Anda di halaman 1dari 16

Nama Kelompok:

Dewi Trisnawati
Dely Susanti
Riyadlus Solichin
Sinambela Silvia Lucyana
pengertian
Luka adalah rusaknya strutur dan fungsi
anatomis kulit normal akibat proses patologis yang
berasal dari internal dan eksternal dan mengenai
organ tertentu. Luka adalah kerusakan kontinuitas
kulit, mukosa membran dan tulang atau organ tubuh
lain.
Jenis luka
 A. luka akut adalah luka trauma yang biasanya segera
mendapat penanganan dan biasanya dapat sembuh
dengan baik
 B. luka kronik adalah luka yang berlangsung lama atau
sering timbul kembali atau terjadi gangguan pada
proses penyembuhan yang biasanya disebabkan oleh
masalah multi faktor dari penderita.
Pengkajian
 A. Pengkajian umum
 1. usia
 2. penyakit penyerta
 3. vaskularisasi
 4. status nutrisi
 5. faktor kegemukan
 6. radiasi
 7. psikolog
 B. Pengkajian lokal luka
 1. Tipe penyembuhan
 2. Penampilan klinis
 3. Lokasi
 4. Ukuran luka
 5. Tipe dan jumlah eksudat
 6. Tipe luka
 7. Nyeri

 C. Pengkajian spesifik luka kronis


 Jaringan nekrosis
 Tanda Infeksi
 Benda asing
 Pengkajian spesifik luka kronis sangat penting
sehingga akan terlihat manajemen yang akan
dilakukan dengan metode T.I.M.E yaitu :
 T = Tissue management
 Tujuan : mengangkat jaringan mati atau autolysis
debridemang/CSWD.
 Membersihkan dari bend asing dimulai dari mengkaji
dasar luka sehingga dapat dipilih jenis debridemang,
debridemang adalah kegiatan mengangkat atau
menghilangkan jaringan mati (devaskularisasi).

I = Inflamation dan infection control


 Tujuan : Mengontrol inflamasi, mengurangi jumlah
perkembangbiakan kuman, mencegah infeksi,
mengatasi infeksi
 Lakukan pencucian dengan baik, gunakan cairan
antiseptic yang sediktif korosif pada kontaminasi
kotor dan luka infeksi.

 M : Moisture Balance
 Tujuan ; Mempertahankan kelembaban yang
seimbang, melindungi luka dari trauma saat
mengganti balutan, melindungi kulit sekitar luka
 Cairan berlebihan pada luka kronik dapat
menyebabkan terganggunya kegiatan sel mediator
seperti growth pada jaringan. Banyaknya cairan luka
(eksudat) pada luka kronik dapat menimbulkan
maserasi dan diperlukaan baru pada daerah sekitar
luka.
 E : Ephitelization Advancement
 Tujuan : Mendukung proses epitalisasi, mempercepat
penutupan luka, menjaga kelembaban yang seimbang
 Proses penutupan luka dimulai dari tepi luka disebut
epitelisasi. Proses penutupan luka terjadi pada fase
proliferasi penyembuhan luka. Epitel (tepi luka)
sangat penting untuk diperhatikan sehingga proses
epitelisasi dapat berlangsung secara efektif.
ASKEP DIABETIK
Pengertian
Diabetes Melitus (DM) adalah penyakit metabolik yang
kebanyakan herediter, dengan tanda-tanda
hiperglikemia dn glukosuria, disertai dengan atau
tidak adanya gejala klinik akut maupun kronik,
sebagai akibat dari kurangnya insulin efektif dalam
tubuh, gangguan primer terletak pada metabolisme
karbohidrat yang biasanya disertai juga gangguan
metabolisme lemak daan protein. (Askandar, 2000)
Pengkajian
 Aktivitas istirahat :
Gejala :
lelah, letih, lemah, penurunan kebutuhan istirahat
Tanda :
Penurunan tonus otot, takikardia padaa keadaan
istirahat
 Sirkulasi
Gejala :
Riwayat hipertensi, kesemutan, luka yang tak kunjung
sembuh
Tanda :
Hipertensi, distrimia, penurunan denyut nadi

 Integritas Ego
Gejala : stress
Tanda : Ansietas cemas, peka rangsang
 Eliminasi
Gejala :
Poliuria, nokturia, nyeri tekan abdomen, diare
Tanda :
Urin encer, pucat, kekuningan, abdomen keras, bising
usus menurun

 Makanan dan cairan


Gejala :
Anoreksia, mual muntah, penurunan BB, peningkatan
rasa haus
Tanda :
Turgor menurun, halitosis (nafas bau manis buah)
 Neurosensori :
Gejala :
Penurunan tonus otot, pusing, gangguan pengihatan
Tanda :
Gangguan memori, kejang pada DM keadaan
ketoasidosis

 Kenyamanan:
Gejala :
Nyeri abdomen
Tanda :
Grimace, palpitasi
 Pernafasan
Tanda dan gejala :
kekurangan O2, batuk dengan atau tanpa sputum
purulenc

 Integritas kulit
Tanda :
Gatal, kulit kering, ulkus kulit
Gejala :
Diaphoresis, lesi, luka yang sulit atau lama sembuhnya
 Urine adanya glukosuria yang melebihi ambang ginjal
yaitu > 160-180 mg/dl
 Kimia darah peningkatan melalui BUN dan kolestrol
(LDL)
 Glukosa darah : meningkat dari nilai normal
 Gula darah normal 80 – 120 %
 Gula darah puasa 110 %
 Gula darah 2 jam setelah makan < 140 %

Anda mungkin juga menyukai