan kiri setelah terjatuh saat sedang menyapu.
Pemeriksaan fisik dari tanda vital didapatkan tekanan darah 110/80 mmHg; nadi 80x/menit;
respirasi 20x/menit; suhu 36,5OC. Dari pemeriksaan laboratorium darah lengkap yang
dilakukan tanggal 27 Desember 2019 dengan hasil dalam batas normal. Dari pemeriksaan
elektrolit natrium dan kalium rendah. Dari pemeriksaan EKG dan foto thorax masih dalam
batas normal. Dari hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
disimpulkan bahwa pasien masuk dalam ASA II.
Sebelum dilakukan operasi pasien dipuasakan selama 8 jam. Tujuan puasa untuk
mencegah terjadinya aspirasi isi lambung karena regurgitasi atau muntah pada saat
dilakukannya tindakan anestesi akibat efek samping dari obat- obat anastesi. Aspirasi
partikel besar dari isi lambung, akan menimbulkan gejala obstruksi jalan napas, dan dalam
waktu pendek dapat terjadi kematian pasien, oleh karena itu partikel tersebut harus segera
dikeluarkan, dan dilakukan oksigenasi dan ventilasi untuk menghindari hipoksia, dan segera
dilakukan intubasi untuk mencegah aspirasi selanjutnya. Isi lambung tidak steril sehingga
aspirasi yang terjadi dapat disertai bakteri. 60-100% terdiri dari kuman anaerob. Gabungan
kuman aerob dan anaerob sering dijumpai pada aspirasi pneumoni yang terjadi di rumah
sakit. Penggantian puasa juga harus dihitung dalam terapi.
Pemilihan teknik anestesi pada pasien adalah anastesi umum intra vena. Alasan
pemilihan teknik anestesi ini berdasarkan indikasi sebagai berikut: durasi, posisi,
manipulasi, dan lokasi pembedahan pada daerah lengan bawah dan pemilihan Induksi dan
pemeliharaan anestesi pada pembedahan singkat serta menambahkan sedasi pada tindakan
medik. Sebelum dilakukan anesthesia, harus dilakukan dulu persiapan pasien berupa
anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang untuk menentukan status fisik

31
32

pasien dan kesimpulan. Selanjutnya dilakukan persiapan alat (STATICS). Persiapan alat
terdiri dari STATICS : Scope : laringoskop yang terdiri dari blade dan lampu, stetoskop;
Tube : ETT yang nonkingking tiga nomor; Airway : pipaoroparing dan pipa nasoparing;
Tape : plaster untuk fiksasi ETT; Intraducer : mandrin; Connector : penghubung pipa dengan
mesin anestesi; Suction. Selain yang tersebut di atas, terdapat alat anestesi dan monitor
sebagai perangkat utama. Disiapkan pula trakeotomi set bilamana terjadi keadaan darurat.
Pada pasien ini, obat-obatan yang dipilih untuk premedikasi adalah ketorolac 30 mg (IV).
Pemberian ketorolac bertujuan untuk mendapatkan efek analgesia yang terkandung dalam
ketorolac sehingga dapat mengurangi nyeri pada pasien.
Pada pasien ini juga diberikan ondancentron 4 mg (IV) untuk mendapatkan efek
emetic sehingga pasien tidak merasakan mual ataupun muntah saat dilakukan induksi
operatif ataupun pasca operatif serta dapat menimbulkan rasa nyaman, selain itu juga dapat
mencegah agar tidak terjadinya aspirasi ke paru-paru. Untuk induksi pada pasien ini
diberikan dosis fentanyl 80mcg dengan dosis 1 – 2 mcg/kgBB IV. Tujuan dari pemberian
fentanyl adalah untuk meningkatkan kualitas analgesia intraoperative dan dapat
menghasilkan onset sangat cepat dari analgesia durasi pendek dan pemberian propofol 100
mg. Untuk pemeliharaan dosis yang dianjurkan untuk pasien lebih dari 55 tahun, pasien
lemah atau dengan ASA III/IV: 0.05-0.1 mg/menit/kgBB. Dosis yang dianjurkan yang dapat
menimbulkan sedasi pada pasien lebih dari 55 tahun, pasien lemah atau dengan ASA III/IV:
0.02-0.06 mg/menit/kgBB Pasien diberikan induksi agar pasien dari kondisi sadar menjadi
tidak sadar.
Terapi analgetik post operasi pada pasien ini paracetamol 3x500 mg. Pemberian
analgetik post operasi diberikan atas dasar manipulasi operasi yang ringan dan tidak
menimbulkan nyeri yang berat sehinga pemberian paracetamol cukup untuk mengatasi nyeri
pasca operatif.

Anda mungkin juga menyukai