Anda di halaman 1dari 30

Oleh

Reni Yunus,S.Si.,M.Sc
Spora
Spora merupakan alat reproduksi
Sifat spora meliputi :
1. Jenis
 Spora seksual ( spora generatif)
 spora yang dibentuk dari hasil peleburan (fusi) inti yang jenis
kelaminnya (muatannya) sama (homolog) atau tidak sama
(heterolog).

 Reproduksi secara seksual pada jamur melalui kontak


gametangium dan konjugasi.

 Kontak gametangium mengakibatkan terjadinya singami yaitu


persatuan sel dari dua individu.

 Singami terjadi dalam dua tahap, tahap pertama adalah


plasmogami (peleburan sitoplasma) dan tahap kedua adalah
kariogami (peleburan inti).

 Setelah plasmogami terjadi, inti sel dari masing-masing induk


bersatu tidak melebur dan membentuk dikarion.
Pasangan inti dalam sel dikarion akan membelah menjadi sel
diploid yang segera akan melakukan pembelahan miosis
Spora

Spora seksual
Spora

Spora seksual
Spora

 Spora aseksual ( vegetatif )


 Jamur menghasilkan spora yang dibentuk langsung dari hifa
tanpa ada proses peleburan inti.

 Apabila kondisi habitat sesuai jamur memperbanyak diri


dengan memproduksi sejumlah besar spora aseksual.

 Spora aseksual dapat terbawa air atau angin, bila


mendapatkan tempat yang cocok maka spora akan
berkecambah dan tumbuh menjadi jamur dewasa.
Spora
Spora

2. Bentuk
 Bentuk spora bulat misalnya Aspergillus Sp.
Spora

 Bentuk spora lonjong misalnya Monilia Sp.


Spora

 Bentuk spora bulan sabit misalnya Trichophyton Sp


Spora
3. Warna
 Warna putih sampai kuning
misalnya Penicillium Sp.

 Warna hijau sampai biru


misalnya Aspergillus Sp.

 Warna coklat sampai hitam


misalnya Homodendrum Sp.
Spora

4. Ukuran
 Kecil (mikrospora)
 Besar (makrospora)

Mikrospora

Makrospora
Spora

5. Kedudukan
 Langsung dari Hifa
 Mempunyai tangkai
Spora seksual
1. Askospora adalah spora seksual yang dibentuk secara endogen didalam suatu
kantung yang disebut Askus, bisa berisi 2,4 dan 8 spora.
Contoh : Piedra hortai
Mekanisme :
Dua jenis hifa, yaitu hifa(+) membentuk alat kelamin jantan (anteredium) dan
hifa(-) membentuk alat kelamin betina(askogonium)

Kedua jenis alat kelamin tersebut bertemu dan terjadi plasmogami (penyatuan
sitoplasma ) tanpa disertai penyatuan inti.
dalam peristiwa tersebut akan terbentuk sel dengan dua inti Askogonium yang
kemudian berkembang menjadi askus

aksus akan terjadi perleburan dua inti.Selanjutnya,inti askus membelah dua


kali.pembelahan pertama terjadi secara meiosis dan menghasilkan empat sel.
Pembelahan kedua terjadi secara mitosis sehingga akhirnya terbentuk delapan
askospora didalam aksus tersebut.
Spora

Askospora

Askus Spora
Spora

2. Basidiospora adalah spora seksual yang dibentuk secara eksogen dari suatu
kantung yang disebut basidium, biasanya berjumlah empat. Contoh :
Volvariella volvacea (jamur merang)

Mekanisme :
Hifa (+) dan hifa (-) yang berinti yang berkecambah dari basidiospora saling
bersinggungan atau bertemu.

Plasmogami terjadi antara hifa (+) dan hifa (-) sehingga inti salah satu hifa
pindah ke hifa lainnya membentuk hifa dengan dua inti haploid yang
berpasangan.

Hifa haploid akan tumbuh menjadi miselium haploid dikariotik. Miselium


dikariotik tumbuh dan membentuk basidium yang berinti. Inti dalam basidium
akan membelah secara meioisis menjadi empat inti yang haploid.

