Anda di halaman 1dari 25

Fitrah Purnama

3351182115
APT-26
Pendahuluan

Teofilin adalah relaksan otot halus bronkial yang digunakan untuk mengobati asma bronkial
dan penyakit pernafasan yang lainnya.

Dosis rendah teofilin dimulai dari konsentrasi 5mg/L hingga 10 mg/L memiliki efek
antiinflamasi dan efek imunomodulator, yang bila dikombinasikan dengan sediaan inhalasi
kortikosteroid akan menjadi lebih menguntungkan.

Dosis muatan aminofilin dari 300 mg hingga 500 mg untuk pasien dengan berat badan rata-
rata 70 kg ( 5 mg/kg hingga 6 mg/kg) biasanya diberikan melalui injeksi IV secara perlahan-
lahan. Khususnya, dosis muatan diikuti aminofilin yang diberikan melalui infus secara
intravena dengan perkiraan kecepatan 30 mg/jam hingga 50 mg/jam (0,5 mg/kg/jam).

Dosis pemeliharaan teofilin secara oral sediaan bukan pelepasan berkelanjutan pada usia
dewasa lazimnya 200mg hingga 300 mg, digunakan tiga sampai empat kali per hari atau 200
mg hingga 400 mg dua kali per hari untuk produk pelepasan berkelanjutan.
Konsentrasi Terapeutik dan
Toksik

Konsentrasi Terapeutik Teofilin


• Konsentrasi terapeutik 10 mg/L hingga 20 mg/L
• Perbaikan fungsi organ pernapasan dapat diamati dengan konsentrasi serendah 5
mg/L.

Efek Samping
• Mual dan Muntah lebih sering ditemukan pada konsentrasi lebih dari
20 mg/L
• Manifestasi dari susunan saraf pusat (SSP) seperti kejang, terjadi pada
konsentrasi lebih dari 50 mg/L, juga ditemui pada pasien yang
mendapat konsentrasi kurang dari 30 mg/L.
Parameter Utama

Konsentrasi terapeutik 5-15 mg/L

F 100%

S Variasi bentuk garam

V 0,5 L/kg

Cl 0,04 L/kg/jam

t 1/2 8 jam

fu (fraksi bebas tak terikat dalam 0,6


plasma)
Bentuk Sediaan S

Aminofilin anhidrat 0,8

Aminofilin Hidrat 0,84

Teofilin monohidrat 0,91

Teofilin 1
BIOAVAILABILITAS (F)

Bentuk Sediaan Bukan Pelepasan Berkelanjutan


• Konsentrasi puncak teofilin sekitar 1 hingga 2 jam setelah pemberian oral
• Ketika terjadi perubahan dari salah satu bentuk garam teofilin menjadi
bentuk yang lain, variasi dosis teofilin yang disebabkan oleh bentuk garam
harus dipertimbangkan

Bentuk Sediaan Pelepasan Berkelanjutan


• Pasien yang memetabolisme obat dengan cepat (amak-anak dan perokok)
dapat memelihara konsentrasi teofilin berada dalam rentang terapeutik ketika
menggunakan interval dosis lazim 6 hingga 12 jam.
• Bentuk sediaan diabsorbsi selama 3 hingga 4 jam, ada juga yang tampak
diabsorbsi selama 8 hingga 12 jam. Jika durasi absorbsi meningkat,
kemungkinan bioavailabilitas yang tidak lengkap akan meningkat pula karena
durasi absorpsi mulai melebihi waktu transit gastrointestinal
Volume distribusi pada bayi
Volume distribusi untuk
baru lahir prematur adalah
teofilin adalah 0,5 L/kg
0,7 L/kg.

VOLUME
DISTRIBUSI (V)

Volume distribusi teofilin


Setelah usianya satu tahun,
akan meningkat hingga 0,6
volume distribusinya adalah
L/kg pada pasien yang
0,5 L/kg
menderita fibrosis sistik
Klirens teofilin rerata adalah 0,04 L/kg/jam, didasarkan pada berat
badan tanpa lemak atau berat badan ideal

Faktor Klinis Yang Mempengaruhi Klirens Teofilin :

•Obesitas
•Merokok
•Penyakit (gagal jantung kongestif)
•Diet / makanan
•Interaksi obat
PENYAKIT FAKTOR ACUAN
Riwayat Merokok 1,6 20, 34
Gagal Jantung Kongestif 0,5 20, 35,36
Fibrosis sistik 1,5 25, 26, 57
Edema paru Akut 0,5 37
Penyakit Virus Akut 0,5 58
Sirosis Hati 0,5 38
Penyakit paru obstruktif yang 0,8 20
parah
Obesitas Berat badan Ideal 29

Produk dari semua faktor yang telah ditunjukkan harus


dilipatgandakan dengan nilai klirens rerata (0,04 L/kg/jam).
OBAT FAKTOR
Simetidin 0,6
Ciprofloxacin 0,7
Eritromisin 0,75
Fluvoksamin 0,3
Vaksin Influenza 0,5
Fenobarbital 1,3
Fenitoin 1,6
Propranolol 0,6
Rifampin 1,3
Waktu paruh lazim teofilin pada pasien dewasa sekitar 8 jam

Waktu paruh teofilin dapat lebih pendek sekitar 3


hingga 4 jam pada pasien yang merokok atau
pasien yang mendapat obat yang diketahui
menginduksi metabolisme teofilin.

