Selain ditularkan oleh hewan, penularan penyakit rabies dari manusia ke manusia
pun bisa terjadi. Namun sejauh ini yang terbukti adalah penularan melalui
transplantasi atau pencangkokan organ.
Di Indonesia, 98 persen kasus rabies ditularkan melalui gigitan anjing dan 2 persen
ditularkan melalui gigitan kucing dan kera. Di indonesia juga, rabies pada hewan
sudah ditemukan sejak tahun 1884. Sedangkan kasus rabies pada manusia di
Indonesia pertama kali ditemukan pada tahun 1894 di Jawa Barat.
PENYEBARAN
Waktu yang dibutuhkan virus rabies untuk berinkubasi sangat
bervariasi, namun biasanya antara dua minggu sampai tiga bulan.
Pada kasus yang jarang terjadi, inkubasi virus terjadi hanya dalam
waktu empat hari. Masa inkubasi adalah jarak waktu ketika virus
pertama kali masuk ke tubuh sampai gejala muncul.
Ketika gejala penyakit rabies memasuki fase akhir, baik manusia atau hewan yang
mengalaminya bisa mengalami kematian.
ISU TERKINI
EMPAT WARGA SUKABUMI DIGIGIT
ANJING DIDUGA RABIES
LANJUTAN 1
REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Sebanyak empat orang warga Desa Cijangkar,
Kecamatan Nyalindung, Kabupaten Sukabumi digigit anjing yang diduga rabies.
Keempatnya digigit oleh anjing peliharaan salah seorang warga pada Senin (15/1).
Informasi yang diperoleh menyebutkan, keempat warga yang terkena gigitan anjing
adalah Sahroni alias Kokom (51 tahun), Dedi (30), Asep Mus (33), dan Arsyi (7). Dari
keempat orang tersebut sebanyak tiga di antaranya telah mendapatkan vaksin antirabies
(VAR) dan satu orang lainnya yakni Dedi belum mendapatkannya. "Korban gigitan
anjing totalnya empat orang," ujar Kepala Dinas Peternakan (Disnak) Kabupaten
Sukabumi Irwan Karmawan kepada wartawan, Selasa (16/1).
Rinciannya, terang dia Sahroni dan Dedi digigit anjing di Kampung Lembur Sewa RT 04
RW 05 Desa Cijangkar. Sementara Asep dan Arsyi digigit anjing di Kampung Cijangkar
RT 02 RW 06.
Iwan mengagtakan, warga yang pertama kali digigit anjing adalah Sahroni pada Senin
ketika hendak menjemput istrinya di pasar. Sementara korban lainnya yakni Asep dan
Arsyi mendapatkan serangan anjing ketika berada di depan rumahnya.
Menurut Iwan, anjing yang menggigit tersebut merupakan hewan peliharaan salah
seorang warga di kampung di Desa Cijangkar. Ia menerangkan anjing yang berwarna
putih ini telah ditangkap oleh warga dan kini sudah mati.
LANJUTAN 2
Iwan menerangkan petugas di lapangan telah membawa sample kepala anjing untuk diperiksa di
laboratorium di Bogor. Hal ini lanjut dia untuk memastikan apakah hewan tersebut positif rabies
atau tidak.
Kepala Bidang Kesehatan Hewan, Kesehatan Masyarakat Veteriner, Pengolahan dan Pemasaran
Hasil Peternakan Disnak Sukabumi Winda Sri Rahayu menambahkan, sampel kepala anjing telah
dibawa ke laboratorium pada Selasa pagi. "Saat ini baru dugaan rabies dan akan dipastikan di
laboratorium," kata dia.
Di sisi lain untuk penanganan korban gigitan lanjut Iwan, ke empat korban telah diupayakan
mendapatkan VAR dari tim medis. Hasilnya kata dia tiga orang sudah diberikan VAR yakni Asep
Mus, Arsyi dan Sahroni. Sementara lanjut dia Dedi belum diberikan vaksin karena tidak ada di
rumahnya.
Kepala Puskesmas Cijangkar Lilis Ilahayati menerangkan, petugas puskesmas telah memberikan
VAR kepada warga yang digigit anjing diduga rabies. "Pengobatan untuk tindakan yang pertama
setelah di periksa adalah pemberian VAR," terang dia.
Pemberian VAR ini ungkap Lilis, dilakukan selama tiga kali. Rincannya yakni vaksin diberikan
pada saat digigit, dan diulang di hari ke-7 dan ke-21. Ia menerangkan, selama bertugas di Cijangkar
ia sudah tiga kali menangani kasus gigitan anjing diduga rabies.
Salah seorang korban gigitan anjing, Asep Mus mengatakan, anjing tersebut awalnya menggigit
anaknya Arsyi yang tengah bermain di halaman rumah. "Pada saat akan menghalau, anjing itu
malahan balik menggigit pada bagian kaki," cetus dia. Selepas itu ia bersama anaknya segera ke
rumah sakit untuk mendapatkan penanganan medis.