Basidium membentuk empat tonjolan yang disebut sterigma pada ujungnya.


Satu inti pada basidium kemudian masuk ke dalam salah satu sterigma dan
berkembang menjadi basidiospora.

Jika basidiospora terlepas dari basidium dan jatuh pada tempat yang sesuai,
akan tumbuh menjadi hifa.
Spora

Basidospora
Spora

3. Zygospora adalah spora seksual yang dibentuk dari peleburan dua inti
yang bentuk dan jenis kelaminnya sama mis : Genus Mucor
Mekanisme :
Hifa khusus yang disebut Zygospore membentuk cabang
(Progametangia) dan akan bersinggungan dgn hifa Progamentangia hifa
lain.Ketika terjadi kontak, masing-masing progametangia akan membesar
membentuk zigot diploid. Zigot membesar, menebal, dan berwarna
menandakan pematangan zigospore. Setelah dormansi, zygospore
berkecambah menghasilkan sporangiofor dan sporangium
Spora

4. Oospora adalah spora seksual yang dibentuk dari peleburan dua


inti yang bentuk maupun jenis kelaminnya berbeda.mis : genus
phycomycetes
• Batas pertemuan empat
Spora aseksual

1. Blastospora : spora aseksual yang dibentuk sebagai tunas dari


sel induknya, kemudian dilepaskan. Mis : Candida albicans

memperbanyak diri dengan membentuk tunas yang akan terus


memanjang membentuk hifa semu. Hifa semu terbentuk dengan banyak
kelompok blastospora berbentuk bulat atau lonjong. Pada beberapa
strain, blastospora berukuran besar, berbentuk bulat atau seperti botol,
dalam jumlah sedikit.
Spora aseksual

2. Arthrospora adalah spora aseksual yang terbentuk dari septasi


dan fragmentasi dari hifa, dimana element dari hifa (termasuk
dindingnya) akan menjadi konidia. Setiap fragmen berbentuk dan
akan terisolasi secara berurutan setelahnyadibentuk kemudian
pada tempat septasi tersebut akan terputus,. Mis : Geotrichum
candidum
Spora aseksual

3. Chlamydospora ialah spora yang dibentuk oleh karena hifa pada


tempat-tempat tertentu membesar, membulat, dan dindingnya
menebal, letak klamidospora terminal, lateral, dan interkalar. Mis
: Candida albicans
Spora aseksual

4. Conidiospora adalah spora yang dibentuk langsung oleh hifa pada


bagian ujung, yang bentuknya bermacam-macam tergantung dari
spesiesnya. Variasi konidiospora dapat meliputi :
a. Ukuran, kecil disebut mikrokonidia sedangkan yang besar
disebut makrokonidia
b. Bentuk, ada yang bulat, lonjong, dan kumparan
c. Septasi, ada yang transversal dan longitudinal.
d. Lokasi dan kedudukan meliputi :
 Makrokonidia, bila sendiri-sendiri, bersusun, seperti jari
tangan
 mikrokonidia.
Spora aseksual

Tipe-tipe conidiospora
Spora aseksual
5. Sporangiospora yaitu spora yang dibentuk di dalam suatu kantung yang
dinamakan sporangium yang mengelilingi ujung yang membundar dari
konidiofora. Mis : Mucor sp., Rhizopus sp.

Secara aseksual akan dibentuk spora dalam sporangium yang terletak pada
ujung – ujung hifa. Hifa – hifa yang tumbuh tegak pada medium dan terdapat
sporangium pada ujung – ujungnya disebut sporangiosfor.