Waktu paruh teofilin dapat lebih panjang sekitar 18


hingga 24 jam pada pasien dengan gagal jantung
kongestif yang parah atau pada pasien yang mendapat
obat yang menghambat metabolisme teofilin.
Sampel yang diperoleh lebih cepat, khususnya sampel yang
didapat selama 18 jam pertama terapi, harus ditafsirkan
dengan hati-hati karena keadaan tunak mungkin belum
tercapai.

Untuk individu yang sering kali menggunakan produk


teofilin dalam bentuk sediaan pelepasan berkelanjutan,
sampel yang didapatkan dalam 12 hingga 24 jam pertama
setelah dirawat mungkin mewakili laju absorpsi teofilin yang
tidak diketahui dari dosis yang diberikan sebelum dirawat.

Beberapa pasien mungkin memiliki waktu paruh teofilin relatif


singkat, sehingga konsentrasi puncak harus diperkirakan. Dapat
dihitung dengan persamaan :
CONTOH KASUS
Kasus 1

Tn.andra 80 kg (Berat badan total = Berat


ideal), pria, 50 tahun, terlihat di Unit Gawat
Darurat dengan Asma, tidak memberikan
respon saat diinhalasi bronkodilator dan
epinefrin. Hitunglah dosis muatan dari
aminofilin yang akan menghasilkan
konsentrasi teofilin 10 mg/L!
Dengan mengasumsikan pasien tidak mendapatkan terapi teofilin yang

baru dan bentuk garam dari aminofilin adalah bentuk hidrat sehingga S =
0,80 digunakan untuk mencampur produk obat. Volume distribusi lazim
teofilin sekitar 0,4 L/kg hingga 0,5 L/Kg. Jika 0,5 L/Kg digunakan, volume
distribusi pasien adalah 40 Liter. Dengan menggunakan persamaan :
Dosis aminofilin ini termasuk dalam rentang dosis muatan lazim 300 mg
hingga 500 mg dan konsisten dengan nilai standar 5 hingga 6 mg/kg yang
digunakan secara klinis
Kasus 2

Tn. andra adalah pasien yang dijelaskan pada


kasus 1, menerima dosis muatan aminofilin
sebanyak 500 mg, dan diperoleh konsentrasi
teofilin 10 mg/L. Apakah laju infusi aminofilin
diperkirakan untuk memelihara konsentrasi
rerata keadaan tunak 10 mg/L?
Karena masalah ini meliputi infusi konstan yang akan diberikan untuk
memelihara konsentrasi saat keadaan tunak dapat dihitung dengan
persamaan :
Kasus 3

Hitunglah dosis pemeliharaan untuk pasien S.C,


yakni seorang yang dewasa, obes dengan berat
badan total 90 kg dan berat badan ideal 60 kg,
agar tercapai konsentrasi keadaan tunak 10
mg/L ?
Apabila berat badan ideal pasien S.C 60 kg, klirens yang
diasumsikan akan menjadi 2,4 L/jam (0,04 L/kg/jam x 60 kg),
dan dosis pemeliharaan aminofilin akan menjadi 30 mg/jam
sesuai dengan perhitungan berikut :
Kasus 4

Pasien dari contoh kasus 1 dan 2 diasumsikan


menderita Gagal Jantung Kongestif dan merokok
lebih dari satu pak rokok per hari. Hitunglah
dosis pemeliharaan aminofilin yang dapat
memelihara konsentrasi rerata keadaan tunak
teofilin pada 10 mg/L ?
Apabila tidak ada faktor yang diketahui berpengaruh terhadap klirens
teofilin, klirens teofilin yang diharapkan dari pasien akan menjadi 3,2
L/jam (0,04 L/Kg/jam x 80 kg). Namun, Merokok dan Gagal Jantung
kongestif mempengaruhi klirens teofilin, hasil dari faktor masing-masing
yaitu (1,6) (0,5) = 0,8
Nilai klirens rerata teofilin harus dikalikan dengan faktor 0,8 untuk
memperkirakan klirens teofilin pasien R.J.
(3,2 L/jam) (0,8) = 2,6 L/jam
klirens ini selanjutnya dapat digunakan dalam menghitung dosis
pemeliharaan aminofilin:
Kasus 5

Hitunglah perkiraan waktu paruh teofilin pasien


Tn. andra dengan berat badan 80 kg dengan
mengasumsikan klirens 2,6 L/jam (seperti
perhitungan pada kasus 4) dan volume distribusi
40 L (Seperti perhitungan pada kasus 1) ?

Anda mungkin juga menyukai