menyatakan bahwa suatu obat harus berinteraksi dengan suatu receptive substance (reseptor) pada jaringan untuk menghasilkan efek pada jaringan tersebut.
2. Clark (1937) menyatakan bahwa molekul
berikatan dengan reseptor-reseptor dengan kecepatan yang proporsional dengan konsentrasi obat dalam larutan dan jumlah reseptor bebas Berdasarkan penelitian dilaboratorium, Clark berpendapat bahwa jumlah reseptor yang diikat oleh obat menentukan besarnya respon jaringan terhadap obat.
Bila 50% dari seluruh reseptor ditempati obat,
maka terjadi respon yang besarnya 50% dari respon maksimal.
Respon maksimal bisa dicapai bila seluruh reseptor
diikat obat. Teori ini disebut teori “occupancy” dari Clark. Hubungan rute pemberian dengan respon Reseptor Reseptor obat adalah suatu makromolekul target khusus, berada pada permukaan sel atau intraselular, yang mengikat suatu obat dan menimbulkan kerja farmakologiknya. (obat bisa berinteraksi dengan enzim-enzim, asam nukleat, reseptor membran) Pembentukan kompleks obat reseptor menghasilkan suatu respons biologik dan besarnya respon adalah proposional dengan jumlah kompleks obat reseptor. Agonis adalah suatu obat yang dapat mengikat suatu reseptor dan menimbulkan respons. Besarnya Efek obat tersebut tergantung kepada konsentrasi nya pada tempat reseptor yang ditentukan oleh dosis obat yang diberikan dan oleh faktor-faktor khusus dari obat tersebut (kec. Absorbsi, distr, metab) Kurva respons- dosis bertingkat Efikasi Adalah respon maksimal yang dihasilkan oleh suatu obat.
Efikasi tergantung pada jumlah kompleks obat-
reseptor yang terbentuk dan efisiensi reseptor yang diaktifkan dalam menghasilkan suatu kerja selular Potensi Adalah konsentrasi dosis efektif yaitu suatu ukuran berapa banyak obat dibutuhkan untuk menghasilkan suatu respons tertentu. Makin rendah dosis yang dibutuhkan untuk suatu respons yang diberikan makin poten obat tersebut. Slope kurva dosis-respon Slope dari pada bagian tengah suatu kurva dosis respon bervariasidari satu obatke obat yang lain. Suatu slope yang curam menunjukkan bahwa suatu peningkatan dosis yang kecil menghasilkan suatu perobahan besar dalam respon. Antagonis yang reversibel 1. Kompetitif 2. Non Kompetitif 3. Agonis Partial