Sporangium yang matang akan pecah dan mengahasilkan spora, kemudian


dengan bantuan angin ( anemokori ).spora akan terbawa jauh dari kelompoknya.
Spora yang terbawa angin bila jatuh di tempat yang sesuai akan tumbuh menjadi
jamur yang baru.
tugas
1. Cari tipe-tipe spora pada jamur :
 Aspergillus sp.
 Penicillium sp.
 Rhizopus sp.
 Mucor sp.
 Saccharomyces sp.
 Candida albicans
 Trichophyton sp.
 Epidermophyton
 Microsporum sp.
 Piedra hortai
 Malassezia furfur
Gambar beserta bagian-bagiannya. Contoh bagian konidia, strigmata,
fesikel, konidofora, sel kaki
Identifikasi jamur
A. Cara masuk jamur kedalam tubuh
Jamur dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui beberapa cara
yaitu :
Melalui luka-luka kecil atau aberasi kulit, misalnya pada
Dermatomikosis. Dermatomikosis ad/ penyakit jamur yang
disebabkan golongan jamur Dermatophyta, jamur yang
menghinggapi bagian yang mengandung keratin.
Menghisap elemen-elemen jamur (secara inhalasi) misalnya
histoplasmosis
Melalui kontak tetapi tidak perlu ada luka atau aberasi kulit,
misalnya pada dermatomikosis.
Identifikasi jamur
Diagnosis penyakit jamur
1. Pemeriksaan langsung
Dilakukan pengambilan bahan pemeriksaan (sampel) dan dibuat
sediaan. Contoh pemeriksaan langsung : pemeriksaan kerokan kuku
menggunakan pemotong kuku, kerokan kulit menggunakan skalpel,
dan potongan rambut menggunakan pinset.

 Sampel kulit dipilih dari bagian yang aktif yaitu bagian yang pinggir
(tepi), sebelum kerokan kulit diambil terlebih dahulu dibersihkan
dengan alkohol 70%.
 Sampel rambut, dipilih massa rambut yang terputus atau rambut
yang tidak mengkilat.
 Sampel dari kuku, sampel kuku dipilih dengan mengambil massa
destritus kuku.

Sampel + larutan KOH 10 – 40% yang berfungsi untuk melarutkan


keratin. Diperiksa dibawah mikroskop dengan perbesaran 40 x.
Dibawah mikroskop akan tampak adanya massa hifa jamur.
Identifikasi jamur

2. Pembiakan (kultivasi)
Pembiakan jamur dilakukan dalam media SDA (Sabouroud
dekstrose agar) pada suhu 25 - 30ºC. Dalam pengamatan yang
dilihat adalah :
Bentuk koloni, meliputi koloni ragi, koloni menyerupai ragi, dan
koloni filamen.
Bentuk hifa, meliputi hifa vegetatif, reproduksi,hifa bersekat,
hifa tidak bersekat, hifa sejati, hifa semu dan hifa senositik.
Bentuk spora, meliputi spora aseksual atau seksual.
3. Tes imunologik
Tes ini dilakukan dengan suntikan secara intrakutan dengan
antigen yang dibuat dari koloni jamur. Bila pada tes tersebut
positif (+) berarti tubuh positif terinfeksi oleh jamur.
Contoh : Reaksi trikofitin yaitu antigen yang dibuat dari hasil
pembiakan jamur penyebab trikomikosis, bila hasilnya
+ berarti ada infeksi Trichophyton sp.
Identifikasi jamur

4. Biopsi jaringan
Pemeriksaan ini dilakukan pada penderita yang terinfeksi oleh
jamur-jamur sistemik ( profunda). Bahan pemeriksaan diambil
dari jaringan tempat keberadaan jamur.
Cara yang dilakukan dengan teknik histologi, yaitu jaringan
diwarnai dengan menggunakan larutan gram, haematoxylin
eosin
Biasanya elemen-elemen jamur yang ada dalam jaringan akan
tampak khas dengan warna berbeda, untuk pemeriksaan ini
dibutuhkan keahlian khusus.
5. Pemeriksaan dengan sinar wood
Pemeriksaan ini lazim disebut irradiasi, sinar wood adalah sinar
ultraviolet (uv), yang dilewatkan pada saringan wood.
Mekanismenya semula sinar polikromatik akhirnya menjadi sinar
monokromatik. Sinar ini tidak dapt dilihat bla sinar ini diarahkan
kekulit atau rambut yang terinfeksi jamur maka sinar tersebut
dpat dilihat menjadi warna hijau atau kebiruan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai